maaf, ada keliru simbol (B) sehingga post saya jadi kacau.
repost...
inJulia ...
Lihat lagi tulisan saya diatas!
Yang anda permasalahkan kan kalau ada vipaka, kamma mana yang mengekibatkan itu terjadi, begitu bukan ?
ya, demikian, Bro.
contoh gampangnya:
Kalau anda saya tempeleng, anda sakit ... itu vipaka anda ... sebabnya ... anda membuat sebuah alasan untuk saya tempeleng (NYATA dan TERBUKTI) ... saat saya menempeleng anda, itu cetana yang dilakukan dengan jasmani ... yang berakibat saya jadi kelihatan kasar ... itu saja ... cukup !
(perumpamaan aja yah) ...
Saya mikir dulu..... ;-)
(A)
Saya tertempeleng, adalah nyata, fakta.
Karma apa yang sudah saya lakukan sehingga membuahkan tempelengan Anda, ini yang menurut saya SULIT KITA CARI, telusuri SECARA PASTI.
***
Ataukah ini point yang hendak Bro tunjukkan:
(B)Anda menempeleng(=karma), kemudian Anda nampak kasar(=Vipaka?).
Apakah peristiwa ini bisa disebut: Bukti kebenaran Hk Karma?
Susah juga saya merespon, membantah ini. ;-)
[C]Tapi kalau Anda menempeleng, kemudian Anda dianggap jagoan, lalu diangkat jadi satpam. Apa boleh kita sebut ini juga bukti ketidakbenaran Hukum karma? Di sini karma buruk berbuah keberuntungan, seketika, sangat gamblang.
Bila di peristiwa (B) kita akui sebagai bukti, dapatkah yang [C] kita perlakukan sama, terima juga sebagi bukti ketidakbenaran Hk karma?
Bila kita katakan, kalau di [C], masih ada faktor yang kita puthujjana belum ketahui seluk beluk pastinya sampai ia diangkat jadi Satpam. Kenapa di (B) kita berani MERASA TAHU faktornya, alias HANYA MELIHAT "TEMPELENGAN" saja, mengabaikan faktor2 lainnya?
Standard ganda alias kurang fair.
Saya bertanya:
Contoh GAMPANG yang saya tulis diatas merupakan DUGAAN atau BUKTI NYATA ?
Saya tunggu jawabannya!
Dalam peristiwa, contoh yang Anda berikan, menurut saya MASIH DUGAAN.
Kita melakukan STANDARD GANDA untuk peristiwa yang kita anggap gamblang dan sederhana.
Ketika pristiwa sederhana, seketika, gamblang itu mendukung pendapat kita, kita anggap SEMUA FAKTORNYA SUDAH KITA TAHU.
Tapi ketika ada peristiwa sederhana, seketika, gamblang yang tidak mendukung pendapat kita, kita ngeles dengan menyatakan ada faktor yang belum diikut sertakan.
Dalam hal ini, bagaimana caranya kita membedakan bahwa kita
SUDAH TAHU SEMUA atau BELUM TAHU SEMUA faktor2nya, kita harus jujur, itu kita lakukan secara subyektif, bukan obyektif.
Silahkan dikomentari, Bro.
Thanks