Saya pernah mengalami kondisi sama Persis seperti bro Allucard Lloyd... Kondisi yang benar2 jernih, tenang, "bisa mengamati" namun tidak bereaksi, tidak Ada yang dipikirkan benar2 kosong....
Karena saat itu retreat meditasi 7 hari DG pembimbing, pada hari terakhir itulah yg saya rasakan....
Namun Sekarang krn sibuk, waktu pencapaian kondisi tersebut tak lg stabil...
Yg mau saya tanyakan apakah kondisi fisik waktu bermeditasi pengaruh terhadap apa yang akan dialami oleh meditator, seperti kelelahan fisik atau kesibukan sehari2....
Yg kedua idealnya kalau tiap hari latihan meditasi itu sebaiknya berapa lama ya? Saya ingin mulai tekun lagi tapi tidak bisa memastikan brp waktu untuk meditasi kadang 1/2 jam, namun kalau enak ya 2 jam lewat
Sila?? Maksudnya Sila apa ya bro... Apakah seperti Attha sila yg dikasih tahu org2 sewaktu hari upposatha??
Bagaimana kaitan antar sila Dan meditasi sehingga dapat dikatakan sila jatuh maka konsentrasi jatuh???
Oh ya bro...
Maaf nih banyak nanya. .
Kadang klo mulai meditasi koq t4 diantara 2 Alis agak tegang trus sakit... Namun klo udh memperhatikan objek meditasi berangsur2 hilang... Itu kenapa yaa???
Thanks and mohon pencerahannya
Yang pertama, kondisi jasmani jelas saja sangat mempengaruhi kondisi batin terutama utk meditator tahap awal.
Terlalu capek, pasti susah konsentrasi. Malahan gampang tertidur.
Terlalu sibuk dengan aktifitas sehari-hari, biasanya sewaktu mulai meditasi hanya tumpukan pikiran tentang pekerjaan sehari2 yang belum selesai terus berseliweran dalam batin.
Terlalu santai pun biasanya juga mengganggu. Batin biasanya melayang-layang terbang teringat kesenangan yang lalu.
Waktu ideal utk bermeditasi itu tergantung masing2 orang. Yang penting berkesinambungan jangan sampai putus. Misalnya hari ini ada acara, maka meditasinya di tunda. Atau lagi capek maka hari ini gak meditasi, besoknya baru ganti 2x lipat.
Kalo saya pribadi cocoknya minimal sejam baru puas waktu utk meditasinya.
Soal SILA, agama buddha itu agama praktek. Seperti yang buddha katakan Ehipassiko, buktikan oleh diri sendiri.
Nanti kalo anda berkesempatan ikut retreat lagi dengan pembimbing yang bagus, kemudian anda berhasil mencapai kondisi "bahagia" yg seperti pernah anda alami itu, coba aja anda langgar sila sedikit, misalnya sengaja berbohong atau ngomong besar, atau sengaja mencuri makanan sedikit. Pasti anda akan langsung merasakan batin itu drop.
Kalau anda sudah merasakan sendiri nantinya, tekun bermeditasi maka batin tenang bahagia, terus melanggar sila. Batin drop lagi.
Ulangi lagi bermeditasi. Batin bisa tenang bahagia lagi. Dan melanggar sila lagi. Batin drop lagi.
Berulang-ulang demikian halnya nanti sila itu akan otomatis menjadi bagian sikap hidup yang anda akan jaga dengan sendirinya.
Karena anda akhirnya tahu, melanggar sila = kondisi batin jatuh.
Kondisi batin jatuh = tidak bisa mencapai samadhi yang tenang.
Soal dahi yang tegang dan sakit itu hal yang wajar, itu suatu proses.
simpul di dahi anda masih tersumbat, kalo rutin latihan suatu saat simpul itu akan lancar dan anda akan merasakan kelegaan yg luar biasa nantinya.