//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MMD (Meditasi Mengenal Diri)  (Read 569360 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #180 on: 03 May 2008, 05:33:02 AM »
Komentar saya atas "keluhan" Anda: :)

1. "Lelet mikir" - Apakah itu menganggu pekerjaan Anda sehari-hari, dalam arti Anda membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari? Ataukah maksudnya tidak suka lagi mikir tentang hal-hal yang tidak perlu dipikirkan, melamun dsb, seperti dulu?

2. "Gampang lupa" - Apakah itu mengganggu pekerjaan sehari-hari, dalam arti Anda lupa menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan ke pundak Anda? Ataukah maksudnya tidak ingat lagi akan hal-hal yang memang tidak perlu diingat-ingat?

3. "Mau berada di tempat yang sepi" - Kalau Anda lebih suka berada di tempat yang ramai, ya jangan bermeditasi MMD. ;D

Kesimpulan: menurut saya, sih, semua "keluhan" itu--kalau tidak merugikan Anda dalam kehidupan sehari-hari--menunjukkan bahwa Anda memperoleh "kemajuan" dalam meditasi Anda.

Salam,
hudoyo

Offline Bahiya 21

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 3
  • Reputasi: 0
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #181 on: 03 May 2008, 10:13:51 AM »
[...] Sang Buddha bersabda:

"Kalian perlu belajar lebih banyak dalam upaya kalian mencapai Anuttara Samyak-Sambodhi [Pencerahan Sempurna Tiada Tara]. Saya telah mengajarkan cara berlatih yang benar, tapi kalian masih belum tahu sepak terjang Mara [personifikasi dari kejahatan] yang halus ketika kalian melatih samatha-vipasyana  [meditasi ketenangan-pencerahan]. ... Bila mereka muncul dan kalian tidak bisa mengenali mereka dan batin kalian tidak berada dalam keadaan yang benar, maka kalian akan jatuh ke dalam kejahatan mereka atau kejahatan kelima arus-diri kalian. Jika kalian tidak memahami jelas tentang mereka, kalian akan mengira pencuri-pencuri itu seperti anak-anak kalian sendiri. Lebih jauh lagi, kalian akan menganggap kemajuan kecil sebagai pencapaian sempurna ...
Salam kenal untuk Romo Hudoyo & Rakan Rekan sekalian,

Mohon ijinkan saya bergabung di Thread ini untuk memperdalam MMD yang sudah saya jalani sendiri di rumah.  ^:)^

Untuk posting pertama ini saya penasaran pingin tau siapa itu MARA? Dalam cerita - cerita Buddhis diceritakan MARA terus mengganggu Pangeran Sidharta yg sedang bermeditasi & seolah - olah seperti Mahluk lain.

Saya menduga MARA tidak lain adalah AKU/EGO itu sendiri. Apa begitu Romo & Rekan - Rekan? (Maaf jika saya salah).   ^:)^


Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #182 on: 03 May 2008, 10:18:03 AM »
Biar tidak :outoftopic: lebih lanjut silahkan baca di sini :
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,1468.0.html

Selanjutnya  :backtotopic:
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #183 on: 03 May 2008, 10:29:03 AM »
terima kasih atas penjelasannya.  :) _/\_

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #184 on: 03 May 2008, 11:18:27 AM »
Salam kenal untuk Romo Hudoyo & Rakan Rekan sekalian,

Mohon ijinkan saya bergabung di Thread ini untuk memperdalam MMD yang sudah saya jalani sendiri di rumah.  ^:)^
[...]

Salam kenal, Rekan Bahiya. :)

Saya tertarik akan nickname Anda: "Bahiya". ... Apakah Anda sudah membaca & memahami isi Bahiya-sutta?

Bagi saya, Bahiya-sutta dan Malunkyaputta-sutta (di mana ajaran Sang Buddha persis sama dengan di dalam Bahiya-sutta) itu adalah satu-satunya referensi yang ada di Tipitaka Pali bagi meditasi vipassana versi MMD yang saya ajarkan.

Anda melakukan sendiri MMD di rumah. ... Bagus sekali ... Anda belajar sendiri?

Salam,
hudoyo

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #185 on: 04 May 2008, 11:14:50 PM »
Salam kenal Pak Hudoyo,
Wah jadi pengen ikutan nimbrung d topik ini...
Gini lho, kenapa yah, pas saya baca n sedikit merenungkan mengenai kondisi "padam" itu, saya merasakan gejolak pikiran yah?Secara otomatis pikiran bertanya,"apakah gw mau kondisi sadar?"Ketika semua perasaan enak dan tidak enak sudah teratasi...Dan langsung pikiran membayangkan hal2 yg menyangkan...Trus, disatu pihak si pikiran bilang "agh, tapi kebahagiaan kyk gtu cma sementara n semu"..Isa tolong bantu jelaskan apakah ini

Sekedar info, saya juga jarang bermeditasi... :P Jadi, masih bnyk tetutup lumpur  nih...
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline Bahiya 21

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 3
  • Reputasi: 0
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #186 on: 05 May 2008, 11:39:42 AM »
Biar tidak :outoftopic: lebih lanjut silahkan baca di sini :
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,1468.0.html

Selanjutnya  :backtotopic:

Terima kasih Rekan Karuna Murti  _/\_

Offline Bahiya 21

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 3
  • Reputasi: 0
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #187 on: 05 May 2008, 01:55:26 PM »
Salam kenal untuk Romo Hudoyo & Rakan Rekan sekalian,

Mohon ijinkan saya bergabung di Thread ini untuk memperdalam MMD yang sudah saya jalani sendiri di rumah.  ^:)^
[...]

Salam kenal, Rekan Bahiya. :)

Saya tertarik akan nickname Anda: "Bahiya". ... Apakah Anda sudah membaca & memahami isi Bahiya-sutta?

Bagi saya, Bahiya-sutta dan Malunkyaputta-sutta (di mana ajaran Sang Buddha persis sama dengan di dalam Bahiya-sutta) itu adalah satu-satunya referensi yang ada di Tipitaka Pali bagi meditasi vipassana versi MMD yang saya ajarkan.

Anda melakukan sendiri MMD di rumah. ... Bagus sekali ... Anda belajar sendiri?

Salam,
hudoyo


Romo Hudoyo yang baik,  :)

Saya tahu Bahiya Sutta dari posting Romo di thread MMD Kaskus & jelas sudah saya baca & untuk memahaminya secara empiris rasanya belum sebab saat melihat, mendengar, mencerap, mengingat MASIH saja MUNCUL RESPON dari batin dengan tetap diamati secara pasif.

Saya terinspirasi menggunakan nickname Bahiya karena tidak perlu banyak berteori tapi langsung praktek dan bisa mencapai pencerahan. Mudah - mudahan saya bisa belajar darinya.

Saya adalah juga Pertapa X ( di Kaskus ) sudah berlatih MMD sendirian selama kurang lebih 1,5 tahun berkat bantuan, dorongan & bimbingan Romo Hudoyo dari jarak jauh ( via email ). Selain dua referensi bacaan yang dikirim ke saya, Romo juga berpesan agar saya terus mengikuti diskusi - diskusi MMD makanya tak buntutin terus ke manapun Romo pergi.  ;D

Terima kasih Romo atas bimbingannya selama ini.  :)

Salam,
Bahiya

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #188 on: 05 May 2008, 02:29:07 PM »
hehehe... ;D  Bukan orang lain, ya ... Selamat datang di thread ini, Mas Pertapa X dari Kaskus. ... Anda tinggal di Batam, kan. ... :)

Romo Hudoyo yang baik,  :)

Saya tahu Bahiya Sutta dari posting Romo di thread MMD Kaskus & jelas sudah saya baca & untuk memahaminya secara empiris rasanya belum sebab saat melihat, mendengar, mencerap, mengingat MASIH saja MUNCUL RESPON dari batin dengan tetap diamati secara pasif.

Lha iyalah, "masih muncul respons" terhadap rangsangan yang masuk melalui pancaindra & ingatan itu tandanya kita masih puthujjana (belum terbebaskan sempurna). ... Kan Sang Buddha bilang pada Bahiya: "Bahiya, kalau kamu bisa berada dalam keadaan itu, maka kamu tidak ada lagi, dan itulah, hanya itulah, akhir dari dukkha." Artinya kalau tidak muncul lagi respons, berarti kita sudah arahat, ya. :) ... Sekarang kan masih belum. ...


Quote
Saya terinspirasi menggunakan nickname Bahiya karena tidak perlu banyak berteori tapi langsung praktek dan bisa mencapai pencerahan. Mudah - mudahan saya bisa belajar darinya.

Justru karena alasan itulah saya tidak lagi menggunakan Mahasatipatthana-sutta, Anapanasati-sutta dll dalam melakukan & mengajarkan vipassana. Maka jadilah vipassana versi MMD.

Kata sebuah sutra Mahayana (entah lupa namanya), seorang pemeditasi yang membawa-bawa pengetahuan kitab suci ke dalam latihan meditasinya, adalah ibarat seekor sapi yang memikul sekeranjang kitab suci di punggungnya, tanpa memperoleh manfaatnya. ;D ... Manfaat kitab suci hanyalah untuk menjadi Sarjana Agama Buddha, Doktor Abhidhamma, dsb, tapi tidak mencerahkan. :)


Quote
Saya adalah juga Pertapa X ( di Kaskus ) sudah berlatih MMD sendirian selama kurang lebih 1,5 tahun berkat bantuan, dorongan & bimbingan Romo Hudoyo dari jarak jauh ( via email ). Selain dua referensi bacaan yang dikirim ke saya, Romo juga berpesan agar saya terus mengikuti diskusi - diskusi MMD makanya tak buntutin terus ke manapun Romo pergi.  ;D

Terima kasih Romo atas bimbingannya selama ini.  :)

Salam,
Bahiya

Saya ikut berbahagia mendengar bahwa Anda mendapat manfaat dari MMD. ... Teruskan, teruskan latihan Anda. :)

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 05 May 2008, 02:45:25 PM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #189 on: 05 May 2008, 03:45:34 PM »
Dari:  > Forum: Supranatural > Subforum: Spiritual > Thread: MMD

"Tidak bernapas" dalam meditasi ...

Quote from: lelettoa
eyang semar, mohon petunjuknya, mulai tadi pagi saya belajar praktek MMD, otodidak aja, lha wong gurunya cuma ketemu di kaskus, beberapa hal yang pengen saya sampaiken :

1. Di artikel meditasi petunjuk pelaksanaan (dpt dari milis), saya membaca instruksi kalo setiap gerak kita harus mencatat dalam batin, misal mau menelan ludah, kita catat "berniat" dulu, baru ketika menelan baru dicatat "menelan", nah, yang bisa saya catat kok cuma menelannya saja ya? sedang berniatnya kok ndak terasa, maksudnya, apa "berniat" menelan itu juga bisa kita rasakan?

Mohon maaf, buklet "Meditasi Petunjuk Pelaksanaan" itu adalah metode vipassana versi Mahasi Sayadaw yang dulu saya ajarkan, tetapi sekarang sudah saya tinggalkan. Mohon jangan pakai buku itu lagi.

Dalam MMD yang saya ajarkan sekarang, TIDAK ADA LAGI PENCATATAN (labeling, naming) terhadap segala fenomena jasmani & batin yang teramati, karena pencatatan adalah gerak pikiran lagi.

Sebagai ganti dari "Meditasi Petunjuk Pelaksanaan" itu, gunakanlah kata-kata Sang Buddha sendiri dari Bahiya-sutta:

"Bahiya, beradalah dalam keadaan ini: dalam apa yang terlihat hanya ada yang terlihat, dalam apa yang terdengar hanya ada yang terdengar, dalam apa yang tercerap (oleh ketiga indra yang lain) hanya ada yang tercerap, dalam apa yang muncul dalam batin sebagai ingatan hanya ada ingatan. Kalau kamu bisa berada dalam keadaan itu, maka kamu tidak ada lagi; dan itulah, hanya itulah, akhir dari dukkha [nirwana, pemadaman, pembebasan]."

Seperti Anda katakan, fenomena jasmani sifatnya lebih kasar dan lebih jelas terlihat daripada fenomena batin. 'Menelan ludah' terlihat jelas, sedangkan 'niat menelan ludah' sering kali terlewat tidak teramati. Begitu juga 'menepuk nyamuk yg menggigit pipi' jauh lebih mudah teramati, sedangkan 'niat menepuk nyamuk' (yang memang ada sebelum orang menggerakkan tangannya) sering kali tidak terlihat.

Tidak terlihatnya fenomena batin yang halus-halus adalah wajar bagi seorang pemula. Dengan bertambah "mahir"-nya MMD, nanti yang halus-halus itu (niat, keinginan, kekecewaan, ketidaksenangan dsb) akan teramati dengan jelas. - Misalnya, ketika ada nyamuk menggigit, niat menepuk itu akan teramati jelas, sehingga orang berhenti, tidak jadi menepuk, dan alih-alih menggerakkan tangan mengusir pergi saja.


Quote
2. Ketika mulai meditasi sambil duduk, apa saja perubahan aktifitas yang biasa terjadi? perasaan saya, kok saya jadi sering nelen ludah sama nahan (maaf) kentut, sedang kalo lagi duduk biasa ga ada tuh.

Semua aktivitas yang dirasakan sebagai berubah itu mungkin memang benar-benar berubah frekuensinya, atau mungkin juga cuma perasaan saja, karena lebih teliti diamati. Kalau berubah frekuensinya, mungkin salah satu penyebabnya ialah adanya sedikit 'ketegangan' dalam mengamati. Cobalah sadari ada-tidaknya ketegangan itu; seharusnya ketegangan itu mereda, dan 'mengamati' itu menjadi sangat alamiah, tanpa usaha, tanpa diniati, jadi tanpa ketegangan. Ini bisa dicapai dengan mengamati 'keinginan untuk mengamati' itu sendiri.


Quote
3. Ini yang paling membuat bingung, setelah beberapa lama meditasi (sekitar 1 jam), tiba2 saya merasa nafas saya berhenti, kayak kalo kita berada didalam aer, pertama saya merasakan itu saya bisa kembali bernafas, +15 menit kemudian, nafasnya sesak lagi, tapi bisa balik lagi, dan yang terakhir nafas saya lama sekali ga balik2, sampe pandangan mata saya gelap (padahal udah merem, hehehe), tapi untungnya masih bisa balik, habis itu saya buka mata dan ga berani nerusin, takut kenapa2, udah jam 2 malem sih, kira2 kenapa itu eyang? apa hal yang normal?

segitu dulu eyang, maaf pertanyaannya borongan, mohon pencerahannya :D

"Lama sekali gak balik2" itu berapa lama? ... Kalau lebih dari 1 menit kan orang bisa pingsan, kalau memang benar-benar tidak bernapas. ... :)

Yang sering terjadi ialah: ketika batin mulai reda, maka napas pun menjadi halus ... bisa sangat halus sehingga tidak terasa lagi gerak otot-otot pernapasan. Ini yang memberi kesan "tidak bernapas", padahal sebenarnya masih tetap ada napas. Kalau ini yang terjadi, tidak ada yang perlu ditakutkan; bahkan sebaliknya, itu tanda bahwa meditasi mengalami "kemajuan". Anda bisa "tidak bernapas" selama bermenit-menit, berjam-jam, dengan batin yang amat hening.

Tapi bisa juga terjadi, "tidak bernapas" itu tanda dari ketegangan di atas, karena Anda berupaya keras untuk "mengamati" batin Anda. ... Kalau ini terjadi, maka biasanya napas itu kembali dengan tersengal-sengal, seperti orang kehabisan napas, ketika baru keluar dari menyelam ke dalam air, seperti Anda katakan.

Jadi, bedakan sendiri, "tidak bernapas" yang mana yang Anda alami. ... Kalau yang pertama, biarkan saja ... itu tanda "kemajuan". ... Kalau yang kedua, coba sadari adanya ketegangan itu. ... Nanti kan ada perbaikan sendiri.

Selamat mencoba dan berlatih terus.

Salam,
semar

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #190 on: 06 May 2008, 07:00:53 AM »
"AKU SEJATI" vs. 'AKU'

Dari: Emi Sastra [emi_sastra [at] yahoo.com]

Pak Hudoyo,

Kelihatannya Pak Hudoyo juga memakai kacamata walaupun berbeda dengan kacamata saya. Jadi saya juga tidak ingin membahas lebih lanjut dengan komentar saya sebelumnya.

Mungkin setelah membaca kembali Kisah Bernadette, saya akan keep sendiri supaya kacamata saya tidak dicoba
untuk dipakaikan orang lain karena sangat mungkin tidak cocok.

Namun karena Pak Hudoyo banyak memahami masalah "Aku", maka saya ada beberapa pertanyaan:

1. Pada sutra Suranggama, saya membaca : "Di Sutra Mahaparinibbana, Buddha mengatakan bahwa empat
karakteristik Nirvana adalah kekekalan, kebahagiaan, Aku Sejati, dan kesucian. "Aku Sejati" yang dimaksud
di sini bukanlah pengertian "Aku", pun bukan "Tanpa Aku". Aku Sejati yang melampaui "Aku" dan "Bukan Aku".
Jadi apa "Aku Sejati" itu yang melampaui "Aku" dan "Bukan Aku"?

2. Apa yang dimaksud dengan Bhuta-tathata"?

Terima kasih sebelumnya.

========================
HUDOYO:

Quote
> Kelihatannya Pak Hudoyo juga memakai kacamata walaupun berbeda dengan kacamata saya.

Jangan menyamakan orang lain dengan diri sendiri. :) ... Bisa ditunjukkan seperti apa “kacamata” yang saya pakai?

Yang saya maksud dengan “kacamata” adalah ajaran/sudut pandang/kepercayaan tertentu yang sudah dianut sebelumnya dan mewarnai penafsiran dan kesimpulan seseorang dalam memikir tentang hal-hal yang mengatasi pengalaman sehari-hari.

Saya telah mencoba mengidentifikasikan, “kacamata” yang Anda pakai dalam membaca buku Bernadette Roberts beserta komentar saya:
1. Ada Tuhan - "The Unknown" dari BR disamakannya dengan Tuhan, padahal Lao Tzu berkata, "Tao yang bisa DISEBUT bukanlah Tao."
2. Ada Aku - Aku ini yang tahu bahwa "Aku tanpa aku", sehingga dengan demikian MENJUNGKIRBALIKKAN apa yang dituturkan oleh BR sendiri.
3. Pengalaman BR berbeda dengan pengalaman Buddha - seolah-olah Rekan Emi tahu betul pengalaman BR maupun pengalaman Buddha itu sendiri.
4. Punya asumsi khusus tentang hubungan Tuhan dan alam semesta: Tuhan ada di dalam alam semesta – sebagaimana diajarkan oleh agama-agama.
5. Punya asumsi khusus tentang hubungan Tuhan dan manusia: Tuhan bicara dalam hati manusia – sebagaimana diajarkan oleh agama-agama.


Quote
> 1. Pada sutra Suranggama, saya membaca : "Di Sutra Mahaparinibbana, Buddha mengatakan bahwa empat karakteristik Nirvana adalah kekekalan, kebahagiaan, Aku Sejati, dan kesucian. […]
> 2. Apa yang dimaksud dengan Bhuta-tathata"?

Inilah contoh nyata “kacamata” yang saya maksud: suatu ajaran agama tertentu yang dipegang erat-erat dan mewarnai setiap pemikiran tentang masalah yang mengatasi pengalaman sehari-hari.

Karena saya sudah tidak menggunakan “kacamata” apa pun—entah “kacamata” Mahayana, entah “kacamata” Theravada—maka, maaf, saya tidak bisa melayani Anda dalam hal ini.

Bagi saya, yang paling penting adalah kata Sang Buddha, bahwa dalam diri seorang yang belum bebas, selalu ada pikiran ‘INI AKU, INI MILIKKU, INI DIRI/ROH-KU’, sedangkan dalam diri seorang yang telah bebas, SAMA SEKALI TIDAK ADA LAGI PIKIRAN SEPERTI ITU. – Ini sama sekali BUKAN “kacamata” (ajaran/pandangan), melainkan FAKTA yang bisa dibuktikan dalam meditasi vipassana/MMD. … 

Bagaimana pengalaman Anda mengikuti retret MMD baru-baru ini? :) … Mungkin Rekan Ian tidak tepat mengajak Anda mengikuti retret MMD, bukan? ... Saya rasa MMD tidak cocok untuk Anda. ;D


Quote
> "Aku Sejati" yang dimaksud di sini bukanlah pengertian "Aku", pun bukan "Tanpa Aku". Aku Sejati yang melampaui "Aku" dan "Bukan Aku". Jadi apa "Aku Sejati" itu yang melampaui "Aku" dan "Bukan Aku"?

Nah, di sini Anda menyentuh satu kebenaran tertinggi, tetapi karena Anda masih punya ‘Aku’ yang kuat, Anda tidak bisa memahaminya secara aktual, melainkan hanya mengerti secara teoretis; ini terbukti dari masih tebalnya “kacamata” yang Anda pakai.

Memang ada SESUATU yang mengatasi diri/aku yang individual ini. Ini dikatakan oleh Buddha dalam salah satu kitab Theravada, Udana: “Para bhikkhu, ada sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak terbentuk, bukan individu (makhluk), tidak terkondisi.”

Sesuatu itu dalam Mahayana disebut Dharmakaya (atau dengan beberapa nama lain), dalam Hinduisme disebut Brahman – dengan demikian ini sudah menjadi ajaran yang SPESIFIK.  Padahal Lao Tze mengajarkan: “Tao yang bisa disebut BUKANLAH Tao.”

Nah, masalahnya ialah semua itu hanya bisa dipahami secara teoretis oleh manusia yang masih punya ‘Aku’ dan masih pakai “kacamata” tebal. Untuk merealisasikan itu secara aktual, si ‘Aku’ ini harus runtuh lebih dulu, dengan kata lain harus tercapai batin tanpa-Aku.

Batin tanpa-Aku tidak bisa dicapai dengan belajar kitab suci, dengan menghafalkan “Aku Sejati”, atau menghafalkan “Tanpa-Aku”, melainkan dengan meditasi mengamati badan & batin yang menjadi sandaran bagi si Aku ini, dengan kata lain, dengan meditasi vipasyana/MMD.

Tanpa lenyapnya ‘Aku’ lebih dulu, tidak mungkin orang memahami secara aktual apa itu Dharmakaya, apa itu Brahman, apa itu Tao; tidak mungkin orang memahami keadaan itu, di mana tidak ada lagi ajaran ‘Tanpa-Aku’, dan tidak ada lagi ‘Aku’ yang selama ini selalu bersemayam dalam batin manusia.

Sebagai AJARAN, ‘anatta’ (tanpa-aku) memang masih terletak di level relativitas, level intelektual, tapi sebagai AKTUALITA ‘anatta’ itu harus ditembus dulu oleh semua orang yang masih punya ‘aku’, untuk sampai kepada batin yang mengatasi semua ajaran. Tidak mungkin orang sampai pada SESUATU yang disebut dalam Udana, tanpa runtuhnya ‘aku’-nya lebih dulu.

Apalagi mengatakan “Aku Sejati”, tanpa lenyapnya ‘Aku’, itu cuma HAFALAN yang tidak ada gunanya. Itulah “kacamata” tebal yang Anda pakai.

Bisa ditunjukkan dengan tepat, di mana dalam Sutra Surangama atau Sutra Mahaparinirvana Buddha mengatakan bahwa "Nirvana adalah …. Aku Sejati …”.? Saya kok kurang yakin, karena saya belajar bahwa seluruh aliran yang ada dalam Mahayana semuanya mengajarkan Anatman (tanpa-aku) dan Sunyata.

Salam,
Hudoyo
« Last Edit: 06 May 2008, 07:15:35 AM by hudoyo »

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #191 on: 07 May 2008, 01:20:20 AM »
Pak Hud, mo nanya, kan bapak ngajarin MMD tanpa memandang batas agama, trus gmn cara bapak ngajarin MMD k org yg beragama lain?Apakah masih menggunakan pendekatan Buddhis?
Setahu saya sih, di agama K jg  ada semacam "meditasi" , cma beda istilah dan objek...
Trus, setelah belajar MMD, bgmn tanggapan mereka??
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #192 on: 07 May 2008, 07:23:46 AM »
hehe... ;D

Rekan Edward, cara saya mengajar vipassana/MMD ke orang non-Buddhis sama saja dengan ke orang Buddhis. Bagaimana? ... Yang penting, tinggalkan semua ajaran agama yang pernah dipelajari sejak kecil selama berlatih meditasi.

Ini juga berlaku untuk mereka yang Buddhis. Tinggalkan semua ajaran Buddha-Dhamma, apalagi Abhidhamma, selama berlatih vipassana/MMD. ... Mempraktekkan vipassana/MMD tidak perlu menggunakan hafalan Buddha-Dhamma; itu malah menjadi beban yang tidak perlu, yang tanpa disadari dipikul ke sana ke mari.

*****

Betul di agama Keristen, terutama Katholik, juga ada meditasi, tetapi meditasinya semuanya tergolong renungan (kontemplasi) atau samatha-bhavana, seperti: kontemplasi pada kehidupan Yesus, konsentrasi pada kata-kata, misalnya "Ma-ra-na-tha" bersama napas.

Anda bisa lihat di internet di situs WCCM (World Community for Christian Meditation). Saya pernah diajak mengikuti retret 1 hari yang diadakan oleh pemimpin WCCM dari London, Romo Lawrence Feeman, di Cipanas.

Anda juga bisa membuka situs internet dengan kata kunci "centering prayer" dari Romo Thomas Keating di Amerika.

*****

Tanggapan teman-teman Keristen terhadap vipassana/MMD? ... Pada umumnya sangat positif. ... Pada Lebaran yang lalu ada seorang pastor Katholik dari Klender menjalankan MMD sendirian selama seminggu penuh di pertapaan Katholik Cikanyere (Cipanas) dengan bimbingan saya; dua kali saya datang ke sana khusus untuk memimbingnya. ...

Dalam salah satu diskusi, beliau menyatakan secara berkelakar: "Wah, Pak Hud ... setelah saya mengenali pikiran dengan vipassana/MMD, ternyata khotbah-khotbah yang saya siapkan setiap minggu untuk umat di gereja itu bohong semua, ya ..." ;D Kami tertawa terbahak-bahak. ... Saya menjawab: "Bukan begitu, Romo. Agama itu kan di level pikiran. Di level itu, orang bisa dan harus memilih, mau jadi Katholik, jadi Buddhis, jadi ateis, jadi apa pun ..."

Nah, para Romo Pandita dan Bhante yang suka berkhotbah Dhamma seyogyanya juga bisa merenungkan, berapa banyak dari khotbah-khotbah Anda tidak datang dari pengalaman batin sendiri, melainkan cuma sekadar teori?

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 07 May 2008, 07:30:02 AM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #193 on: 07 May 2008, 07:27:21 AM »
OOT: Tombol 'Notify' di Forum Diskusi ini rupanya tidak berfungsi ya?

Saya tekan tombol 'Notify' untuk beberapa topik, tapi tidak satu pun notification saya terima, padahal yang menanggapi sudah seabrek-abrek. :D

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #194 on: 07 May 2008, 07:45:45 AM »
[Posting ini ditulis oleh Andi Cahya, 26 tahun, di > Forum: Supranatural > Subforum: Spiritual > Thread: Life-tuality. Bulan lalu Rekan Andi mengikuti retret MMD untuk pertama kali dalam hidupnya di Cipanas. Teman-teman yang berminat bisa mengunjungi thread itu untuk membaca tulisan-tulisannya yang lain.]

LUAR BIASA <komentar>

hmm.. hari ini, mari kita bicarakan hal yang sangat indah!
hehehe... mari kita bahas kematian ;D

-saya saat ini begitu tergila-gila dengan yang namanya kematian..
-kematian bagi saya adalah guru.. hanya bersentuhan dengan kematian, dapat merubah seluruh hidup saya.. hanya mendekati kematian.. saya berangsur-angsur menyadari hidup.. dan hidup..
-tujuan saya hidup adalah untuk menikmati kematian..
---------------------------------
-hehehehe... lalu kenapa saya tidak bunuh diri?
-hmm.. kematian pasti akan datang.. bahkan saat ini pun, kematian "SEDANG" menghampiri saya.. hanya masalah waktu.. mengapa tidak bersabar? hmm.. yang saya nantikan, adalah sang kekasih.. kerinduan ini begitu indah.. saya menikmati kerinduan ini agar ketika waktunya nanti bertemu.. sang kematian dapat saya peluk dengan seluruh kerinduan yang ada..
-saat kita dilahirkan.. saat itulah kematian menghampiri diri ini.. sebelum pikiran ini terbentuk, kekasih telah melakukan perjalanan menjemput diri ini ;D
-alasan lain, kenapa saya tidak bunuh diri.. karena bunuh diri pun bukan berarti mati ;D bunuh diri hanya sebagian dari mati..
-kita hidup dengan sendiri nya.. lahir dengan sendirinya.. tanpa ada usaha apapun dari diri kita.. begitu juga dengan kematian.. hehehe.. terjadi dengan sendirinya.. tanpa ada usaha apapun dari diri kita.
-justru, bunuh diri hanya menunda kematian.. bagi yang mempercayai konsep reinkarnasi tentu akan mengerti hal ini.. bahwa walaupun tubuh kita telah mati.. keinginan kita masih berkeliaran.. dan.. hehehe... hidup lagih..
-begini begini.. intinya.. bagai mana kita bisa mati kalau kita belum hidup? bagai mana mungkin bisa merasakan mati bila belum merasakan hidup.. dan hanya yang hidup yang bisa mengalami mati ;D
-hidup sepenuhnya.. maka kita akan mati sepenuhnya.. kita takut akan kematian karena ada bagian diri kita yang mengatakan "kita belum hidup"...
-selama ini yang kita lakukan adalah bersiap siap untuk hidup.. saya baru hidup kalau sudah jadi orang kaya.. saya baru hidup kalau menjadi orang keren.. saya baru hidup kalau sudah tercerahkan ;D
-inilah yang jadi masalah.. terlalu banyak syarat untuk hidup.. padahal.. hidup tidak butuh apapun.. simple.. just be here and now.. hanya berada disini saat ini.. hehehe..
----------------------------------
-kematian adalah bagian dari hidup.. dan nirvana.. adalah salah satu sisi dari kematian.. mati-nya "aku".. yang perlu disadari bahwa nirvana pun adalah bagian dari hidup..
-bila dikatakan, bahwa mereka yang egonya belum mati.. maka belum hidup.. maka jangan di artikan bahwa untuk hidup dibutuhkan mati.. bahwa syarat untuk hidup adalah mati..
-jangan diartikan kita harus mati dulu baru mulai hidup..
-justru hanya dengan hidup lah kematian dapat di lalui.. mulai dari hidup dan tepat saat kita hidup, saat itu lah kita akan mati.. karena hidup dan mati sebenarnya adalah satu dan tak terpisahkan..
-hmm.. bila untuk merasakan hidup dibutuhkan pencerahan.. dibutuhkan kosong.. dibutuhkan nirvana.. maka, hidup akan menjadi impian.. akan menjadi cita-cita.. akan menjadi masa depan.. akan menjadi ilusi.. dan apabila itu terjadi maka nirvana akan menjadi mimpi buruk terakhir..
-mati akan menjadi penghalang kita untuk hidup.. pencerahan akan menjadi penghalang untuk hidup.. pencerahan akan menjadi pengejaran yang tak akan pernah berakhir..
-EGO, akan bersemayam di cita cita.. keheningan menjadi sebuah tujuan.. akan menjadi sebuah KEINGINAN.. dan keinginan ini tidak akan pernah terwujud, karena keheningan hanya dapat terjadi saat kita tidak menginginkan apapun..
----------------------------------
-dalam kematian terdapat kebijaksanaan.. yang tak dapat diungkapkan melalui kata-kata.. hanya dapat dialami.. ;D
-karena itu membicarakan kematian tidak berguna.. keindahan mawar, akan menjadi dangkal bila hanya diungkapkan melaui kata-kata.. anda harus melihatnya sendiri.. anda harus merasakannya sendiri.. hehehe...
-mereka yang beruntung, merasakan dekat dengan kematian.. dapat menjadi sangat bijaksana.. tapi tidak semua orang dapat merasakan dekat dengan mati ;D
-karena itu saya saat ini saya ingin berbagi sedikit permainan ;D
-hehehe... melakukan permainan ini.. butuh keberanian.. hmm.. dan mungkin hanya orang gila seperti saya yang berani melakukannya..
-heuheueheuheu...
-cara bermain nya:
1.okey.. ambil kalender.. terus lihat lah dua bulan lagi.. pilih tanggal yang paling anda sukai.. yang paling berarti bagi anda.. pilihlah tangal ini dengan sebaik-baiknya.. harus benar benar bermakna untuk anda.. karena pada tanggal itu.. sesuatu yang besar akan terjadi..
hehehe.. tanggal yang anda pilih adalah tanggal kematian anda ;D jadi hal yang pertama anda lakukan adalah MEMILIH dan MENENTUKAN kapan anda akan mati!
-jangan lupa tentukan juga jam dan menit kapan anda akan mati ;D saran saya sih, pilih jam dimana anda bisa sendirian dengan tenang.. atau jam 11 malam keatas.. hehehe... kalau proses kematian anda terganggu khan sayang ;D
2.heuehuehu... langkah berikutnya.. hayati kematian yang akan datang tersebut.. setiap saat.. setiap hari.. ingatlah berapa lama lagi anda akan hidup.. mulai lah menghitung mundur kematian anda se-sering mungkin.. ratusan kali dalam sehari.. ;D
3.kematian ini harus rahasia.. jangan beritahu siapapun.. dan tetap lakukan kegiatan apapun seperti biasa.. lakukan semua kegiatan anda dengan KESADARAN BAHWA ANDA AKAN MATI 2 BULAN LAGI.. dan makin lama makin dekat.. makin dekat.. hehehehe...
4.bila tiba saat yang ditentukan.. jalani lah kematian tersebut.. dan saat itu santai.. rileks.. (jangan jadi azab ilahi).. jadikan kematian anda kematian paling indah.. (mati ala orang tercerahkan atau para bijak) persiapkan sebaik mungkin.. mandi lah dulu.. sambutlah kematian dengan cinta.. bernafaslah dengan lambat dan lembut.. dan nantikan atau saksikan kematian datang pada anda dengan sendirinya tanpa usaha apapun dari anda ;D
------------------------------------------
-heuehuehuehu... pada minggu minggu awal.. pikiran anda akan menyangkal bahwa anda akan mati pada tanggal yang ditentukan.. dan akan terus mengatakan bahwa ini hanya lah permainan.. its okey.. gpp.. kalau anda menghayati dengan baik.. dan rajin mengingat dan menghitung mundur.. perlahan lahan.. pikiran anda akan mulai percaya bahwa anda akan mati (aneh ya ;D)..
-tugas anda hanya meyakinkan diri anda sendiri bahwa anda akan mati pada tanggal yang ditentukan.. pokonya semakin yakin semakin asyik.. ;D
-oiya.. saat anda berhasil meyakinkan pikiran anda.. maka saat itu.. anda akan merasakan takut yang luar biasa.. dan ingin berhenti bermain.. ;D hehehe... saat ini, permainan justru baru saja dimulai..
-hari demi hari.. akan menjadi sangat berharga.. saat itu, anda akan melihat bahwa semua keinginan adalah ilusi.. seluruh ambisi.. ego.. akan keluar.. dan anda akan melihat betapa tidak bergunanya EGO.. betapa ego membuat anda menderita..
-saat itu ikatan-ikatan yang selama ini membelenggu anda akan terlihat.. anda akan menyadari siapa diri anda ;D
-saat itu anda akan menjadi diri anda apa adanya... hehehe terima lah apa adanya.. toch sebentar lagi anda akan mati ;D saat itu satu satu nya yang bisa anda lakukan hanya hidup.. menikmati hari hari terakhir dari hidup anda..
-bila semuanya dihayati dengan sepenuh jiwa dan raga.. hidup akan memperlihatkan dirinya pada anda ;D
---------------------------------------------
-hmmm... oiyah.. ada satu lagi yang perlu di beritahukan ;D hehehe... saya tidak bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi pada anda karena melakuan permainan diatas.. karena umur siapa sih yang tau.. hehehe... BISA JUGA ANDA MATI BENERAN.. atau jadi gila..
-jadi sebelum melakukan permainan ini.. hendaknya anda pikirkan matang-matang..
-saya sebenarnya agak segan berbagi permainan ini.. tapi.. satu-satunya cara untuk berbagi rasa tentang kematian adalah dengan mengalaminya sendiri.. dan permainan diatas, walaupun mengandung resiko.. tapi merupakan cara yang paling aman, dibandingkan dengan cara lainnya ;D
-selama dua bulan permainan diatas dilakukan.. anda boleh selalu curhat di thread ini..
-beranikah anda menatap kematian yang merupakan bagian dari hidup?
-beranikah anda mendekati "sesuatu" yang PASTI akan terjadi?
-------------------------------------
-semua keinginan itu hilang akan hilang bukan karena dibunuh.. bukan karena ditahan.. bukan karena di hipnotis.. bukan karena di acuhkan.. semua keinginan itu hilang karena pengertian yang mendalam bahwa "semua keinginan itu adalah sia-sia"
-saat kita sadar bahwa kita tidak butuh keinginan.. saat kita sadar bahwa keinginan itu keterikatan.. saat kita sadar keinginan itu merupakan beban.. saat itu keinginan "TERLEPAS" dengan sendirinya.. tanpa usaha apapun..
-dan ke sia-sia an keinginan ini akan terlihat bila kita mendekati kematian..
-hmm.. sebenarnya, banyak pengetahuan yang bisa didapat dari pengalaman mendekati kematian.. tapi bila saya bicarakan disini.. hanya akan menjadi timbunan pengetahuan tanpa makna.. pengetahuan harus berasal dari diri anda sendiri.. agar dapat bermakna.. agar dapat menjadi kesadaran..
--------------------------------------
-hehehe... selamat bermain ;D dan titip salam untuk malaikat pencabut nyawa!!


madman.
« Last Edit: 07 May 2008, 12:43:25 PM by hudoyo »