At Bro Kainyn
Jadi sebaiknya bagaimana tindakan kita sebagai umat Buddha dalam menyikapi hal2 yang demikian ?
Mohon nasehat dan bimbingannya
Saya sih belum pantas memberikan bimbingan, mungkin harus tanya para Bhikkhu/Bhikshu yang anda rasa cocok.
Tetapi kalau saya memilih tidak mencampur-aduk keagamaan dengan sosial-politik dalam masyarakat. Hal begini 'kan kita tidak tahu apakah ada "otak" di belakang hal ini yang mau memprovokasi, mengadu domba dan sebagainya. Kalau umat Buddha sebegitu gampangnya "digerakkan", sungguh berbahaya.
Biarlah yang punya akses untuk mengurus secara hukum, mengurusnya secara hukum juga. Walaupun kalah, tidak usah pusing karena memang politik adalah demikian.
Sementara kita sendiri tidak perlu panas hati merasa ini adalah "penodaan", "penghinaan", atau "pelecehan". Buddha tidak mengajarkan demikian, bukan? Kebetulan beberapa saat lalu saya baca Mahaparinibbana Sutta dan ada kisah ketika Buddha akan Parinibbana, ada hujan bunga-bunga surgawi, nyanyian para dewa terdengar dan bunga yang sebelum musimnya mekar. Buddha mengatakan belum pernah ada penghormatan seperti itu,
tetapi Bhikkhu, Bhikkhuni, Upasaka, Upasika mana pun yang mempraktikkan jalan Dhamma dengan sungguh-sungguh, ia telah memberikan penghormatan yang paling tinggi kepada Tathagata.
Nah, mau demo, mau ribut2, mau diam, atau menjalankan dhamma, silahkan pilih yang paling cocok.