//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: [ASK] Pertikaian, perpecahan, dan konflik antar organisasi Buddhis di nusantara  (Read 69376 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
MAGABUDHI Cabut, Walubi Kalang-kabut

 

BuddhistOnline.com - Kembali MAGABUDHI beraksi dengan 'ilmu layang-layang'-nya. Setelah setahun lebih hanya bertarik-ulur saja, akhirnya 'benang' yang menghubungkan MAGABUDHI dengan WALUBI diputus juga. Melalui suratnya bernomor 432/MT-PP/KSJ/III/2000, Majelis Agama Buddha Theravãda Indonesia itu secara resmi menyatakan keluar dari WALUBI sejak tanggal 20 Maret 2000.

Ada sejumlah penyebab yang melatari keluarnya MAGABUDHI dari WALUBI (Perwakilan Umat Buddha Indonesia). Dalam lampirannya, MAGABUDHI menganggap DPP WALUBI telah melanggar prinsip non intervensi, seperti yang tercantum dalam Anggaran Dasar WALUBI, pada vihãra-vihãra Theravãda. Selain itu, menurut MAGABUDHI, DPP WALUBI telah dan tetap melanggar Anggaran Dasar WALUBI Pasal 21 dengan menempatkan Bhikkhu asing dalam Dewan Sangha WALUBI meskipun telah ditolak oleh MAGABUDHI sesuai haknya sebagai anggota.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam menguatkan keputusan hengkang itu adalah adanya kebijakan dari Presiden Gus Dur bahwa pemerintah akan melayani semua organisasi keagamaan secara sama. Di samping itu, sebenarnya hasil Sarasehan MAGABUDHI se Jawa, Bali, dan Lampung 11 Maret 2000 telah mendesak PP MAGABUDHI agar segera memutuskan keanggotaan di WALUBI agar tidak membingungkan pengurus dan anggota MAGABUDHI di daerah-daerah. Terakhir, Rapat PP MAGABUDHI yang diadakan pada 19 Maret 2000 di Vihãra Jakarta Dhammacakka Jaya, Jakarta secara bulat memutuskan untuk keluar dari keanggotaan WALUBI.

Surat keputusan yang ditandatangani oleh Ketua Umum Herman S. Endro, S.H. dan Sekretaris Jendral Ir. Ariya Chandra itu juga memerintahkan agar semua anggota MAGABUDHI, baik di pusat, daerah, dan cabang, yang memegang jabatan pengurus di WALUBI agar melepaskan jabatan mereka itu.

Keputusan itu segera ditindaklanjuti oleh masing-masing Pengurus Daerah MAGABUDHI. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh PD MAGABUDHI Jawa Tengah dengan menerbitkan surat No. 029/PD/MGB-JTG/III/2000 yang isinya menarik seluruh anggotanya yang ada di WALUBI. Hasilnya, sejumlah anggota PD MAGABUDHI Jawa Tengah yang mempunyai jabatan di WALUBI Jawa Tengah melepaskan keanggotaan dan jabatannya di WALUBI.

Nampaknya keputusan yang terkesan mendadak itu cukup membuat kalang-kabut pihak WALUBI. Setidaknya seperti yang terjadi di Jawa Tengah. Beberapa hari setelah keputusan itu diterima, DPD WALUBI Jawa Tengah buru-buru mengirim surat kepada sejumlah mantan pengurusnya yang menjadi anggota MAGABUDHI. Dalam surat yang ditandatangani oleh Ketua DPD WALUBI JATENG David Herman Jaya itu, mereka menawarkan agar para anggota MAGABUDHI itu tetap duduk sebagai pengurus DPD WALUBI JATENG, baik di tingkat I maupun tingkat II.

Konon, DPD WALUBI JATENG kuatir adanya pengunduran diri sejumlah pengurusnya yang berasal dari MAGABUDHI itu bakal mengganggu pelaksanaan Peringatan Hari Tri Suci Waisak 2544/2000 di Candi Borobudur. Karena beberapa diantaranya masuk dalam susunan panitia acara tersebut. Seharusnya pihak WALUBI tidak perlu kuatir kalau memang itu masalahnya. Karena menurut sumber di PC MAGABUDHI Semarang, anggota MAGABUDHI yang berpotensi duduk dalam Panitia Waisak 2544/2000 di Candi Borobudur telah diberi toleransi oleh PP MAGABUDHI.

Sedangkan mengenai tawaran untuk tetap duduk dalam kepengurusan DPD WALUBI, secara halus hal itu ditolak oleh para pengurus PD MAGABUDHI JATENG maupun PC MAGABUDHI Semarang. "Dengan menyesal kami minta pengertiannya bahwa kami tidak dapat tetap duduk dalam kepengurusan DPD WALUBI," ujar Pandita D. Henry Basuki, Ketua PC MAGABUDHI Semarang yang sempat duduk sebagai Wakil Ketua III DPD WALUBI JATENG.

Sementara itu, hingga saat ini, belum diperoleh kabar bagaimana tindakan MAGABUDHI selanjutnya usai keluar dari WALUBI. Masih tidak jelas dengan organisasi mana MAGABUDHI akan bergabung dan 'bermain layang-layang' lagi. Mudah-mudahan yang terjadi bukan "lepas dari mulut harimau, masuk mulut buaya". Itu sih namanya sami mawon alias sama juga bohong! (bch)

Sumber:

    * Surat Keputusan PP MAGABUDHI Nomor 432/MT-PP/KSJ/III/2000 hal: Pemutusan Hubungan Keanggotaan Dengan Walubi
    * Surat Keputusan PP MAGABUDHI Nomor 431/MT-PP/KSJ/III/2000
    * Kinnara Web
http://www.buddhistonline.com/berita/berita53.shtml
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
alau MAGABUDHI dan Walubi Rebutan Jadi Petani

 

BuddhistOnline.com - Urusan serobot-menyerobot atau rebutan lahan biasanya hanya terjadi di kalangan petani dan pengembang properti saja. Bagaimana kalau yang terlibat soal itu adalah MAGABUDHI dan Walubi? Apakah mereka bakal banting setir jadi petani? Kurang jelas sih. Yang pasti, gara-gara masalah lahan, perseteruan mantan dua sobat karib itu bakal lebih hangat. Setidaknya hal tersebut tergambar dari isi surat-suratan antara MAGABUDHI dan Walubi belum lama ini yang salinannya berhasil diperoleh oleh BuddhistOnline.com.

Mengenai lahan yang dipermasalahkan oleh kedua pihak yang termasuk 'pengembang organisasi' itu, janganlah membayangkan sepetak sawah atau sebidang tanah yang luasnya berhektar-hektar. Karena yang dimaksud, tidak lain adalah umat Buddha Theravãda di Indonesia. Agak sadis juga ya. Masa disamakan dengan tanah garapan petani.

Awalnya, pihak MAGABUDHI yang berkirim surat duluan ke Ketua Umum DPP Walubi, Siti Hartati Murdaya. Dalam suratnya, mereka menganggap Ketua Umum DPP Walubi itu telah mengobok-obok lahan mereka. Bak seorang petani pemilik lahan, mereka protes keras. "Janganlah memetik panen dari lahan yang sudah ditanami dengan susah payah oleh kami. Masih lebih luas lahan yang belum tergarap, " kata Ketua Umum MAGABUDHI Herman S. Endro, S.H dalam surat yang ditandatangani bersama Sekretaris Jendral Ir. Ariya Chandra.

Menurut pihak MAGABUDHI, daripada merebut umat asuhan mereka lebih baik kalau Walubi mengkonsentrasikan diri pada usaha "mengembalikan ex umat Buddha yang pindah ke agama lain untuk kembali ke pangkuan Agama Buddha."

Selanjutnya, mereka menyebutkan bahwa setidaknya ada tiga tindakan dari Walubi yang mereka anggap sebagai bentuk intervensi dari Walubi. Yaitu, merekrut dharmaduta dan pandita MAGABUDHI dengan berbagai insentif, aktif berjam-jam menelepon PD dan PC MAGABUDHI agar bergabung dengan organisasi Theravãda yang dibentuk dan didanainya, dan melontarkan berbagai isu negatif serta memutarbalikkan informasi yang dapat menyesatkan orang banyak yang ditujukan kepada Grup Theravãda (STI dan MAGABUDHI) baik di media cetak maupun elektronik.

Kepada Ketua Umum Walubi, pihak MAGABUDHI mengingatkan agar ia dapat memposisikan dirinya sebagai Ketua Umum yang arif dan bijaksana dalam membina umat Buddha. "Bukan membinasakan. Mohon diingat (juga) bahwa Ny. Siti Hartati Murdaya bukan pengurus organisasi Theravãda," ujar Herman S. Endro, S.H.

Rupanya surat dari MAGABUDHI itu membuat emosi pihak Walubi meninggi. Dalam surat balasannya, selain menolak tuduhan sebagai tukang serobot lahan orang, Ketua Umum Walubi Siti Hartati Murdaya malah balik melontarkan sejumlah tuduhan kepada pihak MAGABUDHI. "Umat Buddha Theravãda Indonesia bukan umat MAGABUDHI juga bukan umat STI. Tetapi adalah umat Theravãda yang dapat dilayani oleh semua organisasi Theravãda termasuk MAGABUDHI, " tulisnya dalam surat balasan yang ditujukan kepada PP MAGABUDHI itu.

Ia menyebut MAGABUDHI sebagai pihak yang tidak mengenal balas budi dan rasa terima kasih karena, "Telah banyak memojokkan para Dharmaduta asing yang sangat berjasa bagi umat Buddha Theravãda Indonesia," ujar Siti Hartati Murdaya.

Kemudian, dikatakan olehnya bahwa, "Anda hanya banyak membuat peraturan-peraturan organisasi dan menghambat majunya perkembangan Agama Buddha Theravãda Indonesia. Anda tidak banyak berbuat nyata bagi kemajuan umat Theravãda, melainkan maju di depan setelah semua pekerjaan dikerjakan oleh orang lain."

Yang agak menggelikan, pada beberapa poin lain dalam surat tersebut ia malah mengungkit keberadaan dirinya sebagai sponsor yang banyak berjasa. "Sejak tahun 1974, saya telah menjadi sponsor perkembangan umat Buddha Theravãda Indonesia di bawah bimbingan seorang Dharmaduta Thai di Indonesia. Tidak sedikit perjuangan dan kontribusi saya pada kemajuan Agama Buddha Theravãda Indonesia," papar Ketua Umum Walubi sejak 1998 itu.

Wah, repot dah kalau semua sponsor Buddhis kayak begini... (bch)
http://www.buddhistonline.com/berita/berita63.shtml
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Malangnya Nasib MAGABUDHI Malang

 

BuddhistOnline.com - Ini kisah soal nasib MAGABUDHI cabang Malang yang terjadi beberapa waktu lalu ketika menghadapi kasus 'pembelotan' salah seorang anggotanya ke Majubuthi. Tidak bisa dibilang baru memang tapi rasanya masih menarik untuk disimak. Paling tidak, bolehlah dilihat sebagai gambaran sementara bagaimana serunya "perang saudara" yang masih berlangsung hingga kini.

Kalau dilihat sekilas, sebenarnya inti persoalan ini bukanlah suatu masalah yang luar biasa. Hanya seputar pindah organisasi saja. Tetapi entah mengapa, pihak PC MAGABUDHI Malang seperti kebakaran jenggot ketika mengetahui Dhammatano, nama anggota yang dimaksud, bergabung dengan Majubuthi. Buru-buru mereka mengadukan kejadian itu ke sang induk di Jakarta, PP MAGABUDHI. Selain itu, mereka mengeluarkan Surat Pernyataan Sikap yang dikirimkan kepada tidak kurang dari 13 pihak.

Mungkin saja MAGABUDHI Malang yang dikomandani oleh Suyanto, S Pd tidak akan segusar itu bila pada bulan Februari lalu mereka tidak habis-habisan membela Dhammatano ketika mendapat masalah. Waktu itu, dia digugat oleh Agus Mulyantono soal tanah yang sekarang digunakan sebagai Vihara Dharma Mitra. Meskipun persoalan tersebut oleh sebagian pihak dianggap sebagai persoalan antar pribadi, MAGABUDHI Malang tetap saja membantu dengan berbagai cara agar gugatan itu bisa dibatalkan. Kedua 'adiknya', WANDANI dan PATRIA, juga diajak ikut dalam aksi pembelaan. Dalam setiap berita di surat kabar mengenai persoalan itu, ketiga nama organisasi tersebut selalu disebut berada di pihak Dhammatano. Belakangan, kabarnya kasus itu berhasil dibuat seperti berada dalam lemari es.

Kelihatan sekali kalau MAGABUDHI Malang benar-benar sayang kepada salah satu anggotanya itu. Meski dianggap membelot, tidak semua kesalahan ditimpakan ke Dhammatano. Dalam surat aduannya, alih-alih menyoroti tindakan bosnya Vihara Dharma Mitra itu, mereka lebih suka menyebut pihak Walubi sebagai penyebab 'penghianatan' tersebut. Menurut mereka, Dhammatano tidak mungkin meninggalkan mereka kalau bukan karena bujukan dari Ketua Umum DPP Walubi Siti Hartati Murdaya. Dipaparkan juga bahwa bujukan itu antara lain berbentuk pemberian dana untuk pengelolaan vihara, pendirian sekolah dan rumah sakit, biaya operasional pengembangan Majubuthi/Pervitubi Jatim, dan beasiswa buat sejumlah siswa SMU dan mahasiwa Buddhis. Bentuk pemberian insentif semacam itu dianggap bertentangan dengan kode etik Walubi yang non intervensi dan tidak mencampuri urusan intern organisasi lain.

Kepada Dhammatano, pihak Suyanto dan kawan-kawan mengatakan bahwa mereka "Sangat menyayangkan sikap Sdr. Dhammatano yang tidak menyadari bahwa tindakannya yang hanya didasarkan pada keserakahan sehingga gampang terbujuk oleh rayuan materi itu akan menebarkan benih perpecahan yang dapat merusak kerukunan dan keharmonian umat Buddha Theravada di Kotamadia dan Kabupaten Malang yang sudah sejak lama terbina oleh STI dan Magabudhi."

Hebatnya, pada bagian selanjutnya, mereka masih sempat memuji 'anggota tersayang' itu. "Sdr. Dhammatano adalah seorang tokoh Agama Buddha yang sangat gigih dalam memperjuangkan kemajuan umat Buddha Theravada di Malang, " lanjut Suyanto dalam suratnya itu.

Walaupun dengan berat hati, akhirnya pihak MAGABUDHI, WANDANI, dan PATRIA Malang sanggup juga putus hubungan dengan Dhammatano. "PC Magabudhi, PC Wandani, dan DPC Patria Kotamadia dan Kabupaten Malang dengan sangat menyesal, terpaksa memutuskan hubungan kerja sama dengan Sdr. Dhammatano dan atau Vihara Dharma Mitra dan atau Vihara Mettadipa (yang secara de jure tidak dapat terpisahkan/milik pribadi Dhammatano). Selanjutnya, segala kegiatan Sdr. Dhammatano/Vihara Dharma Mitra/Vihara Mettadipa tidak lagi berhubungan dengan pembinaan umat Buddha Theravada binaan Magabudhi," tutur mereka pada bagian akhir surat itu.

Pihak PP MAGABUDHI sendiri menyetujui isi surat dari cabang mereka itu. "Kami mendukung sikap tersebut dan PP Magabudhi memutuskan keanggotaan Sdr. Dhammatano, " tegas Ir. Ariya Chandra, Sekretaris Jendral PP MAGABUDHI menjawab pertanyaan BuddhistOnline.com via e-mail.

Menurut Ariya Chandra, "Kasus Vihara Dharma Mitra ini memang merupakan suatu bukti nyata tentang adanya intervensi dari Ketua Umum DPP Walubi terhadap STI dan Magabudhi, meskipun hal ini disangkal oleh Sdr. Dhammatano dan selalu tidak pernah diakui oleh Ketua Umum DPP Walubi."

Dalam jawaban tertulisnya itu juga ditegaskan mengenai pembelaan PC MAGABUDHI Malang dalam kasus sengketa tanah yang sudah sepengetahuan Pengurus Pusat MAGABUDHI. Jawaban ini jelas berbeda dengan apa yang disampaikan pengurus pusat organisasi 'adik'nya yang mengaku tidak tahu menahu soal tindakan pembelaan yang dilakukan cabangnya.

Balik lagi soal surat aduan tadi. Rupanya, pihak Dhammatano keberatan dengan isi surat tersebut. Pada pertengahan bulan Juni kemarin, keluar surat sanggahan darinya. Di samping membantah soal bujukan berbau duit yang membuatnya masuk ke Majubuthi, dalam surat itu, ia juga membela "bos baru"nya yang dituduh melanggar kode etik Walubi dan mencampuri urusan intern organisasi lain oleh MAGABUDHI. "Hal itu tidak benar. Kedatangannya ke Jawa Timur adalah kunjungan kerja Walubi Pusat," bela Dhammatano.

Mengenai tuduhan 'pembelotan'-nya, Dhammatano membantah bahwa "Tidak benar saya mendapatkan iming-iming insentif dari Ibu Dra. Siti Hartati Murdaya sehingga saya masuk Majubuthi dan menghianati MAGABUDHI, WANDANI, dan PATRIA. Karena sampai saat ini saya belum menjadi anggota MAGABUDHI."

Nah, kalau sudah begini siapa yang benar nih? Duh... bikin pusing aja! (bch)

 http://www.buddhistonline.com/berita/berita62.shtml
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
'Surat Cinta' Walubi untuk Umat Buddha Theravãda

 

BuddhistOnline.com - Wahai umat Buddha Theravãda di Indonesia. Berbahagialah karena Anda sedang menjadi 'kembang' yang bakal mendapat banyak rayuan dan tawaran yang menggiurkan dari sana sini. Karena nampaknya Walubi benar-benar jadi kalang-kabut setelah ditinggal MAGABUDHI (Baca pula: "MAGABUDHI cabut, WALUBI kalang-kabut"). Tidak lama setelah surat pengunduran MAGABUDHI terbit, pada 28 Maret 2000 pihak Dewan Pengurus Pusat Walubi buru-buru mengeluarkan surat himbauan ditujukan kepada seluruh umat Buddha Theravãda Indonesia yang ditandatangani oleh Biro Penerangan Walubi Letkol (Purn) Drg. Nakulianto K.

Meskipun disebut sebagai surat himbauan, tetapi secara keseluruhan isi surat itu lebih mirip sebuah surat cinta seseorang yang kelabakan karena baru ditinggal pergi sang kekasih. Habis, surat yang dikeluarkan di Jakarta itu lebih banyak memuat 'rayuan maut' dan 'janji surga' yang cukup menggelikan ketimbang himbauan yang menenangkan. Apalagi masih kurang jelas umat Buddha Theravãda mana yang perlu ditenangkan seperti yang dimaksud dalam suratnya itu. Karena mestinya urusan "menenangkan" umat Buddha Theravãda itu sudah bukan wewenang Walubi lagi. Bukankah di Walubi sudah tidak ada lagi Majelis Agama Buddha Theravãda Indonesia yang mengurusi soal pembinaan umat Buddha Theravãda di Indonesia? Membingungkan sekaligus menggelikan memang.

Apa saja isi 'surat cinta' itu? Sejak poin pertama, rayuan sudah dilancarkan. Walubi mengharapkan agar umat Buddha Theravãda di seluruh Indonesia tetap tenang dan tetap menjaga persatuan dan kerukunan di dalam Walubi, tidak perlu ikut keluar dari kepengurusan dan keanggotaan Walubi baik pusat maupun daerah. Pada bagian lain surat itu, dikatakan pula bahwa "Walubi adalah wadah kebersamaan umat Buddha yang menjadi mitra pemerintah dengan tujuan untuk menciptakan kerukunan, persaudaraan dan persahabatan diantara organisasi dan umat Buddha Indonesia yang berbeda-beda sekte atau alirannya dalam rangka pengabdian pada Agama, Masyarakat, Bangsa dan Negara Republik Indonesia tercinta."

Salah satu isi dari surat itu yang menggelikan adalah ketika Walubi mengatakan bahwa "Umat Buddha Theravãda Indonesia adalah penganut ajaran Buddha Dharma Theravada sehingga tetap bisa berkembang walaupun berada di luar Magabudhi dan tetap mendapat legitimasi dari Walubi." Kenapa menggelikan? Lha, bagaimana umat Buddha Theravãda bisa berkembang kalau belum-belum kata "Dhamma" (Bahasa Pali, yang digunakan oleh aliran Theravãda) sudah 'diganti' dengan kata "Dharma" (Bahasa Sansekerta)?!

Yang menarik sekaligus tetap menggelikan, masih dari surat yang sama, organisasi yang mengaku sebagai Perwakilan Umat Buddha Indonesia itu juga mengajak umat Buddha Theravãda yang setia dengannya untuk mendirikan organisasi Theravãda tandingan. Rupanya aliran Theravãda benar-benar lagi 'naik daun'. Ajakan itu lengkapnya begini: "Dalam rangka memenuhi kepentingan hukumnya, maka dihimbau kepada Umat Buddha Theravãda Indonesia yang berada didalam Walubi untuk membentuk wadah Theravãda Indonesia yang baru, dan akan tetap mendapat dukungan dan bantuan dari Walubi". Sebagai 'kayu bakar'-nya, dalam poin selanjutnya, Walubi menambahkan "Perlu disadari bahwa umat Buddha Theravãda Indonesia tidaklah identik dengan institusi, misalnya Magabudhi atau STI."

Apa boleh buat, alih-alih menenangkan umat Buddha Theravãda (seperti yang tercantum di awal suratnya), surat itu malah terkesan akan memperparah kebingungan umat Buddha di Indonesia. Atau apakah memang itulah tujuan sebenarnya? Ayo, ngaku dong! (bch)
http://www.buddhistonline.com/berita/berita55.shtml
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
kan SHM kena kamma nya kemarin dulu kena urusan tanah di kemayoran itu(prj) yah kita lihat saja nasib selanjutnya bagaimana sih kamma nya berbuah.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
oh? bisa cerita lebih jauh? Gw lagi bingung antara berita propaganda Walubi dan berita oleh KASI.

BTW, maksudnya aku di pihak KASI, maksudnya dulu dan sekarang vihara yg kuikutin berafiliasi ke MBI - SAGIN
Ortu pergi ke vihara Mahayana SMI dan vihara Tridharma. Teman2 pergi ke vihara Theravada STI.

Jadi waktu KASI dibentuk, aku rasa memang sudah sewajarnya. Bias lingkungan sih, karena semua di sekeliling ga suka sama faksi SHM.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
http://newsgroups.derkeiler.com/Archive/Soc/soc.culture.indonesia/2006-05/msg00897.html

Kisah di Balik Sebuah Jenazah

Dari: Romo Buyung Wahab <buyungwhb [at] xxxxxxxxx>

Romo Hudoyo yth.,
Berita ini saya copy dari harian Sinar Harapan tanggal 27 Mei (hari ini), untuk informasi Romo.
Saya sudah tidak bisa berkomentar lagi atas hal ini.
Salam metta,
Buyung W.

JENAZAH BHIKSU ASAL THAILAND DIKREMASI DI CANDI BOROBUDUR

Borobudur-Jenazah Bhiksu Vin Vijjano (83) rencananya dikremasi di Bukit Dagi sebelah Barat Daya Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Minggu (28/5).
Ketua DPP Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Siti Hartati Murdaya di Borobudur, Jumat mengatakan, prosesi kremasi dilakukan secara alami seperti tokoh India Mahatma Gandhi.
Jenazah Bhiksu Vin Vijjano tiba di kompleks Candi Borobudur, Jumat (26/5) siang, setelah diberangkatkan dari Jakarta. Kedatangan jenazah disambut sejumlah bhiksu dan umat Buddha Walubi. Kini jenazah disemayamkan di rumah tenda berukuran 270 meter persegi yang didirikan sekitar 300 meter dari Bukit Dagi. Rumah tenda itu sekaligus untuk ibadah mendoakan Bhiksu Vin oleh para bhiksu sangha dan umat Buddha.
Bhiksu Vin atau sering disebut Bante Win mangkat di RS Mount Elizabeth Singapura 6 Mei 2006 sekitar pukul 09.15 WIB, pada 8 Mei 2006 jenazahnya dibawa ke Jakarta dan disemayamkan di Vihara Buddha Metta.
Pada 12-13 Mei 2006 jenazah disemayamkan di Hall C1 Arena Parkir Timur Senayan Jakarta bertepatan Hari Waisak 2006 yang dilaksanakan Walubi.
Bante Win lahir 17 November 1923 di Surat Thani Desa Sriwijaya Kabupaten Phun Tin, Thailand. Dia datang ke Indonesia 12 Juli 1989 sebagai Ketua Dhammadatu Thailand.
Hartati mengatakan, kremasi terhadap pemimpin umat Buddha di Candi Borobudur itu pertama kali dilakukan di Indonesia. Hingga saat ini umat Buddha Indonesia tidak memiliki tradisi kremasi seperti halnya dilakukan terhadap bhiksu di Thailand yang mangkat.
Ia mengaku, sempat terjadi pembicaraan serius tentang rencana kremasi Bante Win di Borobudur antara pihaknya dengan Pemerintah Thailand dan sejumlah saudara almarhum. Mereka menginginkan pengabuan jenazah Bante Win di Vihara Kerajaan Thailand. ?Tapi akhirnya disepakati di Borobudur,? katanya.
Sementara itu, Lembaga Penelitian Buddhis Indonesia (LPBI) menilai tindakan Ketua Umum DPP Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Dra Siti Hartati Murdaya MBA menyalahi ajaran agama Buddha karena mempertahankan dan memindah-mindahkan jenazah seorang bhiksu yang telah meninggal dunia. Bhiksu tersebut meninggal 5 Mei 2006 lalu karena sakit. ?Namun, jenazahnya baru dikremasi Minggu (28/5) besok,? kata Sekretaris Lembaga Penelitian Buddhis Indonesia (LPBI), Hamdhani Wiryana Ks di Jakarta, Sabtu (27/5). (ant/pr/kbn)

Copyright © Sinar Harapan 2003
===============================================
CATATAN HUDOYO:

Bhante Win pertama kali datang ke Indonesia bukan pada tahun 1989, melainkan jauh sebelum itu, yakni pada tahun 1968! Beliau datang sebagai ketua rombongan Dhammaduta dari Sangha Thai terdiri dari empat bhikkhu senior yang dikirim ke Indonesia memenuhi permintaan Sangha Suci Indonesia (sekarang Sangha Agung Indonesia) yang pada waktu itu diketuai oleh YM Ashin Jinarakkhita. Rombongan keempat bhikkhu Thai itu langsung menuju ke Vihara Vimala Dharma di Bandung, di mana saya ikut menyambut mereka.

Sementara ketiga bhikkhu rekan beliau hanya menetap di Indonesia selama beberapa bulan saja dan kemudian pulang kembali ke Thailand, Bhante Win berkali-kali bolak-balik antara Thailand dan Indonesia. Sebagai salah seorang murid beliau, saya tahu betul minat dan perjuangan Bhante Win untuk mengembangkan Buddha Dhamma di Indonesia, yang pada waktu itu masih dalam taraf perintisan.

Terakhir Bhante Win menetap di Vihara Buddha Metta, Jakarta, sebagai pembimbing spiritual Walubi. Sementara itu Agama Buddha di Indonesia berkembang pesat dan berdirilah Sangha Theravada Indonesia (STI). Sayang sekali hubungan antara STI dan Walubi yang dimotori oleh Hartati Murdaya (HM) tidak begitu akrab. Sebagai dampak dari pertentangan itu, hubungan antara Bhante Win dan STI pun tidak begitu akrab. Di lain pihak, HM/Walubi malah memrakarsai atau mendukung dibentuknya sebuah Sangha Theravada tandingan di Indonesia.

Bhante Win meninggal dunia di Singapura pada tgl 6 Mei 2006, dan jenazahnya dibawa ke Indonesia pada tgl 8 Mei. Mula-mula jenazah beliau disemayamkan di Vihara Buddha Metta, tempat domisili beliau yang terakhir.

Rencana pengelolaan jenazah Bhante Win disiarkan melalui berbagai milis pada tgl 9 Mei pk 05:46 atas nama Forum Komunikasi Umat Budha ­ FKUB DKI Jakarta oleh Budiman Sudharma, sebagai berikut:

- Tanggal 8 s/d 12 Mei 2006, disemayamkan di Vihara Buddha Metta, Jalan Terusan Lembang, Jakarta.
- Tanggal 13 Mei 2006 pagi disemayamkan di PRJ, Kemayoran.
- Usai detik suci Waisak langsung menuju Bandara untuk diterbangkan ke Yogyakarta, tiba di Pendopo Taman Wisata Candi Borobudur sekitar Jam 3 Sore.
- Jam 4 Sore diusung mengelilingi Candi dan naik sampai ke Puncak diiringi umat Pelayat.
- Jam 5 Sore kembali ke Pendopo untuk memberi kesempatan umat bernamaskara memberi penghormatan terakhir.
- Jam 7 malam Upacara pembacaan Paritta Penyaluran Jasa oleh Sangha Thailand iikuti umat.
- Tanggal 14 Mei 2006 pagi menuju Bandara Adisucipto (Yogyakarta) untuk diterbangkan ke Bangkok (Thailand)

Setelah mendapat protes dari berbagai pihak, ternyata rencana itu dibantah ketika ditanyakan ke Vihara Buddha Metta. Tidak ada penjelasan resmi dari pihak Forum Komunikasi Umat Budha ­ FKUB DKI Jakarta maupun dari Budiman Sudharma sendiri.

Namun, menjelang Hari Waisak tgl 13 Mei 2006, ternyata jenazah Bhante Win dipindahkan dari Vihara Buddha Metta ke Hall C Pekan Raya Jakarta, dekat tempat upacara peringatan Waisak Walubi. Tindakan Walubi ini dapat dipahami, oleh karena tentu saja jenazah beliau tidak bisa terlalu lama disemayamkan di Vihara Buddha Metta dengan menutup jalan umum di muka vihara. Tentu hal itu akan menimbulkan protes dari warga setempat.

Sementara itu, kesimpangsiuran kembali mencuat tentang bagaimana jenazah Bhante Win akan dikelola lebih lanjut setelah peringatan Waisak berlalu. Ada berita bahwa jenazah beliau akan disemayamkan di Vihara Vipassana Graha, Lembang, selama sebulan, sebelum diterbangkan ke Thailand untuk diperabukan di sana.

Lain lagi keterangan Hartati Murdaya kepada Jawa Pos yang dimuat pada hari Minggu, 14 Mei 2006, di mana diberitakan: "Rencananya, imbuh Sri Hartati, lusa jenazahnya diterbangkan ke Bangkok untuk disemayamkan."

Namun kemudian ternyata HM mengubah pernyataannya sendiri. Menurutnya kepada Suara Pembaruan tgl 27 Mei 2006, sebagaimana diberitakan harian itu:

"Ia [HM] mengaku, sempat terjadi pembicaraan serius tentang rencana kremasi Bante Win di Borobudur antara pihaknya dengan Pemerintah Thailand dan sejumlah saudara almarhum. Mereka menginginkan pengabuan jenazah Bante Win di Vihara Kerajaan Thailand. 'Tapi akhirnya disepakati di Borobudur,' katanya."

Mengapa sebelumnya ada berita bahwa setelah peringatan Waisak di PRJ, jenazah Bhante Win akan disemayamkan dulu di Lembang SELAMA SEBULAN sebelum diterbangkan ke Thailand? Mengenai hal ini pun diperoleh berita yang simpang siur. Apa yang sesungguhnya terjadi di kalangan Sangha Thai di Thailand sana?

Menurut sementara kalangan yang dapat dipercaya, Sangha Thai tidak begitu berminat untuk menerima dan memperabukan jenazah Bhante Win di Thailand pada saat ini. Konon alasan yang dikemukakan ialah bahwa di Thailand pada waktu ini sedang berlangsung rangkaian acara peringatan 60 tahun Raja menaiki tahta. Malah konon Sangha Thai menyarankan agar Bhante Win diperabukan di Indonesia saja.

Tetapi apakah hanya itu alasan Sangha Thai untuk menolak jenazah Bhante Win pada saat ini? Bagaimanakah hubungan antara Bhante Win selama ini dengan Sangha induknya, Sangha Thai?

Seperti diketahui, hampir 40 tahun lamanya Bhante Win bermukim di Indonesia, sekalipun beliau selalu bolak-balik pulang-pergi ke Thailand. Timbul pertanyaan, apakah ini sesuai kebijakan Sangha Thai yang dulu mengutus beliau? Ini jauh lebih lama daripada masa bakti ketiga rekan bhikkhu beliau yang datang ke Indonesia sebagai Dhammaduta dari Sangha Thai kepada Sangha Suci Indonesia pada tahun 1968 dulu.

Kemudian, apakah kebijakan, sikap serta tindakan Bhante Win sehubungan dengan situasi Sangha Theravada dan umat Buddha Theravada di Indonesia selama ini disetujui sepenuhnya oleh Sangha Thai?

Itulah beberapa aspek politik Sangha tingkat tinggi, yang seharusnya perlu diketahui secara transparan oleh umat Buddha Indonesia yang kritis.

***

Pada hari ini, 28 Mei 2006, menurut rencana Walubi jenazah Bhante Win akan diperabukan tidak jauh dari Candi Borobudur. Sebentar lagi putuslah benang terakhir yang menghubungkan almarhum Bhante Win dengan ruang & waktu dari kehidupan beliau yang baru lalu. Semoga Bhante Win dapat meneruskan perjalanan beliau dengan lapang dan tenang menuju pencerahan dan pembebasan terakhir.

Salam,
Hudoyo

=============================================
INFORMASI TAMBAHAN

[Ketika naskah artikel di atas selesai saya ketik dan saya mintakan saran perbaikan kepada beberapa tokoh Buddhis Theravada Indonesia yang saya anggap mengetahui betul hal-hal di seputar kedatangan dan peran Bhante Win alm. dalam perkembangan Agama Buddha maupun Sangha di Indonesia di masa lampau, saya memperoleh masukan yang sangat berharga dilihat dari segi sejarah Agama Buddha di Indonesia. Berikut ini masukan dari tokoh Buddhis yang menggunakan nama samaran H. Sudarsono itu saya muat selengkapnya setelah saya edit seperlunya./hudoyo]

Jakarta, 28 Mei 2006

Namo Buddhaya,

Saya akan melengkapi catatan tentang kedatangan Bhante Win ke Indonesia:

(1) Setelah upasampada Bhante Girirakkhito dan Jinaratana di Bangkok, ada rencana dari Bhante Ashin Jinarakkhita dan Bpk Suraji Ariakertawijaya (Ketua Perbudi pada waktu itu) untuk mempercepat penyiaran Dhamma di Indonesia dengan menambah jumlah bhikkhu. Hal ini dimulai dengan kedatangan Lord Abbot Wat Paknam (Mahanikaya) dan Lord Abbot Wat Bovoranives (sekarang Sangharaja) ke Indonesia, dan dilanjutkan dengan kedatangan 4 Dhammaduta Thai (Bhante Win, Bh. Khemasarano, Bh. Maha Sujib, Bh. Khemacaro; yakni dua bhikkhu dari kelompok Mahanikaya, dan dua bhikkhu dari kelompok Dhammayuttika di Thailand). Pada waktu itu Bpk Suraji, dengan kartu pengenal-(Jenderal)-nya, dapat melewati loket imigrasi Bandara Kemayoran untuk langsung menuju kaki tangga pesawat menjemput kedatangan para bhikkhu.

(2) B. Win dan B. Khemacaro berkesempatan tinggal di Cetiya Prajna Dipa, Jl. Tanah Abang II/38, untuk belajar bahasa Indonesia.

(3) Setelah izin tinggal di Indonesia habis, keempat bhikkhu Dhammaduta itu kembali ke Thailand. Ternyata yang kembali lagi ke Indonesia hanya bhikkhu-bhikkhu dari kelompok Dhammayuttika. Bh. Jinaratana pada waktu itu menjelaskan bahwa ada kebijakan dari Pemerintah/Sangha (?) Thailand untuk menahbiskan 200 bhikkhu dalam waktu singkat. Hal ini bisa dikonfrimasikan lagi kepada Romo Pandit Kaharuddin. Barangkali seperti adanya Sangha Thai di Sri Lanka.

(4) Hal ini menjadi kontroversi. Sejak itu Bh. Ashin (Sangha Suci Indonesia) tidak lagi mengundang Dhammaduta Thai. Barangkali ada ketidakcocokan terhadap corak atau tatacara pembinaan umat Buddha di Indonesia. Namun umat Buddha yang pada waktu itu memang sangat kekurangan bhikkhu Theravada menyambut kedatangan bhikkhu tamu itu dengan sangat antusias. Bh. Win mulai melakukan penahbisan samanera-samanera.

(5) Saya tidak tahu secara pasti siapa yang kemudian menjadi sponsor kedatangan Bh. Win. Yang saya ketahui adalah bahwa samanera-samanera yang ditabhbiskan oleh Bh. Win ini tidak ada hubungannya lagi dengan Bh. Ashin maupun Sangha Suci Indonesia. Mulailah Bh. Win mengirimkan samanera untuk penahbisan bhikkhu di Bangkok. Tentu saja hal ini sangat berbeda dengan upaya B. Ashin pada waktu mengantar samanera Jinagiri, Jinaratana dan kemudian, Pak Mochtar Rashid (Subhato) untuk upasampada di Bangkok.

(6) Bh. Win beberapa kali bolak-balik ke Indonesia sampai berdirinya Sangha Theravada Indonesia. Peranan beliau atas STI sangat besar, sehingga banyak yang menyatakan bahwa beliaulah sesungguhnya ketua STI, karena pada waktu itu hanya ada Sekjen STI, tanpa ketua formal.

(7) Pada waktu Magabudhi (Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia / dahulu Mapanbudhi) keluar dari Walubi (Perwalian)(*), yang dibubarkan menyimpang dari AD-ART, Bh. Win ikut berperan dalam aktivitas Walubi (Perwakilan) dengan mendukung berdirinya Majubuthi (Majelis Umat Buddha Theravada Indonesia). Hal ini membuat tidak senang sebagian pengurus.

(8) Dengan keluarnya STI dari Walubi (Perwalian), maka tidak ada bhikkhu Theravada dalam Dewan Sangha Walubi (Perwakilan). Dengan adanya murid2 Bh. Win yang tidak masuk dalam STI (sama seperti dahulu, karena tidak masuk dalam Maha Sangha Indonesia), maka kedudukan Bh. Win di Indonesia bertambah kuat, apalagi dikabarkan sebagai Ketua Sangha Thai di Indonesia. Hal ini menimbulkan hubungan yang kurang harmonis dengan STI ditinjau dari sudut pandang perpolitikan sangha.

(9) Terlihat sekali bahwa kehadiran Bh. Win di Indonesia sangat dimanfaatkan untuk mendukung Dewan Sangha Walubi (Perwakilan) yang kontroversial itu. Oleh karena itu tidaklah mengherankan kalau jenazah Bh. Win diusung ke sana-sini untuk popularitas Walubi dengan berbagai alasan yang tak masuk akal.

(10) Sepanjang ingatan saya, dalam sejarah Buddhis tidak pernah tercatat adanya jenazah yang diusung kesana-kemari untuk menerima penghormatan umatnya. Kalau ingin menyampaikan penghormatan yang tulus, umatlah yang harus mendatangi almarhum!

(11) Sepengetahuan saya, jenazah Bh. Win di kremasi di Bukit Dagi, bukan di Borobudur! Tetapi kenapa disebut Borobudur?

Terima kasih.
Salam metta,
H. Sudarsono

---------------------
(*) Sejarah Walubi ini pun penuh kontroversi. Pada mulanya nama itu adalah singkatan dari PERWALIAN Umat Buddha Indonesia, yang pada zaman Orde Baru dinyatakan sebagai "wadah tunggal umat Buddha Indonesia". Ketika terjadi kericuhan di dalam tubuh Walubi (Perwalian), dan Magabudhi (dahulu disebut Mapanbudhi, Majelis Pandita Agama Buddha Theravada Indonesia) keluar dari Walubi (Perwalian), Walubi (Perwalian) pun dibubarkan--secara menyimpang dari AD/ART menurut sementara kalangan--lalu dibentuklah Walubi (PERWAKILAN Umat Buddha Indonesia), yang diketuai oleh Hartati Murdaya sampai sekarang. Namun dengan runtuhnya Orde Baru, tidak bisa lagi dipaksakan konsep "wadah tunggal umat Buddha Indonesia" sebagaimana dinikmati oleh Walubi (Perwalian) dulu. /hudoyo
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
From: "LIE ING MURDAYA" <enci_lie_ing [at] hotmail.com>
To: apakabar [at] saltmine.radix.net
Subject: Utusan Golongan Buddha MPR ? !
Date: Tue, 14 Sep 1999 08:59:38 JAVT

Weleh weleh, umat Buddha kok pada bertikai sih ? Urusannya politik pula. Itu
mah duniawi, nggak perlu caci memaki, bisa2 lupa deh dgn. Buddha Dhamma yg.
hakiki.

Soal Utusan Golongan Buddha MPR, biar aja deh Ny. Siti Hartati Murdaya alias
Enci Lie Ing atau Mrs. POO yg. dipilih. Udah karmanya kali (buah karma dia
dan kita semua).

Barangkali ada yg. menanggapi : karma sih karma ...., coba kalau kita cuek
aja, contohnya nggak cari duit, nggak cari makan, terus bilang akh kalau
memang karma kita berbuah baik, ntar juga tuh makanan dateng sendiri, atawa
nih perut bisa kenyang sendiri .... nggak kan ? Kite kudu usahe ! Unjuk Rase
kek, atau ape aje deh.

Eh eh, tapinya kalau udah diusahain kesane kemari, baik secara halal maupun
haram (misalnya mengemis, menjarah, catut mencatut, tipu menipu, dlsb.) tuh
makanan apalagi duit nggak bisa diperoleh juga, itu namanya KARMA, tau ?

Seperti halnya Jend. Soeharto, selama 32 tahun bisa jadi presiden, mulai
dari rasa kagum, simpati, pada awal masa pemerintahan Orde Barunya, sampai
ungkapan terima kasih berupa predikat Bapak Pembangunanlah, Jenderal
Besarlah dan berakhir dgn. rasa bosan, sebel dan gedek dgn. tuduhan Status
Quolah, tapinya kan setiap kali pemilu ke pemilu, SU MPR ke SU MPR, kita kok
semua dieeee..m aje dibilang Golkar menang mutlaklah, mayoritas tunggal,
Capresnyapun selalu Capres Tunggal : SOEHARTO, dsb. Semua manut !
Sekarang baru deh bilang reformasilah, yg. dulu2 curanglah, dsb.
Itu namanya juga KARMA ! Sebab selama 32 tahun itu yg. protes bahkan anti
Soeharto bukan sedikit, mis. Ali - Petisi 50 - Sadikin, yg. sama2 punya
pengaruh di militer. Tapi kan bukan cuma alasan, namun memang kenyataannya
Big Boss Golkar tsb. tuh Orang Kuat (Siasat), nggak gampang ditumbangin !
Jujur aja, hingga detik inipun dia tetap berkuasa di negeri ini (dgn. segala
skenario/fragmen yg. dipagelarkan di panggung politik ini tentunya)

Contoh lain, RRC, negeri terpadat no 1 di dunia, berkembang pesat ajaran
Buddha Mahayana, terkenal dgn. persaudaraan Bikshu yg. jago Kungfu : Shao
Lin, akhirnya jadi negara komunis, yg. walaupun sekarang mengarah kapitalis
acak2an, tokh agama Buddha sdh. dilupakan.
India, negeri terpadat no 2 di dunia, pernah mengukir sejarah kehidupan
mulai lahir s/d mangkatnya Buddha Gaotama, kini menjadi negara Hindu
terbesar, agama Buddhanya minoritas.
Juga Indonesia, dgn. candi megah Borobudur yg. merupakan salah satu
keajaiban dan sakral dunia, pernah tercatat dlm. sejarah, mempunyai 2
pemerintahan yg. jaya, Pemerintahan Buddhis : Majapahit dan Sriwijaya.
Kini akhirnya jadi negara Islam, pengekspor terbesar para haji. Agama Buddha
jadi sangat minoritas.
Itu semua adalah juga KARMA ! Mau gimana lagi ?

Nah, demikian pula dgn. Enci Lie Ing, dia tuh juga Orang Kuat, sampe ade yg.
kasih julukan WAnita LUar BIasa.
Lagipula, biar muak dan mual terhadapnya, rasa2nya kok nggak ada figur lain
yg. bisa nandingin dia. Sama seperti pemimpin negeri ini, nggak ada yg.
pantes ! Soalnya kita miskin kader, karena nggak ada kaderisasi (sengaja
kali)

Lie Ing tuh kan dari dulu cantiiiik dan mudaaa terus, tutur katanya lembut
gemulai berdesah2, suaranya merdu dihiasi senyuman2 maniiis.
Bodynya juga ... duh ... sexy banget. Dada dan Pinggulnya ...queen size,
menimbulkan gelora hawa nafsu. Apalagi kalau lagi mimpin Aksi Sosial bagi2
Sembako, pakai t-shirt biru membusung, celana panjang putih bersih, ketat
dan tembus ! Juga waktu jadi Ketum Panitia Waisak Nasional, Dharma Shanti,
pakek konde, kebaya KUNING, kain bawahnya putih, tipis, juga ketat dan
tembus ! (Stop ! Buddha pernah bersabda, itu kan cuma tumpukan kotoran spt.
maaf : taik dan kencing - saat beliau disodorkan utk. dijodohkan dgn. puteri
jelita Magandiya. Bukan menghina, tapi seorang Buddha tuh bicara apa adanya,
tanpa basa basi, tanpa diplomasi)
Mrs. Poo ini juga dari dulu adalah orang kaya raya, ya orang tuanya, ya
suaminya. Dia juga gemar berdana. Gedung Wisma Narada (perpustakaan dan
balai serba guna 2 lantai di komplek Vihara Dhammacakka Jaya Sunter) lengkap
dgn. segala keperluannya sampai staff utamanya (Mr. Cornelis Wowor), didanai
olehnya. Bahkan salah satu rumah miliknya dijadikan vihara (Buddha Metta),
di Jl. Lembang Terusan Menteng. Juga rumah lain miliknya didekat situ,
pernah disediakan bagi Bikkhu Narada (alm) dan Bikkhu Giri Rakhito (alm),
utk. tinggal, khususnya saat mereka sakit dan butuh perawatan.
Gedung bekas tokonya di Jl. Gn. Sahari, diserahkan pada KMBJ utk. Puja Bakti
(di atas) dan Pusgatan (di bawah)
Kantor suaminya di Tn. Abang, juga dijadikan kantor bagi WALUBI, Yayasan
Kepedulian Sosial PARAMITHA, dan KCBI.

Di WALUBI lama, dia tuh Dewan Penyantun, di WALUBI baru, dia Ketua Umum. Di
PARAMITHA, sbg. Ketua Umum, dia menghimpun (dana) para Konglomerat kelas
KAKAP, spt. Oom Liem, Eka Tjipta, Prayogo, dlsb., krn. kebetulan boss2 itu
bukan beragama kr****n apalagi Islam kan ? makanya mumpung ngaku beragama
Buddha, tapi nggak pernah ke Vihara, yah paling nggak kan bisa diekspose
gerakan aksi kepedulian sosial (bantuan dananya) bagi masyarakat, shg. si
boss harum namanya, dpt. karma baik, dan tetap bisa siiibuk cari duit tanpa
harus ke vihara.
Di KCBI, tentu aja sbg. Ketua Umum, karena organisasi ini kan hasil rekayasa
sehubungan dgn. ICMI, PIKI dlsb. Hubungannya sangat dekat dgn. Prof. B.J.
Habibie.
Karena Mr.& Mrs. Murdaya ini juga pengusaha besar setara konglomerat, dia
juga tentu amat dekat dgn. keluarga besar Cendana, terutama dlm. jalinan
bisnis, spt. ASTRA, dlsb.

Enci Lie Ing juga sangat kuat dlm. beragama, malah suaminya yg. semula bukan
beragama Buddha, sekarang jadi penganut Buddha juga lho.
Sejak muda belia, Lie Ing rajin ke vihara. Bermula di kumpulannya Tridharma,
lantas krn. rumah yg. dijadikan Vihara Buddha Metta itu (Bikkhu Win lama
tinggal/menetap di situ) Theravada, ya dia ikut Theravada. Belakangan krn.
dia juga ngumpul dgn. tokoh2 banyak aliran, ya dia jadi ikutanlah spt. di
"baptis" cara Mahayana, Tantrayana, serta tidak (lagi) anti Nichiren.
Pokoknya semua kelompok agama Buddha, apapun aliran/sektenya (yg. orisinil
ataupun yg. imitasi), akan dirangkulnya, asalkan berkenan memahami siapa
dirinya dan apa kehendaknya.
Dia menjalankan pola makan sayuranis/Vegetarian/Cia Cay penuh setiap
harinya. Lagu2 Buddhis, getol banget dilantunkannya.

Jadi, biarlah dgn. segala kelebihannya itu, kita tutup mata utk.
kekurangannya, spt. sinyalemen kekejamannya (menyuruh aparat "menculik dan
menyetrum" tokoh2 Buddha), kerakusannya thd. HARta, TAkhta dan kecanTIkan.
Tokh sekedar mencemooh dirinya, tak akan mampu menjatuhkannya. Wong Orang
Kuat.
Biarkan sekaligus buktikan, bahwa dia itu utusan golongan umat Buddha, di
Lembaga Tertinggi Negara MPR, yg. tentunya akan memperjuangkan segala aspek
kehidupan (duniawinya, termasuk keleluasaan spirituilnya) umat Buddha.
Makanya judul tulisan ini diakhiri dgn. tanda tanya lalu tanda seru, artinya
semula kita pertanyakan/perdebatkan, akhirnya perlu kita sudahi/genapi
sekalian. Jadi tidak ada lagi pertikaian, kan ?

Selaku umat (baca: Siswa) Buddha, apapun peranan kita sehari2, tentunya Enci
Lie Ing juga kita harapkan berperilaku sangat baik, penuh welas asih, tidak
(akan) pernah membenci, orang2 yg. berseberangan dgn.nya, entah itu KASI,
MBI, ataupun insan2 lain yg. terlebih2 adalah sesama penganut Buddha,
walaupun beda aliran, beda metode, beda rituil, serta beda tafsiran dalam
menginteprestasikan ajaran luhur (para) Buddha.
Sebab jangankan sesama umat Buddha, umat dari agama lainpun, entah Islam,
kr****n, Aliran Kepercayaan / Perdukunan, bahkan insan2 yg. tak pernah (mau)
kenal agama/Tuhan (spt. Atheis, Komunis, dlsb), harus dikasihi dgn. tulus,
apakah dia itu orang kuat, apalagi lemah, apakah dia kaya, apalagi miskin,
apakah dia cantik, apalagi cacad, apakah yg. senantiasa berbuat jahat, spt.
bandit2/bajingan2, apalagi yg. soleh, apakah dia itu orang yg. memusuhi
kita, apalagi yg. (juga) mengasihi kita, apakah dia itu orang yg. suka
mencela kita, apalagi yg. memuji kita, semua tanpa kecuali, bahkan makhluk2
lain, yg. tidak nampak sekalipun spt. para dewata yg. berpekerti luhur,
ataupun para setan yg. jahanam sekalipun atau para iblis yg. keparat
sekalipun, serta hewan2/binatang, yg. buas/berbisa, apalagi yg. jinak,
bahkan yg. jorok/rakus sekalipun spt. tikus2, belatung2, juga serangga2 yg.
menjijikkan/menyebalkan spt. kecoak, lalat hijau, nyamuk, dlsb.

Lupakan yg. sudah2, beri ia jalan dan kedudukan. Jalin kembali persaudaraan
dan cinta kasih perdamaian. Dgn. harapan, segala kerendahan hati yg. mampu
menaklukkan keakuan/keangkuhan serta amarah dan benci, bisa menerbitkan
berkas2 sinar pencerahan.

Bagi para bikkhu/su, dari persaudaraan Sangha manapun, teruskan saja tekad
anda semua menjalankan hidup sbg. Samana. Tak perlu resah dgn. segala macam
bentuk akrobat politik di Indonesia.
Kecuali berorganisasi utk. kejahatan, masak sih utk. kebaikan/kebajikan
membentuk ikatan Sangha spt. KASI, dilarang ?

Semoga Buddha Dhamma memberkahi kita semua. Sadhu 3x !

----- End of forwarded message from LIE ING MURDAYA -----
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
PROVOKASI MBI DAN KASI
SUMBER KONFLIK UMAT BUDDHA INDONESIA

Demonstrasi yang membangunkan tidur perpolitikan umat Buddha Indonesia,
telah berhasil mengangkat konflik intern umat Buddha kepermukaan antara
WALUBI yang beranggotakan 7 Majelis Agama Buddha dan Lembaga Keagamaan
Buddha dengan satu-satunya Majelis Agama Buddha (MBI) yang berada diluar
WALUBI.
Skenario Konflik Demo KPU Agustus-September telah dimulai dalam Vihara
Ekayana dan beberapa Hotel/ Restauran yang mengadakan jamuan khusus bagi
Para Pejabat Negara dan LSM serta partai-partai peserta pemilu. Rangkaian
Jamuan khusus pada bulan Juni-Juli 1999 diadakan untuk merekayasa Utusan
Golongan di MPR RI tahun 1999. Pihak-pihak yang menghadiri terdiri dari
Sponsor Utama Partai Buddha Demokrat Indonesia (Parbudi), Partai Reformasi
Tionghoa Indonesia (Parti) dan Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) dengan
mengundang tokoh PBI, KRISNA, PKP, PRD, PDKB, Partai MKGR dan segenap partai
yang dapat dipengaruhinya.
Dalam pembahasan dari partai-partai mendapatkan masukan yang berhasil
disimpulkan beberapa pokok rancangan yang akan digunakan untuk memuluskan
masuknya Penyandang dana dan kelompoknya ke dalam MPR RI. Skenario yang
dapat memungkinkan pihak penyandang dana masuk melalui :
1. Utusan Golongan Minoritas diharapkan dari etnis Tionghoa
2. Utusan Golongan Agama Buddha dari MBI atau KASI

Untuk mencapai tujuan dilakukan berbagai pendekatan agar melakukan beberapa
manuver dan provokasi sebagai berikut :

1. Utusan Golongan Etnis Tionghoa
Manuver yang dilakukannya berupa membentuk INTI dan SND sebagai pusat
aktivitas Etnis Tionghoa yang akan mengisi utusan golongan etnis minoritas.
Agar hal ini dapat diwujudkan maka penyandang dana mengadakan beberapa
seminar yang dilaksanakan di Hotel Omni Batavia dan Gedung Depsos Jakarta.
Perjuangan untuk golongan minoritas etnis Tionghoa digagalkan oleh sebagian
masyarakat Tionghoa yang menyatakan bahwa adanya utusan Golongan minoritas
etnis Tionghoa akan menjahui diri dari proses pembauran bangsa. Rekayasa
oleh Parti dan Parbudi ini gagal dengan adanya SK KPU tentang utusan
Golongan yang tidak menyebutkan etnis Tionghoa sebagai bagian dari etnis
minoritas.

2. Utusan Golongan Agama Buddha
a) Manuver pertama yang dikembangkan oleh penyandang dana adalah dengan
mengkampanyekan penambahan kursi utusan Golongan Agama Buddha menjadi 2
kursi sesuai perhitungan WALUBI pasti mendapatkan satu kursi dan pihak
penyandang dana akan mendapatkan satu kursi melalui MBI atau KASI. Manuver
ini gagal karena Utusan Golongan Agama Islam yang berjumlah 15 kursi sesuai
dengan SK KPU tidak mau diubah.
b) Manuver kedua merebut satu kursi Utusan Golongan Agama Buddha dengan
berbagai cara, yaitu :
1. Menebarkan isu (Reformasi (MBI) dan Status Qou ( WALUBI ), Anti Wadah
Tunggal (WALUBI ), Diskriminasi oleh Departemen Agama, tertuju pada Dirjen
Hindu dan Buddha.
2. Memecahbelah umat Buddha dengan cara :
 Agama Buddha murni (Punya Sangha dan Tripitaka) dan Agama Buddha
sempalan (Tidak Punya Sangha dan Tripitaka).
 KASI sebagai dewan fatwa tertinggi yang sederajat dengan MUI
sehingga akan dibuatkan fatwa aliran sesat atau aliran kepercayaan bagi umat
Buddha sempalan yaitu Maitreya, Nichiren Syossyu (NSI, PSBDI, SPI),
Kasogatan-Madhatantri (Lu Shen Yen), I Kuang Tao dan Tridharma. Mereka
menganggap Agama Buddha yaitu MBI (SAGIN, non-sekte), Magabudhi
(STI-Theravada) dan Majabumi (SMI-Mahayana).
 Memboikot pelaksanaan Puja Bakti Waisak Nasional 2543/1999 di Candi
Agung Borobudur agar tidak dihadiri oleh umat Buddha dan menakut-nakuti umat
Buddha akan adanya bahaya kerusuhan disaat Puja Bakti Waisak.
 Menyebarkan fitnah bahwa Walubi merupakan organisasi kemasyarakatan
biasa yang kerjanya membagi sembako (Organisasi Sembako).
 Menyebarkan hujatan dan fitnahan dengan selebaran, demonstrasi dan
fatwa serta media massa.
3. Merekayasa rekomendasi Tim 15 di KPU untuk utusan Golongan Agama Buddha
di MPR dengan cara :
 Memberikan uang sebesar tiga ratus juta kepada anggota tim 15 yang
dananya disalurkan melalui Nurdin Purnomo (PBI) seorang kr****n yang mengaku
beragama Buddha, agar suaranya dapat menentukan rekomendasi tim 15 dalam
penentuan utusan golongan Agama Buddha di MPR sehingga rekomendasi awal tim
15 dalam Pleno hanya menyantumkan MBI sebagai satu-satunya calon utusan
golongan Agama Buddha. Pernyataan anggota Tim 15 yaitu Bapak Aminullah,
Nitimihardjo, Abdulrahman dan Agus Mifach kepada DPP Walubi di hadapan
Wartawan menyatakan mereka menerima masukan yang salah dari saudara Nurdin
Purnomo. Dalam tim 15 disinyalir bahwa ke-14 anggota tim sudah
merekomendasi-kan WALUBI sebagai utusan Golongan agama Buddha tetapi hanya
Nurdin Purnomo yang memprovokasi sehingga keputusan rekomendasi awal
menampilkan MBI.
 Skenario Demonstrasi MBI dengan mengunakan Upacara Kebaktian
tatacara Mahayana yang dipimpin oleh Bhiksu palsu dan kemudian menghujat
Walubi-Ketua Umum Walubi di depan Kantor DPP Walubi dan KPU, sehari sebelum
sidang Pleno pengesahan utusan golongan Agama merupakan rangkaian skenario
untuk menjatuhkan Walubi dan mengangkat nama MBI sebagai organisasi terbesar
Agama Buddha. Para demonstran aneh karena saat DPP Walubi bersedia menerima
mereka langsung pergi ke KPU. Demonstrasi ini dilakukan oleh umat MBI yang
berasal dari Lampung sebanyak 2 bus dipinpin oleh Hoa Liong (terkenal
sebagai preman di Bandar lampung) dan 2 bus dari Pati (Jawa Tengah) yang
dipimpin oleh Wiwin dengan komandan lapangannya bernama Hendri (Sekjen DPP
IMABI) dan Rudi (Ketua IMABI Jakarta) dengan markas komandonya di Vihara
Ekayana (Kantor Pusat MBI). Demonstrasi ini dirancang oleh PHBI dengan
bantuan oknum PRD dan Forkot yang beberapa hari kemudian oknum ini kembali
memimpin Demonstrasi di KPU dengan mendramatisasi memotong kepala kambing
yang di bawa ke dalam ruang sidang KPU dan selanjutnya mempimpin demonstrasi
untuk MBI – KASI di KPU maupun di Departemen Agama. Mereka bukan hanya
mendukung MBI sebagai utusan golongan Agama Buddha dan menghujat
Walubi-Ketua Umum, melainkan menyampaikan tuntutan tentang Aceh dan hujatan
kepada Pemerintah. Untuk melaksanakan aksi demonstrasi MBI mendirikan
Solidaritas Pemuda Buddhis Indonesia (SPBI) yang diketuai Witarsa dengan
pusat kegiatan di Vihara Ekayana dan KASI mendirikan Forum Aksi Damai Umat
Buddha Indonesia (FADUBI) yang dipimpin oleh The Ce An/Hendry The dengan
pusat kegiatan di Vihara Mahavira Graha Lodan. Demonstrasi yang dilakukan
oleh SPBI dan FADUBI, diiringi dengan jumpa pers baik di Vihara Ekayana,
Tanjung duren maupun di Vihara Mahavira Graha di Lodan yang mengikutsertakan
para bhikkhu Sangha sebagai bagian dari permainan politik.
Manuver Penyandang dana untuk mengambil kursi Utusan Golongan Agama Buddha
telah digagalkan oleh WALUBI dengan berbagai upaya maksimal untuk
menjelaskan kepada Sidang Pleno KPU tentang keberadaan WALUBI yang merupakan
organisasi terbesar Umat Buddha Indonesia sesuai dengan fakta dengan
dukungan penuh seluruh Majelis Agama Buddha, kecuali MBI yang terkucil
sedirian di luar. Hasil Voting Sidang Pleno KPU dengan hasil 31 mendukung
Walubi dan 11 mendukung MBI merupakan suatu fakta yang tidak dapat
dipungkiri akan peran serta WALUBI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
FDRUBI DUKUNG PEMBUBARAN KASI

FORUM Demokrasi dan Reformasi Umat Buddha Indonesia (FDRUBI) mendukung penuh
usulan Ketua Umum DPP Walubi Dra. Hartati Murdaya yang akan membubarkan
Konperensi Sangha Agung Indonesia (KASI).

Menurut Ketua FDRUBI, Budiman, ada beberapa alasan yang menyebabkan mengapa
pihaknya mendukung pembubaran KASI.

Yaitu, KASI telah menyerang sekte-sekte agama Buddha lainnya dengan dalil
mereka bukanlah agama Buddha yang murni atau asli. Mereka juga telah menjadi
penggerak demonstrasi – demonstrasi yang menghujat sesama umat Buddha.

FDRUBI telah mensinyalir adanya usaha-usaha yang dilakukan oleh segelintir
umat Buddha untuk mencoba menghambat mekanisme demokrasi.

“Aspirasi KASI kami nilai tidak sehat. Karena berupaya memecah belah umat
Buddha dengan menyebarkan pandangan sesat tentang adanya sekte murni dan tidak
murni”, katanya.

FDRUBI juga menilai Bhikkhu KASI telah mencemarkan nama Bhikkhu lain yang
sebenarnya arif dan bijaksana. Serta merusak kerukunan yang selama ini telah
dibina secara susah payah.

Diproklamasikannya KASI sebagai lembaga tertinggi umat Buddha Indonesia telah
menimbulkan penolakan dari majelis-majelis agama Buddha yang tergabung di
dalam Walubi.

“Sebab mereka masing-masing mempunyai organisasi Sangha tertinggi dan Dewan
Rohaniawan tersendiri “, katanya.

Ditambahkan juga oleh Budiman bahwa KASI tidak mewakili aspirasi umat Buddha
Indonesia secara keseluruhan.

KASI hanyalah merupakan sumber konflik yang berkepanjangan dan memecahbelah
umat Buddha Indonesia. KASI hanya diakui oleh umat Buddha Pannavaro,
Prajnavira dan Arya Maitri.

“KASI yang menyatakan dirinya bukan saja tandingan Walubi tapi lebih dari itu
ia sebagai badan fatwa tertinggi umat Buddha Indonesia, telah memancing
keributan dengan umat Buddha sekte-sekte lainnya”, katanya.

Dalam kesempatan tersebut FDRUBI juga mengutuk keras penggunaan vihara
Mahavira Graha di jalan Lodan Raya no.6B Jakarta Utara sebagai markas para
demonstran Forum Aksi Damai Umat Buddha Indonesia, yang melakukan aksi di
depan gedung KPU pada 8 September lalu.

FDRUBI telah menemukan bukti bahwa para demonstran yang melakukan aksi di KPU
pada 8 September lalu telah menggunakan Vihara tersebut sebagai markasnya.

“FDRUBI menganggap forum tersebut tidak benar dan tidak bertanggung jawab.
Sebab penanggung jawab aksi demonya berubah-ubah. Pada 24 September adalah
Henry The namun pada 8 September penanggung jawabnya The Che An. Alamat forum
tersebut juga palsu karena setelah dicek ternyata dihuni oleh seorang pekerja
reperasi kompor gas”, tuturnya berapi-api.

Menjawab SPBI
Budiman juga mengatakan bahwa apa yang dikatakan oleh Solidaritas Pemuda
Buddhis Indonesia (SPBI) bahwa Ketua Umum Walubi pada saat kerusuhan Mei
berada di luar negeri merupakan pemalsuan fakta.

Kenyataan yang terjadi adalah, pada tanggal 13 Mei Hartati Murdaya menutup
bakti sosial Tzu Chi- Paramita di Magelang. Kemudian pada 14 Mei dalam
perjalanan pulang ke Jakarta. Dan pada 15 Mei berada di rumah sambil terus
memantau situasi yang berkembang.

‘’jadi jika ada yang melontarkan isu wisuda, maka hal tersebut merupakan sikap
yang tidak tahu malu dan asal bunyi’’, kata Budiman.

Ia juga menyatakan Forkambi yang telah menerima sumbangan dua juta rupiah dari
Ketua Umum Walubi ternyata telah menimbulkan perpecahan di kalangan umat
Buddha. Lalu lembaga ini lenyap karena telah menjauhi idealisme untuk
kerukunan umat. Oleh karena itu, sebagian besar umat Buddha memisahkan diri
dari Forkambi.

‘’ Forkambi telah memperkenankan perilaku Aggi Tjetje yang tidak sopan serta
tidak memiliki etika berdemokrasi’’, katanya.

Pernyataan yang dikeluarkan oleh Forkambi yang mengatasnamakan pemuda dan
mahasiswa merupakan pernyataan pribadi dari masing-masing ketua tanpa
diketahui oleh segenap pengurus masing-masing lembaga dan senat mahasiswanya.

FDRUBI juga menerima tantangan dari SPBI untuk tampil di forum dalam
menyelesaikan permasalahan umat Buddha. Asal dengan tetap berpedoman pada
peraturan yang berlaku dan Buddha Dharma.

‘’ Kami siap untuk menerima undangan SPBI untuk berdebat karena FDRUBI
merupakan organisasi yang terbuka. Namun kami agak kesulitan untuk
menghubungi pihak SPBI karena domisili organisasi tersebut tidak jelas’’,
tambahnya.

Jangankan dengan SPBI, dengan KASI dan SAGIN yang berada di belakang SPBI,
FDRUBI akan berani mendebatinya.

‘’Jika memang debat tersebut tetap ingin dilakukan oleh SPBI, FDRUBI
menginginkan tempat dan penyelenggara yang netral serta diterima oleh seluruh
pihak.

Penyetruman

        Menanggapi soal terjadinya tindak penyetruman dan kekerasan lainnya yang
ditujukan kepada Ketua Umum Walubi yang terpilih, menurut Budiman hal tersebut
telah diproses menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

        Untuk mendapat kepastian dan menegakkan supremasi hukum, maka peristiwa ini
sedang didalam penyelidikan dan pembuktian. Hal ini dimaksudkan agar rekan
generasi muda dapat mengerti pokok permasalahannya.

        ‘’Selama ini FDRUBI yang dijiwai oleh idealisme pemuda dan mahasiswa ingin
mendapat kejelasan, bukan keberpihakan katanya.

        Budiman mengingatkan kepada para generasi dan mahasiswa Buddhis, bahwa saat
ini telah muncul broker politik yang menjelma menjadi broker hulum untuk
membatalkan pembuktian hukum yang jelas dan tegas.

        Dalam hal ini generasi muda diminta harus mencari pada pembuktian dan bukan
bersifat tendensisus.

        FDRUBI bisa menerima pandangan mencari kebenaran tentang peristiwa tersebut
yang tidak terselesaikan selama lima tahun belakangan ini. Dan hanya menjadi
isu yang tidak berkesudahan dan merugikan perkembangan umat Buddha sendiri.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
STOP bentar!! Intermezzo :P
Ada gak sih yg membaca habis dr awal sampe akhir thread ini?

hehe.. saya sih ngga.. ^-^

appamadena sampadetha

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
masih banyak..... dan gw masih penasaran nih...
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
http://www.indonesiamedia.com/rubrik/berta/berta00july-rezimorba.htm

JAKARTA, Mandiri - Presiden KH Abdurrahman Wahid mengemukakan, sekitar 2500 pengikut Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dibunuh rezim Orde Baru pada Pemilu tahun 1977 karena tidak mau memilih Golongan Karya (Golkar). Selain membunuh orang-orang PPP, kata Gus Dur, para bhiksu juga diinjak-injak dan disetrum rezim otoriter tersebut.
Presiden mengungkapkan hal itu dalam dialog dengan berbagai unsur masyarakat di Gedung Perintis Kemerdekaan, Jakarta, Selasa (6/6). Persoalan itu mengemuka dalam dialog ’panas’, dipicu Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Siti Hartati Murdaya yang merasa kecewa lantaran Gus Dur tidak hadir saat peringatan Waisak di Candi Borobudur, namun datang pada acara yang sama di Jakarta dengan penyelenggara Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI), tandingan Walubi.
Murdaya tidak terima dengan penjelasan Gus Dur, yang mengemukakan bahwa para bhiksu diinjak-injak dan disetrum. Ia langsung bangkit menuju mikrophone dan meminta penjelasan Gus Dur. ”Tidak ada bisku yang disetrum dan diinjak-injak,” kata Murdaya, berang. Interupsi Ketua Walubi itu, tak pelak, menyebabkan nada suara Gus Dur melengking tinggi. ”Di mana Ibu waktu Orde Baru. Saya ada di jalan. Ibu di mana?” kata Gus Dur, sengit.
Gus Dur mengatakan tahu persis karena ia adalah salah seorang yang digencet saat Orde Baru berkuasa. Gus Dur mengemukakan persoalan antara Walubi dengan KASI hendaknya diselesaikan dengan baik. ”Kampanye saja, lalu adakan pemungutan suara. Idealnya, ya, berdamai saja,” kata Gus Dur.(RSB/IM)
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
ini mantep artikelnya oleh Ibu Luar Biasa vs Pendekar Mata Satu...heuehuehue
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
From: "Hermawan Wana" <hermawan_wana [at] bogor.wasantara.net.id>
To: <apakabar [at] saltmine.radix.net>
Subject: KPU DILECEHKAN OLEH WALUBI BARU (SITI HARTATI M)
Date: Thu, 2 Sep 1999 23:25:52 +0700

SANGGAHAN

MAJELIS BUDDHAYANA INDONESIA

ATAS

PENJELASAN WALUBI

PERWAKILAN UMAT BUDDHA INDONESIA

16 Agustus 1999

YANG DITUJUKAN KEPADA KPU

(PELECEHAN WALUBI BARU TERHADAP KPU)

Sanggahan ini kami buat untuk menjelaskan kepada KPU dan masyarakat pada
umumnya, agar mendapatkan informasi yang BENAR berdasarkan moral yang
tinggi (tidak mengandung moral hazard) dan dapat dipertanggungjawabkan
baik secara dunia maupun akhirat. Bagi WA LUBI baru kami tantang dalam
debat ilmiah yang dapat disaksikan oleh lembaga independen yang ada,
TERUTAMA KPU DAN KASI. APABILA WALUBI DALAM WAKTU 2 (DUA) HARI TIDAK
BERANI DEBAT ILMIAH DENGAN KAMI BERARTI WALUBI MENGAKUI SANGGAHAN YANG
KAMI BUAT DAN HAR US BERANI MALU UNTUK KELUAR DARI UG-MPR!

Pernyataan WALUBI kami singkat W dan

SANGGAHAN MBI kami singkat M

W : Walubi jauh lebih besar dari MBI (Umat dan Vihara)

M : Tidak benar, malahan sebaliknya. Mari kita buktikan, silakan mengambil
sampel Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Siapkan data WALUBI Baru. MBI
mempunyai vihara dan cetiya sebanyak kurang lebih 100 buah di Jawa Tengah.
Mempunyai Institut Agama Buddha Smaratungga di Boyolali Ampel. Mempunyai
Sekolah Umum di Jakarta, Bogor, Bandung, Sukabumi. Punya majalah Buddhis
Nasional MANGGALA, punya "Karaniya" yang terbanyak dalam menerbitkan buku
agama Buddha di Indonesia dan tersedia di Gramedia dan Gunung Agun g.
Walubi Baru punya APAAA! Dari pernyataan ini Walubi Baru melakukan MORAL
HAZARD dengan tidak memberikan informasi kepada KPU, Walubi ini , Walubi
yang mana, karena jelas SANGAT BERBEDA ANTARA WALUBI LAMA DENGAN WALUBI
BARU.

W : Walubi federasi Majelis Agama Buddha dan ratusan lembaga dst.

M : Tidak benar, Walubi Baru didirikan 30 Desember 1998 bukan tahun 1979.
Walubi Baru berbeda dengan Walubi Lama. MBI keluar ataupun dikeluarkan
pada tahun 1994 dari Walubi Lama akibat BERANI MEMPERTAHANKAN KEBENARAN
DAN TIDAK TAKUT UNTUK BERDIRI SENDIRI, karena MBI merupakan anggota
federasi yang TERBESAR. Akhirnya Walubi Lama secara implisit mengakui
kesalahan dengan mengeluarkan surat penerimaan kembali SAGIN dan MBI ke
dalam Walubi Lama pada tahun 1998 (Setelah reformasi bergulir). Penjelasan
tentang hal ini terlampir.

W : Sehubungan dengan AD/ART Walubi lama dst.

M : Pembubaran Walubi Lama tidak sesuai dengan AD/ART Walubi Lama sendiri.
Tidak ada utusan DPD-DPD Tingkat I Walubi ketika Pembubaran ini.
Pembubaran ini cacat hukum.

W : Walubi Baru merupakan federasi 7 majelis dst

M : Walubi Lama benar dikenal, tetapi Walubi Baru yang baru berdiri 7
bulan, TANDA TANYA BESAAAR! Di Bogor yang dekat Jakarta saja tidak ada
WALUBI Loh! MBI yang selalu menjadi partner Pemerintah. MBI dalam karya
nyata kemanusiaannya tidak selalu menggemb ar-gembor perbuatan baiknya.
Karena tidak sesuai dengan ajaran Sang Buddha. Lihat kitab suci
Vajraccedika Prajna Paramita Sutra. Walubi Baru TIDAK MEMPUNYAI Bhikkhu
Sangha, terbukti dengan penolakan dari Sangha Agung Indonesia, Sangha
Theravada Indonesia dan Sangha Mahayana Indonesia. Hanya tiga Sangha
inilah yang terdaftar di Depdagri. Lalu Sangha yang mana yang mendukung
Walubi Baru ? Malahan KETIGA SANGHA DAN DUA MAJELIS mendukung MBI untuk
menjadi UG agama Buddha di MPR dengan bukti otentik cap (stemp el) dan
tandatangan orang yang berhak.

No
             Nama Organisasi Pendukung
             Tandatangan
             Jabatan
            
            1.
             Sangha Agung Indonesia
             Bhiksu Aryamatri
             Sekretaris Jenderal
            
            2.
             Sangha Mahayana Indonesia
             Bhiksu Dharmasagaro, Mahasthavira
             Ketua Umum
            
            3.
             Sangha Theravada Indonesia
             Bhikkhu Sukhemo, Mahathera
             Wa.Ketua Umum
            
            4.
             M. A. Buddha Theravada Ind.
             Herman S. Endro
             Ketua Umum
            
            5.
             M. A. Buddha Tridharma Ind.
             Bhagyadewa Sidharta
             Ketua Umum
            
    

Belum lagi ratusan dukungan dari Yayasan, Wanita Buddhis, Dosen, Guru
Agama Buddha, Pemuda dan Mahasiswa yang dikumpulkan dalam satu bundel.

W : Tentang Sangha, Dewan Sangha Walubi dst

M : Di Walubi Baru tidak ada Dewan Sangha! Karena kata Sangha saja sudah
berkonotasi jamak. Sangha itu kumpulan para bhikkhu (bhiksu) atau
bhikkhuni (bhiksuni). Lihat Konferensi Pers KASI (Konferensi Agung Sangha
Indonesia).. KASI sangat mengakar dan selu ruh umat Buddha Indonesia yang
mengakui Siddhartha Buddha Gautama sebagai Guru Agung dan Kitab Suci
Tripitaka serta Sangha, mengakui KASI sebagai perwujudan dari Sang Buddha.
Lalu kalau ada LEMBAGA YANG TIDAK MENGAKUI KASI, APAKAH TERMASUK DALAM
KRITERIA LEMBAGA AGAMA BUDDHA?

W : MBI-KASI-PARBUDI adalah satu kesatuan dst.

M : Tidak benar. KASI dan MBI tidak mempunyai hubungan secara
organisatoris dengan PARBUDI, karena KASI dan MBI adalah lembaga keagamaan
dan PARBUDI adalah lembaga politik. MBI secara organisatoris bukan
kelompok partisan. Ayo silakan Walubi Baru buktikan dan silakan tuntut
kami di Pengadilan! Apakah ada bukti hitam di atas putih?

W : MBI-KASI-PARBUDI tidak berhak mewakili umat Buddha dst!

M : Walubi Baru tidak berhak berbicara demikian, hal ini merupakan
pelanggaran hak-hak asasi manusia. MBI berhak mewakili umat Buddha
dikarena sejumlah alasan diatas. (Mempunyai vihara dan umat yang lebih
banyak dari Walubi Baru, karena data Walubi Baru h asil rekayasa dan
fiktif semata). Dari dari pernyataan PARBUDI, bahwa hanya 20% umat Buddha
tergabung dalam organisasi agama Buddha. Dari yang 20% tersebut, 50%-nya
umat MBI dan 30%-nya tergabung dalam organisasi di luar Walubi, jadi
Walubi hanya 20%. Tah u diri dong!

W : Kegiatan agama dll.

M : Tidak benar. Walubi Baru baru 1 (saaatuuuu) kali saja. Bhikkhu Maha
Nayaka Sthavira Ashin Jinarakkhita, Ketua Umum Sangha Agung Indonesia yang
pertama kali menyelenggarakan Waisak Nasional di Borobudur. Dan jabatan
Beliau sekarang adalah Vice Presiden t World Buddhist Sangha Council.
(Wakil Presiden Perkumpulan Para Bhikkhu Agama Buddha Dunia).

Dari sanggahan ini sudah sangat jelas, bahwa Walubi Baru tidaklah
mencerminkan sebagai lembaga agama. Dikarenakan terlalu banyak
informasi/data yang diberikan kepada KPU mengandung KETIDAKBENARAN. APAKAH
KPU TIDAK MERASA DILECEHKAN OLEH WALUBI !!!!!!!

DEMIKIANLAH SANGGAHAN SINGKAT DARI MBI,

JAKARTA, 1 SEPTEMBER 1999

PRESIDIUM MBI IN CHARGE R&D

IR. HERMAWAN WANA (hermawan_wana [at] bogor.wasantara.net.id)

MOHON DUKUNGAN BAGI PEMBELA KEBENARAN
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

 

anything