//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Perjalanan menjadi seorang Buddhist  (Read 198735 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline saroja devi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 49
  • Reputasi: 7
  • Gender: Female
  • Tetap semangat
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #375 on: 17 December 2011, 12:40:58 PM »

Ikutan sharing juga...

Ortu saya juga KTP Buddhist saja,tapi setelah saya masuk sekolah,sudah diajarkan tentang Agama Buddha,dan sangat tertarik sekali,jadi dari kecil udah beragama Buddha,padahal waktu kecil saya sudah bisa lagu Amazing Grace,tanpa diajarkan,dan kebetulan saya lahir pada hari Paskah,memang suatu kebetulan.Tapi saya memilih Agama Buddha,karena kecocokan dan sesuai dengan kata hati saja.Sebagai umat awam,saya berusaha melestarikan Dhamma dengan menjalankan 4 x dalam sebulan,Uposatha.


Offline senbudha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 209
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #376 on: 19 December 2011, 03:10:09 PM »
merenung dan bertanya terus 'buat apa sy dilahirkan?mengapa? Ini pertanyaan yg terus menggema di pikiranku sejak SD.sy telah membaca "kitab silat"agama Ka,Kong,kris,is,..dan lain2.tp kitab itu ga menjelaskan mengapa kt harus lahir,buat apa,,.kayak orang yg diliputi kebodohan,isi kitab itu semakin membuatku tambah bodoh.Pada masa itu,kitab ajaran Budha tdk gampang ditemukan,kalo adapun,cm kitab mantra.Pencarianku berakhir pd saat sy SMA.tepatnya di Vihara Dharmasuka.Buku ajaran Budha yg pertama kupegang dan diberikan padaku oleh vihara adlh"Dhammapada".kitab indah yg mengajarkan pikiran utk berjalan pada "Jalan Benar".Saat itu sy diliputi kesejukan yg belum pernah kurasakan dlm batinku.Pencarianku tdk berakhir smp hr ini,dan kutemukan 1 hal dlm ajaran Budha yth"Semakin benar kt berjalan dlm ajaran maka hidup kt akan lebih SEDERHANA dlm hal apapun.Tp kesederhanaan ini adlh kesederhanaan yg mampu merasakan luasnya langit dalamnya laut.Ajaran Sang Budha memberikan kt sebuah CAHAYA utk melihat dan berjalan dlm kegelapan,dan terutama kt tdk dapat dibodohi dgn mudah oleh agama lain.andaikan sy tdk berjodoh dgn AJARAN BUDHA,mungkin sy akan berakhir dgn membantu tuhan2 Menjual ayat2nya dan memasarkannya dgn taktik apapun.Saran sy dlm belajar ajaran Budha adlh Baca semua Buku Ajaran dan sempatkan diri dengarkan darma dr mereka yg TELAH MERASAKAN BUAH AJARAN.Cerna semua yg dibaca,yg didengarkan dgn batin yg tenang,pilih 1 latihan yg cocok dgn watak kt,tekunin smp mati.Dimana ada ego,disana tdk ada jalan.dimana ada pintu maka bs tertutup.Semoga semua orang yg berjodoh dgn Ajaran maju terus,jgn melihat ke belakang lg.

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #377 on: 19 December 2011, 08:15:32 PM »
Ikutan sharing juga...

Ortu saya juga KTP Buddhist saja,tapi setelah saya masuk sekolah,sudah diajarkan tentang Agama Buddha,dan sangat tertarik sekali,jadi dari kecil udah beragama Buddha,padahal waktu kecil saya sudah bisa lagu Amazing Grace,tanpa diajarkan,dan kebetulan saya lahir pada hari Paskah,memang suatu kebetulan.Tapi saya memilih Agama Buddha,karena kecocokan dan sesuai dengan kata hati saja.Sebagai umat awam,saya berusaha melestarikan Dhamma dengan menjalankan 4 x dalam sebulan,Uposatha.
menjalankan apa cc?  :)
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #378 on: 19 December 2011, 09:25:20 PM »
menjalankan apa cc?  :)
uposatha...
kan naro di belakangnya itu...
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #379 on: 19 December 2011, 10:47:13 PM »
atthasila maksudnya?
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #380 on: 19 December 2011, 11:00:52 PM »
atthasila maksudnya?
kalo itu ane ga tau..
pokok'e uposatha dah...  :)) :)) :))
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #381 on: 19 December 2011, 11:25:39 PM »
kalo itu ane ga tau..
pokok'e uposatha dah...  :)) :)) :))
nah itu yang saya tanya, bagaimana sih dd wil :hammer:
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #382 on: 20 December 2011, 12:00:52 AM »
nah itu yang saya tanya, bagaimana sih dd wil :hammer:
^:)^ ^:)^ ^:)^
harusnya nanya menjalankan sila apa cc, bukannya menjalankan apa... ;) ;)
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #383 on: 20 December 2011, 10:51:46 AM »
^:)^ ^:)^ ^:)^
harusnya nanya menjalankan sila apa cc, bukannya menjalankan apa... ;) ;)
tapi diatas diceritanya g ada kata sila, makanya cocok dong kalo saya tanya menjalankan apa, mungkin menjalankan meditasi atau apa. :)
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Yani Puk

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.208
  • Reputasi: 37
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #384 on: 20 December 2011, 11:02:16 AM »
gua jadi buddhist krn ortu udah buddhist
pertama2, g pikir jadi buddhist itu ribet, ngejelimet krn byk istilah pali dan g gk pernah belajar agama buddha dari SD-SMP.

Ktemu pelajaran agama Buddha pertama kali itu pas masuk SMA dan i enjoy it
Aktif ke vihara sejak SMA (vihara maitreya) tapi belakangan koq mrs tdk sesuai ekspetasi dan kurang menjawab pertanyaan yg ada di benak g selama ini... Jadi cm ikut maitreya cm 3thn

Terus thn 2011, ikut ke ekayana. Pertama krn diajakin tmn kuliah akhirnya g yg ketagihan krn ceramahnya itu menjawab apa yg gua pertanyakan selama ini.

Pertengahan 2011, tepatnya bln agustus diajak ke RG, theravada. Puja bakti sama lah seperti vihara lainnya. Cuma neh agak pagi dibandingkan ekayana... Jadi cm tahan 3x dtg utk puja bakti. Sisanya ikut diskusi aja dan baksos klo diajak wkwkwk

Jadi buddhist itu LUAR BIASA
 ;) :D 8) :)

Offline Lihn Nana

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 2
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #385 on: 27 December 2011, 11:45:31 AM »
Ikutan sharing ya
Saya sbnrnya udah dari lahir ikutan ortu jd Buddhist jg. Sembahyangnya kebanyakan di kelenteng2, jarang ke vihara. Pas SMU Negeri, saya ngambil nilai agamanya di vihara (aliran maitreya). Slama 1 thn belajar agama Buddha,saya merasa senang & damai, doa lbh khusyuk, tdk spt saat saya doa di gereja (saya skolah SD kr****n, jd suka di paksain guru utk doa scr kr****n, pdhl saya sbnrnya kberatan...). Mama sih setuju2 saja
Tahun ke-2 saya belajar agama Buddha, saya mulai belajar mengurangi konsum daging, vege tiap Ce-It & Cap Go. Sayangnya ma2 gak mendukung upayaku ini, jd sayapun otomatis mesti masak sendiri kalo tiap mau vege (ma2 sengaja masak daging kesukaanku tiap hari tsb, dgn dalih takut saya drop krn ikutan vege)
Berulang2 kali lihat saya pulang sekolah hrs masak lauk vege tiap Ce-it & Cap Go, serta perayaan keagamaan Budha, mama akhirnya luluh jg & mulai mendukung upaya vege tiap Ce-it & Cap Go dgn memasakkan lauk2 vege utk saya. Setelah itu, saya pun ikut Chiu Tao (kyk ditasbihkan gtu)
Tahun ke-3 saya belajar agama Buddha, gk lagi vege sendirian tiap Ce-It & Cap-Go, mama & ce2 jg ikutan vege.
Di tahun ke-3 ini,saya dapat cobaan menjelang ujian semester 1.  Pulang dari vihara, becak yg saya tumpangi bareng 2 teman diserempet mobil & terhempas masuk parit. Becaknya terguling & tanganku terantuk besi dg keras, sakit, kyk kesemutan, mati rasa gitu (kirain patah).... Saat itu,tiba2 muncul seorang pria yg nolong dgn menarik saya keluar dari becak, tanganku di usap2 gtu & berkurang sakitnya,cuma memar. "Udah, kamu gak apa2 lagi. Untung kamu rajin sembahyang.Pulang ini, istirahatlah ya" gtu kata pria yg gak dikenal td
"tanganku sakit, ko, gimana mau ulangan besok?" aku balik nanya
"Gak apa2, tenang saja. Bisa kok,doa aja ya?" jawabnya trus lgsg hilang & kalung Kwan Im yg saya pakai tiba2 bersinar.... (mgkn ini "guardian angel" ya?). Besoknya saya beneran masih bisa masuk utk ulangan & nulis,walaupun tgnku memar & nulisnya pelan2


Segini aja, pengalaman saya jd umat Buddhist  :) 8) :) :x
« Last Edit: 27 December 2011, 12:05:12 PM by Lihn Nana »

Offline stevani

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 21
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #386 on: 27 March 2012, 09:36:28 PM »
ortu buddhist, sd kls 2 pernah setauh ke kr****n, tapi balik lagi ke buddha tridharma. saat itu gak terlalu tertarik sama agama mungkin karena masih kecil, jarang sekolah minggu karena kurang akrab dgn anak-anaknya. pas smp baru deh nemuin jati diri, baca-baca buku dharma ternyata seru juga  ;D akhirnya jadi jatuh cinta, senang baca parita dan jadi rajin dharmaclass tapi masih malas kebaktian, alasannya masih sama. anak-anaknya kurang akrab dgn saya. trus pass udh smk gak ada pelajaran buddha lg disekolah, jdnya rajin kebaktian deh dan mulai meditasi dan belajar dharma sendiri. dharma is the best. sampe sekrang omithoohud dharma  _/\_
semoga semua makhluk berbahagia
sungguh tak menyesal dikehidupan sekarang kumengenal dhamma _/\_

Offline Rina Hong

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: -2
  • Gender: Female
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #387 on: 27 March 2012, 10:27:54 PM »
 ;D ikuutt


Sejak lahir semua keluarga sudah buddhis ktp, yang lebih mengerti dhamma hanya cici yang 2 tahun lebih tua dari saya,
Saya sering bertanya kepada dia jika ada yang tidak di mengerti, dia jago debat..hehehe...

Disekolah belajarnya buddhayana, tapi kebaktian sekolah minggu ala theravada, waktu SD hanya belajar teori, setiap hari menghafal, dasa samyojana,abhinna,buddha berdasarkan tingkat kesucian,31alam kehidupan, parami,4 kesunyataan mulia, arya athanghika magga (kalo ga salah tulis) dll....

Pandangan dulu itu boddhisatva dilahirkan di surga tusita, jadi taunya buddha itu ada di sorga..hehehe...setelah SMP baru ada kebaktian, jadi ada muda- mudi gitu, ada ikutan muda mudi, setiap minggu kebaktian di lapangan badminton, pakai karpet, dan ada guru agama yang datang sharing dhamma, yaaa... Pengetahuan dhamma beliau cukup bagus... Dari sana mulai mengerti buddhisme itu seperti apa dan timbullah keyakinan lebih dari sewaktu SD.

Makin lama kebaktian di lapangan ada perasaan jenuh karna setiap kali yg sharing dhamma orgnya itu"aja, dan merasa butuh upgrade, akhirnya ada ide kevihara setiap minggu, yang ga kumpulin cap, nanti nilai praktek agama nya dikurangi,..wkwkw...

Divihara mulai belajar tatacara kebaktian, mulai melihat bhikkhu..  ;D dulu itu susah mau ketemu bhikkhu, jangankan ngobrol..ketemu aja jarang.

Nah wkt itu masih belum ada status mahayana atau theravada, ajarannya masih campur aduk... 
Setelah SMA, semua senior sudah pada mau lulus..gw disuruh jd pengurus..karna sampai saat itu yang masih konsisten ikut hanya saya, tp ya saya ga bs lakukan sendirian, kegiatan ini butuh teamwork, misalkan buat acara waisak, dana kathina, dll.
:) dan saat itu ada pembina yang tidak setuju saya jadi ketuanya (weww... Lagian siapa yg mau jd ketua, dibayar aja kaga...) saat itu hanya berpikir pengen bantu" saja dan sama sekali ga minat jd ketua... Akhirnya saya menolak walaupun akhirnya pembina tersebut kembali membujuk saya (soalnya ga ada candidate lain..wkwkw..dasarrr) tapi karna dia sudah mengatakan hal yg menyinggung saya, saya sih kaga tersinggung tapi ga nyangka para senior saya menjadi tersinggung dan merasa pembina ini meragukan kemampuan saya, para senior jadi tidak ingin saya terus di organisasi itu, fiuhh... Akhirnya saya off dari organisasi, dan parahnya...begitu saya off..ehhh..temen" lain pada ikut off... Jd pembina ini jadi makin keki sama saya. Hahaha...lucu jg kalo dipikir "

Sejak itu jd rajin ke vihara, sampai akhirnya sudah lulus SMA, rela naik angkot perjalanan 1 jem hanya untuk ke vihara...

Tapi akhirnya sudah ga kevihara lagi karna ga ada yg mau ikut... Hiks...beberapa kali pergi sendiri, sendiri ga seru gt loh..

Tapi akhirnya saya baca sebuah buku yang ada web milis sp, dan disana saya kenal pertama kali dengan ci lily, ci Lily orangnya baik, yang paling saya ingat dia bilang dia menemukan kedamaian dalam dhamma, dia kadang chat ama Rina dan ngobrol" karna wkt itu dikantor pekerjaannya santai banget, jadi bisa chat, trus kenalan ama suhu, diajak ke DC, awalnya hanya post di shoutbox soalnya kaga ngerti baca di board...

Trus setelah bisa baca mulai " banyak membaca dan perlahan mengerti ternyata buddhisme seperti ini, lalu kenal sama yumi,ko indra, ginny,dll... Yumi selalu mengajarkan saya bagaimana berdana ke bhikkhu, trus cerita tentang meditasi, awalnya saya biasa aja, tp skg jadi senang dengan aktifitas seperti itu... Dan mulai membawa dhamma ke keluarga, misalkan nyokap, cici, diajak berdana ke bhante, yaa.. Ada kebahagiaan tersendiri wkt ajak nyokap ikut kdab...hehhe...walaupun dia liatin terus jam tangannya (mungkin mikir kapan selesainya nih) wkwkwk...
Tapi nyokap masih tetep seneng diajak ikut aktifitas seperti ini... :) my mom is my best fren.. Diajak kemanapun selalu nemeni...

Sampai saat ini terus belajar buddhisme dan berusaha mempraktekkan, dan berharap bisa mencapai tujuan akhir seorang buddhis  ;D

The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

Offline SmartZ

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 9
  • Reputasi: 1
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #388 on: 12 May 2012, 06:37:24 PM »
Ikut sharing jg. :) Sy sejak kecil ikut tradisi ortu yg tung tung cep. Lingkungan sekolah jg lingkungan K, dari kecil sampe kuliah. Namun pemahaman dan pemikiran dari kecil arahnya ke Buddhism, suka bertanya dan mengalami langsung baru bisa yakin. Walau masih kecil dulu, sy sudah sering bertanya kalo guru K di sekolah mendeskripsikan Tuhan. Tuhan Maha Pengasih, Maha Adil, Maha Penyayang, Maha Kuasa dsb, itu kata guru K di sekolah wkt sy kelas 4 SD, lalu sy balik tanya, kalo Maha Adil koq, ada yg terlahir miskin, cacat, jelek, pendek umur lagi, kenapa nggak sama rata? Lahir aja sudah dibedakan, dimana Maha Penyayangnya? Masih banyak pertanyaan2 seperti itu yg tidak dapat terjawab oleh guru agama dan sesepuh2nya emmbuat sy tidak puas.  Tanya ke ortu, mereka juga nggak bisa kasih jawaban yg memuaskan. Buku2 Buddhis jaman itu jg belom banyak. Sampe ketika sy kuliah dulu, ketemu sama guru sy Pak Wowor, beliau membabarkan konsep Ketuhanan dalam agama Buddha, ini yg membuat sy jatuh cinta berat melampaui jatuh cinta ke lawan jenis loh  ;D. Sy pikir, wah, ini dia yg sy cari, ini dia yg benar2 yg jadi pertanyaan sy dr dulu, baru ketemu lagi sekarang. Lalu sy sering diskusi dengan pak Wowor, beruntung sekali punya guru seperti beliau.
Dari sana sy lalu cari tahu lebih lanjut tentang ajaran Buddha aliran Theravada, makin jatuh cinta lagi sy. Berlanjutlah sampai sekarang, makin mendalami, makin memperkuat keyakinan, makin memperkuat tekad sy untuk tidak pindah ke lain hati.  _/\_

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #389 on: 13 May 2012, 08:37:41 PM »
waktu kecil masih sd sekolah kr****n puko sekarang samaria.

Cuma cici Buddha; waktu itu kenal nya Buddha nama tridharma belum ada di buku pelajaran PMP (pendidikan moral pancasila) anak sd.

Cici pergi ke tepekong/ kelenteng Roxy sekarang mungkin menjadi vihara Roxy.

Wa biasa ikut temenin setiap kali kesana karena tidak tahan asap dalam kelenteng tersebut aku akhirnya tunggu di luar makan bakpau dulu disanan setiap bulan purnama di luar nya banyak jualan makanan. Tetapi di luar kelenteng tersebut ada selokan (got) nah kalau malem nyamuk nya luar biasa jadi wa didepan sengsara juga di gigit nyamuk.

Pernah beberapa kali ada acara makan (makan vege, ketika itu tidak tahu vege apa? tahu nya ada bakmie goreng dan bihun goreng makan gerattttiiiisss ) ketika ada perayaan ada undang bhikku (seperti tertulis di buku pelajaran pmp panggilan bhiku).

Saking kesel nya sama asap hio dan tidak tahan sama asap hio di kelenteng Roxy; wa yang masih kecil itu pernah protes kepada para deity yang ada disana "Apa agama Buddha tidak ada cara berdoa dan sembahyang yang tidak menyesakan nafas dan menyiksa ini".

Protes ke dua agar permintaan cici ku secepatnya  di kabulkan hingga aku tidak tersiksa karena asap hio atau gigitan nyamuk di luar Tepekong Roxy tersebut (waktu itu pemikiran anak sd tidak tahu tepekong dan kelenteng berbeda).

Tata cara sembahyang Buddhis macam ini paling tidak suka, suatu ketika ada ikut lompat kelas masuk sekolah Buddhis negri untuk lompat kelas.

kemudian sekolah kr****n lagi hingga smp di paksa masuk sekolah Buddhis sama cici ku; sedih banget yang teringat yah itu sembahyang dengan banyak kepulan asap hio yang menyesakan nafas.


Milhat perkembangan agama Buddha dari masa diri ku kecil yang menyelinap masuk kembali kekelenteng dan berdoa memerotes kondisi saat itu dan ada nya aliran seperti Theravada protes ku bisa di bilang berhasil. kejadian ini terjadi sebelum keponakan ku lahir 1982 jadi 3 thn dan 4 thn sebelum keponakan ku lahir.
« Last Edit: 13 May 2012, 09:05:50 PM by daimond »