coba ngobrol sama beberapa lulusan sekolah agama yg dulunya punya pemikiran yang sama.
tanyain kira2 apa suka dukanya, apakah tujuannya untuk mengabdi tercapai, apakah ada ketidakpuasan pada posisinya sekarang, dst.
takutnya udah mengorbankan masa depan demi idealisme, setelah dijalani ternyata kenyataan tidak sama dengan idealismenya.