sebagian besar tentu berasal dari diri sendiri, tapi ada juga karena kondisi yang menjadikannya seperti itu.
misalnya seorang anak yang sudah beranjak dewasa, yang dulunya masih di biayai orang tua sekarang harus membiayai hidupnya sendiri.
lalu nanti ketika orang tuanya udah g mampu lagi untuk bekerja, si anaklah yang harus menyokong orang tuanya.
dalam kondisi ini otomatis akan ada tuntutan yang lebih, bukan siapa2 yang membuat tuntutan ini, toh tidak ada yang menginginkan orang tuanya menjadi tua.
kalo tuntutan yang di atas tentu kita harus menjalankannya.
yang lainnya bisa jadi adalah pilihan, sama ketika seseorang memilih untuk menikah, punya anak, otomatis semakin banyak tuntutan yang harus dipenuhi, dan itu adalah pilihan sendiri.
bukan tidak ada siapa-siapa yang menuntut, tapi diri sendirilah yang menuntut untuk menyokong orang tua
. bahkan ketika orang tua mengatakan tidak perlu disokong karena mereka sudah cukup, tapi diri sendirilah yang terus ingin menyokong
.
ini akibat terlalu melihat ke dalam
. akhirnya tidak bisa melihat segala sesuatu apa adanya
. tuntutan dari dalam diri muncul terus menerus tidak bisa dipadamkan
. dengan kata lain selalu 'terpengaruh' oleh segala sesuatu
.
kalo seperti itu kan artinya bukan dari dalam diri, kalo bosnya yang menuntut, artinya yah jalani saya kalo g mau dipecat, tapi bukan berarti kita yang menuntut diri sendiri untuk memperbanyak keinginan.
lembur tidak selamanya berada di bawah tekanan lho, kalo kita bisa menikmati waktu lembur itu, bisa jadi itu akan menjadi kebahagian buat kita.
kapan lagi coba bisa lembur, wah kesempatan yang luar biasa ini, mari kita nikmati, apa lagi kalo lemburnya sama pegawai yang cantik, wahhh malah jadi berkah kan.
itu adalah tuntutan dari luar, yah dijalani saja, dengan tetap merasa bahagia.
kalo kita bisa menerima, pasti akan bahagia menjalaninya juga dengan semangat sehingga tuntutan dari luar itu tidak lagi menjadi beban buat kita.
yang mesti dijaga adalah ketika tuntutan itu datangnya dari dalam, kita yang menuntut lebih dan lebih lagi, itu yang bahaya.
hehehe.. ketika si bos menuntut dan kita belum bisa melakukannya artinya kita harus menuntut diri sendiri untuk bisa, agar tuntutan si bos bisa dipenuhi
. dengan menuntut diri sendiri, tentunya keinginan akan semakin banyak
, seperti mencari data-data, mencari bahan-bahan, mencari bantuan dan banyak keinginan lainnya untuk memenuhi tuntutan itu
. dan ketika keinginan itu tidak bisa didapat, kita harus berpikir keras lagi untuk mencari solusi lainnya lagi
. akhirnya keinginannya jadi banyak kan?
‘tidak selamanya berada di bawah tekanan’
. nah itu artinya kan memang sering kali di bawah tekanan
. tekanan terhadap waktu, tekanan terhadap rasa lelah, ngantuk dan tekanan lainnya
.
perlu diketahui, tuntutan dari luar itu tidak akan pernah berhenti
. dengan itu, maka tuntutan dari dalam pun pasti akan muncul
.
pegawai dengan gaji tetap itu biasanya tuntutannya lebih sedikit, dibandingkan yang punya usaha sendiri (pemilik).
tapi semuanya kembali lagi ke pribadi masing2.
iya, tapi dengan tidak melihat, kita lebih tidak akan terpengaruh.
mengurangi kontaklah, membatasi sebelum terlambat.
hehehehe.... mengapa orang menginginkan kenaikan gaji?
salah satu sebabnya adalah mereka selalu melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak menjadi bagian mereka
. di indonesia banyak sekali karyawan yang pekerjaannya tidak sesuai dengan jabatannya, pokoknya karyawan itu harus serba bisa dah
.
dengan tidak melihat?
bukannya tadi bilang melihat ke dalam?
saya cuma mau bilang lihatlah segala sesuatu baik di dalam maupun di luar, menolak melihat keluar akan membuat kita seperti katak dalam sumur, jarang melihat ke dalam akan membuat kita seperti layangan putus
.
tapi walaupun kita melihat segalanya, kita tidak boleh ‘terpengaruh’
, asah terus kebijaksanaan kita, agar pandangan salah kita akan semakin terkikis
.
apakah dengan hidup bebas tanpa ikatan bersama alam liar yang penuh petualangan itu akan menjamin seseorang bisa mengurangi nafsu keinginan?
hahaha... yang alam liar itu cuma hiperbolanya comel aja kok
. intinya adalah mengurangi nafsu keinginan dengan pandangan benar dan dengan cara yang sesuai dengan diri kita masing-masing
. contohnya seperti tinggal di alam liar
.
sebenarnya kalo mau mengingat lagi pada awal belajar riwayat hidup sang buddha, kita akan mengetahui kembali kalo sang buddha itu lahir di alam, tinggal di alam, mencapai pencerahan di alam, membabarkan dhamma di alam, dan akhirnya parinibbana di alam juga
.