//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Dana Dhamma  (Read 51305 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Dana Dhamma
« Reply #120 on: 18 November 2010, 02:44:02 PM »
kecenderungan arah diskusi ini bisa disalah artikan bos :)
Wah, jadi gimana sebaiknya?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Dana Dhamma
« Reply #121 on: 18 November 2010, 02:48:14 PM »
Wah, jadi gimana sebaiknya?

saya pikir diskusi ini cukup baik, dan tidak akan mengurangi omzet DC press. IMO, Diskusi ini akan sangat bermanfaat bagi para pembaca, agar lebih memahami makna dalam berdana, apakah itu dana uang, dana buku, ataupun dana Dhamma.

_/\_

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Dana Dhamma
« Reply #122 on: 18 November 2010, 03:06:00 PM »
saya pikir diskusi ini cukup baik, dan tidak akan mengurangi omzet DC press. IMO, Diskusi ini akan sangat bermanfaat bagi para pembaca, agar lebih memahami makna dalam berdana, apakah itu dana uang, dana buku, ataupun dana Dhamma.

_/\_

DC punya omzet yak ?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Dana Dhamma
« Reply #123 on: 18 November 2010, 03:14:26 PM »
DC punya omzet yak ?

omzet dalam arti turnover

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Dana Dhamma
« Reply #124 on: 18 November 2010, 04:19:07 PM »
maksud saya bukan berkaitan dgn DC Press, ada maupun gak ada dana DC Press tetep menghasilkan karya baik softcopy maupun hardcopy. tetapi lebih ke rasa kebingungan umat, disini kita ambil global bahwa dana adalah perbuatan memberi sebagian milik kita, dari pada memilah-milah atau sambil memikirkan ini dana uang, ini dana tenaga, dana2 dll.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Dana Dhamma
« Reply #125 on: 18 November 2010, 04:40:01 PM »
maksud saya bukan berkaitan dgn DC Press, ada maupun gak ada dana DC Press tetep menghasilkan karya baik softcopy maupun hardcopy. tetapi lebih ke rasa kebingungan umat, disini kita ambil global bahwa dana adalah perbuatan memberi sebagian milik kita, dari pada memilah-milah atau sambil memikirkan ini dana uang, ini dana tenaga, dana2 dll.

justru dengan diskusi beginilah maka akan menjadi jelas, bahwa apa yg kita anggap suatu bentuk dana ternyata bukan dana. ada orang2 yg sangat bersemangat jika diberi kesempatan untuk berdana Dhamma, dan ini dimanfaatkan oleh beberapa oknum/lembaga untuk mencari keuntungan. dengan adanya diskusi seperti ini, mungkin kita bisa menghindarkan beberapa orang yg berkeyakinan dari  penipuan-penipuan yg berkedok dana Dhamma.

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Dana Dhamma
« Reply #126 on: 18 November 2010, 04:47:18 PM »
maksud saya bukan berkaitan dgn DC Press, ada maupun gak ada dana DC Press tetep menghasilkan karya baik softcopy maupun hardcopy. tetapi lebih ke rasa kebingungan umat, disini kita ambil global bahwa dana adalah perbuatan memberi sebagian milik kita, dari pada memilah-milah atau sambil memikirkan ini dana uang, ini dana tenaga, dana2 dll.

Tapi kan ada yang nanya ttg esensi Dana Dhamma itu apa, masa tiap nanya suatu perbedaan harus ujung2nya dijawab "Semua sama aja". Kan sesuatu yang dipilah, bukan berarti itu berakibat buruk. Tergantung juga siapa yang ambil pendapat. Misal, Kalo dikatakan bahwa berdana buku Buddhis adalah bukan dana Dhamma yang sebenarnya apakah hal tersebut diartikan dengan sebaiknya jangan berdana buku Buddhis ? Tentu tidak dong...

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Dana Dhamma
« Reply #127 on: 18 November 2010, 04:47:32 PM »
maksud saya bukan berkaitan dgn DC Press, ada maupun gak ada dana DC Press tetep menghasilkan karya baik softcopy maupun hardcopy. tetapi lebih ke rasa kebingungan umat, disini kita ambil global bahwa dana adalah perbuatan memberi sebagian milik kita, dari pada memilah-milah atau sambil memikirkan ini dana uang, ini dana tenaga, dana2 dll.
Ga masalah, Bro Hendra. Dana dhamma ataupun bukan dana dhamma, semua tetap sangat bermanfaat, dan sejauh ini (untungnya) tidak ada yang menganjurkan mengurangi dana yang bukan dana dhamma. Seperti Bro Indra bilang, kadang definisi yang kurang jelas juga bisa dimanfaatkan oknum untuk keuntungan pribadi.


Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Dana Dhamma
« Reply #128 on: 18 November 2010, 06:19:15 PM »
perkara orang lain memanfaatkan "dana dhamma" itu urusan mereka, itu perbuatan mereka, bukan perbuatan kita. Disini saya mencoba menyederhanakan arti berdana, esensinya tetap sama walau dana ini dana itu

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Dana Dhamma
« Reply #129 on: 19 November 2010, 12:37:13 AM »
Betul, memenuhi kriteria dana materi, dan juga akan menghasilkan manfaat.

Betul lagi. Dana itu ada yang diberikan ke pribadi, maupun kelompok. Jadi kalau kita mengarahkan pikiran dana kepada sangha (kelompok) sewaktu memberi, dana sudah terjadi, walaupun yang makan kemudian adalah seorang biku.

Definisi berdana itu memang strict, maka hendaknya bijaksana dalam berdana kalau mau bermanfaat. Dan benar, ketika kita memberi ke korban bencana alam, sudah ada pemberi (kita), dana (uang/bantuan lain), dan penerima (korban). Walaupun dana sudah terjadi, tapi bukan berarti dana pasti sampai ke penerima. Konon, hanya dana yang ditekadkan kepada Samma Sambuddha yang tidak dapat digagalkan oleh makhluk apapun.

Namun mengenai dana dhamma, tidak sesederhana dana materi, bahkan menurut saya sungguh kompleks. Bagaimana kalau saya katakan ada syarat antara lain: pemberi harus terlebih dulu memahami dhamma yang akan diberikan. Bro setuju?


Yap, tentu pemberi dhamma harus terlebih dulu mengerti dhamma yang diberikan. So far, (semoga saja ngga salah) saya memahami bagaimana maksud Bro Kain mengenai berdana dhamma. Pemahaman saya mengenai dana, baik materi mau pun non-materi seperti dhamma, adalah fleksibel tergantung pada bagaimana situasi tersebut. Jika dana dilakukan si pemberi dan sampai pada si penerima, serta penerima mendapat hasil sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pemberi ketika memberi dana, tentu dana yang terjadi ini optimal dan memang demikianlah seharusnya sebuah dana itu. Tetapi jika tidak sampai pun, yang terpenting telah ada usaha dari si pemberi.

Soal dhamma dana, saya ambil pengertian memberi dhamma melalui cara berdiskusi dari Kathavatthu Sutta AN 3.67:
Mengenai bagaimana sikap si pemberi:
For the purpose of knowledge, for the purpose of [inspiring] clear confidence, counsel that's true: That's how noble ones give counsel, That's the noble ones' counsel.

Atau mengenai bagaimana proses dhamma dana yang terjadi antara si pemberi dan penerima:
"Monks, it's through his way of participating in a discussion that a person can be known as drawing near or not drawing near. One who lends ear draws near; one who doesn't lend ear doesn't draw near. Drawing near, one clearly knows one quality, comprehends one quality, abandons one quality, and realizes one quality.[2] Clearly knowing one quality, comprehending one quality, abandoning one quality, and realizing one quality, one touches right release. For that's the purpose of discussion, that's the purpose of counsel, that's the purpose of drawing near, that's the purpose of lending ear: i.e., the liberation of the mind through no clinging.

be happy
_/\_
appamadena sampadetha

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Dana Dhamma
« Reply #130 on: 19 November 2010, 08:33:29 AM »

    Bagian biru juga mengatakan sesungguhnya memberikan buku bukan termasuk dana dhamma. Tapi di bagian jingga, itu main "tebak-tebakan" juga bahwa yang membaca ada yang mengerti dan tidak mengerti. Jika mengerti, disebut dana dhamma.

terlepas dari cara, sifat, semua label apa saja .............. cara berdana yang baik atau dana tinggi atau dana ........ lainnya.
yang pasti berdana adalah menanam Kebajikan.

yang bold, IMO setuju disebut DANA DHAMMA ;D
 _/\_
 
« Last Edit: 19 November 2010, 08:37:48 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Dana Dhamma
« Reply #131 on: 19 November 2010, 08:42:36 AM »
Cinta dan tindakan berpengharapan yang baik bagi setiap makhluk, bukan hanya ukuran untuk kepentingan diri sendiri saja.
your motivation, ini mengenai kualitas hatimu,bukan kepandaian kelicikan pikiran makhluk.
sebagai contoh : apakah semua orang kaya lebih banyak melakukan perbuatan baiknya daripada orang yang tidak berpunya? sebagai contoh dalam praktek-praktek umat dalam fangsen, sebenarnya yang dipikirkan hanya untuk kepentingan belaka diri saja tanpa ada kepedulian/menghiraukan atau sedikit saja untuk menyatakan kasih (metta,karuna,mudita) kepada makhluk lain tetapi lebih besar kepada keuntungan/kepentingan diri sendiri saja?.
ingat cerita seorang nenek yang menjual rambutnya untuk membeli minyak untuk dipersembahkan ke altar Buddha.
atau seorang nenek yang memberi persembahan beberapa ketip di bait Allah yang dipuji Yesus/Isa Almasih (Almasih=Mesias).
siapakah yang menilai setiap yang tersembunyi?

coecoe-the believer
seperti bagi pengikut kristus,
1Sam 16:7  Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Mat 6:4  Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
22  Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23  Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"


orang ini umat allah sedang 'berdana' bait allah tapi sayang tidak pada tempatnya.
jadi keliatan seperti orang yang tidak waras, sayang sekali ^-^
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Dana Dhamma
« Reply #132 on: 19 November 2010, 08:45:18 AM »
perkara orang lain memanfaatkan "dana dhamma" itu urusan mereka, itu perbuatan mereka, bukan perbuatan kita. Disini saya mencoba menyederhanakan arti berdana, esensinya tetap sama walau dana ini dana itu
Sama sekali tidak sama, Bro Hendra. Itulah mengapa banyak sekali klasifikasi dana yang diajarkan. Ada kisah di mana seorang kaya berdana sangat banyak, membuka tempat tinggal dan makan gratis di empat gerbang kota bagi semua yang membutuhkan, namun dewa yang berdiam di sana hanya berdiam saja. Suatu kali seorang rakyat biasa, memberikan dana sekali, tapi dewa tersebut memuji dengan tinggi dana itu. Ini sulit dimengerti, namun dijelaskan oleh Buddha adalah karena penerima dana (yang sedikit) itu adalah seseorang yang pantas (=Pacceka Buddha), maka dana itu menjadi besar nilainya. Pemberi sama baik, jenis dana baik, penerima beda, hasilnya beda.

Lain lagi kisah Payasi yang memberikan dana dengan "masa bodoh". Sementara itu, ada pemuda bernama Uttara melihatnya dan menasihati Payasi. Kemudian ia diminta melaksanakan dana itu dan dijalankan dengan perhatian. Maka setelah kematian, Payasi hanya terlahir kembali di Catummaharajika dengan tugas melelahkan (harus kepanasan di siang hari), sedangkan Uttara terlahir di Tavatimsa. Jenis dana sama, penerima sama, pemberi beda, hasilnya beda.

Jadi apakah cocok kita dana asal dana saja, semua disederhanakan, yang penting berbuat baik? Bukan demikian yang saya pahami dari Ajaran Buddha. 


Offline coecoed

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 196
  • Reputasi: -6
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dana Dhamma
« Reply #133 on: 19 November 2010, 08:55:11 AM »
orang ini umat allah sedang 'berdana' bait allah tapi sayang tidak pada tempatnya.
jadi keliatan seperti orang yang tidak waras, sayang sekali ^-^
 _/\_


terima kasih atas pemberian komentar anda.
paling tidak memberikan inspirasi yang baik kan.....?

 _/\_
coecoed-the beliver, good hope and love
INILAH APA YANG TUHANKU TELAH KATAKAN, 'DALAM SATU TAHUN SEJAK HARI INI, KEJAYAAN MEREKA AKAN PUDAR'.


September 2010
coedabgf-the believer

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Dana Dhamma
« Reply #134 on: 19 November 2010, 08:56:37 AM »
Yap, tentu pemberi dhamma harus terlebih dulu mengerti dhamma yang diberikan.
OK.

Quote
So far, (semoga saja ngga salah) saya memahami bagaimana maksud Bro Kain mengenai berdana dhamma. Pemahaman saya mengenai dana, baik materi mau pun non-materi seperti dhamma, adalah fleksibel tergantung pada bagaimana situasi tersebut. Jika dana dilakukan si pemberi dan sampai pada si penerima, serta penerima mendapat hasil sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pemberi ketika memberi dana, tentu dana yang terjadi ini optimal dan memang demikianlah seharusnya sebuah dana itu. Tetapi jika tidak sampai pun, yang terpenting telah ada usaha dari si pemberi.
Betul, saya juga berpendapat begitu. Jika seseorang mengajar dhamma namun yang diajar tidak mengerti, BUKAN berarti tidak ada kebaikan terjadi di sana. Tergantung dari motivasinya. Jika mengajar dhamma dengan maksud mengasihi agar orang ke pandangan benar, nyambung atau tidak dhammanya, kamma baik sudah terjadi di sini. Lain halnya kalau mengajar dhamma mungkin untuk sekadar dapat umat, cari muka atau pujian. Saya rasa walaupun nilai kebaikannya tetap ada, namun amat sangat kecil.


Quote
Soal dhamma dana, saya ambil pengertian memberi dhamma melalui cara berdiskusi dari Kathavatthu Sutta AN 3.67:
Mengenai bagaimana sikap si pemberi:
For the purpose of knowledge, for the purpose of [inspiring] clear confidence, counsel that's true: That's how noble ones give counsel, That's the noble ones' counsel.

Atau mengenai bagaimana proses dhamma dana yang terjadi antara si pemberi dan penerima:
"Monks, it's through his way of participating in a discussion that a person can be known as drawing near or not drawing near. One who lends ear draws near; one who doesn't lend ear doesn't draw near. Drawing near, one clearly knows one quality, comprehends one quality, abandons one quality, and realizes one quality.[2] Clearly knowing one quality, comprehending one quality, abandoning one quality, and realizing one quality, one touches right release. For that's the purpose of discussion, that's the purpose of counsel, that's the purpose of drawing near, that's the purpose of lending ear: i.e., the liberation of the mind through no clinging.

be happy
_/\_
Ini tidak langsung berkaitan, tapi memang ada hubungannya. Diskusi dhamma adalah salah satu cara/media dana dhamma dilakukan, dan Kathavatthu Sutta membahas kaidah yang ideal dalam diskusi tersebut. Dan seperti saya katakan, jika dari diskusi tersebut, pemahaman tersampaikan, orang tidak baik menjadi baik, yang baik menjadi tambah baik, maka itulah dana dhamma sesungguhnya.