Apabila topik di atas adalah sebagaimana yang ada di dalam syair Dhammapada yang mana sering dikutip dan dicantumkan pada halaman belakang buku-buku dhamma, pengertian yang saya tangkap adalah berbeda.
Syair 354.
Pemberian ‘Kebenaran'(Dhamma) mengalahkan semua pemberian lainnya; rasa ‘Kebenaran?(Dhamma) mengalahkan semua rasa lainnya; kegembiraan dalam ‘Kebenaran?(Dhamma) mengalahkan semua kegembiraan lainnya. Orang yang telah menghancurkan nafsu keinginan akan mengalahkan semua penderitaan.
Apabila kalimat 'pemberian dhamma' yang pertama dihubungkan dengan rasa dan kegembiraan dhamma yang merupakan kalimat selanjutnya. Kalimat 'pemberian dhamma' saya tangkap bukan pemberian dhamma dari seseorang kepada orang lainnya, tetapi apa yang diberikan / pemberian dari dhamma adalah pemberian yang terbaik (mengalahkan semua pemberian lainnya), sebagaimana kalimat selanjutnya adalah rasa dari dhamma adalah yang terbaik dan kegembiraan/kebahagiaan? dari dhamma adalah yang terbaik (mengalahkan semua kegembiraan lainnya).
Jadi dalam syair ini dana dhamma saya mengerti sebagai yang didapat dari dhamma atau yang diberi/pemberian dari dhamma adalah yang terbaik. Bukan memberikan dhamma adalah hal yang terbaik, karena dhamma tidak bisa diberikan karena dhamma bukan milik siapa2. Buku-buku dhamma adalah tulisan pengetahuan tentang dhamma, bukan dhamma itu sendiri. Dhamma harus dilihat sendiri dan dhamma itulah yang akan memberikan hal yang terbaik, rasa yang terbaik serta kegembiraan yang terbaik (mengalahkan hal lainnya).
Namun apabila dihubungkan dengan kisah Dhammapada yang dianggap sebagai latar belakang syair di atas, pengertian dana dhamma yang saya tangkap di atas tidak sesuai, karena di dalam kisah tersebut dana dhamma terkesan sebagai memberi dhamma, bukan pemberian (dari) dhamma. Dalam hal ini saya berpendapat bahwa syair dan atthakata tidak nyambung.
Berikut kisah Dhammapada tentang syair 354:
Syair 354 (XXIV:10. Kisah Pertanyaan Yang Diajukan Sakka)
Dalam suatu pertemuan para dewa di surga Tavatimsa, empat pertanyaan diajukan, tetapi para dewa gagal memperoleh jawaban yang benar. Akhirnya, Sakka membawa para dewa tersebut menghadap Sang Buddha di Vihara Jetavana. Setelah menjelaskan kesulitan mereka, Sakka mengajukan empat pertanyaan berikut :
Di antara semua pemberian, manakah yang terbaik ?
Di antara semua rasa, manakah yang terbaik ?
Di antara semua kegembiraan, manakah yang terbaik ?
Mengapa penghancuran nafsu dikatakan yang paling unggul ?
Terhadap pertanyaan-pertanyaan ini, Sang Buddha menjawab, "O Sakka, Dhamma adalah termulia dari semua pemberian, terbaik dari semua rasa, dan terbaik dari semua kegembiraan. Penghancuran nafsu untuk mencapai tingkat kesucian arahat, oleh karena itu terunggul dari segala penaklukan."
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 354 berikut :
Pemberian ‘Kebenaran?(Dhamma) mengalahkan semua pemberian lainnya; rasa ‘Kebenaran?(Dhamma) mengalahkan semua rasa lainnya; kegembiraan dalam ‘Kebenaran?(Dhamma) mengalahkan semua kegembiraan lainnya. Orang yang telah menghancurkan nafsu keinginan akan mengalahkan semua penderitaan.
Pada saat khotbah Dhamma itu berakhir, Sakka berkata kepada Sang Buddha, "Bhante, jika pemberian Dhamma mengungguli semua pemberian, mengapa kami tidak diundang untuk berbagi jasa ketika pemberian Dhamma dilakukan ? Bhante, saya mohon, mulai sekarang, kami diberi pembagian jasa atas perbuatan baik yang telah dilakukan." Kemudian Sang Buddha meminta semua bhikkhu untuk berkumpul dan menasihati mereka untuk membagi jasa kepada semua makhluk atas semua perbuatan baik mereka.
Sejak saat itu, menjadi suatu kebiasaan untuk mengundang semua makhluk dari tiga puluh satu alam kehidupan (bhumi) untuk datang, dan berbagi jasa kapan pun suatu perbuatan baik dilakukan.