//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: arahat menangis ?  (Read 8667 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: arahat menangis ?
« Reply #15 on: 30 November 2009, 11:11:21 PM »
tadi siang terlintas pertanyaan itu karena teringat saya pernah nonton salah satu kisah di DAAI TV, dan saya meneteskan air mata dlm nonton kisah tsb. sebenarnya saya tidak tau alasannya kenapa saya meneteskan air mata. setelah meneteskan air mata baru tersadar saya meneteskan air mata dan terpikirkan dan merasakan saya terharu pada kisah tsb.
entah disadari atau tidak, air matanya keluar krn kisah di DAAI TV tsb mengguncang emosi anda.
kalau seorang Buddhist mengeluarkan air mata pas liat orang sholat baru gw binggung penyebabnya. hehehehe...

Quote
makanya saya tanyakan apakah menangis harus memerlukan sebuah alasan. jika sebuah senyuman arahat tidak memerlukan alasan, apakah sebuah tetesan air mata butuh sebuah alasan? ;D
yup, nangis terjadi karena kondisi pendukung nangis ada
kalau kondisi pendukungnya sudah tidak ada, maka tidak ada nangis.

menurut saya arahat mungkin aja nangis, senyum, tertawa, dll... kalau ada sebabnya.
mis: nangis karena kena gas air mata, tertawa kena gas tertawa =))
kalau karena bathinnya, saya lebih memilih puas bahwa hal tsb adalah acinteyya bagi kita yg not-yet-arahant :)
« Last Edit: 30 November 2009, 11:13:12 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: arahat menangis ?
« Reply #16 on: 30 November 2009, 11:26:35 PM »
:))

di satu sisi, gua jg setuju pendapat bahwa arahat tidak menangis karena pencapaiannya yg sudah bebas dari penderitaan.

mungkin dari satu sisi pemahaman lain yg masih gak masuk :))

i dunno....  :))
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline vathena

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 910
  • Reputasi: 41
  • Gender: Female
  • where there is a hatred , let us sow love
Re: arahat menangis ?
« Reply #17 on: 01 December 2009, 11:55:31 PM »
permisi , mau tanya kenapa arahat tidak ketawa ? memang tidak bisa atau tidak boleh ?
Keep the torch of Dhamma alight! Let it shine brightly in your daily life. Always remember, Dhamma is not an escape. It is an art of living , living in peace and harmony with oneself and also with all others. Hence, try to live a Dhamma life.

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: arahat menangis ?
« Reply #18 on: 02 December 2009, 12:01:18 AM »
permisi , mau tanya kenapa arahat tidak ketawa ? memang tidak bisa atau tidak boleh ?
Bathin Arahat sudah sangat seimbang (upekhha), sis .....
jadi reaksi  terhadap kesedihan maopun kegembiraan bathin tetap stabil

Arahat bisa tertawa, tetapi gak mungkin sampe terbahak-bahak
dan bila tertawa ..... katanya tidak mengeluarkan gigi .... seperti hanya tersenyum 
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: arahat menangis ?
« Reply #19 on: 02 December 2009, 12:07:58 AM »
permisi , mau tanya kenapa arahat tidak ketawa ? memang tidak bisa atau tidak boleh ?

Kalau di abhidhamma, ketawa-nya seorang arahat itu punya citta spesial: Hasituppada-citta, dan citta ini paling jauh hanya menyebabkan senyum.

Sepertinya kalau orang ketawa, pikiran penyebabnya itu lobha.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: arahat menangis ?
« Reply #20 on: 02 December 2009, 01:20:26 PM »
ARAHAM

(a) Murni sempurna dari kotoran, sehingga tidak berbekas,

(a) Artinya, Buddha yang melalui Jalan Lokuttara, Lokuttara Magga, telah menghancurkan semua kotoran batin kilesà, yang berjumlah 15.000, tanpa meninggalkan bekas. Kotoran dapat diumpamakan sebagai musuh yang selalu berusaha melawan kepentingan dan kesejahteraan seseorang. Kotoran batin yang muncul dalam faktor batin-jasmani seorang Bakal Buddha, disebut, ari, musuh.

Ketika Buddha, setelah bermeditasi dengan objek (Musabab Yang Saling Bergantung) Mahàvajirà Vipassanà (seperti telah dijelaskan sebelumnya), mencapai Pencerahan Sempurna di atas Singgasana Kemenangan, 4 Jalan Lokuttara memungkinkan-Nya menghancurkan semua kotoran batin tersebut kelompok demi kelompok.

Oleh karena itu, Dhamma Lokuttara, Empat Jalan Ariya, adalah ciri mulia yang disebut Araham,
sedangkan faktor-faktor batin-jasmani lima kelompok kehidupan Buddha adalah pemilik ciri mulia tersebut.

bahkan yang samar-samar sekalipun, yang dapat menunjukkan keberadaannya,

(b) Kemudian, turunan kata Araham dari kata dasarnya araha, yang berarti ‘Seorang yang telah menjauhkan dirinya dari kotoran.’
Seperti dijelaskan pada (a) di atas, Buddha telah menghancurkan semua kotoran beserta kecenderungannya yang paling halus yang dapat membentuk suatu kebiasaan, tanpa meninggalkan bekas, bahkan tidak dalam bentuk samar-samar yang dapat membuktikan keberadaannya. Kotoran dan kecenderungan tersebut tidak mungkin muncul dalam diri Buddha. Dalam pengertian inilah Buddha dikatakan telah menjauhkan diri dari kotoran dan kecenderungan. Beliau telah membuangnya secara total.

Membuang semua kotoran beserta kecenderungannya adalah ciri mulia Araham,
sedangkan faktor-faktor batin-jasmani lima kelompok kehidupan Buddha adalah pemilik ciri mulia tersebut. Ciri mulia ini diturunkan dari Empat Jalan Ariya.

(Ciri mulia yang dijelaskan pada (a) dan (b) di atas tidak dimiliki oleh para Arahanta lainnya, mereka tidak berhak disebut Araham. Alasannya adalah: semua Arahanta telah menghancurkan seluruh 1.500 kilesà, tetapi tidak seperti Buddha, kesan yang samar-samar dari kecenderungan atas kebiasaan-kebiasaan mereka masih ada.

Kesan samar-samar ini adalah beberapa kecenderungan yang halus yang masih ada dalam batin para Arahanta biasa yang secara tanpa sengaja dapat muncul dalam diri mereka seperti halnya orang-orang awam. Hal ini karena kecenderungan itu tetap hidup karena perbuatan tertentu yang dilakukan berulang-ulang dalam kehidupan lampau para Arahanta yang bersangkutan, yang tetap berbekas bahkan setelah mereka menghancurkan semua kotoran.

Sebuah contoh dari fenomena ini dapat ditemukan pada Yang Mulia Pilindavaccha, seorang Arahanta yang hidup pada masa kehidupan Buddha. Ia hidup sebagai seorang brahmana dalam kelompok brahmana yang angkuh dalam 500 kehidupan berturut-turut. Anggota-anggota kelompok brahmana tersebut menganggap semua orang di luar kelompok mereka sebagai orang jahat dan bakal Pilindavaccha memiliki kebiasaan memanggil semua orang di luar kelompoknya sebagai ‘penjahat’. Kebiasaan ini terpendam dalam dirinya dalam rangkaian banyak kehidupan sehingga bahkan setelah menjadi seorang Arahanta, Yang Mulia Pilindavaccha secara tidak sengaja masih memanggil orang lain “Engkau penjahat”. Ini bukanlah karena kotoran keangkuhan namun hanya karena kebiasaan masa lampau.

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,2900.480.html-->reply 488 Sumber RAPB



Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline exam

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 533
  • Reputasi: 9
Re: arahat menangis ?
« Reply #21 on: 02 December 2009, 02:19:51 PM »
aha gw ingat
ingat si Liutenant Data (startrek)
mungkin arahat itu kayak si Data
gak ada expresi