//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Hadaya-vatthu?  (Read 34789 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #60 on: 18 November 2009, 09:14:37 AM »
download di sini om: http://www.tipitaka.org/cst4 nanti bisa search
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #61 on: 18 November 2009, 10:09:02 AM »
tetapi carinya, diacritic apply yah :)
There is no place like 127.0.0.1

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #62 on: 18 November 2009, 10:25:59 AM »
rupa 28 itu palinya apa ncik? biar bisa dicari gitu. yg pasti kalau ada juga tidak tertulis HADAYAVATTHU sebagai salah satu elementnya.

nah kembali pada istilah hadayavatthu, yg mau aye tekankan sih, istilah itu belakangan baru muncul lalu jika ini penting untuk disinggung dengan nama kontroversial itu tentunya tidak akan terlewat oleh sang Buddha. Jika ada disinggung dengan kata lain, mengapa kita repot2x menggunakan istilah baru yg lebih kontroversial seiring dengan makin berkembangnya science.

dari saya sih kita coba lebih objektif dan terbuka dan tetap kritis, jika ada rujukan atau ada kesalahan dalam pencarian, bisa tolong dikoreksi. kan saling belajar dan bantu :)

bagi yg mau bantu cari bisa browse di http://tipitaka.org atau download saja programnya sudah termasuk tipitaka+atthakata+tika+anya(termasuk Visudhimagga)

boleh minta tolong cariin soalnya ga familiar ama sistem pencariannya di www.tipitaka.org itu

bisa cari rupakalapa, atau kammajakalapa, atau Vatthudasakakalapa... karena sejauh yg saya tahu, hadayavatthu ada dalam Vatthudasakakalapa, yg termasuk dalam kammajakalapa, yg merupakan bagian dari rupakalapa....

anumodana....

Apakah di link itu ... www.tipitaka.org ... ada tentang Kitab Abhidhamma (7 kitab)? hmmm...aku ngga bisa bayangin saking banyaknya file Kitab Abhidhamma itu.

Sorry...aku ngga sempat untuk search di link itu....

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #63 on: 18 November 2009, 10:28:16 AM »
Ternyata ada di Tipitaka:

Khuddakanikāye
Milindapañhapāḷi
3. Vessantaravaggo
1. Vessantarapañho

Tasmā, mahārāja, vessataro rājā puttadānaṃ [puttadāraṃ (ka.)] datvā paṇṇasālaṃ pavisitvā nipajji. Tassa atipemena dukkhitassa balavasoko uppajji, hadayavatthu uṇhamahosi. Nāsikāya appahontiyā mukhena uṇhe assāsapassāse vissajjesi, assūni parivattitvā lohitabindūni hutvā nettehi nikkhamiṃsu. Evameva kho, mahārāja, dukkhena vessantaro rājā brāhmaṇassa puttadāramadāsi ‘mā me dānapatho parihāyī’ti.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tapi secara itu komentar gitu loh, dimasukkan dalam Tipitaka cuma di belahan bumi tertentu

Secara di search, paling bagus ya itu.

hadayarūpaṃ
hadayarūpañca
hadayarūpadassanādividhānaṃ
hadayarūpadassanena
hadayarūpadassanenāti
hadayarūpanti
hadayarūpapaccayā
hadayarūpamiccapi
hadayarūpameva
hadayarūpavatthukacittaṃ
hadayarūpavatthukanti
hadayarūpasiṅghāṭake
hadayarūpassa
hadayarūpassapi
hadayarūpassāpi
hadayarūpe
hadayavatthu
hadayavatthuṃ
hadayavatthuṃyeva
hadayavatthuanantaraṃ
hadayavatthuādippabhedaṃ
hadayavatthuādisakalasarīrassa
hadayavatthuādīsu
hadayavatthukaṃ
hadayavatthukampi
hadayavatthukāpi
hadayavatthukāyabhāvadasakavasena
hadayavatthukoṭiṃ
hadayavatthukopi
hadayavatthuñca
hadayavatthuñcāti
hadayavatthuñceva
hadayavatthuññeva
hadayavatthuto
hadayavatthudasakañcāti
hadayavatthunā
hadayavatthunissayaṃ
hadayavatthunissitaṃ
hadayavatthunissitassa
hadayavatthunissitāni
hadayavatthunissito
hadayavatthuno
hadayavatthunopi
hadayavatthunti
hadayavatthupadaṭṭhānaṃ
hadayavatthupadaṭṭhānatā
hadayavatthupadaṭṭhānanti
hadayavatthupadaṭṭhānā
hadayavatthupadaṭṭhānāti
hadayavatthupadesamatte
hadayavatthuparimaddanena
hadayavatthupariyosānāni
hadayavatthupi
hadayavatthubhedato
hadayavatthumaṃsamīva
hadayavatthumattameva
hadayavatthumattampi
hadayavatthumattasannissitaṃ
hadayavatthumattasmiṃ
hadayavatthumattasminti
hadayavatthumatte
hadayavatthumatteti
hadayavatthumeva
hadayavatthumevāti
hadayavatthumpi
hadayavatthumhi
hadayavatthuyeva
hadayavatthurūpaṃ
hadayavatthurūpañca
hadayavatthurūpassa
hadayavatthurūpādīhi
hadayavatthulakkhaṇaṃ
hadayavatthuvajjaṃ
hadayavatthuvasena
hadayavatthuvirahitaṃ
hadayavatthusaṅkhātaṃ
hadayavatthusannissayaṃ
hadayavatthusannissayatāya
hadayavatthusannissayato
hadayavatthusannissayalohitavaṇṇadassanamukhena
hadayavatthusannissayena
hadayavatthusannissitaṃ
hadayavatthusannissitabhūtāni
hadayavatthusannissitameva
hadayavatthusannissitā
hadayavatthusannissitāya
hadayavatthusahitabhāgeyeva
hadayavatthusmiṃ
hadayavatthusmiṃyeva
hadayavatthussa
hadayavatthūti

secara ada ratusan, kalo gak ribuan di komentar
----------------------------------------------------------
Sori ntjik, tapi hadayarūpa pun cuma ada di komentar...

Ok gpp... anumodana.._/\_

Berarti sisa RUPA 27 itu juga ada di Komentar yah? hmmm...

Saya jg seperti Bro Markos yg tidak membaca seluruh Kitab Abhidhamma...;D

 [at] Bro Markos... dalam Kitab Dhammasangani (Kitab Pertama dari Abhidhamma Pitaka)...kalo kita tidak memahami tentang Nama & Rupa...maka kita akan sulit memahami isi kitab itu kan?

_/\_ :lotus:
« Last Edit: 18 November 2009, 10:33:21 AM by Lily W »
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #64 on: 18 November 2009, 12:27:59 PM »
masih kaga ada juga om...... udah coba dari rupakalapa, kammajakalapa, tetep kaga ada juga

kalo ga salah sih, belum semua abhidhamma pitaka ada bahasa inggrisnya... cmiiw malahan kalo ga salah, lebih lengkap bhs thai-nya

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #65 on: 18 November 2009, 12:29:16 PM »
tetapi carinya, diacritic apply yah :)

ada dimana tuh bro? di chattha sangayana itu cuma ada Book - Search - Window - Help doang

lumayan dapet dictionary baru... he3

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #66 on: 18 November 2009, 12:39:09 PM »

Ok gpp... anumodana.._/\_

Berarti sisa RUPA 27 itu juga ada di Komentar yah? hmmm...

Saya jg seperti Bro Markos yg tidak membaca seluruh Kitab Abhidhamma...;D

 [at] Bro Markos... dalam Kitab Dhammasangani (Kitab Pertama dari Abhidhamma Pitaka)...kalo kita tidak memahami tentang Nama & Rupa...maka kita akan sulit memahami isi kitab itu kan?

_/\_ :lotus:

yup, tanpa paham perubahan2 nama rupa, tidak akan bisa baca (apalagi paham) isi dhammasangani....

misal utk khandha 5, berubah jadi 12 ayatana, berubah lagi jadi dhatu 18

tapi emg abhidhamma itu cukup unik misal kaya dhammasangani itu :
- pathamapada (kusala dhamma) : batin
- dutiyapada (akusala dhamma) : batin
- tatiyapada (abhyakata dhamma) : batin + rupa...

mgkn bisa tanya ke sukong Panjika? he3

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #67 on: 18 November 2009, 05:56:46 PM »
btw, beberapa bikkhu ada yang tidak menyetujui kitab-kitab komentar....dan lebih mempercayai 4 nikaya tertua sebagai sabda asli Buddha....

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=8482.0

saya rasa perlu dibaca ulang...keknya ga rugi de..

saya mendapat kutipan dari artikel bahwa "abhidhamma bukan dari SangBuddha" dikarenakan alasan...
dari Maha Malunkyaputta Sutta...
apa benar bahwa dalam sutta tersebut di tekankan pencapaian jhana agar memasuki arahat...
bahasa inggris semua jadi ga tau baca.. ;D
mohon di jelaskan secara detaik.

http://www.mahindarama.com/e-tipitaka/Majjhima-Nikaya/mn-64.htm

Quote
alasan ketiga mengapa Abhidhamma tidak mungkin berasal dari Buddha adalah karena di dalam Abhidhamma disebutkan bahwa tanpa jhâna seseorang masih dapat mencapai Arahat.  Sedangkan di Nikâya ditegaskan berkali-kali bahwa jhâna adalah sesuatu yang wajib dimiliki untuk mencapai kesucian Arahat [MN 64, AN 4.170].
jawab pertanyaan saya donk..
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #68 on: 18 November 2009, 08:59:26 PM »
 [at] marcedes: tanya kesiapa tuh? mungkin itu di thread terpisah aja

 [at] markos: maksudnya kalau search itu harus pake full diakritik, kalo nga nda nemu. contohnya kata "jhanam" nda akan nemu sama sekali karena yg bener "jhānaṃ"

kalau mau browse, klik open aja bro
There is no place like 127.0.0.1

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #69 on: 18 November 2009, 09:23:16 PM »
btw, beberapa bikkhu ada yang tidak menyetujui kitab-kitab komentar....dan lebih mempercayai 4 nikaya tertua sebagai sabda asli Buddha....

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=8482.0

saya rasa perlu dibaca ulang...keknya ga rugi de..

saya mendapat kutipan dari artikel bahwa "abhidhamma bukan dari SangBuddha" dikarenakan alasan...
dari Maha Malunkyaputta Sutta...
apa benar bahwa dalam sutta tersebut di tekankan pencapaian jhana agar memasuki arahat...
bahasa inggris semua jadi ga tau baca.. ;D
mohon di jelaskan secara detaik.

http://www.mahindarama.com/e-tipitaka/Majjhima-Nikaya/mn-64.htm

Quote
alasan ketiga mengapa Abhidhamma tidak mungkin berasal dari Buddha adalah karena di dalam Abhidhamma disebutkan bahwa tanpa jhâna seseorang masih dapat mencapai Arahat.  Sedangkan di Nikâya ditegaskan berkali-kali bahwa jhâna adalah sesuatu yang wajib dimiliki untuk mencapai kesucian Arahat [MN 64, AN 4.170].
jawab pertanyaan saya donk..

Mungkin artikel ini bisa menjawab pertanyaan Bro Mercedes... ;D

Quote
MENJAWAB PARA SKEPTIK

Ajahn Mun sering kali memberitahu murid-muridnya bagaimana beliau setiap hari mengalami berbagai macam Dhamma yang luar biasa dalam hatinya sehingga tidak mungkin bisa menjabarkan semua hal yang terpapar kepadanya. Beliau secara konstan sadar akan hal-hal yang tidak pernah bisa ia bayangkan ada.  Jangkauan pengalamannya membuatnya tidak ragu lagi bahwa aspek-aspek Dhamma yang Buddha dan murid-murid Arahanta-Nya saksikan dari momen ketika mereka mencapai pencerahan sempurna sampai saat mereka meninggal dunia adalah tidak terhitung banyaknya. Jelas sekali, mereka pasti luar biasa banyak di luar hitungan,

Ajahn Mun menyatakan bahwa Dhamma yang tertulis dalam Kanon Pali sama dengan sejumlah air dalam sebuah kendi kecil; dimana Dhamma yang tidak digambarkan dalam kitab suci setara dengan jumlah air yang terkandung dalam semua samudra besar. Beliau merasa bahwa suatu hal yang disayangkan bahwa tidak seorangpun berpikir untuk secara formal menuliskan ajaran Buddha sampai beberapa ratus tahun setelah kemangkatan-Nya dan kemangkatan murid-murid-Nya yang paling piawai. Untuk sebagian besar bagiannya, sifat dan penekanan Dhamma yang pada akhirnya dituliskan didikte oleh sikap dan pendapat tertentu dari individu-individu yang mengumpulkan naskah-naskah itu. Karena alasan ini, tetap tidak bisa diketahui sampai batasan mana karya kumpulan yang telah diwariskan kepada kita selalu merupakan refleksi yang sepenuhnya akurat dari apa yang sebenarnya Buddha ajarkan.

Ajahn Mun sering kali menyatakan kepada murid-muridnya: “Secara pribadi, saya merasa bahwa Dhamma yang keluar langsung dari mulut Buddha dan yang keluar dari hati-nya yang murni, pastilah luar biasa sekali karena ia memiliki kekuatan luar biasa untuk menginspirasi banyak pendengarnya untuk bisa merealisasikan Jalan dan Buah Ajaran dengan kemudahan yang nyata. Dhamma yang hidup, asli, seperti itu, apakah di ucapkan oleh Buddha atau oleh salah satu murid Arahanta-Nya, memiliki kekuatan untuk mengubah mereka yang mendengarkannya, membuat mereka bisa dengan jernih memahami makna paling dalamnya dengan cara yang langsung tepat ke dalam hati. Sedangkan Tipitaka , kita pelajari dan hafalkan isinya sepanjang waktu. Tetapi adakah orang yang mencapai Nibbana ketika sedang mempelajari naskah-naskah, atau ketika mendengar pelafalan sutta-sutta? Dengan mengatakan ini , saya tidak bermaksud mengatakan bahwa kitab-kitab suci tidak bermanfaat. Tetapi, ketika dibandingkan dengan Dhamma yang keluar langsung dari mulut Buddha, jelas bagi saya, mana yang memiliki nilai dan pengaruh yang besar.”

“Renungkanlah kata-kata saya dengan hati-hati, siapa di antara kalian yang percaya bahwa saya mengajarkan kebenaran yang sesat, tidak mulia. Saya sendiri dengan sepenuh hati memercayai bahwa Dhamma yang keluar dari mulut Buddha sendiri adalah Dhamma yang dengan penuh paksa mencabut semua jenis kilesa dari hati para pendengarnya--disitu juga, serta sampai ke kepuasan sempurna mereka. Inilah Dhamma yang sama yang Buddha gunakan begitu ampuhnya untuk melenyapkan kilesa makhluk-makhluk dimanapun. Sehingga saya tidak punya niat untuk mendorong para pengikut Buddhis menjadi kutu buku penuh opini yang sombong mengunyah halaman-halaman kitab suci hanya karena mereka bersikeras berpegang erat-erat pada Dhamma yang telah mereka pelajari dengan hafalan, sehingga mereka tidak peduli untuk menyelidiki kebenara-kebenaran Mulia luhur yang merupakan bagian integral dari keberadaan mereka sendiri. Saya takut bahwa mereka akan dengan salah membawa kekayaan besar dari Buddha seakan-akan itu adalah milik mereka pribadi, memercayai bahwa,  karena mereka telah mempelajari ajaran Dhamma Buddha, maka mereka sudah cukup bijaksana; bahkan meskipun kilesa yang ditumpuk dan mengisi hati mereka setinggi gunung itu belum berkurang sedikitpun.”

“Kalian harus mengembangkan penyadaran penuh untuk menjaga diri sendiri. Jangan menjadi cendikiawan tak berguna yang belajar untuk tujuan tidak baik dan mati sia-sia karena kalian tidak memiliki Dhamma yang benar-benar milik kalian yang bisa kalian bawa sendiri. Bukanlah niat saya dengan cara apapun untuk melecehkan ajaran Dhamma Buddha. Dari sifat sejatinya sendiri, Dhamma adalah selalu Dhamma, Apakah Dhamma itu ada di dalam hati ataukah aspek eksternal Dhamma seperti Kitab Suci Pali. Akan tetapi, Dhamma yang Buddha secara langsung sampaikan dari hatinya mampu membuat banyak orang yang hadir mencapai pencerahan setiap kali Beliau bicara. Sekarang bandingkan Dhamma hidup dengan ajaran Dhamma yang tertulis dalam kitab suci Pali. Kita bisa pastikan bahwa Dhamma dalam hati Buddha adalah sepenuhnya murni. Tetapi karena ajaran-ajaran Buddha di tulis hanya lama setelah Beliau dan murid-murid Arahanta-Nya merealisasi Parinibbana, siapa yang tahu, bahwa mungkin saja ada beberapa dari konsepsi dan teori si pencatat sendiri menjadi tercampur dalam naskah-naskah itu pula, sehingga mengurangi nilai dan kesakralan aspek-aspek tersebut.”

Demikianlah inti dari pembabaran Ajahn Mun. Sedangkan terhadap kritik bahwa kanon Pali tidak memuat adanya bukti mengenai penegasan Ajahn Mun bahwa para Arahanta datang mendiskusikan Dhamma dengannya dan mendemostrasikan cara mereka merealisai Parinibbana tanggapannya adalah: jika kita menerima bahwa Tipitaka tidak memegang keseluruhan monopoli dari Dhamma, maka tentunya mereka yang mempraktekkan ajaran Buddha dengan benar sepatutnya mengetahui sendiri bahwa semua aspek Dhamma yang masuk dalam jangkauan kemampuan alami mereka, baik mereka disebutkan dalam kitab-kitab suci ataupun tidak. Mari kita ambil contoh Buddha dan murid-murid Arahanta-Nya.  Mereka mengetahui dan sepenuhnya memahami Dhamma jauh sebelum Kanon Pali muncul. Jika individu-individu mulia ini sesungguhnya adalah perlindungan sejati seperti yang dunia percayai, jelas bahwa mereka mencapai tahapan yang dimuliakan itu pada saat di mana tidak ada kitab suci untuk mendefinisikan parameter-parameter Dhamma. Di sisi lain, jika pencapaian-pencapaian mereka oleh karena itu dianggap salah, maka seluruh tubuh dari Kanon Pali harus di anggap salah pula. Jadi tolong putuskan sendiri apakah Anda lebih suka mengambil Buddha, Dhamma dan Sangha sebagai perlindungan Anda dengan Tulus, atau apakah Anda ingin mengambil perlindungan dalam apa yang kebetulan Anda baca dan apa yang Anda bayangkan sebagai benar. Tapi mereka yang memilih untuk tidak memilah-milah apa yang mereka makan, seharusnya berhati-hati jika ada tulang yang tersangkut di tenggorokan mereka….
 
Sumber : Legenda Spiritual Ajahn Mun

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #70 on: 18 November 2009, 09:36:04 PM »
[at] Bro Markos... dalam Kitab Dhammasangani (Kitab Pertama dari Abhidhamma Pitaka)...kalo kita tidak memahami tentang Nama & Rupa...maka kita akan sulit memahami isi kitab itu kan?

Menurut saya kalau dhammasangani kalau mau paham benar lebih penting matikanya (daftar isi): kategori satu apa saja, kategori dua apa saja. Kalau rupa 28 itu sudah produk commentary bukan klasifikasi original abhidhamma.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #71 on: 19 November 2009, 01:06:15 AM »
 [at] suhu.
maksud nya saya..........
apakah benar dalam sutta tersebut dimana buddha menyatakan tidak mungkin mencapai pencerahan "arahat" tanpa memiliki jhana.

sedangkan dalam Abhidhamma, dikatakan bahwa seseorang bisa saja mencapai arahat tanpa jhana.
bukankah ini kontradisksi...tapi karena bahasa inggris saya parah habis jadi mohon pencerahannya sekira nya ada yg bisa menjelaskan pada saya...

http://www.mahindarama.com/e-tipitaka/Majjhima-Nikaya/mn-64.htm
ini isi sutta nya..

 [at] ci lily...
waduh thx banget akan kutipan biografi itu...grp mengalir dah....biar cantik n sehat selalu...^^

oke balik dah,
jadi secara tidak langsung AM[Ajahn Mun] mengatakan bahwa apa yang beliau rasakan dan alami sesungguh nya tidak pernah di tulis dalam Tipitaka

Quote
Ajahn Mun menyatakan bahwa Dhamma yang tertulis dalam Kanon Pali sama dengan sejumlah air dalam sebuah kendi kecil; dimana Dhamma yang tidak digambarkan dalam kitab suci setara dengan jumlah air yang terkandung dalam semua samudra besar.

Quote
Jadi tolong putuskan sendiri apakah Anda lebih suka mengambil Buddha, Dhamma dan Sangha sebagai perlindungan Anda dengan Tulus, atau apakah Anda ingin mengambil perlindungan dalam apa yang kebetulan Anda baca dan apa yang Anda bayangkan sebagai benar. Tapi mereka yang memilih untuk tidak memilah-milah apa yang mereka makan, seharusnya berhati-hati jika ada tulang yang tersangkut di tenggorokan mereka….
wah ini kata-kata yg sangat bagus. AM berpesan bahwa, jangan menjadikan Tipitaka sebagai acuan 100% dalam memahami buddha dhamma....
tetapi belajar secara langsung secara alamiah [mungkin bisa di sebut "sebagaimana adanya dalam mempelajari Buddha dhamma" ]....ini mirip sekali dengan Ajahn Chah ngomong.

beliau juga berpesan kalau tidak bisa di katakan Tipitaka semua salah....mungkin lebih tepat nya menjadi harus hati-hatilah dalam belajar, sebab kalau tidak bijaksana dalam memilih [ mengambil baik nya dan membuang buruk nya ] bisa-bisa tulang yg masuk,,,^^


sangat menarik, sebab pernah sy diskusi dengan seoran bhante dari Thai tapi bisa bahasa indo dikit-dikit....
waktu itu sy iseng tanya, apa yg terjadi ketika seorang buddha meninggal...
beliau bilang ada sesuatu yg keluar dan lepas, tidak bisa dijelaskan....
seperti cahaya yang tidak bisa di jelaskan bagaimana bentuk-nya, tetapi itu ada.

« Last Edit: 19 November 2009, 01:10:02 AM by marcedes »
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #72 on: 19 November 2009, 10:17:44 AM »
[at] markos: maksudnya kalau search itu harus pake full diakritik, kalo nga nda nemu. contohnya kata "jhanam" nda akan nemu sama sekali karena yg bener "jhānaṃ"

kalau mau browse, klik open aja bro

kemaren udh browse kaga bisa..... donlot juga ga bisa

minta link buat donlot diakritiknya dong.... itu kalo ga salah karakter khan?

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #73 on: 19 November 2009, 10:27:22 AM »
IMO.

Yang dikatakan Ajahn Mun memang benar adanya, hanya sebaiknya diartikan bahwa Tipitaka adalah hanya mencakup latihan secara garis besar dan bahasan Dhamma secara garis besar. Dan praktek itu sendiri lebih banyak detil dari garis besar itu sendiri yg tidak tertulis di Tipitaka.

Saya ambil contoh mengenai detil dan jenis2 nimitta(variasinya banyak). Sifat2 khusus dari para dewa secara detil tidak dirinci. Jenis aloka atau cahaya2 yg muncul dalam vipasana tidak dirinci secara detil jenis2nya, misal dari sifat terang , redup, warna, tanda dsb yg dikategorikan sebagai vipasana kilesa dan cahaya yg gemilang saat merealisasi nibbana.Dan bagaimana membedakan kedua itu khususnya pada saat akan memasuki puncak merealisasi nibbana.
Hal-hal yg detil ini biasanya harus ada bimbingan seorang guru meditasi yg mahir.

Jadi kedua hal Dhamma yg tidak tertulis dan tertulis diTipitaka adalah saling mendukung HANYA banyak  sekali beberapa orang berpatokan mati pada Tipitaka, sehingga bila pengalaman itu tidak tertulis langsung diklaim bahwa itu 'salah' atau tidak sesuai dengan Buddha Dhamma tanpa menyelidiki lebih lanjut intisari dari pengalaman itu yg sebenarnya masuk dalam pengelompokan atau kategori garis besar itu atau penggunaan bahasa yg lain tapi mengacu pada arti yang sama atau memang bukan Dhamma alias menyimpang.

Dalam hal ini patut dimaklumi bila Tipitaka bukanlah samudra besar yg dikatakan oleh Ajahn Mun, karena hanya sekumpulan tulisan yg sifatnya terbatas. Sekarang kembali kepada kita bisakah kita menggunakan yg terbatas menjadi tidak terbatas? atau kendi yg kecil ini bisa menghasilkan air samudra yg luas?

Mungkin salah satunya kasus HadayaVatthu ini ...selamat menyelidiki

 _/\_



Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #74 on: 19 November 2009, 10:31:27 AM »
[at] suhu.
maksud nya saya..........
apakah benar dalam sutta tersebut dimana buddha menyatakan tidak mungkin mencapai pencerahan "arahat" tanpa memiliki jhana.

sedangkan dalam Abhidhamma, dikatakan bahwa seseorang bisa saja mencapai arahat tanpa jhana.
bukankah ini kontradisksi...tapi karena bahasa inggris saya parah habis jadi mohon pencerahannya sekira nya ada yg bisa menjelaskan pada saya...

http://www.mahindarama.com/e-tipitaka/Majjhima-Nikaya/mn-64.htm
ini isi sutta nya..

kasian bener marcy nih... he3... coba bantu share dikit

kalo tadi aye baca sekilas sih, benernya di bagian paling bawah, Buddha udah nyebutin :

Quote
Venerable sir, when this is the path and the method for the destruction of the five lower bonds for the sensual world, why does a certain bhikkhu talk of a release of mind and a release through wisdom? Ananda, that is the difference in the maturity of the mental faculties.

jadi semuanya tergantung dari kedewasaan batin masing2 individu.... kalo batinnya udah cukup matang maka dia akan bisa melepaskan kemelekatan

semoga bs memperjelas yah, dan mohon koreksi dari rekan2 kalo saya ada salah terjemahan...