CATATAN BOM MEGA KUNINGAN
Untunglah Jenderal Bambang Mementahkan Spekulasi Presiden SBY
Jumat, 17 Juli 2009, 20:17:29 WIB
Laporan: Teguh Santosa
Jakarta, RMOL. Penegasan yang disampaikan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri bahwa bom di dua hotel mewah di kawasan Mega Kuningan Jakarta berasal dari bom bunuh diri dengan sendirinya telah mementahkan spekulasi yang disampaikan Presiden SBY usai shalat Jumat di Istana Negara.
Dalam pernyataannya usai menggelar rapat terbatas dengan Menkopolkam Jenderal (purn) Widodo AS, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Mayjen (purn) Syamsir Siregar, Kapolri Jenderal Bambang HD dan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, SBY menyebut dan mengaitkan aksi pengeboman itu dengan ketidakpuasan sementara kalangan terhadap proses dan hasil Pilpres 2009.
Pernyataan SBY ini oleh kalangan pengamat dianggap berlebihan dan berpotensi membuat kebingunan di tengah masyarakat. Bukan tidak mungkin, masyarakat justru akan berpikir bahwa terorisme secara langsung dan tidak langsung dilahirkan proses demokrasi yang baru dikecap Indonesia setelah Soeharto lengser sebelas tahun lalu.
Dari pernyataan SBY tersebut, ada pesan bahwa setidaknya ada tiga kelompok besar yang mungkin berada di balik aksi pengeboman itu. Kelompok pertama adalah kelompok teroris seperti yang dikenal selama ini, yang telah melakukan aksi pengeboman dalam beberapa tahun terakhir di beberapa titik di Indonesia. Dan kelompok kedua adalah kelompok yang tidak puas dengan kekalahan mereka dalam proses Pilpres 2009 yang baru lalu. Sementara kelompok ketiga adalah kelompok yang bagaimanapun juga, siapapun yang menang dalam Pilpres 2009, tidak mengakui hasilnya.
Namun sejak awal, bukti-bukti yang ditemukan di lapangan sebenarnya memperlihatkan tanda-tanda bahwa pengeboman ini dilakukan oleh kelompok pertama, yakni kelompok teroris yang selama ini sudah dikenal. Lebih konkret lagi, dilakukan oleh kelompok Noordin Moh. Top yang masih berkeliaran. Bukti-bukti itu meliputi potongan anggota tubuh, serpihan, dan penemuan bom di kamar 1808 Hotel JW Marriott yang menurut polisi digunakan sebagai ruang pengendali aksi pengeboman.
Tak ayal pernyataan SBY usai shalat Jumat mengaburkan semua temuan itu, dan masyarakat yang mendengarkan pernyataan SBY yang diulang berkali-kali itu kadung percaya bahwa ada kelompok yang tak puas karena kalah dalam Pilpres. Dari pernyataannya, dapat ditangkap kelompok mana yang sedang disasar SBY.
Untunglah, Kapolri Jenderal Bambang HD dalam pernyataan yang disampaikan Jumat petang menegaskan bahwa aksi ini adalah aksi bom bunuh diri. Jenderal Bambang HD memang belum menyebutkan secara detil identitas kelompok pelaku. Tetapi setidaknya, kita bisa memahami bahwa aksi bom bunuh diri hanya dapat dilakukan oleh anggota kelompok ideologis. Dan kita juga memahami bahwa permainan politik, terutama yang berkaitan dengan Pilpres, untuk kebanyakan orang bukanlah urusan ideologis, melainkan hanya persoalan politik praktis. Sulit membayangkan ada orang yang mau meledakkan dirinya hanya karena kandidat presiden yang didukungnya kalah. [guh]