//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - chizz_roll

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 [8]
106
Kafe Jongkok / cinta dan perkawinan
« on: 26 August 2008, 10:58:37 AM »
Cinta dan perkawinan

 

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?"

 

Gurunya menjawab, " Ada ladang gandum yang luas didepan sana . Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting.  Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta" Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

 

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?" Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik). 

 

Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana , jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting - ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya

 

"Gurunya kemudian menjawab " Jadi ya itulah cinta" Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?" Gurunya pun menjawab " Ada hutan yang subur didepan sana .  Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh)  dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja.

 

Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan" Plato pun menjawab, "sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya“

 

Gurunyapun kemudian menjawab, "Dan ya itulah perkawinan" Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih. Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan... tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya. Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya, Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.

Ps : kalo repost, tlg didelete.. thanks

107
Kafe Jongkok / kisah di musim dingin
« on: 26 August 2008, 10:56:06 AM »
Kisah di
musim dingin
True story, seperti temuat
dalam Xia Wen Pao.


Siu Lan, seorang janda miskin memiliki seorang putri kecil
berumur 7 tahun,
Lie Mei. Kemiskinan
memaksanya untuk membuat sendiri kue-kue dan
menjajakannya di
pasar untuk biaya hidup berdua. Hidup penuh kekurangan
membuat Lie Mei
tidak pernah bermanja-manja pada ibunya, seperti anak kecil
lain.

Suatu ketika
dimusim dingin, saat selesai membuat kue, Siu Lan melihat
keranjang penjaja
kuenya sudah rusak berat. Dia berpesan agar Lie Mei
menunggu di rumah
karena dia akan membeli keranjang kue yang baru.

Pulang dari membeli
keranjang kue, Siu Lan menemukan pintu rumahtidak
terkunci dan Lie
Mei tidak ada di rumah. Marahlah Siu Lan.Putrinya
benar-benar tidak
tahu diri, sudah hidup susah masih juga pergi bermain
dengan
teman-temannya. Lie Mei tidak menunggu rumah seperti pesannya.

Siu Lan menyusun
kue kedalam keranjang, dan pergi keluar rumah untuk
menjajakannya.
Dinginnya salju yang memenuhi jalan tidak menyurutkan niatnya
untuk menjual kue.
Bagaimana lagi ? Mereka harus dapat uang untuk makan.

Sebagai hukuman
bagi Lie Mei, putrinya, pintu rumah dikunci Siu Lan dari
luar agar Lie Mei
tidak bisa pulang. Putri kecil itu harus diberi pelajaran,
pikirnya geram. Lie
Mei sudah berani kurang ajar.

Sepulang menjajakan
kue, Siu Lan menemukan Lie Mei, gadis kecil itu
tergeletak di depan
pintu. Siu Lan berlari memeluk Lie Mei yang membeku dan
sudah tidak
bernyawa.. Siu Lan berteriak membelah kebekuan salju dan menangis
meraung-raung, tapi
Lie Mei tetap tidak bergerak. Dengan segera, Siu Lan
membopong Lie Mei
masuk ke rumah.

Siu Lan
menggoncang- goncangkan tubuh beku putri kecilnya sambil meneriakkan
nama Lie Mei.
Tiba-tiba jatuh sebuah bungkusan kecil dari tangan Lie Mei.
Siu Lan mengambil
bungkusan kecil itu, dia membukanya. Isinya sebungkus
kecil biskuit yang
dibungkus kertas usang. Siu Lan mengenali tulisan pada
kertas usang itu
adalah tulisan Lie Mei yang masih berantakan namun tetap
terbaca
*,"Hi..hi..hi. . mama pasti lupa. Ini hari istimewa buat mama. Aku
membelikan biskuit
kecil ini untuk hadiah. Uangku tidak cukup untuk membeli
biskuit ukuran
besar. Hi…hi…hi.. mama selamat ulang
tahun."*

------------
-------

**Ingatlah, jangan
terlalu cepat menilai seseorang berdasarkan persepsi kita, karena persepsi kita
belum tentu benar adanya.


Ps : kalo repost, tlg didelete ya.. thanks
     

108
Kafe Jongkok / Anak muda dan kepiting
« on: 16 August 2008, 01:53:30 AM »
it's a nice story
tapi kalau repost, tolong didelete aja.. thanks banyak :P

Suatu ketika di sore hari yang terasa teduh, tampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai. Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan. Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai di mana sumber suara tadi berasal. Ternyata, di sana tampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras. Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Karena itu,ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untukmembantunya. Melihat tangan terjulur, dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting. Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya. Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama. Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya. Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi. Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan capit kepiting. Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri dan menegur si pertapa muda, "Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik.Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu? " " Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda. Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa makhluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting, " jawab si pertapa muda dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik. Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orangtua itu memungut sebuah ranting. Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai.Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya." Lihat Anak Muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik, tetapi harus pula disertai dengankebijaksanaan . Bila tujuan kita baik, yakni untuk menolong makhluk lain, bukankah tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan, betul kan? "Seketika itu, si pemuda tersadar. " Terimakasih, Paman. Hari ini saya belajar sesuatu. Mengembangkan cinta kasih harus disertai dengan kebijaksanaan. Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan yang Paman ajarkan.

"Pembaca yang budiman,
Mempunyai sifat belas kasih, mau memerhatikan dan menolongorang lain adalah perbuatan mulia, entah perhatian itu kita berikan kepada anak kita, orangtua, sanak saudara,teman, atau kepada siapa pun. Tetapi, kalau cara kita salah, sering kali perhatian atau bantuan yang kita berikan bukannya memecahkan masalah, namun justru menjadi bumerang. Kita yang tadinya tidak tahu apa-apa dan hanya sekadar berniat membantu, malah harus menanggung beban dan kerugian yang tidak perlu.Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik, seharusnya diberikan dengan cara yang tepat dan bijak. Dengan begitu, bantuan itu nantinya tidak hanya akan berdampak positif bagi yang dibantu, tetapi sekaligus membahagiakan dan membawa kebaikan pula bagi kita  yang membantu.

109
Jurnal Pribadi / Pojok Cerita Nez
« on: 13 August 2008, 11:21:54 PM »
 _/\_

Ini adalah posting pertama saya, sebenarnya udah lama pengen posting sih, cuma rada bingung .. tapi kayanya kalo kebanyakan mikir saya ga bakal2 posting, jadi ya saya coba aja.. :)
buat para junkers, pls jgn ngejunk ya disini.. thanks

hari ini tgl 13 Agustus 2008
ini hari ke 10 saya berada di kota ini, bandung.. hmm lama juga.. padahal ini out of planning..
awalnya saya kesini sih cuma bentar buat satu dua urusann yang ga urgent banget, tapi karena lain dan satu hal , sekarang malah masih disini..
Hari ini mungkin bisa dibilang puncak permainan emosi saya ( hmm i hope so, berada di kondisi ga stabil sangat ga enak ), saya ngerasa disini sia2, i've done nothing.. mestinya lebih banyak hal yang bisa saya lakukan... ga seperti ini.. jujur saya kecewa banget sama diri sendiri, karena manajemen waktu yang kurang baik..
Hmm untuk hari ini,kalo dipikir2, ga banyak yang saya lakukan .. tadi bangun jam 9 ( karena malemnya tidur nyubuh, insomnia) , terus ritual biasa , buka internet dan shopping di siang harinya

malem ini harusnya ikutan KPD ( Komunitas Praktik Dharmajala) , tapi sejak pulang shopping rasanya motivasinya ga ada, goyang banget..
ada satu temen yang sms juga buat ngajakin KPD, tapi rasanya saya masih ragu.. padahal hari-hari sebelumnya saya semangat sekali buat nantiin hari ini.. karena jarang2 saya berada di bandung, dan bisa ikutan KPD..
oiya, buat yang belum tau, KPD itu suatu komunitas dari dharmajala, biasanya isinya bro n sis yang pernah ikutan retreat, dsitu kita belajar dhamma bareng dan sharing..
lama sekali saya harus memutuskan buat ikutan KPD hari ini, sampai akhirnya saya putuskan untuk ikut.. meski hati pun rasanya masih ga jelas.. dan setelah saya ikuti, saya tidak menyesal.. justru saya merasa bersyukur.. akhirnya saya bisa jadi lebih tenang.. karena disitu saya secara ga langsung melepaskan sejenak masalah2 yang ada untuk berada dalam kondisi kekinian
Disitu makin terlihat, kalo semua kondisi itu tidak kekal.. semua kondisi bisa terus berubah.. sama seperti kondisi saya pada waktu sebelum dan seudah mengikuti KPD tadi.. bener2 jauh berbeda.. ada satu beban yang lepas dan saya bisa menerima keadaan

Jadi inget satu pengalaman unik yang pernah saya share kepada satu dua orang..
pengalaman yang saya dapet di jambi, saat listrik padam.. simple sebenernya..
waktu itu ada pemadaman bergilir, 3 jam listrik padam, 6 jam nyala, terus seperti itu sepanjang hari
awal mengalami itu rasanya saya uring2an dan bener2 mengganggu.. tapi lama2 saya pikir , ga ada gunanya saya marah dan uring2an, kan listriknya ga bakal hidup.. n then saya coba untuk amati aja
saat listriknya padam, saya inget kalo ini pasti akan nyala
Saat listriknya nyala, saya inget kalo ini pasti akan mati lagi
begitu seterusnya.. dan disitu saya mendapat kesan kalo semuanya bener2 ga kekal, pasti akan berubah..
ada banyak kondisi di dunia ini.. hidup-mati, senang-susah, dll dan semuanya anicca.. jadi kayanya kita seharusnya ga terlarut dalam satu kondisi.. kaya yang saya bilang kalo padam inget nyala, kalo nyala inget padam.. intinya semua pasti akan berlalu ( sorry yan, meminjam kata2 kamu) :)

Demikian share saya buat hari ini, thank u buat temen2 yang udah mau membaca :)

Nez







110
 _/\_
temen2, ada info Abidhamma class lagi nih ( kayanya sekarang lagi banyak ya  :) )

Abhidhamma class Bandung
Tempat : Vihara Vimala Dharma, Jl. Ir, H Juanda no. 05, Bandung
Jadwal :
16&17 Agustus 2008  pkl. 13.00-18.00
18 Agustus 2008       pkl. 08.00-13.00

Pembicara : Bpk. Andre
Bagi yang ingin dan berkesempatan mengikuti acara ini, silahkan hubungi  Kevin 08192105661

 _/\_

111
Informasi dan Pengumuman Kegiatan Buddhis / Abidhamma Class di Pluit
« on: 09 August 2008, 10:16:48 AM »
temen2, ini ada fwd email lagi dari temen, sekedar info aja ya  _/\_

seminar Abhidhamma oleh Dr. Menh Tin Mon
tgl : 29 aug-9sep
di V.Dhamma Sukha Pluit.
Pendaftaran hub Charles 08121050996

Semoga infonya bermanfaat  _/\_


112
Yayasan Hadaya Vatthu akan menyelenggarakan Retreat Samatha dan Vipassana oleh Pa Auk Sayadaw yang akan diselenggarakan pada :

Tanggal       : 10 Des'08 - 10 Maret'09
Tempat       : Kayagata-sati Meditation Centre, Cibodas
Pendaftaran : email ke daftarhadaya [at] gmail.com
                   charles hardono 0812 105 0996, (021) 9276 3112 (mohon tidak melalui sms)

Biography of Pa Auk Sayadaw

The Venerable Acinna, commonly referred to as the “Venerable Pa-Auk Tawya Sayadaw” (and, in less formal circumstances, as “Pa-Auk Sayadaw”), is the current abbot and principal teacher at Pa-Auk Forest Monastery. “Sayadaw” is a Burmese honorific title meaning “respected teacher.”

The Sayadaw was born in 1934, in Leigh-Chaung Village, Hinthada Township, in the delta region about one hundred miles northwest of the capital, Yangon. In 1944, at age ten, he ordained as a novice monk (*samanera) at a monastery in his village. During the next decade, he pursued the life of a typical scholar-novice, studying the Pali Texts (including Vinaya, Suttas and Abhidhamma) under various teachers. He passed the three Pali language examinations while still a novice.
In 1954, at age twenty, the Sayadaw received the higher ordination as a bhikkhu. He continued his studies of the Pali Texts under the guidance of learned elder monks. In 1956 he passed the prestigious Dhammacariya examination. This is equivalent to a BA in Buddhist Pali Studies and confers the title of “Dhamma Teacher.”

During the next eight years, the Sayadaw continued his investigation into the Dhamma, travelling throughout Myanmar to learn from various well-known teachers. In 1964, during his tenth “rains retreat” (vassa), he turned his attention to intensifying his meditation practice and began to practise “forest dwelling.” Although he continued with his study of the Pali Texts, he now sought out and gained instruction from the revered meditation teachers of those times.

For the next sixteen years, he made forest dwelling his primary practice. He spent these years in the southern part of Myanmar, in Mon State: three years in Mudon Township (just south of Mawlamyine) and thirteen years in Ye Township (approximately one hundred miles down the coast). During this period, he lived a very simple life, devoting his time to meditation and study of the Pali Texts.

In 1981 the Sayadaw received a message from the abbot of Pa-Auk Forest Monastery, the Venerable Aggapañña. The abbot was dying and asked the Venerable Acinna to look after his monastery. Five days later, the Venerable Aggapañña passed away. As the new abbot of the monastery, the Venerable Acinna became known as the “Pa-Auk Tawya Sayadaw.” Although he oversaw the running of the monastery, the Sayadaw would spend most of his time in seclusion, meditating in a bamboo hut in the upper forested area, which covered a deserted range of hills running along the base of the Taung Nyo Mountain Range. This area later came to be known as the Upper Monastery.

Since 1983, both monastics and laity have been coming to study meditation with the Sayadaw. Foreign meditators began to arrive at the monastery in the early 1990’s. As the Sayadaw’s reputation steadily grew, the Upper Monastery gradually expanded from a simple bamboo hut and a handful of disciples to more than two hundred and fifty kutis (meditators’ huts) in the forest; a large two-storey meditation hall for the men; a library (with office, computer room and  men’s dormitory on the lower levels); a clinic; a hospital; an almsgiving hall; a two-storey refectory; and a reception hall and dwelling for the Sayadaw. In the Lower Monastery, facilities include more than 180 kutis, a new kitchen and, for the women, a large three-storey meditation hall (with sleeping quarters on the ground floor) and a five-storey dormitory (still under construction).

Currently (March 2007), there are more than one hundred and thirty foreign monks, nuns and lay practitioners residing at Pa-Auk Forest Monastery. During our three-month rains retreat, the total monastic population averages between six and seven hundred. Together with laypeople, the monastery population sometimes tops fifteen hundred during festival times.

In 1997 the Sayadaw published his Magnum Opus, an enormous five-volume tome titled The Practice that Leads to Nibbana, explaining the entire course of teaching in detail and supported by copious quotations from the Pali Texts – it is currently available only in Burmese and Sinhalese. On January 4, 1999, in public recognition of the Sayadaw’s achievements, the government bestowed upon him the title Agga Maha Kammatthanacariya, which means “Highly Respected Meditation Teacher.”

The Sayadaw speaks fluent English and has lectured and led retreats outside of Myanmar since 1997. In December of 2006, he travelled to Sri Lanka to undertake a long-term personal retreat, staying in seclusion and suspending his teaching schedule throughout 2007. As of this printing, his teaching schedule for 2008 includes a four-month retreat in the United States, July – October, to be held at the Forest Refuge in Barre, Massachusetts.

113
Temen2, ini ada fwd yang saya dapet dari temen juga, kalo dah repost, tolong didelete ya..tq  _/\_

Light of Wisdom (edisi Indonesia)
 
Dhamma Study Group (DSG) Bali dalam waktu dekat akan menerbitkan Light of Wisdom (Sinar Kebijaksanaan) dalam bahasa Indonesia.
 
DSG BALI
Dhamma Study Group (DSG) Bali adalah organisasi non-profit yang berpusat di Bali. Kegiatan DSG Bali antara lain mengadakan pelatihan meditasi (khususnya di Bali), menerbitkan buku-buku Dhamma, dan memperbanyak uraian Dhamma dari kegiatan yang diselenggarakan.
 
Keanggotaan Dhamma Study Group Bali terbuka bagi siapa saja yang berkomitmen untuk meluangkan waktu dan tenaganya dalam melaksanakan kegiatan yang ada. Saat ini, anggota aktif DSG Bali antara lain: Pannasagara Merta Ada, Agus Wiyono,  Dr. Budi Kartika Yasa, Darsusanto, S.Ag;  Handoyo, dan Dhana Putra.
 
Light of Wisdom
Light of Wisdom (Sinar Kebijaksanaan) merupakan rekaman ceramah Pa Auk Tawya Sayadaw –pimpinan Pa-Auk Forest Monastery—yang disampaikan di Yangon. Beliau menguraikan tentang meditasi Buddhist, secara bertahap dari awal hingga pencapaian jhana dan kemudian baru melakukan meditasi vipassana secara dalam dan terperinci.
 
Data teknis Light of Wisdom edisi bahasa Indonesia antara lain:
Ø      Pangarah Proyek: Pannasagara Merta Ada
Ø      Alih Bahasa: Darsusanto, S.Ag.
Ø      Penyunting: Pannasagara Merta Ada
Ø      Pelaksana Penerbitan: Dhana Putra
Ø      Perancang Sampul: Tommy Jayamudita
Ø      Rencana Grafis & Artistik: Intimedia Kreasi
Ø      Penerbit: Dhamma Study Group (DSG) Bali
 
Ø      Tebal Buku: XI + 323 halaman.
Ø      Jumlah Penerbitan (rencana): 5000 (lima ribu) jilid buku.
Ø      Perkiraan biaya cetak:  [at]  Rp 25.000,00 (duapuluh lima ribu rupiah) per buku
 
Buku ini berikan secara GRATIS kepada mereka yang ikut memberikan bantuan penerbitan, organisasi Buddhist, vihara, umat Buddha pada umumnya, dan simpatisan Buddhist yang menekuni meditasi.
 
Untuk mendapatkan buku tersebut; kirimkan nama dan alamat Anda melalui SMS atau e-mail ke:
1.      Handoyo;  0855 378 3737; dsgbali [at] yahoo.com
2.      Agus Wiyono; 0811-112010
3.      Dhana Putra; 0815-13104496, dhanaputra [at] baliusada.com, dhanaputra [at] cbn.net.id
 
Bagi Anda yang ingin membantu penerbitan buku ini dan buku selanjutnya, dapat mengirimkan dananya ke:
BCA cabang Gatot Subroto (Bali)
A/C No. 669-004916-1,
an. HANDOYO.
(mohon kirimkan kabar tentang dana Anda melalui SMS)
 
CATATAN:
DSG Bali juga akan menerbitan Knowing and Seeing (dalam proses pengerjaan tata letak) dan The Workings of Kamma (dalam proses terjemahan); keduanya karya Pa-Auk Sayadaw.


114
Sebuah Awal untuk Memulai Lembaran Baru melalui Retret Pemula Dharmajala Angkatan 20

RETRET PEMULA DHARMAJALA 20
Sebuah awal untuk memulai lembaran baru
 
Every day we do things, we are things that have to do with peace. If we are aware of our life..., our way of looking at things, we will know how to make peace right in the moment, we are alive.
Thich Nhat Hanh
 
Sadari lebih dalam mengenai hidup dan dasar pandangan Anda, temukan bagaimana batin Anda bekerja, dan bagaimana menangani perasaan, pemikiran, dan persepsi Anda melalui:
 
RETRET PEMULA DHARMAJALA ANGKATAN 20
Lokasi: Vihara Avalokitesvara, Gadog
Tanggal: 15-18 Agustus 2008
Berangkat dari Ekayana tgl 14 Agustus pukul 20.00 WIB
Biaya  [at]  Rp 200.000
 
Ijinkan diri untuk mengenal lebih dalam siapa dan apakah diri Anda.
Serta mengalami transformasi dan penyembuhan seperti halnya ratusan alumni Retret Pemula Dharmajala angkatan sebelumnya.
 
Pendaftaran hubungi:
Humas Dharmajala: 0813-18990997
email: dharmajala [at] gmail.com
 
NB: Formulir pendaftaran dalam file attachment.
     Berhubung cuaca yang sejuk, peserta diharapkan membawa jaket,     selimut dan kaos kaki tebal.


Ps :kalau ternyata repost, tolong di delete aja ya.. tq

115
Sekuntum teratai untuk Anda semua, para calon Buddha

Pekerjaan menumpuk? Terlalu banyak meeting?
Selalu sibuk? Sering lembur?
Dikejar deadline? Dikejar target?
Rekan kerja, boss, anak buah atau klien yang MENJENGKELKAN?

Inikah masalah yang sehari-hari kita hadapi sebagai orang bekerja, sebagai karyawan ataupun pengusaha?
Apakah ini membuat Anda makin hari makin stress dan depresi?

Ingin tahu bagaimana mengatasi semua itu melalui meditasi Ch'an?
Ingin tahu cara mengubah masalah menjadi berkah?

Ikutilah:

Retret Ch'an untuk Karyawan & Pengusaha
Learn the art of meditation in the workplace...

Pembimbing:
Ir Agus Santoso
praktisi Ch'an, murid Ch'an Master Sheng-yen ( Dharma Drum Mountain ), editor buku-buku Ch'an terbitan Suwung Jogja, dan pengusaha konstruksi

Waktu : Sabtu - Minggu, 23 - 24 Agustus 2008
Lokasi : Jhana Manggala, Gunung Geulis
Pengganti transportasi & konsumsi : Rp 150.000

Informasi dan Pendaftaran:
1. Humas Dharmajala: 0813 1899 0997 atau 999 777 03
2. Charly: 0816 1402716
3. Email: dharmajala [at] gmail. com

Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan baca di attachment poster ini

Salam maitri,
Panitia Retret Ch’an untuk Karyawan & Pengusaha

Ps : kalau udah repost, please remove aja ya .. tq :)



116
Kesempatan Berbuat Baik / Mohon Bantuan Doa
« on: 15 July 2008, 11:39:03 PM »
 _/\_

Teman2 semua..
saat ini seorang ibu yang bernama Ibu Yuliana sedang terbaring koma di RS. Charitas, Palembang.
Ibu Yuliana mengalami kecelakaan mobil pada tanggal 04 Juli 2008 yang lalu , kecelakaan ini telah merenggut nyawa suaminya dan membuat beliau harus dioperasi, dan setelah dioperasi beliau tidak sadarkan diri dan hingga sekarang beliau berada di ruang ICU. Mohon kemurahan hati teman2 untuk membantu mendoakan untuk kesembuhan beliau.

Terima kasih

 _/\_

117
Perkenalan / Salam kenal
« on: 22 June 2008, 04:40:43 PM »
hi all, salam kenal semuanya  :)

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 [8]