//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - dewi_go

Pages: 1 ... 9 10 11 12 13 14 15 [16] 17 18 19 20 21 22 23 ... 122
226
Personality / Re: Motivasi dan Inspirasi
« on: 23 May 2011, 05:16:49 PM »
IBARAT BURUNG GAGAK
OLEH AJAHN LEE DHAMMADARO

DISADUR OLEH: NANAPALO

Perumpamaan
Pada suatu masa, di sebuah desa di tepi pantai, terjadi ketidakseimbangan unsur-unsur alam, dan sejumlah besar ternak kerbau mati karena terserang wabah. Karena ketakutan bahwa penyakit itu akan segera menyebar, orang-orang di desa itu membawa bangkai kerbau-kerbau itu dan membuangnya ke laut. Seraya bangkai kerbau itu terhanyut dari pantai, sekawanan burung gagak datang memakannya berhari-hari. Setiap hari, ketika gagak itu telah makan dengan puas (kenyang), mereka terbang kembali untuk melewati malam di pohon-pohon di tepi pantai; dan kemudian mereka akan terbang kembali pagi harinya untuk melanjutkan makan bangkai yang sedang terhanyut ke tengah laut itu.

Seraya hari-hari berlalu, dan bangkai-bangkai itu terhanyut lebih jauh dan lebih jauh lagi ke tengah lautan, beberapa gagak, melihat kesulitan dalam perjalanan terbang kembali ke tepi pantai, memutuskan untuk menghabiskan malamnya di atas bangkai yang sedang terhanyut tersebut; sedangkan gagak-gagak lainnya dari kawanan tersebut tidak memperdulikan kesulitan tersebut, dan terus-menerus terbang kembali ke tepi pantai pada setiap sore. Akhirnya, ketika bangkai-bangkai tersebut telah begitu jauh terhanyut ke lautan, perjalanan pulang pergi terbang ke tepi pantai tidak lagi memungkinkan, kawanan gagak itu memutuskan untuk meninggalkan sumber makanan tersebut (bangkai kerbau) dan mencari sumber makanan yang baru di daratan.

Namun, satu dari gagak-gagak tersebut telah tinggal bersama bangkai-bangkai yang terhanyut itu; dan ketika ia mengetahui bahwa teman-temannya tidak lagi datang untuk berbagi makanan, ia diliputi kegembiran yang luar biasa, berpikir bahwa makanan yang ia miliki saat ini akan menghidupinya dalam waktu yang lama. Ia begitu asyik dalam makannya dan tidak pernah berpikir untuk kembali ke pantai.
Seraya bangkai-bangkai itu terhanyut lebih jauh dan lebih jauh lagi ke tengah lautan, sekawanan ikan datang dari dasar lautan untuk melahap bangkai-bangkai tersebut sampai akhirnya tidak ada lagi yang tertinggal untuk dimakan. Akhirnya, sisa-sisa bangkai itu mulai tenggelam ke dalam lautan; dan pada saat itu, gagak tersebut memutuskan bahwa waktunya telah tiba baginya untuk terbang kembali ke pantai. Dengan pikiran semacam ini, ia terbang ke arah Utara, namun tidak melihat daratan. Ia terbang ke arah Selatan, ke Timur dan ke Barat, namun juga tidak melihat daratan. Kemudian ia terbang dengan sekuat-kuatnya dan tidak mampu terbang lagi, kehabisan tenaga; ia menurunkan sayap-sayapnya dan jatuh ke dalam lautan. Di dalam lautan tersebut ia menjadi santapan ikan-ikan.

Makna perumpamaan
Inilah kehidupan manusia. Apabila kita membiarkan diri kita larut dalam keasyikan hanya dengan makan, tidur dan kesenangan-kesenangan fisik, tanpa melakukan kebajikan; misalnya apabila kita tidak mempraktikkan ajaran benar yang telah diajarkan, kita tentu akan memetik buahnya, yaitu penderitaan, mirip dengan burung gagak yang jatuh menemui kematiannya di lautan. Cerita ini adalah tentang kita semua: Lautan mengumpamakan dunia ini, arus lautan mengumpamakan arus tumimbal lahir; bangkai-bangkai kerbau mengumpamakan tubuh kita yang makin rapuh dan objek kesenangan duniawi; pohon di tepi pantai mengumpamakan ajaran benar, dan burung gagak mengumpamakan pikiran kita, yaitu: sewaktu-waktu kita merasa senang mempraktikkan ajaran benar, dan sewaktu-waktu kita tidak suka mempraktikkan ajaran benar.

Sumber:

Dhammadharo L. 1982. Basic Themes.Wat Asokaram, Samut Prakaan, Thailand, 216p.

=====

Semoga bermanfaat...

227
Seremonial / Re: Happy B'DAY to Xan To , CandraWie , dilbert
« on: 20 May 2011, 07:22:02 PM »
Met ultah bro xan to, candrawie, sesepuh dilbert
Moga selalu berbahagia

228
Game / Re: Apa yang terlintas dalam pikiranmu?
« on: 20 May 2011, 12:35:16 PM »
enjoy aja

229
Game / Re: Game : cerita berantai
« on: 18 May 2011, 08:17:02 PM »
lanjut dong bro wang bagus gambarnya  ;D

230
Game / Re: Game : cerita berantai
« on: 18 May 2011, 07:31:33 PM »
wah bagus gambarnya..lanjut  bro lagi ;D

231
Game / Re: Game : cerita berantai
« on: 18 May 2011, 07:16:09 PM »
ada yang merasa ga? :D

232
Kafe Jongkok / Re: Baju macam apa yang anda pakai pergi ke vihara?
« on: 18 May 2011, 06:04:49 PM »
pernah dengar dhammadesana dari bhante Dhammasubho Mahathera soal berpakaian kevihara dianjurkan yang sopan (standardnya y celana panjang sama kemeja boleh kaos tapi dianjurkan yang berkerah), napa kaosnya yang berkerah? khusus buat wanita karena akan bernamaskara. Kalo soal celana pendek bhante ada menyinggung juga dikatakan sebaiknya jangan karena kalo pakai celana pendek or selutut sekalipun ga ada bedanya kalo kita pergi kepasar  ;D
Itu aja sih yang masih tersimpan dimemory karena dhammadesannya udah hampir 4th yang lalu, semoga bisa membantu :)

233
Kafe Jongkok / Re: Kopitiam
« on: 18 May 2011, 12:13:49 PM »
;D siakto ? puak to ? ;D

siak to biasanya buat barang, bener ga y?
kalo puak to buat orang

kalo salah tolong direvisi, kamsia

234
Game / Re: Apa yang terlintas dalam pikiranmu?
« on: 16 May 2011, 06:04:21 PM »
sedap

235
Game / Re: Game : cerita berantai
« on: 16 May 2011, 05:54:35 PM »
karna comel menghilang

236
Game / Re: game bahasa Pali
« on: 16 May 2011, 05:53:33 PM »


rājā?
rājā (rājan) m. raja, kaisar, penguasa, pangeran, (juga sebutan untuk kaum kesatria), pemimpin

ratti?

237
Seremonial / Re: happy b,day xenocross
« on: 16 May 2011, 05:39:06 PM »
happy b'day.... ;D

238
Perkenalan / Re: kenalan lagi dooonnnkkk
« on: 16 May 2011, 04:41:24 PM »
welcome back  ;D

239
Engaged Buddhism / The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« on: 16 May 2011, 03:23:03 PM »
1 Jangan mengidolakan atau terikat pada suatu doktrin, teori, atau idiologi, termasuk ajaran Buddha. Cara pandangan buddhis adalah alat penuntun, bukan kebenaran yang mutlak.

2 Jangan berpendapat bahwa pengetahuan yang anda miliki sekarang adalah kebenaran yang mutlak dan tidak akan berubah. Hindari pemikiran yang sempit dan terikat pada pandangan yang sekarang dianut. Belajar dan berlatih untuk tidak melekat pada pandangan agar bisa menerima sudut pandang orang lain. Kebenaran ditemukan dalam hidup dan bukan pada
sekedar konsep. Bersiaplah untuk senantiasa belajar sepanjang hidupmu dan mengamati realita dalam dirimu dan dunia.

3 Jangan memaksa orang lain, termasuk anak-anak dengan cara apapun, untuk menganut pandangan anda, apakah melalui kekuasaan, paksaan, uang, propaganda, atau bahkan pendidikan. Namun, melalui dialog yang penuh cinta kasih, bantu orang lain untuk meninggalkan sifat fanatik dan pikiran yang sempit.

4 Jangan menghindari penderitaan atau menutup mata pada penderitaan. Jangan kehilangan kesadaran akan adanya penderitaan dalam kehidupan di dunia. Carilah jalan untuk bertemu dengan mereka yang menderita, termasuk kontak pribadi, kunjungan, melalui hubungan visual dan dan suara. Dengan cara itu, bangunkan kesadaran diri anda dan orang lain akan realita penderitaan di dunia.

5 Jangan menimbun kekayaan bila ada berjuta-juta orang menderita. Jangan menjadikan kemasyuran, keuntungan, kekayaan, atau kenikmatan sensual sebagai tujuan hidup. Hiduplah sederhana dan berbagilah waktu, semangat, dan materi dengan mereka yang membutuhkan.

6 Jangan memendam kemarahan dan kebencian. Belajarlah untuk meredakan dan mengubahnya selagi masih berupa benih dalam kesadaranmu. Segera setelah kebencian muncul, pindahkan perhatian pada nafas untuk melihat dan memahami sifat alaminya.

7 Jangan terlarut pada suasana di sekitar anda. Letakkan perhatian pada nafas untuk kembali menyadari apa yang terjadi pada saat ini. Tetaplah berhubungan pada apa yang menakjubkan, menyegarkan, dan menyehatkan baik di dalam diri anda dan sekitar anda. Tanamlah benih, kebahagiaan, kedamaian, dan penuh pengertian dalam dirimu agar transformasi bisa bekerja pada kesadaranmu yang dalam.

8 Jangan mengucapkan kata-kata yang bisa menimbulkan perselisihan dan menyebabkan perpecahan. Buat segala usaha untuk mendamaikan dan menyelesaikan semua konflik, sekecil apapun.

9 Jangan berkata hal yang tidak benar demi keuntungan pribadi atau untuk mempengaruhi orang. Jangan mengucapkan kata-kata yang menyebakan perpecahan dan kebencian. Jangan menyebarkan berita yang tidak pasti kebenarannya. Jangan mengkritik atau menyalahkan sesuatu yang anda tidak yakin kebenarannya. Selalu berkata benar dan membangun.
Punyailah keberanian untuk mengutarakan tentang ketidakadilan, meskipun bisa membahayakan diri anda.

10 Jangan menggunakan komunitas buddhis untuk keuntungan pribadi, atau mengubah komunitas anda menjadi partai politik. Meskipun demikian, komunitas religius harus punya pendirian tegas menentang penindasan dan ketidakadilan dan harus berjuang untuk mengubah keadaan tanpa terlibat dalam konflik kelompok.

11 Jangan hidup dengan pekerjaan yang membahayakan manusia atau alam. Jangan berinvestasi dalam perusahaan yang menghilangkan kesempatan hidup orang lain. Pilih pekerjaan yang mendukung realisasi ideologi cinta kasih anda.

12 Jangan membunuh. Jangan biarkan orang lain membunuh. Carilah cara untuk melindungi kehidupan dan mencegah peperangan.

13 Jangan mengambil hak orang lain. Hargailah kekayaan orang lain, tetapi cegah orang lain mengambil keuntungan dari penderitaan orang lain atau mahluk lain di dunia.

14 Jangan perlakukan tubuh dengan cara yang salah. Belajar untuk menghargainya. Jangan memandang tubuh ini hanya sebagai alat. Peliharalah energi vital untuk merealisasikan Jalan. (Untuk umat awam) jangan melakukan hubungan seksual tanpa cinta dan komitmen. Dalam hubungan seksual, sadarlah akan penderitaan di masa depan yang bisa timbul. Untuk menjagakebahagiaan orang lain, hargai hak dan komitmen orang lain. Sadarlah sepenuhnya akan tanggung jawab saat membawa kehidupan baru di dunia. Renungkan dalam dunia mana anda membawa kehidupan baru itu.

From the book ‘Interbeing’: Fourteen Guidelines for Engaged Buddhism, revised edition: Oct. l993 by Thich Nhat Hanh, published by Parallax
Press, Berkeley, California

dari http://buddhism.kalachakranet.org/resources/14_precepts.htm/

240
Kafe Jongkok / Heart Break
« on: 16 May 2011, 02:50:10 PM »
Heart Break
Posted on Juni 26, 2009 by Robby Candra

Komputer saya terletak di ruang keluarga. Di depan komputer ini saya biasa duduk di malam hari menemani keluarga. Tak disengaja, akhirnya saya sering menonton sinetron di televisi meskipun terpotong-potong,tidak lengkap. Saya hanya menonton sepintas, saya tidak terlalu larut dalam cerita di sinetron itu. Tetapi ada hal yang menarik dari sinetron-sinetron yang ada. Sinetron itu banyak bercerita tentang cinta antara sepasang kekasih.

Saya menonton bagaimana cinta itu mempermainkan perasaan manusia. Suatu saat cinta memberi harapan akan kebahagiaan, namun ketika harapan itu lenyap, muncul penderitaan yang besar. Mungkin agar cerita itu menjadi menarik, kerap kali oleh sutradara atau pembuat cerita, perjalanan cinta itu dibuat bergejolak. Kadang indah, kadang begitu merana, menyedihkan. Silih berganti.

Saya ingat pengalaman teman-teman saya ketika saya masih remaja. Banyak di antara teman yang punya kisah cinta yang penuh gejolak. Yang paling menyedihkan adalah ketika seorang teman dipermainkan oleh orang yang sangat dicintainya. Cinta itu membutakan dirinya. Sedikit saja harapan diberikan oleh orang yang dicintai, ia sudah merasa senang.
Tetapi karena orang yang dicintai itu hanya iseng, teman saya benar-benar dipermainkan. Harapan dan kekecewaan muncul silih berganti.

Akhirnya harapan itu benar-benar kandas. Tetapi kemudian teman saya menyadari, betapa bodoh dirinya telah dipermainkan oleh orang yang dicintainya. Harapan-harapan membutakan matanya. Ia berpikir, seandainya mereka tidak pernah bertemu tentu ia tidak akan mengalami kesedihan itu.

Di usia yang sudah tidak remaja ini, sinetron membuat saya kembali merenungkan, bagaimana bisa seseorang bisa dipermainkan oleh cinta. Namun saya melihat dari sisi yang berbeda.

Siapakah yang menjadi biang keladi seluruh penderitaan itu? Ternyata sifat kemelekatan kita pada orang yang di cintai itulah yang menjadi sumber permasalahan. Siapapun orang yang kebetulan menjadi pihak yang mempermainkan, itu hanyalah sebuah kebetulan. Tidak perlu kita kemudian membenci.
Dengan sifat melekat yang dimiliki, seseorang selalu berpotensi dipermainkan oleh cinta. Sifat melekat itulah yang menjadi sumber penderitaan yang sesungguhnya.

Setelah saya beristri, tidak lagi tertarik pada wanita lain, ternyata kemelekatan cinta tetap bisa mempermainkan diri saya. Kalau dalam contoh di atas, teman saya di permainkan oleh rasa cinta pada seseorang kekasih, sekarang saya masih juga dipermainkan oleh rasa cinta pada barang-barang koleksi saya, usaha yang saya rintis, komputer, buku dan banyak hal-hal lainnya. Bahkan juga kepada anak-anak.

Apakah salah rasa cinta itu? Mengapa cinta menghasilkan penderitaan?

Cinta memang sering di pandang sebagai sesuatu yang baik dan agung. Namun bagi orang biasa, jujur saja, cinta seringkali diikuti dengan kemelekatan untuk memiliki, untuk mengatur. Kita punya harapan pada sesuatu yang kita cintai. Dan apapun itu, ketika harapan itu tidak tercapai, kita menderita.

Siapkah anda untuk mencintai tetapi tidak berharap untuk memiliki?

Pages: 1 ... 9 10 11 12 13 14 15 [16] 17 18 19 20 21 22 23 ... 122