//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Yong_Cheng

Pages: 1 ... 3 4 5 6 7 8 9 [10] 11 12 13 14 15 16 17 ... 19
136
buat thread baru aja sol

137
dia itu post artikel ini biar kalian nanti percaya kalo emank ada yg namane mati gk bisa busuk!..(waktu itu bahas tentang mayat gk bisa busuk)

dia mao bilank kalo anicca Buddha itu salah..

dia mao bilank kalo qiu tao itu emank bisa masuk Nirvana dan bisa kekal..bahkan mayat gk bisa busuk!

saya tidak pernah mengatakan anicca Buddha itu salah
segala sesuatu tidak ada yang kekal, walaupun mayat tsb "masih" awet tapi suatu saat akan membusuk juga

138
[at] atas
loe post artikel ini buat point out kalo qiu dao itu bisa awet khan kalo dah mati? tanda2 masuk ALAM NIBBANA!!..-_-"

huekk..

dah deh nanti waktu kebaktian kesaksian pake cerita ini..ditambah2 bumbu2...

mao muntah gw liat aliran sesat gk guna!

kan dah dijelaskan diatas bisa saja tidak terjadi pembusukan apabila faktor2 alam mendukung...
tolong jangan bawa2 aliran disini karena bukan "tempatnya" thanks

139
yang pasti dia bukan gara2 qiu tao aliran sesat Maitreya trus gk busuk!!..

gk ada bukti kalo dia pernah qiu tao..!!

baca lagi bung....
ada kalimat tentang qiu tao ndak?

140
Sosok mayat purbakala ditemukan tanpa sengaja di tempat konstruksi, diperkirakan sudah berusia 500 tahun. Anehnya dari mayat tersebut tidak membusuk dan kulitnya juga masih halus lembab dan elastis. Selain itu, di bulan Agustus lalu yang panas terik di Jiangnan, diluar dugaan mayatnya dingin bagaikan es. Mayat kuno dan misterius tersebut menimbulkan sejumlah besar pertanyaan, siapa dan mengapa tidak membusuk?

Pada 5 Agustus 2000 silam, kantor kepolisian kota Huayang, distrik Songshan, Shanghai mendapat sebuah laporan, ditemukan sesosok mayat ketika sedang meratakan tanah. Ketika polisi tiba di lokasi, peti mati sudah tersingkap, sesosok mayat membungkuk di atas tanah, sekujur tubuhnya mengenakan dandanan kuno. Ketika polisi Xia Jifang mendekat, ia terkejut bukan main, korban adalah sesosok mayat laki-laki, dilihat dari kulit dan raut wajahnya dipastikan korban bukan mayat zaman sekarang, tapi anehnya mayat tersebut tidak membusuk dan terawat utuh.

Setelah peristiwa penemuan mayat itu diberitakan di media massa, petugas dari museum Songjiang, Shanghai, Yan Kun, segera datang ke lokasi dan tahap awal diyakini bahwa ini mungkin sebuah makam kuno. Yang tak kalah mengejutkan ketika diraba mayat tersebut dingin seperti es.

Ketika mencari barang-barang yang dikubur bersama si mayat kuno tersebut, Yang kun menemukan sebuah surat pentasbihan. Surat pentasbihan adalah suatu bukti status yang diberikan kepada umat Buddha, biksu atau murid Buddha, ketika pemegang surat pentasbihan bekelana ke empat penjuru dan menggantungkan surat di Biara, mereka harus memperlihatkan surat pentasbihan tersebut membuktikan status diri sebagai biksu. Dari surat pentasbihan tersebut, pemegangnya bernama Yang Fuxin, surat pentasbihan tersebut diberikan pada masa dinasti Ming, tepatnya tahun 1439 masehi atau kurang lebih sudah 500 tahun hingga sekarang. Kesimpulan awal para ahli bahwa mayat tersebut adalah pemilik surat pentasbihan ini. Masa kehidupan Yang Fuxin adalah akhir dari dinasti Yuan (1271-1386) dan awal dari dinasti Ming (1368-1644) dan sudah meninggal lebih dari 500 tahun.
Patung kayu, lembing/tombak yang dibawa serta bersama si mati dan telapak tangan yang lebih besar dari orang pada umumnya menunjukkan kalau orang ini adalah seorang pesilat. Untuk mengetahui lebih jelas identitas Yang Fuxin, petugas khusus mulai mencari petunjuk di lokasi penemuan mayat tersebut, diantara barang-barang yang paling menarik perhatian tidak lebih dari patung kayu prajurit dan tombak kayu. Ahli dari balai penelitian Wushu di kantor pusat olahraga nasional yakni Kang Gewu mendapati, bahwa tombak kayu ini tidak sama dengan tombak umumnya yang digunakan untuk latihan.
Kang Gewu menuturkan, bahwa dibalik semua itu tersimpan sepotong sejarah persilatan yang diketahui umum : pada masa dinasti Yuan, bangsa Mongol utara masuk ke dataran tengah. Bagi bangsa Mongol setempat, mereka mengajurkan wajib menunggang kuda, gulat dan berlatih silat. Namun, terhadap bangsa Han, mereka mengambil kebijakan melarang berlatih silat.

Tombak yang dibawa bersama si mati menunjukkan bahwa semasa hidupnya Yang Fuxin gemar akan silat, bahkan mungkin juga hidup dengan cara bermain silat. Apakah ini dapat membantu kita menyingkap misteri jati dirinya? Melalui pemeriksaan yang cermat terhadap Yang Fuxin, ahli peneliti mayat kuno mendapati kulit Yang Fuxin lembab halus dan elastis, bahkan beberapa sendi masih aktif. Menurut penentuan awal, usianya berkisar antara 75-80 tahun. Dalam pemeriksaan ahli terkait juga mendapati sebuah temuan penting: Telapak tangan Yang Fuxin lebih besar, terutama tulang telapak tangannya lebih besar dari orang pada umumnya. Ciri khas ini, lebih lanjut menunjukkan kemungkinan Yang Fuxin sangat mahir akan silat semasa hidupnya. Karena sepanjang tahun berlatih Wushu, terutama mereka yang berlatih telapak tangan, dimana jika sering berlatih akan mengembangkan otot telapak tangan dan dapat merangsang pertumbuhan tulang lebih cepat.

Apakah tubuh Yang Fuxin yang tidak membusuk ini dikarenakan mengonsumsi warangan (arsenikum) dan air raksa atau benda beracun lainnya menjelang ajal. Patung kayu prajurit, tombak kayu yang dibawa bersama si mati dan telapak tangan yang besar, menunjukkan bahwa mungkin karena Yang Fuxin bertahun-tahun berlatih silat. Jika memang ia adalah orang dari dunia persilatan, mayatnya yang tidak membusuk, lantas apa mungkin ini berhubungan dengan sejumlah teknik rahasia dalam legenda persilatan?

Pada zaman Tiongkok kuno, suatu teknik rahasia yang tersebar luas dalam dunia persilatan adalah minum racun atas kemauan sendiri, selama beberapa bulan menjelang ajal, tetap mengonsumsi air raksa dan arsenikum dalam dosis kecil dan benda beracun lainnya, degan demikian, racun yang terhimpun dalam tubuh dapat memberi efek mencegah fisik tidak membusuk setelah meninggal dunia.
Tapi, teknik rahasia ini hanya kabar burung. Jika Yang Fuxin memakai cara ini, maka di dalam tubuhnya pasti akan meningalkan bekas. Unsur kimia arsenikum adalah arsenik, dan unsur kimia air raksa adalah Hydrargyrum (hg), keduanya ini termasuk unsur logam berat. Untuk menyingkap keraguan ini, para ahli memutuskan mengumpulkan sample rambut dan sample lainnya dari mayat tersebut, untuk memastikan kadar logam berat tersebut. Namun, setelah dianalisis secara kimiawi terhadap organ dalam dan rambut Yang Fuxin didapati, unsur logam berat di dalam tubuhnya tidak berbeda dengan orang pada umumnya, termasuk dalam batas normal. Tampaknya, Yang Fuxin tidak menenggak racun atas inisiatifnya sendiri. Tapi, apa yang membuat tubuhnya bisa secara gaib tetap terawat dengan baik?

Apakah faktor lingkungan penguburan atau struktur makam yang istimewa yang membuat mayat tersebut terawat utuh?

Dalam kondisi normal, dimana setelah manusia meninggal dunia, maka sel kita perlahan-lahan akan kehilangan daya hidupnya. Melarut dibawah efek enzim hidrolisa individu dan ini yang disebut dengan proses larutan sendiri. Kemudian diserang kuman busuk dan melalui penguraian kuman busuk, tubuh manusia kemudian menjadi seonggok tulang belulang. Ahli terkait memeriksa cairan jaringan dan larutan sendiri Yang Fuxin sangat mencukupi, sel dalam tubuhnya mulai mengurai setelah ia meninggal dunia. Jika memang demikian, maka selama 500 tahun berikutnya, efek bakteri semestinya telah mengurainya menjadi seonggok tulang kering sejak dulu. Akan tetapi, tubuhnya tetap terawat utuh hingga sekarang.

Dulu sebagian besar mayat yang tergali kebanyakan berasal dari pantai Gobi, Xinjiang atau kawasan gurun pasir dan tempat yang ekstrem kering. Tapi, tempat ditemukannya mayat Yang Fuxin adalah Shanghai yang beriklim lembab, di lingkungan seperti ini bagaimana mungkin mayat tersebut bisa terawat secara utuh?

Peti mayat Yang Fuxin memakai struktur tuang : dinding di sekeliling ditata dengan batu bata, setelah peti mati dimasukkan, kemudian “san he tu” (suatu cairan campuran kapur, tanah liat dan pasir yang akan mengeras setelah kering) dituang diantara peti dan tembok bata. Orang zaman dulu melapisi peti mayat dengan cara menuang. Diantara makam dinasti Ming di daerah Jiangzhe, sistem tuang seperti ini cukup banyak ditemui, karena itu awalnya ahli terkait tidak begitu mengindakan. Namun, setelah diteliti lebih lanjut mereka mendapati : cairan tuang disini memakai suatu bahan khusus¾ Tawas. Tawas dapat dibuat suatu zat pembeku/pengental, mencegah agar tidak merekah. Karena peti mati tertutup rapat, suhu tetap, ketiadaan oksigen, bakteri tidak dapat berkembang biak, inilah faktor yang membuat mayat terawat utuh.

Mengapa peti mati yang tertutup rapat itu dipenuhi dengan cairan, dan mayat tetap dalam keadaan lembab?. Xia Jifang teringat kembali sebuah peristiwa ganjil yang dilihatnya di lokasi ketika itu. Dalam peti Yang Fuxin yang terbuka dipenuhi dengan air, lagipula ketika itu tidak hujan, darimanakah air dalam peti tersebut? ada yang menduga itu pengawet yang khusus dibuat orang dulu, seperti cairan formalin sekarang, mayat tidak akan membusuk jika di rendam ke dalam formalin. Namun ahli terkait telah memeriksa dokumen kuno tapi tidak menemukan catatan terkait, dan Xu Yongqing juga menyatakan keberatan terhadap dugaan cairan pengawet tersebut.

Jika peti mati Yang Fuxin tertutup rapat, lalu dari mana sebenarnya cairan di dalam peti mati tersebut? saat peti mati itu dikeluarkan, diluar dugaan orang-orang mendapati: pengerjaan pada bagian dasar kuburan relatif sederhana, cairan pengeras lebih tipis daripada bagian atas dan sekeliling peti mati. Aliran sungai di daerah Songjiang panjang dan lebar, permukaan air bawah tanah lebih tinggi. Bagian dasar yang sengaja dibuat tipis, membuat air bawah tanah sedikit demi sedikit merembes masuk ke dalam selama 500 tahun, sehingga membentuk cairan. Namun sebelumnya, karena peti mati tertutup rapat dan tidak beroksigen, pembusukan mayat sudah terhenti, kemudian rendaman cairan dalam peti justru membantunya tetap dalam keadaan basah atau lembab.

Di Jiangnan, jika pengerjaan ruang peti mati tidak sesuai atau air yang merembes masuk tidak bersih, mengandung kuman, maka tidak mungkin dapat menyimpan mayat secara utuh. Seperti misalnya mayat Yang Fuxin ini, karena lingkungan (tutupan peti mati) yang rapat dan air bawah tanah yang bersih, maka membuat tubuhnya tidak membusuk

141
Tolong ingat kan teman wanita yang lain jika operasi usahakan ada yang mendampingi sebelum kita sadar…..makin gila saja ulah orang.

Temen temen.....

kebetulan temen aku ada yg pernah kerja di salah satu RS  sebagai perawat,

menurut info dr dia, kejadian spt itu kemungkinan besar bisa terjadi krn dia sbg perawat sering mergokin n dengerin obrolan paramedis lain yg ngrumpiin hal itu.

Kata dia si biasanya yg suka berulah spt itu adalah dokter anestesi n asisten anestesinya.....klo ada pasien yg cantik biasanya mrk ni(kaum adam lah yg pasti)pada ngajakin temen2 nya yg mungkin ga lg jd operator(lg off) buat "liat-liat" pasien yg masih engga sadar krn msh dalam pengaruh bius.

Beberapa waktu yang lalu, msh di RS yang sama ada 1 pasien wanita yg melahirkan secara cessar, dalam kondisi setengah sadar setengah engga, dia ngrasa klo ada beberapa laki2 yg lagi ngubek2 bagian kewanitaannya sambil komen...."wah masih bagus nih barangnya kayanya sectio terus ni....", akhirnya si pasien melaporkan kejadian itu ke Direktur RS dan  ke media massa.Cuman endingnya gmn jd ga jelas.

But....anyway... dmnpun kita berada emang musti hati2 de jeng...

apalagi klo mo operasi(apapun bentuknya) musti WASPADA, klo mo melahirkan jg jgn lupa ajak suami ke dalam ruang operasi. N wanti2 ma suami jgn pernah ditinggalin sampai kita siuman. Sereeeeeeeem.........


WASPADALAH.......!!!!

Bagi Ibu-ibu dan temen2 cewek yang masih single harap hati2... Tidak dimanapun juga... Bagi Bapak2 harap diperhatikan baik2
yah istrinya...

Bukti foto rekaman cctv di RS ada (bagi yang mau bisa pm ke saya) thanks

142
Diskusi Umum / Re: Sekilas Buddhayana
« on: 04 June 2008, 12:26:20 PM »
nambahin dikit (comot dari forum sebelah)
Sedikit sejarah terbentuknya Buddhayana di Indonesia

The Boan An (lahir di Bogor pada 23 Januari 1923; juga dikenal dengan panggilan Su Kong) adalah bhikkhu Indonesia pertama dalam 500 tahun saat ia ditahbiskan pada tahun 1953.Beliau menyelesaikan sekolah dasarnya di Kota Kembang - Bogor, lalu melanjutkan sekolah menengahnya di PHS Jakarta, kemudian HBS B di Jakarta. Beliau melanjutkan pendidikan tingginya di THS Bandung (sekarang ITB) pada jurusan Ilmu Pasti Alam. Beliau tidak sempat menamatkan pendidikannya di THS karena perkuliahan dihentikan ketika Jepang
masuk ke Indonesia, juga Ia belajar kimia di Groningen, Belanda. Namun pada Juni 1953 ia ditahbiskan dalam tradisi Mahayana di Jakarta.
Semasa kecil beliau hidup prihatin. Untuk membantu meringankan beban kedua orang tuanya beliau bekerja sebagai loper. Walaupun demikian jiwa sosialnya sudah terlihat, ia sering membagikan makanan kecil yang dibeli dari hasil jerih payahnya kepada teman-teman sepermainannya.
Ketika masih berusia belasan tahun, beliau sudah menjadi seorang vegetarian. Beliau juga tertarik pada dunia spiritual, beliau sering belajar kepada para suhu di kelenteng-kelenteng , haji, pastur, dan tokoh-tokoh teosofi. Beliau mengenal agama Buddha dari tokoh-tokoh Teosofi dan dari perkumpulan Tiga Ajaran. Filsafat modern maupun kuno sudah menjadi makanan sehari-harinya.
Jika anak-anak lainnya senang bermain-main, Bo An, demikian nama kecil beliau, lebih suka mengembangkan kehidupan batinnya, misalnya dengan bertapa di Gunung Gede. Ketika menjelang dewasa beliau aktif dalam usaha pemberantasan buta huruf dan ikut dalam kegiatan dapur umum untuk menolong rakyat sekitar yang kelaparan. Pembimbingnya menganjurkan agar ia belajar lebih lanjut di Myanmar, karena itu pada tahun yang sama ia masuk Sasana Yeiktha di Yangon untuk belajar meditasi satipatthana di bawah bimbingan Mahasi Sayadaw. Pada tahun berikutnya ia ditahbiskan menjadi bhikkhu dan mengambil nama Ashin Jinarakkhita. Ia menjadi bhikkhu Indonesia
pertama dalam 500 tahun. Pada tahun 1955 ia kembali ke Jawa dan dengan kerja keras membangun kembali vihara-vihara dan biara-biara Buddhis. Pada tanggal 17 Januari 1955 beliau pulang ke Indonesia. Kembalinya beliau ke Indonesia membawa kegairahan tersendiri bagi simpatisan Buddhis di Indonesia. Beliaulah putra pertama Indonesia yang menjadi bhikkhu sejak keruntuhan Kerajaan Majapahit. Di Jakarta beliau tidak berdiam diri. Beliau segera merencanakan untuk mengadakan tour Dharma ke berbagai daerah di Indonesia.

Akhir tahun 1955 dimulai tour Dharma ke pelosok-pelosok tanah air. Beliau memulainya dari daerah Jawa Barat. Dalam perjalanannya itu beliau mengunjungi setiap daerah yang ada penganut agama Buddha-nya, tidak peduli di kota-kota besar maupun di desa-desa terpencil. Kunjungan beliau memberi arti tersendiri bagai umat Buddha Indonesia di berbagai daerah yang baru pertama kali melihat sosok seorang bhikkhu. Tour Dharma ini tidak terbatas di Pula Jawa saja. Bali, Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan pulau-pulau lainnya juga beliau kunjungi. Pendek kata, hutan diterobosnya, gunung didaki, laut diseberangi, untuk membabarkan Dharma yang maha mulia ini kepada siapa saja yang membutuhkannya.

Setelah semakin banyak umat Buddha, dan semakin banyak murid beliau yang ditahbiskan menjadi upasaka, Bhante Ashin mendirikan Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI), pada bulan Juli 1955 di Semarang. Pada tahun 1979 PUUI berganti nama menjadi Majelis Buddhayana Indonesia.

Dalam setiap kesempatan berkunjung ke berbagai daerah tersebut Bhante Ashin selalu mengingatkan umatnya untuk tidak bertindak masa bodoh terhadap kebudayaan dan ajaran agama Buddha yang sudah sejak dulu ada di Indonesia. Galilah yang lama, sesuaikan dengan jaman dan lingkungan. Beliau menegaskan bahwa usaha mengembangkan agama Buddha tidak dapat lepas dari upaya untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia secara keseluruhan. Beliau mendorong umatnya untuk terus menggali warisan ajaran Buddha yang tertanam di Indonesia. Karena bagaimanapun, secara kultural ajaran yang pernah membawa bangsa kita pada jaman keemasan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit itulah yang akan lebih bisa diterima oleh bangsa kita sendiri.

Salah satu hasil penggalian yang sangat penting adalah konsep Ketuhanan dalam agama Buddha yang dianut oleh nenek moyang Bangsa Indonesia. Dari berbagai penelitian terhadap naskah-naskah kuno dalam Kitab Sanghyang Kamahayanikan, oleh para cendikiawan Buddhis Indonesia kala itu, yang merupakan murid-murid Bhante Ashin, akhirnya istilah Sanghyang Adi Buddha dinyatakan sebagai sebutan Tuhan dalam agama Buddha khas Indonesia. Doktrin inilah yang sejak saat itu giat disebarkan oleh murid-murid Bhante Ashin, diantaranya Alm Y.A. Bhikkhu Girirakkhito Mahathera, Herman S. Endro Dharmaviriya, Dicky Soemani, Karbono, dan sebagainya. Namun sayangnya ada beberapa diantara mereka yang akhirnya malah menentang dokrin Sanghyang Adi Buddha ini.

Sikap yang terus konsisten pada diri Bhante Ashin ialah beliau tidak pernah berpihak kepada salah satu mazhab/sekte manapun dalam agama Buddha. Disamping menyebarkan ajaran Theravada, beliau juga tidak meninggalkan ajaran Mahayana dan Tantrayana. Semua diserahkan kepada pribadi masing-masing umatnya. "I am just a servant of the Buddha", ujarnya suatu saat kepada Y.A. Dalai Lama.

Salah satu murid beliau yang bernama Ong Tiang Biauw ditahbiskan menjadi samanera dan akhirnya menjadi Bhikkhu Jinaputta. Setelah jumlah bhikkhu di Indonesia mencapai lima orang, Bhante Ashin kemudian mendirikan Sangha Suci Indonesia. Pada tahun 1963, organisasi ini kemudian diubah namanya menjadi Maha Sangha Indonesia. Namun tanggal 12 Januari 1972, lima orang Bhikkhu yang sebenarnya adalah murid beliau sendiri, yang menganggap bahwa hanya ajaran Theravada saja yang benar, memisahkan diri dari Maha Sangha Indonesia dan mendirikan Sangha Indonesia. Walaupun kemudian sempat bersatu kembali, dan Maha Sangha Indonesia diubah namanya menjadi Sangha Agung Indonesia (Sagin), para Bhikkhu itu kembali memisahkan diri dari Sangha Agung Indonesia dan mendirikan Sangha Theravada Indonesia.

Tahun 1978, murid beliau yang lebih berorientasi ke aliran Mahayana, memisahkan diri dari Sagin, dan mendirikan Sangha Mahayana Indoneisa. Sekarang ini di dalam Sagin, yang masih tetap dipimpin beliau terdapat persatuan yang manis antara para Bhikkhu (Sangha Theravada), para Bhiksu (Sangha Mahayana), maupun para Wiku (Sangha Tantrayana), dan para Bhiksuni (Sangha Wanita). Semua bersatu dalam kendaraan Buddha (Buddhayana) . Memang pengetahuan beliau yang luas mengenai berbagai aliran dalam agama Buddha memungkinkan beliau untuk dapat mengasuh umat dengan latar belakang yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing.

Sebagai seorang bhikkhu, beliau tidak hanya dikenal oleh umat Buddha di Indonesia. Pada saat awal menjadi bhikkhu, beliau mendapat julukan The Flying Monk oleh umat Buddha di Malaysia dan Singapura karena kegesitan beliau untuk `terbang' dari satu tempat ke tempat lain untuk membabarkan Dharma. Beliau juga beberapa kali mengikuti beberapa kegiatan keagamaan yang berskala internasional. Diantaranya Persamuan Keenam (Chatta Sangayana) yang diadakan di Rangoon, tahun 1954-1956, juga konferensi-konferensi yang diadakan oleh The World Buddhist Sangha Council maupun The World Fellowship of Buddhists.
Beliau juga pernah menjadi wakil presiden untuk The World Buddhist Sangha Council dan The World Buddhist Social Services.

Di usia tua beliau lebih banyak berdiam di Vihara Sakyawanaram, Pacet.Bhante Ashin masih tetap hidup sederhana dibiliknya yang kecil di vihara tersebut. Di usianya yang sudah senja ini, beliau memang sudah tidak banyak membabarkan Dharma lagi. Namun beliau tetap `mengajarkan' kepada kita semua, umat Buddha Indonesia, melalui sikap dan tingkah laku beliau sehari-hari sampai kemudian meninggal di tahun 2002.

Banyak tokoh-tokoh Buddhis sekarang ini yang merupakan murid beliau. Bapak Oka Diputhera, mantan pejabat sementara ketua umum Walubi, mengenal ajaran Sang Buddha dari beliau. Demikian pula dengan Alm. Bhante Giri adalah salah satu murid beliau yang dulu sering bersama-sama beliau dalam menyebarkan Dharma. Juga Brigjen Soemantri, salah satu tokoh pendiri Walubi, merupakan salah satu murid beliau yang setia. Dr. Parwati Soepangat, salah satu tokoh wanita Buddhis Indonesia dahulu kerap ikut bersama beliau berkunjung ke berbagai daerah, pada awal-awal masa kebangkitan agama Buddha di Indonesia.

143
Lingkungan / Re: Tukang Tambal Ban
« on: 03 June 2008, 05:41:26 PM »
pompa angin nya gimana? ada fotonya lagi?

144
Kafe Jongkok / Re: Salah secara fundamental...
« on: 03 June 2008, 02:36:24 PM »
belum tentu salah mungkin ada maksud dan tujuan tertentu...

145
Kafe Jongkok / Re: Efek Kata-Kata Negatif dan Kata-Kata Positif
« on: 28 May 2008, 04:12:49 PM »
btw ada didalam buku apa tuh.. water2 an gitu deh.. yg ngarang org jepang..
prosesnya setelah ditempeli lalu di foto.. nanti kelihatan kristal2 yg indah dan yg hancur..
dan dibuku itu juga ada sungai2 yg kualitas airnya bagus..

ada di artikel dalam majalah nirmala edisinya lupa judulnya air ternyata bisa mendengar (kl ga salah) berdasarkan penelitian dari prof jepang

146
Kafe Jongkok / Re: Apakah itu Cinta?
« on: 24 May 2008, 05:45:35 PM »
Cinta dan Perkawinan

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya,
"Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?"

Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas didepan sana.
Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali,
kemudian ambillah satu saja ranting. 
Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap
paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta"

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
 
Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"

Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik). 

Sebenarnya aku telah menemukan
yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut

Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting - ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi,
jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya

"Gurunya kemudian menjawab " Jadi ya itulah cinta"

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya,
"Apa itu perkawinan?
Bagaimana saya bisa menemukannya?"

Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang subur didepan sana.
Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh)
dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja.

Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang
paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"

Plato pun menjawab, "sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong.

Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini.

Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya“

Gurunyapun kemudian menjawab, "Dan ya itulah perkawinan"

Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan.
Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih.

Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan... tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat
dimundurkan kembali.

Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur.
Terimalah cinta apa adanya.

Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta.
Adalah proses mendapatkan kesempatan,
ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya,

Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan
perkawinan itu, karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.


 

147
Kafe Jongkok / Re: Nice game (must play!!)
« on: 23 May 2008, 07:16:31 PM »
thanks bro FoxRockman atas sarannya

148
Kafe Jongkok / Nice game (must play!!)
« on: 23 May 2008, 06:42:20 PM »
http://www.jokesduniya.com/wp-content/uploads/2007/04/lab.swf

nb: untuk yang lemah jantung disarankan untuk tidak memainkan game ini

149
Mahayana / Re: Mengapa Pengikut Guan Yin dilarang konsumsi sapi?
« on: 20 May 2008, 05:20:12 PM »
pengaruh Hinduisme .terima kasih
wah.. menarik.. bisa jelaskan bro ?
Memang setahu saya juga sapi dianggap hewan suci di Hindu..
tapi kurang tahu penyebarannya sehingga bisa sampai dikait2kan dengan Guan Yin

hmm.... seharusnya thera juga bisa kena pengaruh hinduisme dunk

150
Diskusi Umum / Re: Hypnosis - Journey to the Mind
« on: 20 May 2008, 05:09:24 PM »
Sdr aditya saya tertarik sekali, mohon panduan dari anda

Sdr umat awam bisa di beli dimana CD tsb ?

Pages: 1 ... 3 4 5 6 7 8 9 [10] 11 12 13 14 15 16 17 ... 19
anything