//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)  (Read 11154 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

cunda

  • Guest
VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« on: 19 August 2008, 10:11:51 PM »
namaste suvatthi hotu,

Untuk melengkapi kutipan VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian) yang lalu, aku kutipkan:

disini tidak terdapat kata hinayana yang ada hìnādhimukti (yang keyakinannya rendah), silahkan bandingkan



Semua makhluk tersebut , dengan cara yang sama mereka akan mengingat `Pengetahuan Sempurna' (Bodhi), akan mengulanginya, dan akan memahaminya.

Mengapa begitu?.
Karena sesungguhnya risalat Dharma ini tidak mungkin untuk didengar oleh makhluk yang keyakinannya rendah (hìnādhimukti), tidak oleh mereka yang berpandangan akan adanya diri (ātmadŗşţi), tidak oleh mereka yang berpandangan akan adanya makhluk (sattvadŗşţi), tidak oleh mereka yang berpandangan akan adanya roh (jìvadŗşţi), tidak oleh mereka yang berpandangan akan adanya pribadi (pudgaladŗşţi).

Risalat Dharma ini tidak mungkin didengar, dipelajari, diingat, diulangi, atau dipahami oleh makhluk yang mengaku bukan seorang Bodhisattva. Dia tidak mungkin mencapai tingkat ini.


semoga bermanfaat

cunda


Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #1 on: 20 August 2008, 07:23:10 AM »
ada penjelasan lbh lengkap mengenai sutra tsb?
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #2 on: 20 August 2008, 08:44:36 AM »
Untuk melengkapi kutipan VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian) yang lalu, aku kutipkan:

disini tidak terdapat kata hinayana yang ada hìnādhimukti (yang keyakinannya rendah), silahkan bandingkan


Hinadhimukti memang disebutkan dalam satu kutipan Sutra Intan,namun kalau anda coba perhatikan dari awal,ketika Sang Buddha membuka Evam Maya Sutram,disitu telah terdapat kata Hinayana dan Mahayana,dan dalam Sutra Intan selalu ditekankan bahwa praktek Sravaka (Arahanta)tidaklah sebanding dengan praktek Bodhisatva. dalam artian apakah Sang Buddha sendiri dia menganjurkan jalan Arahat namun disatu pihak men-deny usaha menjadi Arahat?

Kedua,apakah para penerjemah Tripitaka tidak bisa membedakan tulisan keyakinan rendah dengan Hinayana(Xiao Zhen),kendaraan kecil?

Ketiga, setiap Sutra Mahayana selalu dimulai dengan obrolan Hinayan dan Mahayana,apakah yang sebenarnya ingin disampaikan?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

cunda

  • Guest
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #3 on: 20 August 2008, 09:49:41 PM »
Namaste suvatthi hotu

Aku petik ulang bagian awal “Sutra Pemotong Berlian” seperti yang anda anjurkan dan tetap saja aku tidak menemukan kata Hinayana, tolong dikoreksi apabila aku salah, terimakasih

Semoga bermanfaat

Cunda

VAJRACCHEDIKÂSUTRA
(Sutra Pemotong Berlian)


Namo Bhagavatyāi Âryaprajñāpāramitāyāi
Terpujilah Bhagavatī Âryaprajñāpāramitā.




Varga 1
(Anggota Samgha berhimpun)

1. Evam mayā śrutam.
Ekasmin samaye Bhagavāñ Chrāvastyām viharati sma Jetavane`nāthapiņdadasyārāme mahatā Bhikşusamghena sārdham-ardhatrayodaśabhir-bhikşuśataih sambahulaiś ca Bodhisattvair Mahāsattvaih.

1. Demikianlah telah kudengar;
Pada suatu ketika Bhagavān bermukim di Śrāvastī, di hutan Jeta, di taman milik Anāthapiņdada bersama dengan serombongan besar Bhikşusamgha, yang berjumlah 1250 orang Bhikşu, serta sejumlah Bodhisattva Mahāsattva.

Atha khalu Bhagavān pūrvāhņa-kālasamaye nivāsya pātracīvaram ādāya Śrāvastīm Mahānagarīm piņdāya prāvikşat.

Kemudian pada suatu pagi hari, setelah mengenakan jubah luar serta membawa mangkuk dan jubah Nya, Bhagavān pergi memasuki Kota Besar Śrāvastī untuk piņdapāta (mengumpulkan dana makanan).

Atha khalu Bhagavāñ Chrāvastīm Mahānagarīm piņdāya caritvā kŗtabhaktakŗtyāh paścād-bhaktapiņdapāta-pratikrāntah pātracīvaram pratiśāmya pādau prakşalya nyaşīdat-prajñapta evāsane paryańkam ābhujya ŗjum kāyam praņidhāya pratimukhīm smŗtim upasthāpya.

Kemudian setelah berkeliling di Kota Besar Śrāvastī untuk piņdapāta, setelah selesai makan, setelah waktu piņdapāta dan makan telah usai lalu Beliau kemudian kembali, setelah menyimpan jubah luar dan mangkuk Nya, setelah mencuci kedua kaki Nya, kemudian Beliau duduk di tempat yang telah disiapkan bagi Nya, menyilangkan kaki, menegakkan badan, dan menyiapkan perhatian kehadapan Nya.

Atha khalu sambahulā bhikşavo yena Bhagavāms tenopasamkraman upasamkramya Bhagavatah pādau śirobhir-abhivandya Bhagavantam trişpradakşiņīkŗtyaikāntenyaşīdan.

Kemudian sejumlah Bhikşu menghadap Bhagavān, setelah memberi hormat dengan merundukkan kepala mereka pada kedua kaki Bhagavān, lalu berjalan mengelilingi Bhagavān ke arah kanan tiga kali (trişpradakşiņa), dan kemudian mereka duduk pada satu sisi.


Varga 2
(Permohonan Subhūti)

2. Tena khalu punah samayenāyuşmān Subhūtis tasyāmeva parşadisamnipatito `bhūt-samnişaņah.
Atha khalvāyuşmān Subhūtir utthāyāsanādekām-samuttarāsańgam kŗtvā dakşiņam jānumaņdalam pŗthivyām pratişţhāpya yena Bhagavāms tenāñjalim praņamya Bhagavāntam etadavocat: Âścarye Bhagavan paramaścarye Sugata yāvadeva Tathāgatenārhatā Samyaksambuddhena Bodhisattvā Mahāsattvā anuparigŗhītāh parameņānugraheņa.

2. Pada saat itu Âyuşmān Subhūti juga duduk hadir pada pertemuan itu.
Kemudian Âyuşmān Subhūti bangkit dari duduknya, dan setelah mengenakan jubahnya pada satu bahunya, berlutut dengan menekuk lutut kaki kanannya di tanah, lalu  dengan merangkapkan kedua tangannya dia menghormat ke arah Bhagavān, dia berkata pada Bhagavān: “Sungguh luar biasa, o Bhagavan, sungguh sangat mengagumkan o Sugata, begitu banyak Bodhisattva Mahāsattva yang telah ditolong oleh Tathāgata Yang Maha Suci, Yang Telah mencapai Penerangan Sempurna dengan Pertolongan Agung (Parama anugraha).

Âścarye Bhagavan yāvadeva Tathāgatenārhatā Samyaksambuddhena Bodhisattvā Mahāsattvāh parīnditāh paramayā parīndanayā.
Tatkatham Bhagavan Bodhisattvayāna-samprasthitena kulaputreņa vā kuladuhitrā vā sthātavyam katham pratipattavyam katham cittam pragrahītavyam.

“Sungguh indah luar biasa, o Bhagavan, begitu banyak Bodhisattva Mahāsattva yang telah dibimbing oleh Tathāgata, Yang Maha Suci, Yang Telah mencapai Penerangan Sempurna dengan `Bimbingan Tertinggi’ (Parama parīndana).
Kemudian bagaimanakah o Bhagavan, yang seharusnya dilakukan oleh seorang putra dan putri dari keluarga baik-baik yang telah memasuki Wahana Bodhisattva (Bodhisattvayāna), bagaimanakah yang seharusnya dikembangkan, dan pikiran yang bagaimanakah yang seharusnya dikendalikan?.

Evamukte Bhagavān Âyuşmantam Subhūtim-etadavocat sādhu sādhu Subhūte evametat Subhūte evametadyathā vadasi: Anuparigŗhītās Tathāgatena Bodhisattvā-mahāsattvāh parameņānugraheņa, parīnditās Tathāgatena Bodhisattvā-mahāsattvāh paramayā parīndanayā.

Setelah dia berkata begitu, lalu Bhagavān berkata begini kepada Âyuşmān Subhūti: Benar!, benar! o Subhüti. Begitulah o Subhüti, seperti yang telah kamu katakan: Para Bodhisattva Mahāsattva yang telah ditolong oleh Tathāgata dengan `Pertolongan Agung’ (Parama anugraha), Para Bodhisattva Mahāsattva telah dibimbing oleh Tathāgata dengan Bimbingan Tertinggi (Parama parīndana).

Tena hi Subhūte śŗņu sādhu ca suşţhu ca manasikuru. Bhāşişye`ham te yathā Bodhisattvayāna-samprasthitena sthātavyam yathā pratipattavyam yathā cittam pragrahītavyam. Evam Bhagavann ity āyuşmān Subhütir Bhagavatah pratyaśrauşīt.

Oleh karena itu o Subhūti, dengarkan dengan baik dan benar, dan ingatlah dengan penuh perhatian. Akan Aku katakan padamu, bagaimanakah yang seharusnya dilakukan oleh seseorang yang telah memasuki `Wahana Bodhisattva’, bagaimanakah yang seharusnya dikembangkan, dan pikiran yang bagaimanakah yang seharusnya dikendalikan.
“Demikianlah, o Bhagavān”, jawab Âyuşmān Subhūti kepada Bhagavān


Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #4 on: 21 August 2008, 08:39:42 AM »
Lalu pertanyaan saya berlanjut kenapa di setiap ceramah Sutra Intan, seorang bhiksu akan menggunakan atribut Da Zhen(Mahayana) compare dengan Xiao Zhen(Hinayana) dan kemudian dia akan mengatakan apakah Da Zhen yaitu Buddhisme yang luhur yang berkembang ke utara sedangkan Xiao Zhen adalah mereka yang berkembang ke selatan yaitu Thailand,Burma,Myanmar.

Hal ini saya sudah lihat ebrulang-ulang kali bahwa terdapat satu dendam tak berkesudahan mengenai istilah Maha dan Hina,dan seperti yang saya ketahui selama ini jika dalam Sutra Intan menyebutkan Keyakinan Rendah untuk apakah seorang bhiksu mewartakan Kendaraan Rendah?bukankah sudah terdapat perbedaan yang begitu besarnya?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

cunda

  • Guest
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #5 on: 21 August 2008, 01:20:45 PM »
Namaste suvatthi hotu,

Persoalan sebagian kaum “Mahayana” mengerdilkan aliran lain sebagai “Hinayana”,
Biarkan saja itu urusan mereka deh.
Aku sendiri enggan terlibat pada sengketa aliran seperti itu,
bahkan sesama aliran saja terjadi perbedaan pendapat apalagi dengan yang berbeda.

Ingatlah “Mahayana awal” sangat berbeda dengan Mahayana yang sekarang eksis.
Kita kembali pada judul “Sutra Pemotong Berlian”
yang sering secara keliru dituliskan sebagai “Sutra Berlian” atau “Sutra Intan”.

Judulnya saja sudah salah tulis apakah tak mungkin salah tafsir isinya?

Mari kita bahas masalah “Judul sutra”:

Kosakata:
Vajra = 1. Kilat; halilintar. 2. Berlian; intan
Chedika = penghancur; pemotong

Jadi  kata: Vajra + chedika + sutra > vajracchedikasutra = Sutra Pemotong Berlian

Dalam konteks judul
vajra adalah berlian atau intan adalah batu permata yang sangat keras,
hal ini melambangkan kebodohan (moha) dan “kemelekatan pada atman” yang sangat kuat melekat pada batin manusia.

Sehingga perlu pemotong yang lebih kuat yaitu “Enam Pāramitā” (Sad Pāramitā), yaitu: Dāna, Kşānti, Vīryā, Prajñā dsb)

Persoalan kata “Mahayana dan Hinayana” yang anda persoalkan, aku menemukannya dalam teks yang keliru diterjemahkan, yaitu:
Kata hìnādhimukti (yang rendah keyakinan) telah diterjemahkan sebagai Hinayana
Kata Agrayāna (Jalan Tertingi) telah diterjemahkan sebagai “Mahayana”

Bersama ini aku kutipkan bagian teks tersebut:

Teks:
Ayam ca Subhūte dharmaparyāyas Tathāgatena bhāşito`grayāna samprasthitānām sattvānāmarthāya śreşţhayāna samprasthitānām sattvānāmarthāya.

Artinya:
Dan o Subhūti, risalat Dharma yang telah dibabarkan oleh Tathāgata pada mereka yang teguh dalam Jalan Tertinggi (agrayāna) dan teguh pada Jalan Utama (śreşţhayāna) demi kesejahteraan semua makhluk.

Diterjemahkan pada "Dharma Pitaka" hal 384, sebagai berikut
Sutra ini dibabarkan oleh Tathāgata pada mereka yang telah menempuh Jalan Mahayana (agrayāna) dan mereka yang telah menempuh Jalan Utama (śreşţhayāna)

Be happy

Cunda

Offline luis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 22
  • Gender: Male
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #6 on: 21 August 2008, 03:12:50 PM »
Terimakasih Romo. Betul yang dikatakan Romo Cunda, dalam sutra2 "Mahayana awal" tidak terdapat istilah "Hinayana" di dalamnya. Ada satu buku komentar tentang Sutra Pemotong Intan yang ditulis oleh Bhiksu Zen bernama Mu Soeng, yang mungkin bermanfaat untuk mengetahui sejarah dan doktrin dasar Mahayana dalam Sutra ini. Beliau menuliskannya dengan mengaitkan pada kronologis mulai dari Buddhisme awal sampai lahirnya tradisi Mahayana secara progresif, sebelum mendiskusikan Sutra ini.

Ini ada preview nya: http://books.google.com.sg/books?id=yhX_1dVKLtcC&printsec=frontcover&dq=diamond+sutra&sig=ACfU3U0RfqNH_hkrfYtbitNuhMrXoGXhQg#PPP1,M1

Semoga bermanfaat. Semoga semua makhluk berbahagia.

Mettacittena,
Luis
Do not blame nor criticise anyone, as there is no one to blame in the first place.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #7 on: 21 August 2008, 10:27:04 PM »
Terimakasih Romo. Betul yang dikatakan Romo Cunda, ....

Jadi penasaran nih, apa iya yang dimaksud Sdr. Luis sebagai Romo Cunda itu adalah Romo Cunda J.S???
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #8 on: 21 August 2008, 10:30:14 PM »
iya bang kelana :)
There is no place like 127.0.0.1

Offline ch1l4m

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 10
  • Reputasi: 3
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #9 on: 22 August 2008, 09:50:29 AM »
hi5

emang sutra vajrachedika prajna paramita, paling keren

ambilll  ~o)  dulu ah.... sambil ngopi.... ayo berantem... sikat bleeehhhh...

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #10 on: 22 August 2008, 10:05:01 PM »
salam Damaibesertamu.

sperti yang saya ketahui, inti dari sutra intan, yang terpenting
kalau tidak salah adalah gatha yang diucapkan oleh Hyang Buddha;
sbb;
"barang siapa yang melihatKu didalam wujud,
barang siapa yang mencariKu didalam suara,
maka sebenarnya telah mempraktekkan jalan yang menyimpang,
dan tidak akan menemukan Tathagata."
CMIIW.FMIIW.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #11 on: 23 August 2008, 12:02:48 AM »
iya bang kelana :)

Ic..ic..
sebuah salam yang khas "Namaste suvatthi hotu" :)
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #12 on: 23 August 2008, 12:12:40 AM »
Mengenai Vajracchedika Sutra, saya pribadi sepakat dengan Romo Cunda dan sudah saya sampaikan di forum mengenai pembahasan tentang sutra/sutta http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=735.15. Secara harfiah tidak ada istilah hinayana yang mengacu pada aliran selatan.

Memang ada beberapa sutra mahayana yang membahas mengenai mahayana-hinayana termasuk Saddharmapundarika, tetapi ini bukan berarti kita langsung menggeneralisasikan bahwa sutra mahayana dengan yang terdapat kata 'hina' itu mengacu pada aliran selatan. Sikap menggeneralisasikan inilah kadang-kadang terbawa oleh sebagian orang bahkan tidak menutup kemungkinan terbawa oleh pemikiran beberapa bhiksu.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

cunda

  • Guest
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #13 on: 23 August 2008, 11:42:40 AM »

Namaste suvatthi hotu,

Yang terhormat Sdr Jhonson

Dengan ini aku posting-kan teks sanksrit nya guna melengkapi postingan anda

Sukhi te hotu sabbadā

Cunda


Varga 5: Ciri-ciri

Tatkim manyase Subhūte lakşaņasampadā Tathāgato draşţavyah?.
Subhūtirāha: No hìdam bhagavan na lakşaņasampadā Tathāgato draşţavyah.

Bagaimana pendapatmu o Subhūti, dapatkah Tathāgata dikenali dari ciri yang dimiliki Nya (lakşaņasampadā)?
Àyuşmān Subhūti menjawab: Tentu tidak, o Bhagavan, Tathāgata tidak dapat dikenali dari ciri yang dimiliki Nya.

Tatkasya hetoh?.
Yā sā Bhagavan lakşaņasampat Tathāgatena bhāşitā sāivālakşaņa-sampat.
Evamukte Bhagavān-āyuşmantam Subhūtimetadavocat:
“Yāvat Subhūte lakşaņasampat tāvan mŗşā,
yāvad alakşaņasampat tāvan na mŗşeti,
hi lakşaņālakşaņatas Tathāgato draşţavyah”.

Mengapa begitu?
Karena o Bhagavan, `ciri yang dimiliki Nya’ (lakşaņasampat) yang telah dikatakan oleh Tathāgata pada hakekatnya bukan suatu `ciri yang dimiliki Nya’ (alakşaņasampat).

Setelah berkata demikian, kemudian Bhagavān berkata begini pada Àyuşmān Subhūti:
“O Subhūti, sesungguhnya Tathāgata dapat dikenali dari `ciri sebagai bukan ciri’, mengenali Nya sepanjang dari `ciri yang dimiliki Nya’ maka sepanjang itu pula terdapat `kekeliruan’, dan sepanjang dari `bukan ciri yang dimiliki Nya’ maka sepanjang itu pula terdapat `bukan kekeliruan’.”


Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #14 on: 25 August 2008, 08:05:41 AM »
Hahahahaha....ujung ujung kata "Nya" dalam tulisan Romo Cunda pasti akan ditanggapi menjadi Lao Mu oleh sdr.Jhonson.cape deh....
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

cunda

  • Guest
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #15 on: 25 August 2008, 02:47:35 PM »
Namaste suvatthi hotu _/\_

Memang sulit menerangkan ajaran Buddha agar bisa memuaskan semua pihak, ajaran Buddha tentang "anatman" saja masih sering dipahami sebagai "atman". Yang penting kita hendaknya berusaha memahaminya dengan benar dan semoga kita juga bisa menjelaskan dengan benar pada orang lain. Tapi apabila penjelasan kita tidak berkenan, kita mau komentar apa lagi, semua terpulang pada pendapat dan pemahaman masing-masing.

Semoga bermanfaat

Sotthi te hotu sabbada
Cunda

Offline Delusion

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 15
  • Gender: Female
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #16 on: 11 September 2008, 09:25:12 AM »
Mengapa begitu?.
Karena sesungguhnya risalat Dharma ini tidak mungkin untuk didengar oleh makhluk yang keyakinannya rendah (hìnādhimukti),
Yang ini, saya rasa sudah banyak yang mengeti ^^
Kalau keyakinan saja sudah rendah, gimana ia mau lagi mempelajari, bukan begitu?

tidak oleh mereka yang berpandangan akan adanya diri (ātmadŗşţi),
IMO,
Ini adalah inti dari pembebasan, jadi kita harus bisa memahami terlebih dahulu anatta barulah bisa memahami apa yang hendak disampaikan oleh sutra ini.

tidak oleh mereka yang berpandangan akan adanya makhluk (sattvadŗşţi), tidak oleh mereka yang berpandangan akan adanya roh (jìvadŗşţi), tidak oleh mereka yang berpandangan akan adanya pribadi (pudgaladŗşţi).
"ANATTA"

Risalat Dharma ini tidak mungkin didengar, dipelajari, diingat, diulangi, atau dipahami oleh makhluk yang mengaku bukan seorang Bodhisattva. Dia tidak mungkin mencapai tingkat ini.

Yang ini agak bingung  ;D
Soale, kalo ia mengaku sebagai Bodhisatva, maka ia telah mengabaikan anatta, tapi bila ia tidak mengakui sebagai Bodhisatva, mungkin inilah yang dinamakan anatta...


Mohon pencerahan teman-teman lainnya  :)


Mohon maaf bila ada salah penyampaian,
mohon koreksi bila salah.


Deepest Bow,
Vince
:)

Offline Delusion

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 15
  • Gender: Female
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #17 on: 11 September 2008, 09:27:01 AM »
Tapi, Bodhisatva atau tidak Bodhisatva itu adanya dalam batin
:)

cunda

  • Guest
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #18 on: 13 September 2008, 09:59:17 AM »
Quote

Yang ini agak bingung  ;D
Soale, kalo ia mengaku sebagai Bodhisatva, maka ia telah mengabaikan anatta, tapi bila ia tidak mengakui sebagai Bodhisatva, mungkin inilah yang dinamakan anatta...


Mohon pencerahan teman-teman lainnya  :)


Mohon maaf bila ada salah penyampaian,
mohon koreksi bila salah.


Deepest Bow,
Vince



Namaste suvatthi  hotu
Hormat pada anda semoga sejahtera

Sdr Vince yang arif,
Banyak orang keliru menafsirkan sebutan "Bodhissatva", mereka pikir dengan hanya menyatakan bahwa dirinya adalah Bodhisattva maka dia langsung menjadi Bodhissattva yang sesungguhnya.

Seorang tidak semena-mena menjadi sarjana hanya karena dia mengaku sarjana atau cuma menyandang titel sarjana saja, tentu ada kriterianya seperti pernah kuliah, lulus ujian kesarjanaan dsb,
Bodhisattva bukan nama diri yang diberikan ortu atau orang lain atau sebagai sebutan belaka seperti nama Cunda  dsb.

Silahkan baca kisah Sumedha disana dijelaskan adanya kwalitas tertentu agar seseorang dapat  diterima sebagai Bodhisattva.

Seorang Bodhisattva tidak melekat pada konsep Bodhisattva yang berupa kata-kata, dsb

Yathā mama manoratho nipphanno,
Evaŋ tumhākam‘pi nipphajjatū‘ti.

Sebagaimana keinginanku telah tercapai,
Demikian juga semoga keinginanmu tercapai.

Cunda
« Last Edit: 13 September 2008, 06:30:03 PM by Sumedho »

Offline Delusion

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 15
  • Gender: Female
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #19 on: 13 September 2008, 11:24:10 AM »
[at] Cunda
Ya, seperti yang saya katakan pada akhir posting di atas,
Bodhisatva atau bukan bodhisatva itu ada dalam batin individu yang bersangkutan  ;)


_/\_
« Last Edit: 13 September 2008, 11:46:36 AM by Delusion »
:)

cunda

  • Guest
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #20 on: 14 September 2008, 09:06:17 PM »
[at] Cunda
Ya, seperti yang saya katakan pada akhir posting di atas,
Bodhisatva atau bukan bodhisatva itu ada dalam batin individu yang bersangkutan  ;)


_/\_

Namaste suvatthi  hotu
Hormat pada anda semoga sejahtera

hehehehehehehe


Dhammo have rakkhati dhammacāriŋ
Dhamma sesungguhnya melindungi pelaksana Dhamma

Cunda

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: VAJRACCHEDIKÀSUTRA (Sutra Pemotong Berlian)
« Reply #21 on: 14 July 2010, 10:31:23 AM »
tanya,
Vajracchedika Prajnaparamita Sutra biasa digunakan untuk chanting/nien cing gak?
kl ya, yg 32 itu di lafalkan apa yg mana?
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

 

anything