"Mendengar sumpah dari Sang Bhaisajyasamudgata para hadirin merasa sangat senang dan bahagia, maka mereka semua melepaskan kalung keyura yang mereka kenakan lalu melemparkannya ke atas kepala Sang Bhaisajyasamudgata sebagai tanda penghormatan, akan tetapi kalung-kalung keyura tadi langsung berubah menjadi sebuah meja besar yang berkaki banyak yang terbuat dari tujuh macam mustika, meja tersebut mengambang di udara dan memancarkan sinar berwarna keemasan serta mengeluarkan bunyi nyanyian syair (gatha) dengan kata-kata sebagai berikut:
Oh, Sang Mahasattva yang berhati mulia,
Yang telah bersumpah melaksanakan keinginannya,
Menolong umat sengsara mencapai pembebasannya,
Dengan penuh tekad dan ketulusan.
Di masa datang ia akan menjadi Buddha,
Buddha Vimalagarbha adalah namanya,
Sedemikian banyak umat yang tenggelam di lautan kesengsaraan,
Sang Bodhisattva yang Maha-Karuna akan menyelamatkannya".
"Oh, Arya Ananda, aku meminta agar kamu perhatikan dan ingat baik-baik apa yang telah aku sampaikan tadi, sepatah katapun jangan sampai terlupakan, karena ke dua Bodhisattva tersebut adalah Dharmaputra yang akan di nobatkan oleh para tathagata di Tiga Masa, yaitu masa lampau, sekarang, dan yang akan datang. Maka siapa saja yang berkesempatan mengenal nama mereka pastilah akan sukses dalam melaksanakan dharma hingga tercapainya pembebasan diri, tak akan terserat siklus kelahiran dan kematian, serta akan selalu berkesempatan bertemu dengan para Buddha dan Bodhisattva".
"Bila terdapat putera-puteri berbudi yang bertekad dan bersungguh-sungguh untuk dengan tekun dan rajin membaca mantra dari kedua Bodhisattva ini, atau melakukan dhyana terhadap mereka, maka di masa sekarang juga mereka dapat bertemu dengan mereka. Selain itu mereka juga dapat berjumpa dengan para tathagata dari masa periode Samanta-Kalpa. Demikian pula ia pun akan dapat terlahir di masa yang sama pada kemunculan para Buddha di masa yang akan datang di alam manapun. Dengan demikian maka kebijaksanaan mereka tidak akan pernah luntur hingga tercapainya Anuttara samyaksambodhi.".
Kemudian, Arya Ananda bangkit dari tempat duduknya lalu ber-anjali dan bersujud di hadapan Sang Buddha, lalu mengelilingi Beliau sebanyak tujuh kali lalu ia bertanya.
"Oh Bhagawan yang termulia! Apakah gerangan nama dari sutra yang baru saja Sang Bhagawan khotbahkan dan bagaimana kami harus mengamalkannya?"
"Oh, Arya Ananda, dengarkanlah dan perhatikanlah baik-baik, dharma penting ini di namakan sebagai `Pemusnah Karma dan Rintangan Buruk' atau dinamakan pula `Mantra Ampuh Pemusnah Karma Buruk' atau dinamakan pula `Obat Osadhi Amrta Mujarab Penyembuh Penyakit dan Klesa' atau dinamakan pula `Bhaisajyaraja Saha Bhaisajyasamudgata Bodhisattva Dhyana Sutra".
"Oh, Arya Ananda, setelah aku ber-parinirvana nanti, jika ada bhiksu atau bhiksuni berkesempatan baik dapat mengenal sutra ini lalu bertekad untuk mempelajari dan mempraktekkannya maka hanya dalam waktu sekejap saja karma buruk mereka dari Empat Prajika (dosa karena membunuh, mencuri, berzinah, dan berdusta) akan terhapus secara total. Juga jika terdapat upasaka atau upasika yang juga berkesempatan baik dapat mengenal sutra ini lalu bertekad dan bersungguh-sungguh untuk secara rajin dan tekun mempelajari dan mempraktekkannya maka hanya dalam waktu sekejap pula, karma buruk mereka akibat melanggar Panca-sila atau Attanga-Sila akan terhapuskan secara total. Demikian pula bagi Raja, Pejabat Raja, para Kasta Ksatriya, Grhapati (sesepuh), Vesa (pedagang), ataupun Sudra ( petani), serta umat lainnya, karma buruk mereka akibat Lima Perbuatan Durhaka (Pancanantraya), Sepuluh Perbuatan Jahat ( Dasa Akusala Karma Patha), juga akan terhapuskan jika mereka berkesempatan mengenal sutra ini, mempelajari dan mempraktekkannya".
"Oh, Arya Ananda, kemunculan Bodhisattva Bhaisajyaraja dan Bodhisattva Bhaisajyasamudgata ke dunia Jambudvipa ini dapat dikatakan sebagai Obat Osadhi yang diberikan untuk mengobati para umat yang ada di alam dan kehidupan ini".
Usai mengkhotbahkan dharma agung ini Sang Buddha kembali masuk ke dalam samadhiNya yang tenang dan dalam. Sang Grhapati Putra Ratnakuta, Arya Ananda dan para hadirin merasa sangat gembira telah memperoleh dharma agung ini. Sekitar 5.000 orang sesepuh mencapai tingkatan Anutpatika Dharma Ksanti, sekitar 10.000 Bodhisattva mencapai tingkatan Surangama Samdhi Nirdesa, 500 bhiksu murid dari Sang Sariputra tersucikan lahir batinnya dan mencapai tingkat arahat, dan para Dewa dari Delapan Kelompok Dewa berhasil membangkitkan bodhicitta mereka setelah mereka semua mendengar dharma ini. Kemudian para hadirin pun bersujud dengan khidmat kepada Sang Buddha lalu pergi meninggalkan pesamuan dharma ini.
________________________________________
sumber:
http://www.fodian.net/world/1161_in.html