Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur membungkuk dengan kedua telapak tangannya bersama kearah Sang Bhagava dan berkata kepada Sang Bhagava : "Yang dimuliakan dunia, apakah yang merupakan alasan untuk tersenyum? Kondisi-kondisi apakah itu?"
Sang Bhagavan berkata: "Putra yang berasal dari garis keturunan, apakah kamu melihat para mahluk hidup berusia muda ini?"
Dia berkata : "Yang dimuliakan dunia, saya melihat mereka. Yang Terbahagia, saya melihat mereka."
Sang Bhagava berkata : "Bhaisajyasena, mereka semua akan ditetapkan di Dasa Bhumi pada seluruh hari ini."
Kemudian, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur menetap tinggal diatas antariksa dengan ketinggian 80.000 yojana (śītiryojanasahasrāṇyūrdhavamuparyantarīkṣe), dan 80.000 juta para dewa mengeluarkan hujan bunga-bunga diatas Sang Bhagava. Para mahluk hidup berusia muda juga bersujud dengan mengikutsertakan telapak-telapak tangannya. Lalu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur mengucapkan perkataan-perkataan ini saat sedang tinggal diatas antariksa. Dia mengisi Trisahasra mahasahasra lokadhatu dengan sabda. Para mahluk hidup yang terlahir didalam tiga puluh dua neraka-neraka besar mendengar sabda itu. Tiga puluh dua jenis dari para dewa mendengar sabda itu. Trisuhasra mahasahasra lokadhatu juga bergetar dalam enam cara. 84.000 raja naga didalam maha samudera juga tergoncang. Tiga puluh ribu juta para raksasa datang ke jambudvipa ini. Tiga puluh lima ribu juta para preta, para yaksa, dan para raksasa datang dari kota kerajaan Adakavati, dan kelompok yang sangat besar ini berkumpul di depan Sang Bhagava.
Lalu, Sang Bhagava mengajar Dharma kepada para mahluk hidup berusia muda, dan 100.000 juta para Bodhisattva datang dari ribuan koti nayuta sistem-sistem dunia (Loka dhatu) dari sepuluh penjuru masing-masing dengan Rddhibala Mereka sendiri.
Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur membungkuk merangkapkan kedua telapak tangannya bersama kearah Sang Bhagava dan berkata kepada Sang Bhagava : "Yang dimuliakan dunia, banyak para Bodhisattva yang telah berkumpul dan berada disini. Sugata, ada banyak. Yang dimuliakan dunia, banyak juga para dewa dan para naga yang telah berkumpul dan berada disini. Dari kota kerajaan Adakavati, banyak jutaan dari para raksasa juga tiba, berkumpul dan berada disini.
Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur, "Putra yang berasal dari garis keturunan, turunlah."
Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur dengan Rddhibalanya turun dari atas antariksa, merangkapkan kedua telapak tangannya bersama, dan membungkuk kearah Sang Bhagava. Dia berkata kepada Sang Bhagava, "Yang dimuliakan dunia, 'banyak sekali dari Dharma (dharma skandha),' 'banyak sekali dari Dharma' yang dinyatakan, Yang dimuliakan dunia, dari keluasan apakah banyak sekali dari Dharma ini?"
Sang Bhagava berkata : "Putra yang berasal dari garis keturunan, itu disebut dharma skandha (banyak sekali dari Dharma) ketika seseorang tanpa ragu-ragu berusaha keras untuk menjalani brahmacariya (hidup tidak berumah tangga) dan juga ketika, setelah dengan tegas berusaha keras untuk hidup tidak berumah tangga, seseorang meninggalkan semua kejahatan. Putra yang berasal dari garis keturunan, apakah kamu melihat para mahluk hidup berusia muda yang setelah meninggalkan kelakuan kotor, akan niscaya mencapai dharani dan juga semua akan menjadi terberkahi dengan semua Dharma?"
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, dengan maksud-maksud apakah seluruh dari banyak mahluk hidup ini berkumpul dan mendengarkan dharma skandha (banyak sekali dari Dharma)?"
Saat itu, Sang Bhagava berkata kepada Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur : "Bhaisajyasena, paling banyak para mahluk hidup yang tidak mendengar bahwa kelahiran adalah seperti halnya penderitaan. Mereka tidak mendengar bahwa usia adalah seperti halnya penderitaan. Mereka tidak mendengar bahwa penyakit adalah seperti halnya penderitaan, bahwa dukacita adalah penderitaan, tangisan adalah penderitaan, perpisahan dengan seorang yang dicintai dan datang berhubungan dengan yang tidak menyenangkan adalah penderitaan. Kematian, setelah seluruh penderitaan-penderitaan ini, merampas secara diam-diam tubuh dan nyawa. Bhaisajyasena, ini adalah apa yang disebut sebagai 'semua penderitaan.' "
Kemudian para mahluk hidup berusia muda ini, setelah mendengar ajaran ini, membungkuk dengan kedua telapak tangan mereka bersama kearah Sang Bhagava dan berkata kepada Sang Bhagava, "Yang dimuliakan dunia, kami juga akan mati?"
Sang Bhagava berkata, "kamu dan seluruh para mahluk hidup akan mati."
Mereka berkata, "Yang dimuliakan dunia, bagaimana nantinya waktu kematian mengalahkan kami?"
Sang Bhagava berkata, "Anak-anak yang berasal dari garis keturunan, pada saat kematian, disaat terakhir dari kesadaran, ada sebuah angin yang disebut 'menyebabkan penghentian kesadaran,' sebuah angin yang disebut 'membingungkan kesadaran,' dan sebuah angin yang disebut 'mengacaukan kesadaran.' Dan, anak-anak yang berasal dari garis keturunan, pada saat kematian, didalam saat kesadaran yang terakhir, tiga angin ini akan mengaduk, mereka (angin itu) akan membingungkan dan mereka akan menyebabkan kekacauan-kekacauan."
Mereka berkata, "Yang dimuliakan dunia, tiga angin apakah yang menghancurkan tubuh disaat kematian, kapan kesadaran berhenti?"
Sang Bhagava berkata, "Teman-teman, 'senjata', 'pemaksaan' dan 'luka' menyebabkan kehancuran dari tubuh."
Mereka berkata, "Yang dimuliakan dunia, jenis apakah dari benda ini yang disebut sebagai 'tubuh' ?"
Sang Bhagava berkata : "Teman-teman, ini juga disebut sebagai 'sepenuhnya terbakar berkobar-kobar,' 'dibakar,' 'lendir,' 'bersendawa,' 'tanah pembakaran mayat,' 'pikiran keji yang busuk,' 'sebuah beban yang berat,' 'tersiksa oleh kelahiran,' 'dengan bengis tergoncang oleh kelahiran,' 'tersiksa untuk kelangsungan hidup seseorang,' dan 'menyebabkan kematian dan perpisahan dari orang-orang yang dicintai.' Teman-teman, inilah apa yang disebut sebagai 'tubuh.' "
Mereka berkata : "Yang dimuliakan dunia, bagaimanakah seseorang mati? Bagaimanakah seseorang mempertahankan hidupnya?"
Sang Bhagava berkata : "Teman-teman, apa yang disebut 'kesadaran' mati. Orang-orang yang panjang umur, apa yang disebut 'jasa kebaikan' bertahan. Teman-teman, apa yang disebut 'tubuh' mati, terikat dengan jutaan urat daging, terberkahi dengan 84.000 pori-pori, terhubung dengan 12.000 bagian-bagian dan 360 tulang-tulang. 84 jenis-jenis dari parasit hidup di bagian dalam tubuh. Dan terdapat kematian bagi semua mahluk-mahluk hidup ini. Ada kematian, yang merupakan penghentian. Ketika seseorang meninggal, seluruh para mahluk hidup ini juga menyebabkan harapan-harapan mereka sendiri hancur. Lalu, dikarenakan seluruh mahluk-mahluk hidup itu saling memangsa satu sama lain, ini memindahkan dan mengganggu angin itu. Pada saat itu, mereka akan mengalami penderitaan. Beberapa akan bersedih hati atas anak-anak mereka. Beberapa akan bersedih hati atas anak-anak perempuan mereka. Beberapa akan bersedih hati atas rekan-rekan mereka. Mereka semua akan ditembus oleh perasaan-perasaan sakit yang sangat menderita. Mereka semua akan mencoba untuk saling memangsa satu sama lain, dan kemudian ketika mereka telah memangsa satu sama lain, dua mahluk hidup tersisa dan kedua ini berkelahi selama tujuh hari. Setelah tujuh hari telah berlalu, satu mahluk hidup terbunuh. Yang lainnya bebas."
"Orang-orang yang panjang umur, jika kamu akan bertanya-tanya apakah itu yang disebut dengan 'Dharma,' apa yang kamu pikirkan? Seperti halnya para mahluk hidup ini berselisih satu sama lain dan lalu mati, dalam cara yang sama, Diri-diri pribadi yang biasa kekanak-kanakan juga berselisih satu sama lain. Mereka tidak takut dengan kelahiran. Mereka tidak takut dengan usia. Mereka tidak takut dengan penyakit. Mereka tidak takut dengan kematian. Seperti halnya kedua mahluk hidup itu berkelahi, demikian juga diri-diri pribadi yang biasa kekanak-kanakan berkelahi satu sama lain. Lalu, pada waktu kematian, orang-orang yang berbudi luhur berkata kepada mereka : 'Orang, didalam apakah kamu percaya? Tidak pernahkah kamu melihat bahkan kelemahan-kelemahan paling tipis? Tidak pernahkah kamu melihat kelemahan-kelemahan dari kelahiran? Tidak pernahkah kamu melihat kelemahan-kelemahan dari usia dan penyakit? Tidak pernahkah kamu melihat kelemahan-kelemahan dari kematian?'
Mereka berkata : "Yang panjang umur-Nya, kami telah melihat kelemahan-kelemahan dari kelahiran, dan kami telah melihat kelemahan-kelemahan dari usia dan penyakit. Kami telah melihat kelemahan-kelemahan dari kematian juga, pada saat akhir dari itu seluruhnya."
"Mereka berkata : 'Mengapa kamu tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan untuk menciptakan akar-akar kebajikan? Mengapa kamu tidak menciptakan akar-akar kebajikan dari banyak sekali Dharma yang meningkatkan kebahagiaan didalam dua dunia? Teman-teman, saya bertanya kedua kalinya : Mengapa kamu tidak menciptakan koleksi dari kebajikan yang akan membebaskan kamu sepenuhnya dari kelahiran dan kematian? Mengapa kamu tidak melakukan penyelidikan seperti dimana kamu harus secara benar mengarahkan perhatiannmu? Bagaimana kamu tidak mendengar suara dari pukulan gong di jambudvipa? Tidak pernahkah kamu melihat penaburan benih-benih didalam tanah Tathagata dan pemberian dupa, kalung karangan bunga, dan lampu? Tidak pernahkah kamu melihat juga persembahan dari makanan dan minuman kepada Sang Tathagata, atau kepuasan hati dari keempat kelompok para pengikut (catasraḥ parṣadaḥ santarpyamānāḥ) para Bhiksu, para Bhiksuni, para upasaka (laki-laki pemegang ajaran awam yang berumah tangga), para upasika (perempuan pemegang ajaran awam yang berumah tangga), empat kelompok dari para pengikut ini yang sepenuhnya mencurahkan ketekunan didalam ajaran-ajaran (sasane)?' "
"Mereka akan berbicara seperti itu (seperti uraian diatas) kepada dia dan membuat tuduhan agar memberikan manfaat baik kepada dia, dan 'yang mulia, kamu tidak melakukan bahkan hal yang paling tipis.' 'Laki-laki, setelah datang ke jambudvipa ini, kamu telah melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak berbudi luhur.' "
Pada saat itu, Sang Raja Dharma (Dharmaraja) mewariskan ajaran-ajaran kepada para orang mati didalam syair-syair ini:
'Kamu telah melihat Seorang Tathagata muncul
dan mendengar pukulan dari gong itu.
Kamu telah mendengar ajaran dari Dharma.
Itu pergi menuju ke kedamaian Nirvana.
Meskipun kamu tidak berbuat.'
Pada saat itu, lelaki itu berbicara didalam balasan jawaban :
'Saya berasal dari pikiran yang kekanak-kanakan,
datang dibawah kekuasaan dari teman-teman yang jahat.
Dengan sebuah pikiran yang dibingungkan oleh hawa nafsu,
saya melakukan perbuatan-perbuatan jahat.
Saya mengikuti hawa nafsu saya juga,
dan mengambil nyawa dari para mahluk hidup.
Saya memboroskan bahkan apa yang merupakan milik Sangha.
Tak tertahankan adalah buah yang datang dari itu.
Dengan sebuah pikiran yang akan melakukan kerusakan jahat,
Saya menyebabkan pengrusakan dari stupa-stupa.
Saya mengucapkan perkataan-perkataan yang terlalu kejam menghina
Bahkan ibu saya, saya siksa.
Dari apa yang saya lakukan dengan tubuh saya,
kekurangan-kekurangan saya mengakui.
Didalam neraka besar dari ratapan penyesalan,
kelahiran kembali yang luar biasa tak tertahankan saya lihat.
Saya akan merasakan perasaan-perasaan dari neraka penghancur.
Demikian juga saya akan mengalami perasaan-perasaan
didalam neraka yang luar biasa panas,
dan didalam mahavici yang tak tertahankan.
Belahan buka didalam neraka teratai besar (mahāpadme ca narake), dan
sebagai seorang mahluk neraka, kedalam penderitaan-penderitaan ini,
didalam yang amat sangat menakutkan 'Yang ditandai dengan bentuk hitam,'
saya akan dilahirkan seratus kali.
Setelah mereka terbunuh, mahluk-mahluk neraka
lagi akan melihat hal-hal yang sangat menakutkan itu.
Berulang kali, mereka akan jatuh
seratus yojana kedalam bahaya-bahaya besar
dan mereka tidak akan menemukan satupun jalan keluar.
Lalu, mereka akan terjun kedalam kegelapan.
Didalam neraka yang menyandang nama 'pisau pemotong,'
seribu pisau pemotong akan muncul.
Mereka akan terlahir didepan dari pisau-pisau pemotong,
didalam ratusan dari ribuan dari jutaan.
Disebabkan oleh perbuatan-perbuatan salah telah saya lakukan,
tubuh saya akan diiris oleh mereka.
Tubuh itu akan dihancurkan sepenuhnya
oleh angin badai pusaran besar yang tak tertahankan.
Terus menerus didalam neraka-neraka seperti ini.
Saya akan mengalami penderitaan.
Semua mahluk-mahluk ini akan melihat saya,
tubuh saya didalam kesakitan yang hebat sekali.
Saya merampas kekayaan orang lain juga,
agar menyokong rumah tangga saya.
O anak saya dan anak perempuan saya
saudara laki-laki dan saudara perempuan, dengan cara yang sama
ayah, ibu demikian juga,
banyak teman-teman dan banyak kerabat-kerabat,
dan pelayan-pelayan dan pekerja-pekerja buruh,
dan ternak sapi, ternak dan pembantu-pembantu :
Saya tersesat kearah tujuan-tujuan yang buruk.
Untuk bejana-bejana dari emas dan perak, dan
demikian juga, untuk kelembutan, pakaian-pakaian bagus,
dan mengedepankan untuk membuat sebuah rumah :
melalui semua ini, saya tersesat.
Sebuah rumah yang sangat baik sekali saya bangun,
dengan para lelaki dan para perempuan, sedang bersantai.
Saya tersesat melalui kecapi dan canang,
pikiran saya yang tidak terkendali terisi oleh kesenangan.
Walaupun tubuh saya dimandikan didalam siraman wewangian,
bahkan sekarang pun itu masih kekurangan terima kasih.
Tubuh, kamu tidak mempunyai kesadaran, tapi
demi kepentinganmu saya menjadi tersesat.
Di masa mendatang, tidak ada satupun tapak kaki
akan menjadi pelindung saya,
ketika angin badai besar dan berpusaran
tak tertahankan mencabuli tubuh saya.
Demikian juga saya memakan makanan enak yang sangat indah,
mengecap bermacam-macam dengan lidah saya.
Sekeliling kepala saya terikat luar biasa banyak
karangan-karangan bunga yang dibuat dengan baik, yang cantik menawan.
Oleh kecantikan mata saya dituntun tersesat
Tidak ada perlindungan untuk mata saya.
Mata adalah penyebab kelakuan-kelakuan yang buruk itu.
Saya melakukan setelah saya melihat.
Telinga saya adalah penyebab dimana tangan-tangan terkoyak dan terpotong oleh intan-intan.
Pada kedua lengan-lengan saya terikat gelang-gelang.
Cincin-cincin ditempatkan diatas jari-jariku.
Sekitar batang leher saya ada untaian mutiara.
Bahkan kedua kaki terhias secara berat.
Rantai pergelangan kaki didandani untuk mereka
dan pada mereka juga terdapat sandaran emas.
Tubuh saya mempunyai bermacam-macam permata murni diatasnya,
dan demikian juga terdapat ikatan-ikatan emas.
Memikat diri sendiri dengan kekayaan besar saya,
pikiran saya menjadi luar biasa terpikat.
Sekali saya telah menyentuh benda-benda yang sangat halus,
dengan idaman yang kuat, saya menjaga mereka dengan dekat.