//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sifat Arahat dalam pembukaan Prajna Paramita Sutra  (Read 1739 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Sifat Arahat dalam pembukaan Prajna Paramita Sutra
« on: 10 January 2021, 07:37:52 AM »
Dalam pembukaan Sutra Prajna Paramita dalam 8000 baris, dikabarkan Buddha berada di puncak gunung Nasar disertai dengan kumpulan Sangha bhiksu, yang semuanya arahat. Mereka dikatakan:

teks sanskerta: sarvair arhadbhiḥ kṣīṇāsravair  niḥkleśair vaśībhūtaiḥ suvimuktacittaiḥ suvimuktaprajñair ājāneyair mahānāgaiḥ kṛtakṛtyaiḥ kṛtakaraṇīyair apahṛtabhārair  anuprāptasvakārthaiḥ parikṣīṇabhavasaṃyojanaiḥ  samyagājñāsuvimuktacittaiḥ sarvacetovaśiparamapāramiprāptair

terjemahan indonesia: semuanya adalah arahat yang telah mencapai penghancuran noda-noda batin dan tanpa klesha, sepenuhnya terkendali, batin mereka terbebaskan dengan tuntas, kebijaksanaan mereka terbebaskan, unggul, naga perkasa, tugas mereka telah dilaksanakan, pekerjaan mereka sudah selesai, beban mereka telah diturunkan, tujuan mereka telah dipenuhi, belenggu yang mengikat mereka ke siklus kelahiran kembali telah dipotong seluruhnya, batin mereka terbebaskan dengan tuntas melalui pemahaman sejati, setelah mencapai pengendalian sempurna tertinggi atas seluruh pikirannya.

Semua istilah ini dapat dilacak ke sutta dalam nikaya/agama. Mari kita bahas satu per satu.

1. Arahat.
Sudah jelas

2. kṣīṇāsrava
pali: Khīṇāsava
((khiṇa + āsava) adj.) whose mind is free from mental obsessions.
New Concise Pali English Dictionary
khīṇāsava
mfn.
(one) in whom the āsavas have perished; free from the āsavas, i.e. an arahant

Contoh: Idha, bhante, khīṇāsavassa bhikkhuno aniccato sabbe saṅkhārā yathābhūtaṃ sammappaññāya sudiṭṭhā honti.
“Di sini, Bhante, seorang bhikkhu dengan noda-noda yang telah dihancurkan telah dengan jelas melihat segala fenomena terkondisi sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar sebagai tidak kekal. (AN 10.90 Khīṇāsavabalasutta)

2. niḥkleśa
nih = tanpa. Klesa = noda batin.
Nihklesa = tanpa noda batin.

Contoh: Asaṅgacitto nikleso,
asaṃsaṭṭho kule gaṇe;
Mahākāruṇiko vīro,
vinayopāyakovido.

Heart Unattached, Defilement-Free,
Not Mixing in the clan and group,
Greatly Compassionate, Hero,
Skilled in means of disciplining,
(Theragatha Apadana 433)

3. vaśībhūta
pali: vasībhūta
having become a master over.

contoh: Anuccāvacasīlassa,
nipakassa ca jhāyino;
Cittaṃ yassa vasībhūtaṃ,
ekaggaṃ susamāhitaṃ.

“Ia yang moralitasnya tidak goyah,
yang waspada dan meditatif,
yang pikirannya telah dikuasai,
terpusat, terkonsentrasi baik;
(AN 3.58)

4. suvimuktacitta suvimuktaprajña
su = baik
vimukta = bebas
citta = batin, pikiran
prajna = kebijaksanaan.

 suvimuktacitta suvimuktaprajña = batin dan kebijaksanaan terbebaskan dengan baik

kemungkinan ini adalah perubahan dari frase pali yang lebih tua: cetovimuttiṃ paññāvimuttiṃ

“Catunnaṃ, bhikkhave, iddhipādānaṃ bhāvitattā bahulīkatattā bhikkhu āsavānaṃ khayā anāsavaṃ cetovimuttiṃ paññāvimuttiṃ diṭṭheva dhamme sayaṃ abhiññā sacchikatvā upasampajja viharati.
“Para bhikkhu, adalah karena ia telah mengembangkan dan melatih empat landasan kekuatan spiritual maka seorang bhikkhu, dengan hancurnya noda-noda, dalam kehidupan ini masuk dan berdiam dalam kebebasan pikiran yang tanpa noda, kebebasan melalui kebijaksanaan, dengan merealisasikannya untuk dirinya sendiri dengan pengetahuan langsung. (SN 51.18)

5.ājāneya
pali: ājānīya  mfn. & masculine
well-bred; thoroughbred, noble (of animals, esp. horses; also of people); a thoroughbred.

contoh: Idha, bhikkhave, ekacco bhadro purisājānīyo suṇāti: ‘amukasmiṃ nāma gāme vā nigame vā itthī vā puriso vā dukkhito vā kālaṅkato vā’ti. So tena saṃvijjati, saṃvegaṃ āpajjati. Saṃviggo yoniso padahati. Pahitatto kāyena ceva paramasaccaṃ sacchikaroti, paññāya ca ativijjha passati. Seyyathāpi so, bhikkhave, bhadro assājānīyo patodacchāyaṃ disvā saṃvijjati saṃvegaṃ āpajjati; tathūpamāhaṃ, bhikkhave, imaṃ bhadraṃ purisājānīyaṃ vadāmi. Evarūpopi, bhikkhave, idhekacco bhadro purisājānīyo hoti. Ayaṃ, bhikkhave, paṭhamo bhadro purisājānīyo santo saṃvijjamāno lokasmiṃ.
“Di sini, para bhikkhu, satu jenis orang yang baik yang berdarah murni mendengar: ‘Di desa atau pemukiman itu seorang perempuan atau laki-laki telah jatuh sakit dan meninggal dunia.’ Ia tergerak oleh hal ini dan memperoleh rasa keterdesakan. Karena tergerak, ia berusaha dengan seksama. Dengan teguh, ia merealisasikan kebenaran tertinggi dengan tubuhnya dan, setelah menembusnya dengan kebijaksanaan, ia melihatnya. Aku katakan bahwa orang yang baik yang berdarah murni ini adalah serupa dengan kuda yang baik yang berdarah murni yang tergerak dan memperoleh rasa keterdesakan segera setelah ia melihat bayangan tongkat kendali. Demikianlah satu jenis orang yang baik yang berdarah murni. Ini adalah jenis pertama dari orang yang baik yang berdarah murni yang terdapat di dunia.

bersambung....
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Sifat Arahat dalam pembukaan Prajna Paramita Sutra
« Reply #1 on: 10 January 2021, 04:08:06 PM »
kutipan di atas dari Patoda Sutta , AN 4.113

6. mahanaga

pali dictionary:
mahānāga
masculine
a big elephant.

Naga bisa berarti makhluk naga, bisa juga berarti hewan gajah.
mahanaga = naga perkasa, atau gajah perkasa

untuk orang, julukan ini juga diberikan, contohnya:

“Vipine kānane disvā,
appasadde nirākule;
Siddhatthaṃ isinaṃ seṭṭhaṃ,
āhutīnaṃ paṭiggahaṃ.

Nibbutattaṃ mahānāgaṃ,
nisabhājāniyaṃ yathā;
Osadhiṃva virocantaṃ,
devasaṅghanamassitaṃ.


In a quiet and trouble-free
forest grove, I once having seen
Siddhattha the Sage, the Supreme,
Sacrificial Recipient,

Gone-Out-One, the Great Elephant,
Bull of Men, like a thoroughbred,
shining forth like the morning star,
praised by the assembly of gods,
much happiness arose in me;
knowledge came into being then.
(Madhupiṇḍikattheraapadāna Tha Ap 99)

Mahanaga disini maksudnya adalah orang yang adalah pemimpin, atau mempunyai status dan wibawa.
Dalam Udana 4.4, Buddha menyebut Sariputta dan Mogallana sebagai mahanaga.

Buddha juga menyebut para arahat sebagai mahanaga:
Dasahaṅgehi sampannā,
mahānāgā samāhitā;
Ete kho seṭṭhā lokasmiṃ,
taṇhā tesaṃ na vijjati.


“Endowed with the ten factors,
Those great nagas, concentrated,
Are the best beings in the world:
No craving can be found in them.

“Memiliki sepuluh faktor,
Para nāga agung itu, terkonsentrasi,
Adalah makhluk terbaik di dunia:
Tidak ada ketagihan ditemukan dalam diri mereka.(SN 22.76)

7. kṛtakṛtya
pali: katakicca
adjective
having performed one's obligations.
sudah melaksanakan tugas

contoh:
“Jhāyiṃ virajamāsīnaṃ,
Katakiccaṃ anāsavaṃ;
Pāraguṃ sabbadhammānaṃ,
Atthi pañhena āgamaṃ;
Aññāvimokkhaṃ pabrūhi,
Avijjāya pabhedanaṃ”.

Kepada meditator yang duduk tanpa debu,
Telah melakukan apa yang harus dilakukan, tanpa aliran-masuk,
Kepada seorang yang telah melampaui segala dharma,
Aku datang dengan sebuah pertanyaan kepadaNya:
Jelaskanlah dengan memecahkan ketidaktahuan
Bagaimana kebebasan melalui Pengetahuan Akhir.
(Sutta Nipata 5.14)

8. kṛtakaraṇīya
pali: katakaraṇīyā
done what had to be done = telah melakukan apa yang harus dilakukan
Ungkapan umum dalam menggambarkan arahat.

9. apahṛtabhāra
pali: ohitabhārā
telah menurunkan beban
Ungkapan umum dalam menggambarkan arahat.

anuprāptasvakārthaiḥ
pali : anuppattasadattho
telah mencapai tujuan
Ungkapan umum dalam menggambarkan arahat.


10. parikṣīṇabhavasaṃyojana
parikkhīṇabhavasaṃyojano
menghancurkan belenggu pada penjelmaan/ kelahiran kembali dalam samsara
Ungkapan umum dalam menggambarkan arahat.

11. samyagājñāsuvimuktacitta
istilah pali yang mirip: sammadaññāvimuttā
rightly freed through enlightenment, released through right gnosis
 seorang yang sepenuhnya terbebaskan melalui pengetahuan akhir

samyag = benar, tepat
ajna = pengetahuan
su = baik
vimukta = bebas
citta = pikiran

samyagājñāsuvimuktacitta = batin terbebaskan dengan baik melalui pengetahuan benar

11.5   frase umum:

katakaraṇīyā ohitabhārā anuppattasadatthā parikkhīṇabhavasaṃyojanā sammadaññāvimuttā
telah melakukan apa yang harus dilakukan, telah menurunkan beban, telah mencapai tujuan mereka, sepenuhnya menghancurkan belenggu kehidupan, dan sepenuhnya terbebaskan melalui pengetahuan tertinggi (SN 3.3)

12. sarvacetovaśiparamapāramiprāpta
istilah pali yang mirip: cetovasippatto


They think what they want to think, and don’t think what they don’t want to think.
So yaṃ vitakkaṃ ākaṅkhati vitakketuṃ taṃ vitakkaṃ vitakketi, yaṃ vitakkaṃ nākaṅkhati vitakketuṃ na taṃ vitakkaṃ vitakketi

They consider what they want to consider, and don’t consider what they don’t want to consider.
yaṃ saṅkappaṃ ākaṅkhati saṅkappetuṃ taṃ saṅkappaṃ saṅkappeti, yaṃ saṅkappaṃ nākaṅkhati saṅkappetuṃ na taṃ saṅkappaṃ saṅkappeti.
Thus they have achieved mental mastery of the paths of thought.
Iti cetovasippatto hoti vitakkapathe.

"Ia memikirkan apa pun yang ingin ia pikirkan dan tidak memikirkan apa yang tidak ingin ia pikirkan; ia berniat pada apa yang ingin ia niatkan dan tidak berniat pada apa yang tidak ingin ia niatkan; demikianlah ia telah mencapai penguasaan pikiran atas cara berpikirnya. "
AN 4.35

Yo ve kilesāni pahāya pañca,
Paripuṇṇasekho aparihānadhammo;
Cetovasippatto samāhitindriyo,
Sa ve ṭhitattoti naro pavuccati.


Orang yang telah meninggalkan lima kekotoran,
seorang yang masih berlatih yang telah terpenuhi, tidak mungkin mundur,
telah mencapai penguasaan pikiran, indria-indrianya tenang:
orang ini disebut “orang yang kokoh dalam pikiran.” (AN 4.5)

sarva =semua
ceto = pikiran
vaśi = kendali
parama = tertinggi, ultimate
pārami = kesempurnaan, transenden
prāpta = mendapat

sarvacetovaśiparamapāramiprāpta = mencapai pengendalian sempurna tertinggi atas seluruh pikiran
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra