SaraniyaDhamma Sutta
Demikianlah telah saya dengar. Pada suatu ketika Sang Bhagava berdiam di Jetavana, Arama milik hartawan Anathapindika, di dekat kota Savatthi. Saat itulah Sang Bhagava memanggil para bhikkhu, "Wahai para bhikkhu!"
"Baik, Yang Mulia," sahut para bhikkhu kepada Sang Bhagava. Sang Bhagava lalu membabarkan sutta ini.
"
Duhai para Bhikkhu,
terdapat enam hal yang membuat saling dikenang,
saling dicintai, saling dihormati; menunjang untuk saling ditolong, untuk ketidak-cekcokan, kerukunan dan kesatuan.
Apakah Keenam hal itu ?""Duhai para Bhikkhu, di Ajaran ini, seorang Bhikkhu
memiliki perbuatan yang disertai dengan cinta-kasih terhadap sesama brahmacari(1), baik didepan ataupun dibelakang mereka. Inilah hal yang membuat saling dikenang, saling dicintai, saling dihormati; menunjang untuk saling ditolong, untuk ketiada-cekcokan, kerukunan dan kesatuan."
"Satu hal lagi, duhai para Bhikkhu, di Ajaran ini, sorang Bhikkhu
memiliki ucapan yang disertai dengan cinta-kasih terhadap sesama brahmacari, baik didepan ataupun dibelakang mereka. Inilah hal yang membuat saling dikenang, saling dicintai, saling dihormati; menunjang untuk saling ditolong, untuk ketiada-cekcokan, kerukunan dan kesatuan."
"Satu hal lagi, duhai para Bhikkhu, di Ajaran ini, seorang bhikkhu
memiliki pikiran yang disertai dengan cinta-kasih terhadap sesama
brahmacari, baik didepan ataupun dibelakang mereka. Inilah hal yang membuat saling dikenang, saling dicintai, saling dihormati; menunjang untuk saling ditolong, untuk ketiada-cekcokan, kerukunan dan kesatuan."
"Satu hal lagi, duhai para Bhikkhu, di Ajaran ini, seorang Bhikkhu
berbagi catupaccaya yang diterima, sebagai sesuatu yang pantas, yang diperoleh dengan cara yang pantas, meskipun barang dua tiga suap makanan; menggunakannya sebagai milik bersama dengan sesama brahmacari pelaksana sila. Inilah hal yang membuat saling dikenang, saling dicintai, saling dihormati; menunjang untuk saling ditolong, untuk ketiada-cekcokan, kerukunan dan kesatuan."
"Satu hal lagi , duhai para Bhikkhu, di Ajaran ini, seorang Bhikkhu
memiliki kesamaan dalam pelaksanaan sila dengan brahmacari, baik di depan atupun dibelakang mereka; sebagai pelaksana sila yang tidak terputus-putus, yang tidak berlobang, yang tidak belang, yang tidak bernoda disana sini, yang mengatasi, yang dipuji bijaksana, yang tak disertai dengan tanha dan pandangan salah, yang dilaksanakan demi (pengembangan) samadhi. Inilah hal yang membuat saling dikenang, saling dicintai, saling dihormati; menunjang untuk saling ditolong, untuk ketiada-cekcokan, kerukunan dan kesatuan."
"Satu hal lagi, duhai para Bhikkhu, di Ajaran ini, seseorang bhikkhu
memiliki kesamaan dalam pemegangan pandangan benar (sammaditthi) dengan sesama brahmacari, baik di depan atau pun dibelakang mereka; yang luhur, yang menjadi pembimbing, membimbing pelaksana ke akhir dukkha secara benar. Inilah hal yang membuat saling dikenang, saling dicintai, saling dihormati; menunjang untuk saling ditolong, untuk ketiada-cekcokan, kerukunan dan kesatuan."
"Duhai para Bhikkhu,
inilah hal yang membuat saling dikenang, saling dicintai, saling dihormati; menunjang untuk saling ditolong, untuk ketiada-cekcokan, kerukunan dan kesatuan."
Demikian Sang Bhagava bersabda. Para bhikkhu
berpuas hati dan bergembira atas sabda Sang Bhagava.
(dicuplik dari Paritta Suci (Buku Biru), Hal 187 terbitan Sangha Theravada Indonesia)
brahmacari: Orang yang bukan perumah tangga, yakni sebagai bhikkhu/bhikkhuni/pertapa siswa Buddha (pelaksana kehidupan luhur) dsb.
Keterangan untuk catupaccaya : 4 kebutuhan pokok (makanan, obat2an, tempat tinggal dan jubah,
http://www.sinhaladictionary.org/index.php/print/,19525,18.xhtml)