//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tanya Jawab dengan Master Sheng Yen : Soal Namaskara  (Read 6330 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Tanya Jawab dengan Master Sheng Yen : Soal Namaskara
« on: 29 March 2008, 10:24:04 PM »
Tanya Jawab Dengan Ven.Sheng Yen : Soal Namaskara
(Diambil dari "Zen : Pengetahuan dan Tindakan", diterbitkan olah penerbit Karaniya)

Question :
Maukah anda menjelaskan praktek dan manfaat namaskara dalam Ch'an ? Bagaimana seharusnya seseorang bersikap dalam melakukan Namaskara ? Kadang-kadang anda menyuruh melakukan-nya dengan sikap pertobatan, kadang-kadang dengan kesadaran akan gerakan tubuh, kadang-kadang dengan rasa terima kasih. Anda juga menyinggung cara bernamaskara dan hasil yang bisa diperoleh dari praktek namaskara.

Answer :
Namaskara adalah praktek kuno di India yang sudah lama ada sebelum Buddha-Dharma muncul di sana, sekitar 2500 tahun lalu. Di waktu itu agama adalah kekuatan dominan di India dan ada cara interaksi antara orang dan mahkluk ke-dewa-an dan alam spiritual. Namaskara adalah bentuk interaksi itu.
Sewaktu orang berdiri atau duduk, kepala tegak dan mata menatap ke depan. Sewaktu anda Namaskara, anda secara simbolis meletakkan kepala anda di kaki dari sosok yang sedang ada beri sujud dan telapak tangan menghadap ke atas yang melambangkan anda sedang menyangga kaki sosok tersebut.
Kepala itu bagian yang paling terhormat dari tubuh kita sedangkan kaki adalah bagian yang paling tidak terhormat. Jadi orang yang bersujud memakai bagian tubuhnya yang bermartabat dan meletakkan-nya pada bagian yang paling rendah dari orang lain. Dalam posisi ini amatlah mudah bagi perasaan rendah hati, kekurangan dan ketidaksempurnaan untuk muncul dalam pikiran seseorang.
Dalam posisi dan kondisi pikiran seperti ini, keakuan seseorang akan berkurang. Pikiran cenderung menjadi lebih jernih, masalah terlihat lebih tajam dan lenyap lebih cepat. Sewaktu kondisi demikian muncul lebih mudah bagi seseorang untuk berhubungan dengan sesuatu yang bersifat spiritual atau alam ke-dewa-an. Apakah anda percaya alam-alam itu ada atau tidak, itu bukan masalah. Kenyataan-nya kita tidak bisa mengatakan bahwa semua itu hanya tahayul dan menolak akan keberadaan alam gaib. Alam itu benar-benar ada dan seorang manusia selalu berhubungan dengan alam ini, terlepas apakah dia menyadari-nya atau tidak. Ini-lah salah satu manfaat dari Namaskara, yaitu untuk melampaui batas keduniawi-an dan berhubungan lebih dalam dengan realitas spiritual.
Di masa sang Buddha, seseorag menjadi siswa dengan berbuat dua hal. Pertama mereka berlindung pada tiga mustika (Buddha, Dharma dan Sangha); kedua, mereka menunjuk-kan sujud dan penghormatan kepada Sang Buddha. Sujud melibatkan gerak atau tindakan ritual, sementara penghormatan pada sikap mental.
Berlindung pada tiga mustika adalah perbuatan simbolis yang dikenal luas oleh kebanyakan umat Buddha. Itu dilakukan lewat sujud dan penghormatan dalam dua cara berbeda. Yang satu lewat persembahan dan yang lain lewat ritual. Penghormatan ritual bisa ditunjuk-kan dalam banyak cara, tetapi yang paling sederhana adalah dengan merangkapkan tangan (beranjali), menatap ibu jari tangan dan kemudian membungkuk. Sikap yang lebih dalam adalah dengan Namaskara.
Ada dua cara Namaskara. Yang satu adalah menyentuh lantai dengan lutut, siku dan kening dengan telapak tangan menghadap ke atas. Ini cara yang kita lakukan. Ini yang kebanyakan dilakukan dalam tradisi Buddhis di Cina. Cara yang lain adalah dengan menjulurkan seluruh bagian depan tubuh dan menyentuh tanah dalam posisi namaskara penuh. Cara ini kebanyakan dilakukan oleh mereka yang menjalani tradisi Tibet.
Waktu ber-Namaskara, penting bagi anda untuk menjaga kepala dan badan dalam satu garis lurus ketika membungkuk. Kalau tidak anda bisa sakit kepala.
-------------------------------------------

Question:
Apa maksud anda dengan memberi persembahan ?

Answer:
Persembahan berarti anda memberikan bagian dari dirimu kepada Tiga Mustika. Anda melakukan dan memberikan yang terbaik. Jika anda mampu, persembahan bisa termasuk uang. Tetapi uang bukan-lah satu-satunya bentuk persembahan. Anda bisa mempersembahkan air, makanan, atau bunga. Anda juga bisa mempersembahkan tenaga. Ingat, yang berperan adalah pikiran dan niat anda.
Namaskara seperti memberi persembahan dengan tubuh. Menurut Sutra ada enam cara melatih diri. Pertama membaca Sutra, kedua mencetak Kitab Suci, ketiga Namaskara, ke-empat memberi persembahan, kelima bertobat, keenam menguraikan Dharma. Meditasi dan perenungan adalah bagian praktek yang lebih khusus. Di masa silam, saat orang melatih Dharma, mereka biasanya mulai dengan keenam latihan pertama tersebut.
Banyak orang memperoleh hambatan fisik atau psikologis saat meditasi, yang merupakan manifestasi karma masa lampau. Mereka mungkin mengeluh bahwa mereka mengantuk atau melamun, dan bahkan tidak bisa lama-lama membaca Sutra. Jika membaca keras-keras mereka akan capek, jika membaca pelan, pikiran mereka berkelana. Di saat begitu namaskara baik untuk dilakukan.
Dalam Buddha-Dharma, penekanan besar diletak-kan pada sikap sujud, hormat dan pertobatan, terutama buat mereka yang punya kesulitan dalam meditasi. Namaskara disertai dengan pertobatan seringkali bermanfaat. Dalam tradisi Vajrayana Tibet, pemula memulai kehidupan spiritual dengan empat latihan dasar. Yang pertama adalah Namaskara penuh 100 ribu kali. Saat selesai kondisi fisiologis dan psikologis orang itu akan berubah dan akan jauh lebih mudah buat orang itu untuk mulai berlatih meditasi.
Di Cina, dari masa dinasti Sui, terutama di tradisi Tien Tai, praktek Namaskara sudah digiatkan. Beragam cara dibuat untuk mereka yang melatih pertobatan. Salah satunya disebut pertobatan Sutra Teratai. Yang lain didasarkan pada Sutra lain-nya. Bagi kebanyakan orang, Samadhi tidaklah mudah dicapai, sehingga amatlah penting dan bermanfaat melakukan Namaskara pertobatan.
Saya sudah menjelaskan berbagai jenis Namaskara. Sebagai tambahan, Namaskara bisa dilakukan cepat atau lambat. Namaskara bisa dilakukan di depan sebuah Buddha Rupang atau dengan gambaran Tiga Mustika di benak anda; atau bisa juga dilakukan hanya dengan menyadari gerakan-nya sendiri. Tujuan menyadari gerakan selagi ber-Namaskara adalah untuk melupakan tubuh dan pikiran agar Namaskara bisa mengalir dengan sendirinya.
Ada empat pencerapan mental yang bisa dicapai selagi Namaskara dengan pikiran terpusat pada gerakan. Yang pertama adalah mengamati segala aspek gerakan tubuh, setiap dan semua detil, sembari mengarahkan gerakan itu. Pada tingkat kedua anda tidak mengamati semua detil, tetapi menyadari gerakan tubuh. Ketiga, anda tidak mengarahkan gerak tubuh atau menganggap tubuh sebagai milik, tetapi tetap mengawasi gerakan. Keempat anda tidak menyadari tubuh atau siapa yang bergerak, tetapi Namaskara tetap berjalan. Ada dua ragam untuk tingkat yang ke-empat. Yang pertama adalah diam, tidak ada gerakan sama sekali, tetapi ini bukanlah Samadhi sejati. Ragam yang lebih tinggi adalah saat tubuh tetap ber-Namaskara walaupun pikiran sudah berhenti bergerak..
Tingkatan ini tidaklah mudah dicapai. Di sini di pusat Ch'an saya hanya melihat beberapa yang mencapai tingkat ke-empat jenis pertama. Saya juga melihat beberapa orang mencapai tingkat ketiga, di mana mereka bilang seakan-akan mereka sedang mengamati orang lain.
Sejauh ini saya menyinggung mengenai Namaskara lambat. Pada saat anda melakukan Namaskara lambat, anda bisa saja masih mempunyai banyak pikiran mengembara. Jika anda tidak bisa menenangkan pikiran, anda bisa melakukan Namaskara cepat. Ini biasanya mengurangi pikiran yang berkelana, terutama bila digabungkan dengan melafal nama Buddha.
Saya sudah membahas sedikitnya empat ragam Namaskara: Namaskara penghormatan, Namaskara pernyataan rasa terima-kasih, Namaskara pertobatan dan Namaskara sebagai latihan konsentrasi. Sehubungan dengan tiga jenis yang pertama, anda tidak akan bisa terus bernamaskara dan tetap mempertahankan sikap mental itu dalam waktu lama. Anda bisa mulai dengan perasaan terima kasih, tetapi kondisi mental itu akan pudar dan hilang. Hal yang sama berlaku bagi sikap penghormatan dan pertobatan. Yang seterusnya anda lakukan adalah memperhatikan gerakan Namaskara anda.
Namaskara pertobatan biasanya diikuti dengan beberapa jenis liturgi yang dilafal sebelum atau setelah Namaskara. Liturgi menyatakan perasaan bertobat. Tetapi bagian utama praktek tetaplah Namaskara. Selagi Namaskara, janganlah anda menyalahkan diri sendiri atau menuruti perasaan kasihan pada diri sendiri. Jangan memelihara perasaan demikian terus menerus dalam hati. Begitu anda bertobat, buang jauh-jauh perasaan itu dan bernamaskaralah !!
 -------------------------------------------

Question:
Jika seseorang membuang perasaan bertobat, bukan-kah hal itu menjadi latihan Samadhi ?

Answer:
Ada bedanya. Pertama ada pelafalan liturgi sebelum dan sesudah-nya. Lagi pula, dalam jenis latihan ini, orang melafal nama Buddha atau Bodhisattva yang berbeda-beda selama Namaskara. Karena penambahan pelafalan ini tidak mungkin untuk memasuki Samadhi. Selain itu kalau seseorang melakukan ini dalam waktu yang cukup lama, pikiran akan tenang dan meditasi duduk akan menjadil ebih mudah.
Adapula ada orang yang melakukan Namaskara pertobatan tanpa mengikutsertakan liturgi. Mereka biasanya hanya mengikuti suatu pola. Contohnya, setiap hari mereka ber-Namaskara 500 kali sehari dengan pikiran yang bertobat. Sekali lagi, itu tidak berarti bahwa mereka memaksakan pertobatan, mereka hanya mengingatkan diri sendiri sebelum mulai bahwa ini adalah namaskara pertobatan. Ini praktek yang bermanfaat. Saya melakukan hal itu sewaktu saya masih seorang Bhiksu muda dan setelah beberapa lama saya mendapat reaksi khusus dari praktek tersebut. Saya mendapat ketenangan pikiran dan sesudah itu pikiran menjadi lebih jernih.
-------------------------------------------

Question:
Apakah anda mengajarkan Namaskara sebagai pengganti meditasi sekali atau dua kali seminggu ?

Answer:
Kalau namaskara menjadi bagian dari jadwal latihan anda itu sangat bagus, tetapi mestinya jangan menjadi pengganti meditasi. Anda harus bernamaskara sebagai tambahan meditasi. Akan tetapi, bila anda mencoba duduk dan merasa amat tidak nyaman, baik tubuh atau pikiran, boleh boleh saja diganti dengan Namaskara. Tetapi harap diingat, anda tidak boleh menyerah begitu saja , anda harus mencoba benar-benar untuk duduk. Kalau tidak mampu juga, lakukan Namaskara sebagai wujud penyesalan.
-------------------------------------------

Question:
Selama penyunyian, terkadang Anda berkata bahwa kita harus merefkeksikan kekurangan kita lalu melupakan-nya dan memusatkan perhatian pada gerakan namaskara. Apa gunanya hal ini ?

Answer:
Kalau saya meminta anda Namaskara, sewaktu-waktu saya meminta anda merefleksikan kekurangan anda, dan di lain waktu saya meminta anda untuk namaskara disertai rasa terima kasih pada Tiga Mustika. Manfaatnya adalah untuk membangkitkan perasaan bertobat dan bersyukur dalam diri anda. Kalau kita punya pikiran seperti ini , pikiran akan lebih mudah tenang. Ini baik untuk meditasi.
-------------------------------------------

Question:
Saya belum bisa melakukan-nya. Selama penyunyian saya memaksa diri untuk membangkitkan perasaan untuk bertobat dan bersyukur. Tetapi saya tidak yakin kalau di sanalah semua konsentrasiku seharusnya ada, atau kalau saya harus berkata itu adalah semacam pelonggaran di permulaan, kemudian melupakan-nya dan hanya berkonsentrasi pada gerakan. Saya jadi bingung dan tegang.

Answer:
Kalau anda bisa membangkitkan perasaan bertobat atau bersyukur itu baik. Kalau tidak bisa, katakan saja beberapa hal lalu tinggalkan dan konsentrasilah pada gerakan anda. Jangan memaksa.
Beberapa orang melakukan Namaskara selama penyunyian dan mereka ingin berlinang dengan air mata, mereka ingin menangis dengan penyesalan mendalam. Kalau itu tidak terjadi mereka menanyaiku mengapa saya tidak membiarkan mereka menangis. Saya bilang saya tidak mengurusi hal-hal yang demikian. Saya berkata bahwa penyunyian bukanlah-lah tempat untuk menangis atau saya bilang mereka bukanlah jenis orang yang mudah menangis.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

 

anything