Dari kalangan pengusaha, rata2 memuji langkah2 kebijakan sri mulyani, karena cepat tanggap dlm penanganan kasus. Misalkan cerita mengenai korupsi di perpajakan, itu mah cerita dari awal indonesia berdiri.. sekarang aja baru digembar-gemborkan oleh media sama para politisi, minta smi yang bertanggung jawab, justru dari cerita dosen gw yg bekerja sebagai konsultan pajak, sejak zaman-ny smi, sistem pajak diperbarui, dan menyarankan bagi orang awam mendingan jujur soal pajak, soalnya sekarang pakai sistem crosscheck balance komputerisasi. Takutnya klo mo macem2, malah terjebak sama oknum2 bawahan, terus malah ujung-ujungnya lebih mahal ongkos pelicin. Berbeda soal klo kita memank mengerti seluk beluk pajak, dan memanfaatkan gray area pada peraturan pajak, itu bisa disebut sebagai tax planning dan legal.
Untuk kebijakan makro, memank harus diakui SMI ini memank lebih liberal dalam artian sangat mendukung sistem kapitalisasi. Memank bearti ini langkah ini lebih mendukung pengusaha sih...Tapi kurang setuju klo dibilang pro amerika, terkesan tendesius.
Dalam peraturan akuntansi sekarang juga sangat ketat, pada tahun 2012 udh wajib menggunakan standar internasional, dlm artian, standar keuangan kita yg sekarang (PSAK) akan disesuaikan dengan IFRS. IFRS ini standar keuangan internasional yang netral, karena merupakan kombinasi antara IAS(standar Inggris dan Eropa) dan GAAP(standar Amerika). Dan dalam IFRS ini, akan lebih ketat dalam menjamin suatu laporan keuangan terutama oleh perusaahn yang tercatat di BEI agar wajar, netral dan transparan.
Harus disadari, gempuran globalisasi itu sudah lama dikumandangkan dan tak dapat dihindari, dan menurut gw, kebijakan-kebijakan yang ada itu justru mempersiapkan kita untuk menghadapi globalisasi.Emank begitulah kebanyakan pikiran orang indonesia, kurang mempersiapkan segala sesuatu.Kayak yg namanya CAFTA itu, udh dari berapa tahun lalu disepakati, eh malah sekarang baru pada ketar ketir bilang belum siap ini itu...Seharusnya pas persetujuan baru mo dilakukan, orang2 udh pada protes..