Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang Meminum Alkohol
Pācittiya 57. Aturan Latihan tentang Mandi
Kisah Asal-mula
Sub-kisah pertama
Pada suatu hari ketika Sang Buddha sedang menetap di Rājagaha di Hutan Bambu, taman suaka tupai, para bhikkhu sedang mandi di sumber air panas. Saat itu Raja Seniya Bimbisāra dari Magadha pergi ke sumber air panas tersebut, berniat untuk mencuci rambutnya. Ia dengan hormat menunggu hingga para bhikkhu selesai, tetapi mereka terus mandi hingga hari gelap. Hanya setelah itu Raja Bimbisāra dapat mencuci rambutnya. Dan karena gerbang kota telah ditutup, ia terpaksa melewatkan malam di luar kota.
Keesokan paginya, dengan riasan wajah masih ada, ia mendatangi Sang Buddha, bersujud, dan duduk. Sang Buddha berkata kepadanya, "Baginda, mengapakah engkau sudah datang begitu pagi, dengan riasan wajah masih ada?" Sang Raja memberitahu Beliau apa yang telah terjadi. Kemudian Sang Buddha memberikan instruksi, menginspirasi, dan menggembirakannya dengan suatu ajaran, setelah itu Sang Raja bangkit dari duduknya, bersujud, mengelilingi Beliau dengan sisi kanannya menghadap Beliau, dan pergi.
Segera setelah itu Sang Buddha mengumpulkan Sangha dan menanyai para bhikkhu: "Benarkah, para bhikkhu, bahwa para bhikkhu mandi tanpa mengenal cukup, bahkan setelah melihat Sang Raja?"
"Benar, Yang Mulia."
Sang Buddha menegurnya mereka "Bagaimana mungkin orang-orang dungu bertindak seperti ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan awal
'Jika seorang bhikkhu mandi dalam selang waktu kurang dari setengah bulan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"
Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.
Sub-kisah kedua
Tidak lama kemudian, karena mereka takut melakukan kesalahan, para bhikkhu tidak mandi ketika hari panas atau ketika mereka demam, dan mereka pergi tidur dengan tubuh berkeringat. Sebagai akibatnya, jubah dan tempat tidur mereka menjadi kotor. Mereka memberitahu Sang Buddha. Segera setelah itu Beliau membabarkan ajaran dan berkata kepada para bhikkhu:
"Para bhikkhu, Jika hari panas atau kalian mengalami demam, Aku memperbolehkan kalian mandi dengan selang kurang dari setengah bulan.
Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan awal kedua
'Jika seorang bhikkhu mandi dalam selang waktu kurang dari setengah bulan, kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Ini adalah kesempatan yang diperbolehkan: saat itu adalah periode dua setengah bulan musim panas dan musim demam, yang terdiri dari satu setengah bulan terakhir musim panas dan bulan pertama musim hujan.'"
Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.
Sub-kisah ketiga
Tidak lama kemudian beberapa bhikkhu jatuh sakit. Para bhikkhu yang merawat mereka berkata, "Aku harap kalian bertahan. Aku harap kalian menjadi lebih baik."
"Sebelumnya kami mandi dalam selang waktu kurang dari setengah bulan, dan kemudian kami merasa nyaman. Tetapi sekarang Sang Buddha telah melarang hal ini, kami tidak mandi karena takut melakukan kesalahan. Karena itu kami tidak merasa nyaman."
Mereka memberitahu Sang Buddha. ...
"Para bhikkhu, Aku memperbolehkan bhikkhu yang sakit untuk mandi dalam selang waktu kurang dari setengah bulan.
Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan awal ketiga
'Jika seorang bhikkhu mandi dalam selang waktu kurang dari setengah bulan, kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Ini adalah kesempatan yang diperbolehkan: saat itu adalah periode dua setengah bulan musim panas dan musim demam, yang terdiri dari satu setengah bulan terakhir musim panas dan bulan pertama musim hujan; ia sedang sakit.'"
Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.
Sub-kisah keempat
Tidak lama kemudian para bhikkhu sedang melakukan pekerjaan pembangunan, tetapi karena mereka takut melakukan kesalahan maka mereka tidak mandi. Sebagai akibatnya, mereka pergi tidur dengan tubuh berkeringat, jubah dan tempat tidur mereka menjadi kotor. Mereka memberitahu Sang Buddha. ...
"Para bhikkhu, Aku memperbolehkan bhikkhu yang sakitkalian untuk mandi dalam selang waktu kurang dari setengah bulan ketika kalian sedang bekerja.
Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan awal keempat
'Jika seorang bhikkhu mandi dalam selang waktu kurang dari setengah bulan, kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Ini adalah kesempatan yang diperbolehkan: saat itu adalah periode dua setengah bulan musim panas dan musim demam, yang terdiri dari satu setengah bulan terakhir musim panas dan bulan pertama musim hujan; ia sedang sakit; ia sedang bekerja.'"
Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.
Sub-kisah kelima
Tidak lama kemudian para bhikkhu sedang melakukan perjalanan, tetapi karena mereka takut melakukan kesalahan maka mereka tidak mandi. Sebagai akibatnya, mereka pergi tidur dengan tubuh berkeringat, jubah dan tempat tidur mereka menjadi kotor. Mereka memberitahu Sang Buddha. ...
"Para bhikkhu, Aku memperbolehkan bhikkhu yang sakitkalian untuk mandi dalam selang waktu kurang dari setengah bulan ketika kalian sedang melakukan perjalanan.
Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan awal kelima
'Jika seorang bhikkhu mandi dalam selang waktu kurang dari setengah bulan, kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Ini adalah kesempatan yang diperbolehkan: saat itu adalah periode dua setengah bulan musim panas dan musim demam, yang terdiri dari satu setengah bulan terakhir musim panas dan bulan pertama musim hujan; ia sedang sakit; ia sedang bekerja; ia sedang melakukan perjalanan.'"
Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.
Sub-kisah keenam
Tidak lama kemudian sejumlah bhikkhu sedang membuat jubah di ruang terbuka, ketika mereka diserang oleh angin berdebu dan hujan lebat. Tetapi karena mereka takut melakukan kesalahan maka mereka tidak mandi. Sebagai akibatnya, mereka pergi tidur dalam kondisi lembab. Sebagai akibatnya jubah dan tempat tidur mereka menjadi kotor. Mereka memberitahu Sang Buddha. ...
"Para bhikkhu, jika terjadi angin dan hujan, Aku memperbolehkan kalian untuk mandi dalam selang waktu kurang dari setengah bulan.
Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan akhir
'Jika seorang bhikkhu mandi dalam selang waktu kurang dari setengah bulan, kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Ini adalah kesempatan yang diperbolehkan: saat itu adalah periode dua setengah bulan musim panas dan musim demam, yang terdiri dari satu setengah bulan terakhir musim panas dan bulan pertama musim hujan; ia sedang sakit; ia sedang bekerja; ia sedang melakukan perjalanan; terjadi angin dan hujan.'"
Definisi
Seorang:
Siapa pun
Bhikkhu:
... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.
Dalam selang waktu kurang dari setengah bulan:
Setelah kurang dari setengah bulan.
Mandi:
Jika ia mandi menggunakan bubuk atau sabun, maka untuk setiap usaha, terjadi tindakan perbuatan salah. Ketika selesai mandi, ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan:
Kecuali jika saat itu adalah kesempatan yang diperbolehkan.
Musim panas:
Satu setengah bulan terakhir musim panas.
Musim demam:
Bulan pertama musim hujan. Selama periode dua setengah bulan musim panas dan musim demam, ia boleh mandi.
Ia sedang sakit:
Ia merasa tidak nyaman tanpa mandi. Jika ia sakit, maka ia boleh mandi.
Ia sedang bekerja:
Bahkan jika ia hanya menyapu halaman sebuah bangunan. Jika ia sedang bekerja, maka ia boleh mandi.
Ia sedang melakukan perjalanan:
Jika ia berniat untuk berjalan enam kilometer, maka ia boleh mandi; sewaktu dalam perjalanan, ia boleh mandi; setelah perjalanan, ia boleh mandi.
Terjadi angin dan hujan:
Para bhikkhu diserang angin berdebu, dan dua atau tiga tetes air hujan pada tubuh mereka. Jika terjadi angin dan hujan, mereka boleh mandi.
Permutasi
Jika itu adalah dalam selang waktu kurang dari setengah bulan, dan ia menyadarinya sebagai kurang, dan ia mandi, kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran mengharuskan penebusan. Jika itu adalah dalam selang waktu kurang dari setengah bulan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, dan ia mandi, kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran mengharuskan penebusan. Jika itu adalah dalam selang waktu kurang dari setengah bulan, tetapi ia menyadari dirinya sebagai lebih, dan ia mandi, kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran mengharuskan penebusan.
Jika itu adalah dalam selang waktu lebih dari setengah bulan, tetapi ia menyadarinya sebagai kurang, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika itu adalah dalam selang waktu lebih dari setengah bulan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika itu adalah dalam selang waktu lebih dari setengah bulan, dan ia menyadarinya sebagai lebih, maka tidak ada pelanggaran.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu adalah kesempatan yang diperbolehkan; jika ia mandi dalam selang waktu setengah bulan; jika ia mandi dalam selang waktu lebih dari setengah bulan; jika ia mandi ketika menyeberangi perairan; jika ia tidak berada di dataran Gangga tengah; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan tentang mandi, yang ketujuh, selesai