Artikel yang menarik sekali dan memberikan masukan yang berharga.
Gw tertarik akan tulisan kenapa Surabaya dan Yogyakarta kerusuhan tidak pecah meski sudah dipantik (sparks but no fires). Kelihatannya struktur masyarakat Tionghoa yang lebih membaur dan berbahasa daerah yang sama turut berperan penting. Juga kedekatan dengan umat mayoritas yaitu NU dengan tokohnya Gus Dur benar2 kelihatan berperan penting.
Selain itu, kelihatannya warga Tionghoa di Surabaya 'beruntung' memiliki pangdam yang tegas dan benar2 menjalankan tugasnya melindungi masyarakat, tidak seperti di Jakarta. Juga keberadaan pusat marinir AL di Surabaya sangat melindungi, terbukti begitu marinir masuk Jakarta maka keamanan mulai pulih dan '
pasukan liar gerombolan perusuh provokator' tidak berani beraksi kembali.
Sebagai minoritas Tionghoa dan umat buddhis yang juga menjadi minoritas di Indonesia, kiranya kita bisa mengambil pelajaran dari contoh di Surabaya.