//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pendapat dan Dugaan Seputar Jhana  (Read 38956 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pendapat dan Dugaan Seputar Jhana
« Reply #105 on: 07 July 2011, 11:20:55 PM »
Saya hanya menanggapi permohonan anda, ternyata hanya jebakan.
Ok lah, no problem.   :)

mohon kesediaan anda untuk menunjukkan pertanyaan mana yg tidak saya jawab, karena siang tadi saya memang kesulitan menjawab berhubung online pake HP

tapi, yg terakhir ini memang saya cuma mau melihat sampai dimana ke"cukup di sini saja"an anda saja, yg membuktikan bahwa sebenarnya belum cukup ;D
yaa... gitu deh

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pendapat dan Dugaan Seputar Jhana
« Reply #106 on: 07 July 2011, 11:26:03 PM »
Saya hanya menanggapi permohonan anda, ternyata hanya jebakan.
Ok lah, no problem.   :)


hanya usaha untuk bersenang2 sebelum tidur, jangan dianggap serius _/\_

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pendapat dan Dugaan Seputar Jhana
« Reply #107 on: 08 July 2011, 05:21:15 AM »
Maaf saya ingin bertanya bagaimana kita mengetahui bahwa kita sudah mencapai jhana keberapa bisakah teman2 sedhamma bisa membantu menjelaskan dengan kata2 sederhana dan mudah dipahami lalu sahabat saya bilang ada jhana ke lima setau saya jhana sampai ke empat dia mengatakan ada seorang bhikku dari kamboja dapat melihat tembus pandang bisa melihat tengkorak tubuh denyut nadi urat saraf penyakit dalam misal kencing batu dia tau batunya dimana ukuran berapa besar dan dia memiliki kemampuan untuk mengambil batu itu langsung tanpa operasi apa mungkin seperti itu menurut pendapat teman2 bagaimana!!!

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Pendapat dan Dugaan Seputar Jhana
« Reply #108 on: 08 July 2011, 06:46:28 AM »
sepertinya ada masalah bahasa nih

fyi, vipassana dalam sutta itu bukan tehnik meditasi, demikian pula samatha, tetapi kualitas mental. Jadi kalau digabungkan dan jadi rancu, kualitas mental dianggap tehnik meditasi, bisa runyam.



----------
AN 2.30: Vijja-bhagiya Sutta
Quote
"These two qualities have a share in clear knowing. Which two? Tranquillity (samatha) & insight (vipassana).

"When tranquillity is developed, what purpose does it serve? The mind is developed. And when the mind is developed, what purpose does it serve? Passion is abandoned.

"When insight is developed, what purpose does it serve? Discernment is developed. And when discernment is developed, what purpose does it serve? Ignorance is abandoned.

"Defiled by passion, the mind is not released. Defiled by ignorance, discernment does not develop. Thus from the fading of passion is there awareness-release. From the fading of ignorance is there discernment-release."

MN 149 Maha-salayatanika Sutta
Quote
...
"Any view belonging to one who has come to be like this is his right view. Any resolve, his right resolve. Any effort, his right effort. Any mindfulness, his right mindfulness. Any concentration, his right concentration: just as earlier his actions, speech, & livelihood were already well-purified. Thus for him, having thus developed the noble eightfold path, the four frames of reference go to the culmination of their development. The four right exertions... the four bases of power... the five faculties... the five strengths... the seven factors for Awakening go to the culmination of their development. [And] for him these two qualities occur in tandem: tranquillity & insight.


AN 10.71: Akankha Sutta
Quote
...
[9] "If a monk would wish, 'May I attain — whenever I want, without strain, without difficulty — the four jhanas that are heightened mental states, pleasant abidings in the here-&-now,' then he should be one who brings the precepts to perfection, who is committed to inner tranquillity of awareness, who does not neglect jhana, who is endowed with insight, and who frequents empty dwellings.

[10] "If a monk would wish, 'May I — with the ending of mental fermentations — remain in the fermentation-free awareness-release & discernment-release, having directly known & realized them for myself in the here-&-now,' then he should be one who brings the precepts to perfection, who is committed to inner tranquillity of awareness, who does not neglect jhana, who is endowed with insight, and who frequents empty dwellings.
...

SN 12.23: Upanisa Sutta
Quote
...
"Concentration, monks, also has a supporting condition, I say, it does not lack a supporting condition. And what is the supporting condition for concentration? 'Happiness' should be the reply.

"Happiness, monks, also has a supporting condition, I say, it does not lack a supporting condition. And what is the supporting condition for happiness? 'Tranquillity' should be the reply.
...
-------------

AN 10.54: Samatha Sutta
Quote
...
"But if, on examination, the monk knows, 'I am one who achieves both internal tranquility of awareness and insight into phenomena through heightened discernment,' then his duty is to make an effort in maintaining those very same skillful qualities to a higher degree for the ending of the effluents.
...


AN 4.94: Samadhi Sutta
Quote
...
"As for the individual who has attained both internal tranquillity of awareness & insight into phenomena through heightened discernment, his duty is to make an effort in establishing ('tuning') those very same skillful qualities to a higher degree for the ending of the (mental) fermentations.
...

SN 41.6: Kamabhu Sutta
Quote
...
"Actually, householder, you have asked last what should have been asked first. Nevertheless, I will answer you. Two qualities are of great help in the attainment of the cessation of perception & feeling: tranquillity & insight."
....
There is no place like 127.0.0.1

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pendapat dan Dugaan Seputar Jhana
« Reply #109 on: 08 July 2011, 08:23:14 AM »
Maaf saya ingin bertanya bagaimana kita mengetahui bahwa kita sudah mencapai jhana keberapa bisakah teman2 sedhamma bisa membantu menjelaskan dengan kata2 sederhana dan mudah dipahami lalu sahabat saya bilang ada jhana ke lima setau saya jhana sampai ke empat dia mengatakan ada seorang bhikku dari kamboja dapat melihat tembus pandang bisa melihat tengkorak tubuh denyut nadi urat saraf penyakit dalam misal kencing batu dia tau batunya dimana ukuran berapa besar dan dia memiliki kemampuan untuk mengambil batu itu langsung tanpa operasi apa mungkin seperti itu menurut pendapat teman2 bagaimana!!!

dengan menganalisa faktor2 yg terdapat dalam jhana itu, jika dalam jhana itu terdapat, vitakka (awal pikiran), vicara (kelangsungan pikiran), piti (kegembiraan), sukha (kebahagiaan, ekagatta (keterpusatan pikiran), maka ini adalah jhana 1. kemudian jika kemudian faktor vitakka dan vicara lenyap, maka itu adalah jhana 2, kemudian lagi jika piti lenyap, hanya ada sukha dan ekagatta, maka ini adalah jhana 3, dan selanjutnya jika hanya ada ekagatta dan upekkha (keseimbangan), maka itu adalah jhana 4. ada sedikit perbedaan dalam faktor2 ini menurut Abhidhamma, tapi penjelasan abhidhamma ini akan menjadi tidak sederhana dan tidak mudah dipahami.

Sutta hanya mendefinisikan 4 jhana, tetapi dalam Abhidhamma pengelompokan ini jadi 5, sebenarnya 4 dan 5 ini adalah sama. dalam sutta jhana 2 meninggalkan vitakka dan vicara spt penjelasan di atas, tetapi abhidhamma mengatakan jhana 2 hanya meninggalkan vitakka dan jhana 3 meninggalkan vicara, jhana 4 dan 5 dari abhidhamma sama dengan jhana 3 dan 4 dari sutta.


soal melihat tembus, no comment deh, sejauh yg saya tau, memang ada kamera tertentu yg bisa melihat tembus lapisan kain, bisa digunakan untuk ngintip ;D

btw, bhikkhu itu ada di mana saat ini? kebetulan saya punya batu yg harus diambil
« Last Edit: 08 July 2011, 08:24:45 AM by Indra »

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
1
« Reply #110 on: 09 July 2011, 08:25:51 AM »
Apabila "hanya" Jhana, tapi belum mendapatkan kebijaksanaan (panna),
Maka nafsu indra bisa muncul sewaktu-waktu, tidak jauh beda dengan orang yang tidak berlatih.

Hanya kebijaksanaanlah yang dapat menghadang larut dalam kilesa.
Apabila seseorang dapat menyadari timbulnya nafsu dan tidak menurutinya, maka besar kemungkinan orang tersebut tidak sekedar mencapai Jhana namun telah mendapatkan kebijaksaan dalam bhavana.


Setuju, selama masih ada pandangan keliru, maka seseorang masih dipengaruhi oleh nafsu indra. Seperti seseorang yang pergi meditasi ke hutan, dan menutup semua indra dari pengaruh luar, seseorang mendapatkan keheningan. Keheningan yang seperti ini hanyalah semu karena tidak ada kebijaksanaan disitu. Kemelekatan kita masih ada disana, hanya sementara di endapkan karena di jauhkan dari segala hal ekternal.
Ketika seseorang kembali ke dunia luar dan bertemu dengan segala hal ekternal, maka keheningannya akan kembeli terpengaruh oleh segala hal ekternal  jika dia tidak punya pandangan benar / kebijaksanaan atas segala hal ekternal tersebut.
Karena pelepasan hanya bisa tercapai jika ada kebijaksanaan, dan kebijaksanaan muncul karena adanya pengetahuan, pengetahuan muncul karena adanya pengamatan secara langsung dan mendalam atas segala fenomena tersebut dan melihatnya sebagai apa adanya muncul dan lenyap.

Jika dikatakan menutup semua indra kita dan menjauhkan dari segala hal ekternal, seseorang bisa terbebaskan, maka seharusnya orang buta, orang tuli tentunya sudah mencapai kebebasan.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pendapat dan Dugaan Seputar Jhana
« Reply #111 on: 09 July 2011, 09:28:36 AM »
Jika dikatakan menutup semua indra kita dan menjauhkan dari segala hal ekternal, seseorang bisa terbebaskan, maka seharusnya orang buta, orang tuli tentunya sudah mencapai kebebasan.

apakah indra yg anda maksudkan hanya mata dan telinga?

bakal asyik nih ada master djoe, dari kotoran meningkat ke jhana
« Last Edit: 09 July 2011, 09:31:49 AM by Indra »

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Pendapat dan Dugaan Seputar Jhana
« Reply #112 on: 10 July 2011, 02:18:32 PM »
Dalam hal ini kita memang berbeda pengertian.  :)
Sekali lagi, (menurut saya) pada jhana 2 perhatian sudah bukan pada nafas (sebagaimana obyek meditasi lainnya yang membawa pada jhana).
Justru apabila obyek nafas tidak ditinggalkan maka tidak dapat ke tahap berikutnya, karena obyek tersebut termasuk obyek yang "kasar".


Ini yang dari kemarin mengganggu pikiran saya, setahu saya meditasi samatha kalau  menggunakan objek nafas maka makin tinggi jhananya, maka makin halus nafasnya bahkan cenderung dikatakan hilang.

Sedangkan kalau menggunakan objek kasina, maka makin tinggi jhananya, maka kasina yang terlihat makin jelas, makin terang.

Kalau pada jhana 2 objek kasinanya di buang, bagaimana mungkin bisa pada jhana selanjutnya kasina yang terlihat semakin jelas dan terang?
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pendapat dan Dugaan Seputar Jhana
« Reply #113 on: 10 July 2011, 08:57:43 PM »

Ini yang dari kemarin mengganggu pikiran saya, setahu saya meditasi samatha kalau  menggunakan objek nafas maka makin tinggi jhananya, maka makin halus nafasnya bahkan cenderung dikatakan hilang.

Sedangkan kalau menggunakan objek kasina, maka makin tinggi jhananya, maka kasina yang terlihat makin jelas, makin terang.

Kalau pada jhana 2 objek kasinanya di buang, bagaimana mungkin bisa pada jhana selanjutnya kasina yang terlihat semakin jelas dan terang?


Maaf kalau pendapat saya sampai mengganggu, saya tentu saja bisa salah, hanya latihan dan pengalaman yang mampu menjawab hingga tidak ada yang perlu ditanyakan lagi. Dari pengalaman, terlalu banyak referensi dalam metoda meditasi bisa jadi membingungkan karena guru yang satu dengan lainnya bisa berbeda sekali penjelasannya.

Yang jelas pada saat terjun di latihan, teknik2 dan info2 tersebut harus dikesampingkan, jangan sampai ada konsep atau diskusi batin timbul dalam latihan, apabila ada.... jangan hiraukan.... terus saja memperhatikan obyek yang dipilih.
Sejauh ini saya hanya berlatih dengan obyek nafas, belum pernah obyek kasina dan memang benar2 tidak ada niat ke situ sama sekali. Pernah mencoba mengalihkan pada bagian tubuh....tapi masih kesulitan....

Saran saya, jangan sampe dibingungkan dengan informasi luar, yang penting masuk ke dalam latihan.
Anda sudah memiliki guru, sebaiknya lakukan sebagaimana yang beliau ajarkan dengan dedikasi.
Sebenarnya topik diskusi kita awalnya adalah soal "aktivitas dan jhana." tapi melebar sampai faktor2 jhana.
yaa... gitu deh

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Pendapat dan Dugaan Seputar Jhana
« Reply #114 on: 11 July 2011, 08:00:37 AM »
Mohon maaf terlebih dahulu, ini hanya sekedar tebakan saya pribadi.

Melihat dari keterangan anda seperti teknik yang anda pelajari adalah vipasanna dengan jhana I sebagai landasan.  Apakah hal ini benar?

Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pendapat dan Dugaan Seputar Jhana
« Reply #115 on: 11 July 2011, 03:26:49 PM »
Mohon maaf terlebih dahulu, ini hanya sekedar tebakan saya pribadi.

Melihat dari keterangan anda seperti teknik yang anda pelajari adalah vipasanna dengan jhana I sebagai landasan.  Apakah hal ini benar?



Saya hanya bisa menggambarkan bahwa di dalam meditasi awalnya saya hanya memperhatikan nafas hingga merasa tenang, tenang dalam artian kondisi batin, jadi seringkali masih ada gerakan pikiran namun sudah tidak masalah lagi. Awalnya gerakan pikiran ini benar2 mengganggu, sampai pada suatu waktu pada saat membaca kotbah Ajahn Chah tentang monyet yang memang tidak bisa diam, dan di dalam kotbahnya yang lain yang menyatakan bahwa pikiran bergerak adalah memang sifat pikiran.
Pengertian di atas benar-benar sangat membantu, pada saat ada sedikit ketenangan namun tetap ada gerakan pikiran, kondisi batin menjadi tetap tenang karena tidak merasa terganggu oleh gerakan tersebut, kurang lebih dengan gigitan nyamuk yang tidak mengganggu batin karena keterpusatan pada obyek, ada rasa sakit tapi tidak mengganggu dan apabila ketenangan ini tetap langgeng, celoteh batin tersebut lambat laun menjadi berkurang.
Setelah merasa ketenangan cukup inilah biasanya dialihkan pada fenomena, baik batin maupun jasmani. Atau di lain waktu hanya mencoba memusatkan pikiran..... jadi tidak tentu dan masih tahap pemula banget dah.

Lebih tepatnya saya masih berlatih anapanasati (bisa samatha atau vipassana).
Yang jelas setiap sesi terasa tidak pernah sama, menginginkan kondisi yang sama dengan sebelumnya hanya membawa penderitaan.
Kadang terasa maju kadang mundur kadang stagnan.......anicca. Pokoknya.... (mengutip kata guru Chah)..."teruslah berlatih."

Note: Kata Parikamma "Buddho" sangat membantu saya di awal meditasi. Saya selalu mengawalinya dengan kata parikama ini, lamanya bervariasi tergantung kondisi batin pada saat itu, setelah terasa agak tenang baru kata ini dilepaskan dan hanya mengamati nafas.

« Last Edit: 11 July 2011, 03:28:37 PM by hendrako »
yaa... gitu deh

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pendapat dan Dugaan Seputar Jhana
« Reply #116 on: 11 July 2011, 03:35:29 PM »
Quote
Kalo sambil beraktivitas keknya gak bisa jhana, kalo dibilang di sela-sela aktivitas kemungkinan bisa (bagi yang sudah mahir).
Alasannya, kalo kita perhatikan samatha, walau dalam posisi duduk diam apabila obyeknya tidak mendukung maka tidak mungkin bisa masuk ke dalam jhana, dari sekian obyek tidak semua obyek dapat mengantarkan ke Jhana, apalagi pada saat beraktivitas karena obyeknya berpindah2.

jika pikiran telah menyatu dengan perbuatan tubuh, maka pencapaian Jhana ketika beraktifitas adalah mungkin.

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Pendapat dan Dugaan Seputar Jhana
« Reply #117 on: 11 July 2011, 04:20:56 PM »
 [at]  hendrako

Ok thanks atas sharingnya, berarti benar dugaan saya.

Anda menggunakan objek nafas sampai masuk pada jhana dan setelah itu perhatian di lepas dari objek dan diarahkan pada timbul dan lenyapnya fenomena yang ada pada saat itu.
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pendapat dan Dugaan Seputar Jhana
« Reply #118 on: 11 July 2011, 04:39:01 PM »
saya tidak pernah benar benar meditasi....

 ;D
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pendapat dan Dugaan Seputar Jhana
« Reply #119 on: 11 July 2011, 10:20:24 PM »
[at]  hendrako

Ok thanks atas sharingnya, berarti benar dugaan saya.

Anda menggunakan objek nafas sampai masuk pada jhana dan setelah itu perhatian di lepas dari objek dan diarahkan pada timbul dan lenyapnya fenomena yang ada pada saat itu.

Saya belum mencapai jhana, hanya sampai pada ketenangan.
Pada saat mengamati fenomena, nafas sebenarnya juga tidak benar2 ditinggalkan justru karena kalau benar2 dilepas bisa terhanyut pada fenomena tersebut.... agak sulit menggambarkannya yang jelas agak berbeda dengan apabila sekedar memperhatikan nafas. Nafas tetap ada dan bahkan seolah-olah memberi jarak antara yang diamati dan yang mengamati, hanya saja nafas memang menjadi halus pada saat tenang. Sulit juga deskripsinya.......

Btw, sharing saya jangan dijadikan referensi soalnya jg masih tahap belajar, yang jadi guru saya juga hanyalah referensi2 tulisan. Yang agak aneh, buku2 yang berisi penjelasan metoda secara sistematis justru tidak terlalu membantu saya dalam praktek, justru kotbah2 Ajahn Chah yang bukan merupakan petunjuk sistematis yang banyak membantu. Keknya, pengertian benar, benar2 merupakan syarat utama.

Bagaimana dengan pengalaman bro Dragon sendiri, sharing dong.
yaa... gitu deh

 

anything