//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ewang Me Sutang - Demikianlah yang kudengar  (Read 31135 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Ewang Me Sutang - Demikianlah yang kudengar
« on: 10 April 2011, 07:01:16 PM »
aa baru dapat buku terbitan Ehipassiko Foundation (slanjutnya sy singkat EF), ditulis oleh Paramita Devi Navasanti (slanjtunya sy singkat PDN)... kebetulan dikasih orang. Buku ini menceritakan seorang anak perempuan usia kira2 14 tahun, tp sejak lahir sudah dapat melihat dan berkomunikasi dengan mahluk halus, baik alam rendah maupun alam dewa.

buku ini menceritakan pengalaman PDN ketika bertemu dan berkomunikasi dengan berbagai mahluk halus, juga diceritakan mengapa mereka terlahir dialam nya sekarang... buku ini sangat menarik untuk dibaca... ada 12 pengalaman PDN yg diceritakan dalam buku ini...

Cerita 1. Raksasa di Sekolah
Suatu ketika, 17 Oktober 2008, waktu itu hari masih pagi, pelajaran pertama baru saja berakhir. Teman-teman seperti biasa gaduh, karena guru selanjutnya belum masuk kelas. Tiba-tiba aku meraskan adanya gempa, aku ketakutan. Aku cepat-cepat memasukkan buku-bukuku ke dalam tas, sambil berpikir gempa ini cukup kuat, tidak seperti biasanya. Teman-temanku heran melihat kelakuanku.

Selagi aku berpikir demikian, tiba-tiba, datanglah sesosok mahluk raksasa ! Aku sangat kaget melihatnya. Mahluk itu berteriak keras sekali. Spontan aku menutup telingaku.

Mahluk itu melihat ke sekeliling, memperhatikan teman-temanku yang masih bercanda dan gaduh. Akhirnya pandangannya berhenti kepadaku, karena aku terus memandangnya. Tadinya aku ingin menutup mataku, tapi tak kulakukan karena aku penasaran juga.

Kamu pun mulai berkomunikasi. Dia memujiku sebagai anak yang baik, karena aku anak yang tidak berisik di kelas. Selagi berkomunikasi dengannya, datang wali kelasku memasuki kelas. Raksasa itu pun keluar kelas dan menuruni tangga. Sudah tentu suara langkah kakinya sangatlah keras.

Selagi ibu guru mengajar, aku "sibuk" berkomunikasi lagi dengan nya. Dia bercerita, dulunya dia adalah seorang guru. Dia mengajar mata pelajaran olahraga. Dia sangat galak dan disiplin. Dia punya seorang istri yang cantik, sesama guru juga. Raksasa itu bilang bahwa aku pernah bertemu dengan istrinya. Aku bertanya, "Yang mana ?".

Raksasa itu menjawab, ketika aku ketinggalan barang di sekolah, sore-sore aku datang ke sekolah. Waktu itu aku memasuki kelas, ada seorang ibu guru yang sedang mengajar. Di papan tulisnya ada tulisan bahasa jawa kuno. Ternyata ibu guru itu adalah istrinya.

Dia bilang, dia dan murid-muridnya mati terbakar disebuah sekolah. Dia sangat senang bisa curhat sama aku. Dan dia sekarang menganggap aku sebagai temannya.

Ketika pulang sekolah, aku menceritakan pengalamanku hari ini di sekolah. Reaksi mamaku adalah merasa geli dan tertawa-tawa. Mama bilang, "Kamu lucu y, Vi, punya teman kok raksasa..." Walaupun Mama tertawa-tawa, tapi aku tahu Mama percaya dengan apa yang kukatakan. Terimakasih, Mama...

Ewang Me Sutang...
Demikianlah yang kudengar...


Offline Umat Awam

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 770
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: Ewang Me Sutang - Demikianlah yang kudengar
« Reply #1 on: 10 April 2011, 08:52:20 PM »

Mahluk itu melihat ke sekeliling, memperhatikan teman-temanku yang masih bercanda dan gaduh. Akhirnya pandangannya berhenti kepadaku, karena aku terus memandangnya. Tadinya aku ingin menutup mataku, tapi tak kulakukan karena aku penasaran juga.

Kamu pun mulai berkomunikasi. Dia memujiku sebagai anak yang baik, karena aku anak yang tidak berisik di kelas. Selagi berkomunikasi dengannya, datang wali kelasku memasuki kelas. Raksasa itu pun keluar kelas dan menuruni tangga. Sudah tentu suara langkah kakinya sangatlah keras.

Selagi ibu guru mengajar, aku "sibuk" berkomunikasi lagi dengan nya. Dia bercerita, dulunya dia adalah seorang guru. Dia mengajar mata pelajaran olahraga. Dia sangat galak dan disiplin. Dia punya seorang istri yang cantik, sesama guru juga. Raksasa itu bilang bahwa aku pernah bertemu dengan istrinya. Aku bertanya, "Yang mana ?".

Raksasa itu menjawab, ketika aku ketinggalan barang di sekolah, sore-sore aku datang ke sekolah. Waktu itu aku memasuki kelas, ada seorang ibu guru yang sedang mengajar. Di papan tulisnya ada tulisan bahasa jawa kuno. Ternyata ibu guru itu adalah istrinya.

Dia bilang, dia dan murid-muridnya mati terbakar disebuah sekolah. Dia sangat senang bisa curhat sama aku. Dan dia sekarang menganggap aku sebagai temannya.

Ketika pulang sekolah, aku menceritakan pengalamanku hari ini di sekolah. Reaksi mamaku adalah merasa geli dan tertawa-tawa. Mama bilang, "Kamu lucu y, Vi, punya teman kok raksasa..." Walaupun Mama tertawa-tawa, tapi aku tahu Mama percaya dengan apa yang kukatakan. Terimakasih, Mama...

Ewang Me Sutang...
Demikianlah yang kudengar...



Kok ceritanya bertolak belakang yah ? pertama dikatakan bahwa si Raksasa udah keluar kelas dan menuruni tangga yang sepertinya berarti telah pergi, tapi kemudian dibawahnya dikatakan mereka kembali ngobrol2 saat ibu guru sedang mengajar.. apa ada teks yang hilang ? thanks

Offline Landy Chua

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 678
  • Reputasi: 29
  • Gender: Female
  • Berkelana untuk belajar Dhamma ^^
Re: Ewang Me Sutang - Demikianlah yang kudengar
« Reply #2 on: 10 April 2011, 08:57:27 PM »
cerita anak yg ketemu setan ?

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Ewang Me Sutang - Demikianlah yang kudengar
« Reply #3 on: 10 April 2011, 09:02:01 PM »
Kok ceritanya bertolak belakang yah ? pertama dikatakan bahwa si Raksasa udah keluar kelas dan menuruni tangga yang sepertinya berarti telah pergi, tapi kemudian dibawahnya dikatakan mereka kembali ngobrol2 saat ibu guru sedang mengajar.. apa ada teks yang hilang ? thanks

tidak ada teks yg hilang... aa sudah baca kembali buku nya... mungkin yg dimaksud, komunikasi tetap berlanjut, walau sudah beda tempat... krn yg aa tau, mereka yg mempunyai indra ke-6 dpt berkomunikasi jarak jauh... CMIIW

ada 11 cerita lain nya...

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Ewang Me Sutang - Demikianlah yang kudengar
« Reply #4 on: 10 April 2011, 09:02:37 PM »
cerita anak yg ketemu setan ?

bukan bertemu, tp karena memang bs melihat n berkomunikasi dng mahluk halus...

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Ewang Me Sutang - Demikianlah yang kudengar
« Reply #5 on: 10 April 2011, 09:09:05 PM »
Cerita 2. Mahluk Halus di Perumahan

Suatu ketika, 22 Juli 2010, aku pulang dari sekolah. Saat memasuki perumahan, kulihat banyak mahluk halus di sekitar gerbang perumahan. Mereka ada di pohon, di dekat pangkalan ojek, di atas pagar rumah, dan di mana-mana. Mereka semua menatapku dan tertawa.

Wujud mereka sama. Kurus, telanjang, tanpa alat kelamin, sekeliling mata mereka hitam. Yang membedakan mereka hanya ukuran tubuh dan rambutnya. Ada yang berbadan sedang dan ada yang berbadan kecil seperti anak-anak. Ada yang berambut panjang dan ada yang berambut pendek.

Lalu aku menanyai mereka, "Kenapa kalian bisa terlahir seperti itu ?" Mereka menjawab bahwa mereka dulu tinggal di situ. Dan mereka semua mati dibunuh.

Karena mereka mati dengan cara mengenaskan, mereka semua terlahir kembali bersama-sama dan menghuni tempat di mana dahulu mereka hidup...

Ewang Me Sutang...
Demikianlah yang kudengar...

Offline Landy Chua

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 678
  • Reputasi: 29
  • Gender: Female
  • Berkelana untuk belajar Dhamma ^^
Re: Ewang Me Sutang - Demikianlah yang kudengar
« Reply #6 on: 10 April 2011, 09:10:43 PM »
tetep nyimak~

saya suka cerita horor.. lanjutkan~~~  ;D


Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Ewang Me Sutang - Demikianlah yang kudengar
« Reply #7 on: 10 April 2011, 09:18:52 PM »
Cerita 3. Algojo India

Cerita berlanjut, setelah aku sampai di rumah... Sudah menjadi kebiasaanku sejak kecil, aku selalu menceritakan apa yang kualami setiap harinya kepada Mama. Mama adalah pendengar setiaku. Aku menceritakan apa yang tadi kulihat ketika pulang sekolah, sewaktu aku memasuki gerbang perumahan. Sambil mendengarkan, Mama menyiapkan makan soreku.

Selagi bercerita, kudengar suara tangisan. Aku mencari sumber suara itu. Ternyata suara itu ada di tangga rumahku. Aku terkejut melihat sesosok mahluk algojo. Mahluk itu menghampiri aku dan Mama. Aku bertanya kepadanya, "Siapa kamu ? Mengapa kamu menangis ?"

Mahluk itu pun menceritakan kisah hidupnya sambil menangis...

"Dulu aku adalah seorang algojo di India. Aku sudah membunuh ribuan orang. Aku melakukannya karena sudah tugasku. Aku tidak mengenal cinta kasih yang sesungguhnya. Aku menangis, karena aku terharu melihat cinta kasih ibumu yang begitu besar kepadamu. Aku tidak pernah merasakan cinta kasih dari ibuku. Ibu tidak mendidiku dengan benar, hanya ayahku saja, dan itu pun tidak bertahan lama, ayahku meninggal karena sakit..."

Aku terhenyak mendengar ceritanya. Aku pun bertanya kepada Mama, adakah yang ingin Mama sampaikan kepadanya. Mama berkata, "Semoga kelak kamu tidak terjatuh lagi ke alam yang rendah kalau kamu sudah terlahir lagi ke alam manusia. Semoga kamu bahagia..."

Aku pun mendoakan hal yang sama. Wajahnya yang tadinya sedih dan menangis, seketika terlihat cerah. Dia pun beranjali kepadaku dan kepada Mama. Dia lalu berpamitan, dia bilang dia akan pergi untuk mencari adiknya. Entah adiknya berada di mana, dia pun tidak tahu. Tapi dia akan terus mencarinya...

Ewang Me Sutang...
Demikianlah yang kudengar...

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Ewang Me Sutang - Demikianlah yang kudengar
« Reply #8 on: 10 April 2011, 09:26:57 PM »
Bro, coba baca dulu bagian disclaimer, apakah melanggar copyright dengan memposting sebagian atau seluruh kisah itu di forum ini?

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Ewang Me Sutang - Demikianlah yang kudengar
« Reply #9 on: 10 April 2011, 09:31:44 PM »
Nah kebetulan sekali om tono membahas buku ini..  ;D
saya juga sudah baca om, tapi ada sesuatu yang mebuat saya bertanya2... ;D
di halaman 60 om, ini saya kutip paragrafnya yah..

Quote
Kalimat itu juga diulang-ulang pada saat kita menuangkan air ke dalam gelas kosong. Setelah pembacaan paritta selesai, air tersebut dituang di bawah pohon, berputar searah jarum jam, sebanyak sembilan kali sambil sesekali mengulang kalimat diatas.
kalimat yang dimaksud adalah ini
Spoiler: ShowHide
Semoga dengan jasa-jasa ini,
aku bahagia,
keluargaku bahagia,
leluhurku bahagia,
semoga semua makhluk turut bahagia.
Sadhu... Sadhu... Sadhu...


saya ingin tanya, kalimat yang di bold itu, apa ia harus seperti itu?
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Ewang Me Sutang - Demikianlah yang kudengar
« Reply #10 on: 10 April 2011, 09:34:54 PM »
Nah kebetulan sekali om tono membahas buku ini..  ;D
saya juga sudah baca om, tapi ada sesuatu yang mebuat saya bertanya2... ;D
di halaman 60 om, ini saya kutip paragrafnya yah..
kalimat yang dimaksud adalah ini
Spoiler: ShowHide
Semoga dengan jasa-jasa ini,
aku bahagia,
keluargaku bahagia,
leluhurku bahagia,
semoga semua makhluk turut bahagia.
Sadhu... Sadhu... Sadhu...


saya ingin tanya, kalimat yang di bold itu, apa ia harus seperti itu?

menuang air ini adalah tradisi yg sudah ada sejak zaman Sang Buddha sebagai simbol dari pelimpahan jasa, dan tradisi ini masih ada sampai sekarang di negara2 buddhis, yg saya tau Thailand masih mempraktikkan tradisi ini. IMO, karena ini hanya tradisi, sepertinya tidak harus persis seperti itu.

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Ewang Me Sutang - Demikianlah yang kudengar
« Reply #11 on: 10 April 2011, 09:37:03 PM »
Cerita 4. Ketika Membersihkan Altar

Suatu ketika, 3 Juli 2010, hari itu bertepatan dengan dimulainya masa wassa (masa retret para biksu di musim hujan). Sejak kemarin, Mama dan aku berniat untuk membersihkan patung-patung dan meja altar.

Hari ini kami bersukacita, karena kami melakukan karma baik bersama-sama. Setelah kami selesai membersihkan patung dan meja altar, datanglah dua dewi dan dua dewa.

Yang dewi berada di sebelah kiri Mama, dan ada dua dewa, yang satu di sebelah kanan Mama, yang satu lagi di belakang Mama. Yang dewi dan dewa di sebelah kiri dan kanan menepuk bahu Mama. Sedangkan satu dewa lagi menghampiriku, lalu menepuk bahuku.

Dewa itu memakai pakaian terusan panjang berwarna putih, berambut hitam panjang, memakai mahkota putih yang ujungnya berbentuk seperti wajik. Di atas ujung mahkota itu ada selendang berwarna putih. Sedangkan yang dewi, hampir sama ciri-cirinya dengan yang dewa, hanya berbeda di bagian tangan dan bibir. Tangan dewi lebih kecil dan bibirnya merah. Wajah mereka sangat rupawan dan seluruh tubuh mereka berkilauan.

Aku heran mengapa mereka datang. Apa yang mereka inginkan ? Sebelum dewa dan dewi itu menjawab pertanyaanku, aku kaget melihat serombongan dewa-dewi datang. Mereka banyak sekali, berbaris dari ruang tamu dan memasuki ruang puja baktiku. Karena ruangannya kecil, mereka ada yang duduk di ruang tamu, sambil tetap menghadap ke altar. Seiring mereka memasuki ruang puja bakti, aku dan Mama bernamaskara kepada mereka.

Mereka lalu mengambil sikap namaskara, dan melafalkan paritta bersama-sama. Setelah mereka selesai melafal paritta, mereka memberi kami kesempatan untuk bertanya hal-hal yang ingin kami tahu. Mereka sempat memberitahukan kehidupan lampau Mama, atas pertanyaan Mama.

Lalu Mama bertanya, perbuatan baik apakah yang telah mereka lakukan sehingga bisa terlahir di alam surga ? Salah satu dari dewa itu menjawab, "Dulu kami semua adalah penduduk di suatu desa. Kami semua melakukan kebajikan bersama-sama untuk desa kami. Seperti, membangun jembatan, membuat jalan, dan lain-lain. Kami selalu saling membantu dan bekerja sama. Kami semua dipimpin oleh seorang pemimpin yang bijaksana. Kami semua sangat menghormatinya."

"Hingga suatu ketika, para pendatang menyerbu desa kami. Dengan maksud melenyapkan desa kami. Mereka membakar semuanya. Banyak nyawa yang melayang sia-sia karena peristiwa ini. Kami yang sekarang ini, dulu mati terbakar bersama-sama. Karena kebajikan yang kami lakukan kurang lebih setara, dan kami lakukan secara bersama-sama, kami terlahr kembali secara bersama-sama di alam surga yang sama."

Mama lalu bertanya lagi, "Mengapa terlahir di alam dewa ? Sedangkan kalian meninggal dengan menderita karena dibakar ?" Dewa itu pun menjawab, "Walaupun kami mati dibakar, tapi pikiran kami tenang, karena kami ingat perbuatan baik yang telah kami lakukan. Orang baik dan orang jahat yang meninggal, orang yang baik lebih tenang pikirannya, meski penderitaannya mungkin sama pada saat meninggal. Orang jahat sudah menderita fisiknya, juga menderita batinnya..."

Aku dan Mama berterima kasih atas kehadiran mereka dan atas pembabaran Dhamma dari mereka. Lalu mereka pun pamit, pulang lagi ke alamnya...

Ewang Me Sutang...
Demikianlah yang kudengar...

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Ewang Me Sutang - Demikianlah yang kudengar
« Reply #12 on: 10 April 2011, 09:41:30 PM »
Bro, coba baca dulu bagian disclaimer, apakah melanggar copyright dengan memposting sebagian atau seluruh kisah itu di forum ini?

sudah sy baca, tp tidak ada keterangan apa pun bro... tidak ada larangan juga tidak ada imbauan apapun... entah apa penulis terlupakan atau memang sengaja tidak menuliskan copyright. Karena memang buku ini cm sharing dr saudara kecil kita yang memiliki kemampuan khusus.

aa cm memposting sebagian dr buku ini, agar rekan2 yg belum baca, bs tau bahwa ternyata alam menderita dan alam kebahagian itu ada... dan apa sebab mereka terlahir di alam itu...

klo aa ada salah ato mungkin ada rekan dr EF yg merasa keberatan, bole pm aa, nti aa minta momod untuk menghapus thread ini... krn berarti aa telah melanggar copyright mereka...

_/\_

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Ewang Me Sutang - Demikianlah yang kudengar
« Reply #13 on: 10 April 2011, 09:41:58 PM »
menuang air ini adalah tradisi yg sudah ada sejak zaman Sang Buddha sebagai simbol dari pelimpahan jasa, dan tradisi ini masih ada sampai sekarang di negara2 buddhis, yg saya tau Thailand masih mempraktikkan tradisi ini. IMO, karena ini hanya tradisi, sepertinya tidak harus persis seperti itu.

 _/\_ iya om, kalo menuang airnya saya biasa.
tapi yang baru saya ketahui dari kalimat itu, tuangnya mesti searah jarum jam ya? dan mesti 9 kali putaran?
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Ewang Me Sutang - Demikianlah yang kudengar
« Reply #14 on: 10 April 2011, 09:43:14 PM »
sudah sy baca, tp tidak ada keterangan apa pun bro... tidak ada larangan juga tidak ada imbauan apapun... entah apa penulis terlupakan atau memang sengaja tidak menuliskan copyright. Karena memang buku ini cm sharing dr saudara kecil kita yang memiliki kemampuan khusus.

aa cm memposting sebagian dr buku ini, agar rekan2 yg belum baca, bs tau bahwa ternyata alam menderita dan alam kebahagian itu ada... dan apa sebab mereka terlahir di alam itu...

klo aa ada salah ato mungkin ada rekan dr EF yg merasa keberatan, bole pm aa, nti aa minta momod untuk menghapus thread ini... krn berarti aa telah melanggar copyright mereka...

_/\_

mungkin juga karna buku ini dibagikan gratis..
ehh,, beneran gratis g om tono??
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

 

anything