//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Vipassana Jhana  (Read 25500 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Vipassana Jhana
« on: 05 April 2011, 07:37:31 PM »
Menurut U Pandita Sayadaw dan Mahasi Sayadaw ada dua macam Jhana, yaitu Samatha Jhana dan Vipassana Jhana, ini copasannya, maaf saya belum bisa terjemahkan sebab saya harus pergi malam ini mungkin Sabtu baru kembali.

Vipassanā Jhāna

On the other hand, vipassanā jhāna allows the mind to move freely from object to object, staying focused on the characteristics of impermanence, suffering and absence of self that are common to all objects. Vipassanā jhāna also includes the mind which can be focused and fixed upon the bliss of nibbāna. Rather than the tranquility and absorption which are the goal of samatha jhāna practitioners, the most important results of vipassanā jhāna are insight and wisdom.

Vipassanā jhāna is the focusing of the mind on paramattha dhammas. Usually these are spoken of as “ultimate realities,” but actually they are just the things we can experience directly through the six sense doors without conceptualization. Most of them are saṅkhāra paramattha dhamma, or conditioned ultimate realities; mental and physical phenomena which are changing all the time. Nibbāna is also a paramattha dhamma, but of course it is not conditioned


http://homepage.ntlworld.com/pesala/Pandita/html/jhanas.html

Bagaimana menurut pendapat teman-teman...?

Mettacittena,
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Vipassana Jhana
« Reply #1 on: 05 April 2011, 08:26:13 PM »
bisa jadi, jhana ala commentary/visudhimagga bukan jhana yg diulas dalam sutta, karena pergeseran pemaknaan terlihat ada perbedaan antara definisi di sutta dan di commentary, lalu dibuatlah istilah Vipassana Jhana utk menjelaskan Jhana yg di sutta, utk membedakan dengan samatha jhana... just a wild guess :))
There is no place like 127.0.0.1

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Vipassana Jhana
« Reply #2 on: 05 April 2011, 08:27:36 PM »
Mencoba menterjemahkan (dengan bantuan google yang di edit sedikit  ;D)


Vipassanā Jhāna

Di sisi lain, Vipassanā Jhāna memungkinkan pikiran untuk bergerak bebas dari objek ke objek, tetap fokus pada karakteristik ketidakkekalan, penderitaan dan tidak adanya diri yang umum untuk semua objek. Vipassanā Jhāna juga meliputi pikiran yang dapat menjadi fokus dan tetap atas kebahagiaan Nibbāna. Daripada ketenangan dan penyerapan yang merupakan tujuan dari praktisi samatha jhāna, hasil yang paling penting dari Vipassanā Jhāna adalah wawasan dan kebijaksanaan.

Vipassanā Jhāna adalah memfokuskan pikiran pada paramattha dhamma. Biasanya ini disebut sebagai "realitas tertinggi," tetapi sebenarnya mereka hanya hal-hal yang dapat  kita alami secara langsung melalui enam pintu indria tanpa konseptualisasi. Kebanyakan dari mereka adalah saṅkhāra paramattha dhamma, atau realitas tertinggi hal-hal yang berkondisi, fenomena mental dan fisik yang berubah sepanjang waktu. Nibbāna juga merupakan paramattha Dhamma, tapi tentu saja tidak berkondisi.
yaa... gitu deh

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Vipassana Jhana
« Reply #3 on: 05 April 2011, 08:34:09 PM »
Kalo menurut ane, istilah Vipassanā Jhāna terlalu dipaksaken.

Vipassanā Jhāna memungkinkan pikiran untuk bergerak bebas dari objek ke objek, tetap fokus pada karakteristik ketidakkekalan, penderitaan dan tidak adanya diri yang umum untuk semua objek.

Sepengertian ane, yang dimaksud dengan Vipassanā Jhāna di atas adalah sati-sampajanna (ingat dengan istilah Satipatthana).

Kesan dari kutipan di atas, keknya anti banget yah sama samatha?


yaa... gitu deh

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Vipassana Jhana
« Reply #4 on: 05 April 2011, 09:18:48 PM »
menurut sumber kontemporer, konsentrasi dalam vipassana disebut sebagai khanika samadhi, yaitu konsentrasi dari-saat-ke-saat. apakah ini sama dengan vipassana jhana itu?

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Vipassana Jhana
« Reply #5 on: 06 April 2011, 11:27:41 AM »
Mungkin  kita pernah mendengar dimana kekuatan khanika samadhi pada tahap tertentu saat bervipasana bisa sekuat/setara  jhana. (ada didalam buku meditasi Vipasana oleh Mahasi Sayadaw(bahasa indo) halaman 108). Jika ini dikatakan sebagai Vipasanna Jhana maka
Pertanyaanya : bisa setara/sekuat jhana ke berapa kekuatannya?(jika ada referensinya  akan lebih baik). _/\_



« Last Edit: 06 April 2011, 11:30:11 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Vipassana Jhana
« Reply #6 on: 06 April 2011, 11:30:01 AM »
bisa jadi, jhana ala commentary/visudhimagga bukan jhana yg diulas dalam sutta, karena pergeseran pemaknaan terlihat ada perbedaan antara definisi di sutta dan di commentary, lalu dibuatlah istilah Vipassana Jhana utk menjelaskan Jhana yg di sutta, utk membedakan dengan samatha jhana... just a wild guess :))

Bro, bisa sharing perbedaan definisi Jhana di dalam Sutta dengan komentar (visuddhimagga)?
yaa... gitu deh

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Vipassana Jhana
« Reply #7 on: 06 April 2011, 11:51:25 AM »
http://dhct.org/f157 , stock lama, tapi dibaca semua yah  ;D
There is no place like 127.0.0.1

Offline Jhohsun

  • Teman
  • **
  • Posts: 51
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua makhluk berbahagia,
Re: Vipassana Jhana
« Reply #8 on: 06 April 2011, 12:25:20 PM »
Apakah benar contoh vipassana jhana itu adalah salah satunya Bhikkhu Culapanthaka (yg sebelumnya berintelek rendah), namun setelah menerima intruksi Buddha tentang "kain dan kotor" sehingga ia mengembangkan vipassana analitis, dan mencapai Arahat dan memiliki kemampuan batin, yg menciptakan dirinya menjadi banyak dan mampu berkotbah (inteleknya menjadi tinggi disertai panna??Apakah ini salah satu contoh vipassana jhana itu??
CMIIW.
Mybe kisahnya dpt dibaca di link ini?
http://mitta.tripod.com/culapan.htm
« Last Edit: 06 April 2011, 12:33:23 PM by Jhohsun »
CMIIW&FMIIW

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Vipassana Jhana
« Reply #9 on: 06 April 2011, 12:25:47 PM »
Pertanyaan sederhana, bagaimana melatih sampai masuk pada tahap vipasanna jhana?  Apakah ciri2 atau tanda bahwa batin itu sudah sampai pada tahap vipasanna jhana?
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #10 on: 10 April 2011, 10:17:54 PM »
menurut sumber kontemporer, konsentrasi dalam vipassana disebut sebagai khanika samadhi, yaitu konsentrasi dari-saat-ke-saat. apakah ini sama dengan vipassana jhana itu?

Bro Indra yang baik, yang dimaksud dengan Vipassana Jhana adalah lokuttara Jhana. Lokiya Jhana yang umumnya kita tahu adalah rupa dan arupa Jhana, sedangkan Lokuttara Jhana menggunakan Nibbana sebagai objek.

Mengutip keterangan Bhikkhu Pesala bahwa tak ada jalan Pandangan Terang tanpa melalui Jhana, yang dimaksud dengan Jhana disini adalah Vipassana Jhana.

Jadi kesimpulannya uraian Bhikkhu Pesala menurut saya sebagai berikut:

Seseorang yang berlatih Vipassana akan mendapatkan Vipassana Jhana, tapi Vipassana Jhana berbeda dengan Samatha Jhana, karena Vipassana Jhana bukan penyerapan penuh seperti lokiya Jhana, tapi konsentrasinya mirip dengan Upacara Samadhi.
Pada Vipassana Bhavana kelima rintangan batin (nivarana) juga akan mengendap sementara dan kemudian lenyap sama sekali setelah mencapai kesucian.

Setelah mencapai Magga-Phala maka Jhananya disebut Lokuttara Jhana, Lokuttara Jhana hanya bisa dicapai bila seseorang mencapai Magga-Phala/Nibbana. Lebih lanjut Bhikkhu Pesala menguraikan bahwa perdebatan seputar perlukah Jhana dalam Vipassana? Disebabkan dalam Tipitaka sendiri keterangan yang ada terbatas dan tidak menerangkan secara mendetil. Itulah sebabnya kitab penjelasan diperlukan, karena sangat banyak diperlukan uraian untuk subjek yang demikian dalam (ket: mungkinkah disebabkan Sang Buddha juga waktuNya terbatas...?)

Walaupun uraian dari Bhikkhu Pesala ini mungkin masih belum memuaskan teman-teman yang ingin lebih tahu mengenai Vipassana, Magga-Phala dan Nibbana. Tapi satu hal yang pasti: untuk mencapai Magga-Phala/Nibbana diperlukan konsentrasi yang sangat kuat.

Inilah penyebab saya selalu argue bila ada seseorang yang mengatakan bahwa untuk mencapai Magga-Phala/Nibbana tak diperlukan konsentrasi, hanya cukup kesadaran saja.

Mudah-mudahan kutipan jawaban dari Bhikkhu Pesala berikut ini dapat membantu teman-teman untuk lebih  mengerti mengenai Vipassana.

"The suddha-vipassanā method is different to the samatha-vipassanā method. They should not be confused. If a nimitta arises and you note it as "seeing, seeing" then you won't enter absorption, though you may gain insight into its conditioned nature.
Don't try to ride two horses at once. Samatha meditation uses concepts as its objects, vipassanā meditation uses ultimate realities. After becoming adept at gaining jhāna, the samatha meditator must switch to the vipassanā method to gain insight.
If he or she doesn't bring up invesitagtion (dhammavicaya), he or she will just re-enter jhāna every time, and remain in that state longer and longer, like Uddaka and Alāra. In many previous lives the Bodhisatta practised jhānas and the Brahmavihāras as a recluse for tens of thousands of years without gaining enlightenment. After death he was reborn in the Brahma realm for billions of years. When that kamma expired, he was again reborn in the human realm or even in the animal realm.
"

http://my.opera.com/vipassana/forums/topic.dml?id=116560

Metode suddha-vipassana berbeda dengan metode samatha-vipassana. Jangan dicampur adukkan. Jika nimitta muncul dan anda mencatat "melihat, melihat" maka anda tak akan mencapai penyerapan (ket: Jhana dalam pengertian umum/ lokiya Jhana), walaupun anda mungkin mendapatkan pandangan terang terhadap sifat alaminya yang berkondisi.
Jangan menunggangi dua kuda sekaligus. Meditasi samatha menggunakan konsep sebagai objek, meditasi vipassana menggunakan realitas mutlak (sebagai objek). Setelah menjadi ahli dalam memasuki Jhana, meditator samatha harus pindah ke metode vipassana untuk mendapatkan pandangan terang.
Jika ia tidak melakukan penyelidikan Dhamma (dhammavicaya) (ket: menurut pengertian saya perhatian terhadap fenomena), ia akan memasuki jhana lagi (lokiya Jhana) terus-terusan, dan dengan bertambahnya waktu masuk kedalam keadaan itu semakin lama , seperti Uddaka dan Alara. Dalam berbagai kehidupan yang lalu Bodhisatta berlatih Jhana dan Brahmavihara sebagai petapa selama puluhan ribu tahun tanpa mencapai Kesucian. Setelah meninggal ia terlahir di alam Brahma selama milyaran tahun. Ketika kamma tersebut telah habis, ia terlahir kembali di alam manusia atau bahkan di alam binatang.

Mettacittena,
« Last Edit: 10 April 2011, 10:25:11 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Vipassana Jhana
« Reply #11 on: 10 April 2011, 11:17:02 PM »
Kebetulan saya masi berkutat mempelajari Dīgha Nikāya 2: Sàmannaphala Sutta

Petikan:

97. ‘Dan ia dengan pikiran terkonsentrasi, murni dan bersih, tanpa noda, bebas dari kekotoran, lentur, mudah dibentuk, kokoh, dan setelah mendapatkan kondisi tanpa-gangguan, ia mengarahkan pikirannya kepada pengetahuan hancurnya kekotoran.123 Ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah penderitaan”, [84] ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah asal-mula penderitaan”, ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah lenyapnya penderitaan”, ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan”. Dan ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah kekotoran”, “Ini adalah asal-mula kekotoran”, “Ini adalah lenyapnya kekotoran”, “Ini adalah jalan menuju lenyapnya kekotoran.” Dan melalui pengetahuannya dan penglihatannya, pikirannya bebas dari kekotoran kenikmatan-indria, dari kekotoran penjelmaan, dari kekotoran kebodohan, dan pengetahuan muncul dalam dirinya: “Ini adalah pembebasan!”, dan ia mengetahui: “Kelahiran telah berakhir, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak ada lagi yang lebih jauh di sini.”’124’


Kalo dari sutta ini, pencapaian jhana dulu (bold biru) sebagaimana yang dibabarkan oleh Buddha sebelum petikan di atas, baru masuk vipassana, tidak ada indikasi konsentrasi dari vipassana yang cocok untuk dikatakan vipassana jhana?, yang ada konsentrasi dari samatha (Jhana) baru kemudian masuk ke vipassana.

Kalo dari sutta laen ga tau lagi deh....
yaa... gitu deh

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Vipassana Jhana
« Reply #12 on: 10 April 2011, 11:22:51 PM »
Ko Saudara Fabian,

Apakah dlm samatha jhana, kekotoran mengendap selama berada dlm kondisi jhana, ketika keluar maka kekotoran muncul kembali. Sedangkan vipassana jhana, kekotoran mengendap dlm kondisi tersebut dan akan lenyap sedikit demi sedikit kemudian pada akhirnya lenyap total walau telah keluar dari kondisi tsb?

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #13 on: 11 April 2011, 01:39:48 PM »
Ko Saudara Fabian,

Apakah dlm samatha jhana, kekotoran mengendap selama berada dlm kondisi jhana, ketika keluar maka kekotoran muncul kembali. Sedangkan vipassana jhana, kekotoran mengendap dlm kondisi tersebut dan akan lenyap sedikit demi sedikit kemudian pada akhirnya lenyap total walau telah keluar dari kondisi tsb?


Mbah ko bro Haa yang baik, dalam Vipassana prosesnya bukan mengikis sedikit demi sedikit seperti pengertian teman-teman pada umumnya. Prosesnya demikian, kita tahu bahwa:

- setiap latihan meditasi Vipassana akan memperkuat konsentrasi,
- konsentrasi akan membuat kita memiliki kemampuan melihat hal-hal yang tak mungkin kita dapatkan bila kita tak memiliki konsentrasi
- berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut maka timbullah pengetahuan pandangan terang (nana)
- pengalaman dan konsentrasi yang bertambah matang menjadi fondasi bagi munculnya kondisi yang mendukung pada pengetahuan yang lebih mendalam (nana lebih tinggi) untuk muncul dan seterusnya.
- tapi semua pengetahuan ini hanya membimbing kita untuk menyelami hakekat semua fenomena yang kita alami dalam kehidupan ini. Pengertian ini sifatnya sementara, belum sampai pada akar belenggu itu sendiri.
- nanti bila tiba saatnya dimana pengalaman dan pengetahuan kita (akan sifat alami berbagai fenomena) telah menjadi komplit, dan konsentrasi juga telah cukup kuat maka kita akan memasuki Magga, yaitu suatu pengalaman memasuki keadaan yang tak berkondisi (mungkin bisa juga diartikan sebagai keadaan tak berkonsep/kosong) maka pengetahuan kebijaksanaan akan muncul yang menyadari dan memotong/melenyapkan belenggu batin (samyojana).

Pengalaman pandangan terang (nana) dari tingkat pertama (namarupa parichedda nana) hingga sankharupekkha nana tak dapat melepaskan kita dari belenggu batin (samyojana) kerena pengalamannya tidak mencakup pengalaman berhentinya persepsi bentuk, ruang dan waktu dsbnya. Sehingga persepsi terus muncul dan kita tak terlepas dari lingkaran roda kelahiran kembali.

Hanya ketika kita pernah mengalami berhentinya persepsi bentuk, ruang dan waktu, maka kebahagiaan yang lebih tinggi dari keadaan tersebut membuat kita menyadari dan terbebas dari pandangan salah bahwa ada aku yang kekal, pandangan salah bahwa ada entitas inti pada setiap mahluk hidup.
Pandangan benar timbul yaitu, kita menyadari bahwa semua itu ( mengenai aku, hanya persepsi salah kita). Dengan demikian samyojana pertama (sakkaya ditthi) menjadi lenyap.

Oleh karena kita tahu bahwa itu hanya persepsi, maka pandangan salah bahwa upacara yang dilakukan oleh kita ataupun dilakukan oleh orang lain dapat membuat kita terlepas dari persepsi salah, atau dapat membuat kita mencapai pencerahan juga akan sirna dengan sendirinya. Karena kita menyadari, tanpa jalan yang kita lakukan tersebut (Jalan Ariya Berunsur Delapan) tak mungkin kita mengalami kebebasan dari persepsi, karena tak mungkin terbebas dari persepsi, maka tak mungkin membawa kita mencapai pencerahan,jadi belenggu kedua silabata paramasa lenyap.

Oleh karena kita mengalami sendiri secara langsung semuanya, maka dengan demikian belenggu ketiga juga hancur pada waktu itu, yaitu keragu-raguan (vichikicca) terhadap ajaran/jalan (Dhamma), keragu-raguan terhadap penemu Jalan (Sang Buddha) dan guru yang membimbing kita (Sangha).

Jadi belenggu batin dipotong/dilenyapkan oleh pengetahuan/kebijaksanaan (panna), melalui pengetahuan pengalaman langsung (direct knowledge) bukan oleh pengikisan sedikit demi sedikit seperti yang dimengerti oleh teman-teman.

Oh ya lenyapnya ketiga belenggu paling rendah tersebut terjadi sekaligus, pada waktu memasuki Magga.

Mettacittena,
« Last Edit: 11 April 2011, 01:50:57 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #14 on: 11 April 2011, 01:48:45 PM »
Kebetulan saya masi berkutat mempelajari Dīgha Nikāya 2: Sàmannaphala Sutta

Petikan:

97. ‘Dan ia dengan pikiran terkonsentrasi, murni dan bersih, tanpa noda, bebas dari kekotoran, lentur, mudah dibentuk, kokoh, dan setelah mendapatkan kondisi tanpa-gangguan, ia mengarahkan pikirannya kepada pengetahuan hancurnya kekotoran.123 Ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah penderitaan”, [84] ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah asal-mula penderitaan”, ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah lenyapnya penderitaan”, ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan”. Dan ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah kekotoran”, “Ini adalah asal-mula kekotoran”, “Ini adalah lenyapnya kekotoran”, “Ini adalah jalan menuju lenyapnya kekotoran.” Dan melalui pengetahuannya dan penglihatannya, pikirannya bebas dari kekotoran kenikmatan-indria, dari kekotoran penjelmaan, dari kekotoran kebodohan, dan pengetahuan muncul dalam dirinya: “Ini adalah pembebasan!”, dan ia mengetahui: “Kelahiran telah berakhir, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak ada lagi yang lebih jauh di sini.”’124’


Kalo dari sutta ini, pencapaian jhana dulu (bold biru) sebagaimana yang dibabarkan oleh Buddha sebelum petikan di atas, baru masuk vipassana, tidak ada indikasi konsentrasi dari vipassana yang cocok untuk dikatakan vipassana jhana?, yang ada konsentrasi dari samatha (Jhana) baru kemudian masuk ke vipassana.

Kalo dari sutta laen ga tau lagi deh....

Bro Hendrako yang baik, mungkin istilah Vipassana Jhana berasal dari kitab penjelasan (atthakata)

Mettacittena,
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Vipassana Jhana
« Reply #15 on: 11 April 2011, 05:15:37 PM »
apakah vipassana jhana ini sama dengan
 
'samadhi' dlm buku achan thate

berikut saya kutipkan
"keadaan batin yang diam tidak bergerak,masih ada kesadaran akan dirinya, namun tanpa pikiran dan gejolak batin"

"pikiran tetap terpusat, batin kuat dan teguh sehingga tidak tercerap oleh perasaan-perasaan itu (tercerap oleh ketenangan dan kebahagian yg timbul karena memasuki bhavanga)"

Thx
Samma Vayama

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #16 on: 11 April 2011, 07:07:36 PM »
apakah vipassana jhana ini sama dengan
 
'samadhi' dlm buku achan thate

berikut saya kutipkan
"keadaan batin yang diam tidak bergerak,masih ada kesadaran akan dirinya, namun tanpa pikiran dan gejolak batin"

"pikiran tetap terpusat, batin kuat dan teguh sehingga tidak tercerap oleh perasaan-perasaan itu (tercerap oleh ketenangan dan kebahagian yg timbul karena memasuki bhavanga)"

Thx

Bro Andry yang baik, kadang-kadang agak sulit membedakan keterangan seseorang apakah ia memasuki  Jhana (Samatha Jhana) atau jhana jenis lainnya. Namun dalam kasus Acharn Tate saya lebih cenderung mengatakan bahwa yang dialami beliau mungkin memang Vipassana Jhana atau bahkan Lokuttara Jhana.

Karena pada Samatha Jhana batin menyatu sepenuhnya dengan objek konsentrasi, batinnya terpaku dan menyatu dengan objek. sehingga awareness terhadap diri sendiri juga beku.

Nampaknya yang dialami Acharn Tate tidak seperti Samatha Jhana, karena beliau mengatakan masih ada kesadaran akan dirinya, selain itu pikiran tetap terpusat, batin kuat dan teguh.

Mengenai diamnya batin, kadang agak keliru antara Lokuttara Jhana dan Samatha Jhana, karena dua-duanya diam. Tapi bedanya pada Samatha Jhana batin seperti beku, sedangkan pada Lokuttara Jhana batin tidak beku, karena kalau batin beku maka pengetahuan dan kebijaksanaan tak bisa muncul, sedangkan kebijaksanaan diperlukan untuk memotong samyojana.

Tapi penilaian ini hanya spekulasi, yang paling mengerti mengenai pengalaman meditatif tersebut tentu saja Acharn Tate sendiri.

Mettacittena,
« Last Edit: 11 April 2011, 07:14:58 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Vipassana Jhana
« Reply #17 on: 12 April 2011, 10:04:06 PM »
Mungkin  kita pernah mendengar dimana kekuatan khanika samadhi pada tahap tertentu saat bervipasana bisa sekuat/setara  jhana. (ada didalam buku meditasi Vipasana oleh Mahasi Sayadaw(bahasa indo) halaman 108). Jika ini dikatakan sebagai Vipasanna Jhana maka
Pertanyaanya : bisa setara/sekuat jhana ke berapa kekuatannya?(jika ada referensinya  akan lebih baik). _/\_





Saya pernah membaca bukun susunan Mahasi Sayadaw. Beliau mengatakan bahwa khanikasamādhi dalam vipassana hanya setara dengan upacarasamādhi / access concentration.

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Vipassana Jhana
« Reply #18 on: 12 April 2011, 10:09:19 PM »
Jika memang ada vipassana yang menghasilkan kondisi jhana, maka yang jelas para arahat telah mencapai kondisi jhana demikain. Ini disebabkan seorang arahat tidak melekat lagi terhadap obyek apapun. Ia melihat setiap obyek sebagai muncul dan lenyap. Pada saat mencapai kondisi Jhana pun, batin seorang arahat tidak akan terpaku dan memegang kepada satu obyek saja. Ini berbeda dengan para puthujjana yang mana masih memerlukan obyek terpaku untuk mencapai jhana. Oleh karena hal ini, dikatakan pula bahwa ketika seorang arahat memasuki jhana para dewa pun bahkan tidak bisa melihat obyek yang dipegang seorang arahat (ada sutta yang mengatakan demikian, tapi saya lupa tempat dan nama sutta itu).

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #19 on: 12 April 2011, 11:32:39 PM »
Saya pernah membaca bukun susunan Mahasi Sayadaw. Beliau mengatakan bahwa khanikasamādhi dalam vipassana hanya setara dengan upacarasamādhi / access concentration.

samanera yang saya hormati,   ^:)^  memang benar demikian, saya mendengar dari teman yang telah memiliki Jhana, kekuatan upacara samadhi seorang yang belum mencapai Jhana dengan kekuatan upacara samadhi seseorang yang baru keluar Jhana berbeda kekuatan dan kestabilannya.... Mungkin ini penyebab anggapan yang berbeda-beda mengenai tingkat konsentrasi yang diperlukan untuk mencapai Magga-Phala.

Mettacittena,    _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Vipassana Jhana
« Reply #20 on: 13 April 2011, 04:03:27 AM »
kalau tidak salah inget , ada kaitan dengan ketidak kekalan ya .
kalau di pratek nya kalau tidak salah vipassana (pandangan terang) tidak hanya dapat di lakukan di tempat yang sunyi , di tempat yang ramai pun bisa, berbeda dengan samatha(ketenangan) membutuhkan tempat yang sunyi.

pada vipassana pada permulaan yang harus disadari itu bentuk2 materi dari ke empat unsur , dari unsur padat,cair,panas-dingin,dan unsur bergerak (udara) dan bentuk batin meliputi enam macam pengenalan (melihat,mendengar,membau,mencicipi,menyentuh,berpikir),sehingga dapat tercapainya pandangan terang terhadap corak anicca.

jika kita dapat melihat corak anicca maka kita dapat mengerti dukkha dan juga dapat mengerti tentang anatta


mohon di koreksi jika salah  _/\_

« Last Edit: 13 April 2011, 04:07:28 AM by wang ai lie »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Vipassana Jhana
« Reply #21 on: 13 April 2011, 06:15:13 AM »
Jika memang ada vipassana yang menghasilkan kondisi jhana, maka yang jelas para arahat telah mencapai kondisi jhana demikain. Ini disebabkan seorang arahat tidak melekat lagi terhadap obyek apapun. Ia melihat setiap obyek sebagai muncul dan lenyap. Pada saat mencapai kondisi Jhana pun, batin seorang arahat tidak akan terpaku dan memegang kepada satu obyek saja. Ini berbeda dengan para puthujjana yang mana masih memerlukan obyek terpaku untuk mencapai jhana. Oleh karena hal ini, dikatakan pula bahwa ketika seorang arahat memasuki jhana para dewa pun bahkan tidak bisa melihat obyek yang dipegang seorang arahat (ada sutta yang mengatakan demikian, tapi saya lupa tempat dan nama sutta itu).
kalo itukan tergantung jhana interpretasi siapa sam. Kan ada interpretasi berdasarkan sutta dimana "vipassana" while in Jhana. Tentu bertolak belakang dengan interpretasi visudhimagga.
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Vipassana Jhana
« Reply #22 on: 13 April 2011, 11:51:10 AM »
Jika memang ada vipassana yang menghasilkan kondisi jhana, maka yang jelas para arahat telah mencapai kondisi jhana demikain. Ini disebabkan seorang arahat tidak melekat lagi terhadap obyek apapun. Ia melihat setiap obyek sebagai muncul dan lenyap. Pada saat mencapai kondisi Jhana pun, batin seorang arahat tidak akan terpaku dan memegang kepada satu obyek saja. Ini berbeda dengan para puthujjana yang mana masih memerlukan obyek terpaku untuk mencapai jhana. Oleh karena hal ini, dikatakan pula bahwa ketika seorang arahat memasuki jhana para dewa pun bahkan tidak bisa melihat obyek yang dipegang seorang arahat (ada sutta yang mengatakan demikian, tapi saya lupa tempat dan nama sutta itu).

 [at] samanera

Kalau menurut Abhidhamma Arahat yang menggunakan vipasana murni disebut Sukkhavipassako ( Arahat yang tidak mempunyai Jhana/Abhinna, hanya melaksanakan Vipassana-Bhavana saja.) .

Sesuai kalimat sam  arahat diatas memiliki jhana walaupun dewa sulit untuk mengetahui apa objeknya. Dan menurut abhidhamma arahat tsb adalah yang memiliki jhana

Maka jika itu vipasana jhana bukankah itu kontradikisi antara sutta tersebut dan abhidhamma. Atau memang di sutta tersebut hanya menyebutkan arahat yang memasuki jhana tapi tidak disebut vipasana jhana? bagaimana menurut Samanera?

Metta  _/\_


Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Vipassana Jhana
« Reply #23 on: 13 April 2011, 01:16:04 PM »
Jika memang ada vipassana yang menghasilkan kondisi jhana, maka yang jelas para arahat telah mencapai kondisi jhana demikain. Ini disebabkan seorang arahat tidak melekat lagi terhadap obyek apapun. Ia melihat setiap obyek sebagai muncul dan lenyap. Pada saat mencapai kondisi Jhana pun, batin seorang arahat tidak akan terpaku dan memegang kepada satu obyek saja. Ini berbeda dengan para puthujjana yang mana masih memerlukan obyek terpaku untuk mencapai jhana. Oleh karena hal ini, dikatakan pula bahwa ketika seorang arahat memasuki jhana para dewa pun bahkan tidak bisa melihat obyek yang dipegang seorang arahat (ada sutta yang mengatakan demikian, tapi saya lupa tempat dan nama sutta itu).
[at] samanera

Kalau menurut Abhidhamma Arahat yang menggunakan vipasana murni disebut Sukkhavipassako ( Arahat yang tidak mempunyai Jhana/Abhinna, hanya melaksanakan Vipassana-Bhavana saja.) .

Sesuai kalimat sam  arahat diatas memiliki jhana walaupun dewa sulit untuk mengetahui apa objeknya. Dan menurut abhidhamma arahat tsb adalah yang memiliki jhana

Maka jika itu vipasana jhana bukankah itu kontradikisi antara sutta tersebut dan abhidhamma. Atau memang di sutta tersebut hanya menyebutkan arahat yang memasuki jhana tapi tidak disebut vipasana jhana? bagaimana menurut Samanera?

Metta  _/\_




Ikut nambahin:

Maggasiddhi-Jhana:
Dengan hanya melaksanakan pengembangan pandangan terang (Vipassana-Bhavana), kemudian menjadi Arahat dan memperoleh Jhana hasil dari kesucian pikiran dan karma dari kehidupan yang lalu.

(Sumber: Kamus Baru Buddha Dhamma)

yaa... gitu deh

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Vipassana Jhana
« Reply #24 on: 13 April 2011, 02:06:20 PM »

maksudnya, jadi arahant dahulu baru dapet jhana.

sampai ke sebrang dahulu baru jembatannya jadi donk.
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Vipassana Jhana
« Reply #25 on: 13 April 2011, 02:07:56 PM »
 [at] hendrako

artinya setelah jadi arahat tetapi bila belum jadi arahat tidak mungkin ada vipasana jhana bagi yg melatih vipasana murni , bukankah begitu?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Vipassana Jhana
« Reply #26 on: 13 April 2011, 02:23:58 PM »
maksudnya, jadi arahant dahulu baru dapet jhana.

sampai ke sebrang dahulu baru jembatannya jadi donk.

Ato barengan ?? (spekulasi.....mode:on)
yaa... gitu deh

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Vipassana Jhana
« Reply #27 on: 13 April 2011, 02:25:38 PM »
[at] hendrako

artinya setelah jadi arahat tetapi bila belum jadi arahat tidak mungkin ada vipasana jhana bagi yg melatih vipasana murni , bukankah begitu?

Waduh, ane binun juga nih soalna sampe sekarang istilah Vipassana Jhana ane masih kurang nyantol.  :??
yaa... gitu deh

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Vipassana Jhana
« Reply #28 on: 13 April 2011, 03:00:35 PM »
-Sukkhavipissaka-Arahatta :  Arahat yang tidak mempunyai Jhana (Abhinna), hanya melaksanakan Vipassana- Bhavana saja

-Samathayanika-Arahatta :  Arahat yang mempunyai Jhana (Abhinna), karena sebelum beliau melaksanakan Vipassana- Bhavana, beliau melaksanakan Samatha-Bhavana dahulu sehingga mendapatkan Jhana (Abhinna), kemudian beliau melaksanakan Vipassana-Bhavana sehingga mencapai arahat


kalo lihat petikan di atas jika ingin mempunyai jhana harus melakukan samatha - Bhavana , sedangkan kalau hanya melaksanakan Vipassana-Bhavana kita tidak bisa mempunyai jhana.

apa begitu ya ?  :-?
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Vipassana Jhana
« Reply #29 on: 13 April 2011, 04:04:18 PM »
Ato barengan ?? (spekulasi.....mode:on)

Quote
Maggasiddhi-Jhana:
Dengan hanya melaksanakan pengembangan pandangan terang (Vipassana-Bhavana), kemudian menjadi Arahat dan memperoleh Jhana hasil dari kesucian pikiran dan karma dari kehidupan yang lalu.

(Sumber: Kamus Baru Buddha Dhamma)
kalo dari yg di bold sih, bukan barengan.

There is no place like 127.0.0.1

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Vipassana Jhana
« Reply #30 on: 13 April 2011, 04:05:27 PM »
-Sukkhavipissaka-Arahatta :  Arahat yang tidak mempunyai Jhana (Abhinna), hanya melaksanakan Vipassana- Bhavana saja

-Samathayanika-Arahatta :  Arahat yang mempunyai Jhana (Abhinna), karena sebelum beliau melaksanakan Vipassana- Bhavana, beliau melaksanakan Samatha-Bhavana dahulu sehingga mendapatkan Jhana (Abhinna), kemudian beliau melaksanakan Vipassana-Bhavana sehingga mencapai arahat


kalo lihat petikan di atas jika ingin mempunyai jhana harus melakukan samatha - Bhavana , sedangkan kalau hanya melaksanakan Vipassana-Bhavana kita tidak bisa mempunyai jhana.

apa begitu ya ?  :-?
kalo ini mah pandangan post-kanon (atthakatha?)

Jalan Mulia Berunsur 8 itu salah satunya jhana. jadi kalau bisa mencapai pencerahan tanpa jhana, jadinya, jalan mulia berunsur 7 aja deh
There is no place like 127.0.0.1

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Vipassana Jhana
« Reply #31 on: 13 April 2011, 04:14:50 PM »
begitu ya kk ,thx atas penjelasannya  _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Vipassana Jhana
« Reply #32 on: 13 April 2011, 04:46:17 PM »
kalo ini mah pandangan post-kanon (atthakatha?)

Jalan Mulia Berunsur 8 itu salah satunya jhana. jadi kalau bisa mencapai pencerahan tanpa jhana, jadinya, jalan mulia berunsur 7 aja deh

Sukhavipisaka dan samatha yanika keknya bukan athakata CMIIW . Soalnya di abhidhamma ada penjelasan jenis2 citta sukhavipisaka dan samatha yanika juga. Jadi dari sana mungkin ada benang merahnya.
« Last Edit: 13 April 2011, 04:53:55 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #33 on: 13 April 2011, 07:00:58 PM »
kalo ini mah pandangan post-kanon (atthakatha?)

Jalan Mulia Berunsur 8 itu salah satunya jhana. jadi kalau bisa mencapai pencerahan tanpa jhana, jadinya, jalan mulia berunsur 7 aja deh

Bro... Coba periksa Yuganadha Sutta (versi Pali dan Inggrisnya) dari mettalanka.net. Disana diterangkan mengenai (empat cara mencapai kesucian) Dua diantaranya yaitu Vipassana yanika  dan Samatha yanika. Saya rasa sudah berulang kali dibahas mengenai hal ini.

Semua guru-guru meditasi yang mengikuti metode Samatha lalu Vipassana, seperti Pa Auk Sayadaw, Acharn Chah dll mengakui bahwa Magga-Phala bisa dicapai tanpa Jhana (tanpa samatha Jhana).

Kalau tidak salah (saya sudah lupa namanya) pernah ada yang memuat bahwa tehnik Vipassana Yanika muncul dalam 16 sutta di Tipitaka, tapi saya tidak tahu yang lainnya, yang saya tahu tertulis jelas adalah sutta Yuganadha ini dan Susima Sutta.

Berkali-kali saya terangkan untuk teman-teman bahwa, untuk mencapai Magga-phala diperlukan konsentrasi yang kuat. Selama ini kita (termasuk saya) beranggapan bahwa Jhana identik dengan Samatha Jhana, itulah sebabnya saya selalu menolak bila dikatakan bahwa Jhana diperlukan bagi pencapaian Magga-Phala, padahal ada yang disebut Vipassana Jhana dan Lokuttara Jhana, bukan hanya Samatha Jhana.

Barangkali konsentrasi kuat yang berkali-kali saya bilang diperlukan untuk mencapai magga-Phala penyebutannya berbeda dalam kitab penjelasan (mungkin konsentrasi kuat inilah yang disebut Vipassana Jhana) Entahlah.... Tetapi yang jelas seorang meditator Vipassana murni tidak memerlukan Samatha Jhana untuk mencapai Magga-Phala, (karena pada latihan Vipassana murni konsentrasinya akan menjadi sangat kuat juga). Ini yang pasti dan telah dibuktikan banyak orang.

Bagi seseorang yang telah mencicipi Samatha Jhana akan mengerti dengan jelas bahwa pada Samatha Jhana perhatian memusat pada satu objek, keadaan pencapaian Jhana seringkali disebut dengan penyebutan berbeda, ada yang mengatakan absorption (penyerapan), ada yang mengatakan bersatu/manunggal, ada yang mengatakan memusat pada satu objek dll.

Pada pencapaian Samatha Jhana para meditator memberikan penggambaran berbeda-beda, ada yang mengatakan seperti terpukau pada objek, ada yang mengatakan bagai terhipnotis pada objek, saya mau menambahkan satu istilah penggambaran lagi yang tidak pernah dipergunakan orang lain, yaitu perhatian yang bagai membeku terhadap objek meditasi.

Selama perhatian kita membeku demikian maka, perhatian kita akan tetap menyatu dengan objek, inilah Jhana. Tapi bila seketika ada bentuk pikiran yang muncul, walau sekilas maka perhatian akan lepas dan "memisah" kembali terlepas dari objek meditasi, dan otomatis meditator keluar dari Jhana, kembali ke upacara samadhi.

Untuk konfirmasi mengenai hal ini mungkin Samanera Peacemind dapat kita mintai pertolongan untuk bertanya kepada Bhikkhu-Bhikkhu terlatih yang (kemungkinan) telah mencapai Jhana (mungkin Bhante Ariya Dhamma atau murid-murid utama beliau?). Benarkah perhatian menyatu (yang tadinya terpisah) dan  bagai membeku pada objek pada waktu mencapai Jhana...?

Oleh karena itu tak mungkin berlatih Vipassana selama berada dalam Samatha Jhana, jadi harus keluar ke upacara samadhi, kemudian baru berlatih Vipassana dengan mengamati karakteristik batin dan jasmani.

Mettacittena,
« Last Edit: 13 April 2011, 07:09:29 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Vipassana Jhana
« Reply #34 on: 13 April 2011, 07:10:38 PM »
Sukhavipisaka dan samatha yanika keknya bukan athakata CMIIW . Soalnya di abhidhamma ada penjelasan jenis2 citta sukhavipisaka dan samatha yanika juga. Jadi dari sana mungkin ada benang merahnya.
yah itu dia, tapi rasanya nda sejalan sama dari sutta nih. mungkin itu dari komentar abhidhamma?


 [at] mbah Fab, kan sudah berkali2 juga kita diskusi dan memang kita pandangannya berbeda :) *yah definisi jhana kek apa  saja beda2* Jadi nda perlu ngulang lagi donk hehehe. Btw ada jg pihak yg tidak sepandangan dnegan ko fab dan sudah pasti dan dibuktikan jg loh. mana yang benar? entah lah :) masing2 membuktikan dari sudut pandanganya sendiri.
There is no place like 127.0.0.1

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #35 on: 13 April 2011, 07:17:37 PM »
yah itu dia, tapi rasanya nda sejalan sama dari sutta nih. mungkin itu dari komentar abhidhamma?


 [at] mbah Fab, kan sudah berkali2 juga kita diskusi dan memang kita pandangannya berbeda :) *yah definisi jhana kek apa  saja beda2* Jadi nda perlu ngulang lagi donk hehehe. Btw ada jg pihak yg tidak sepandangan dnegan ko fab dan sudah pasti dan dibuktikan jg loh. mana yang benar? entah lah :) masing2 membuktikan dari sudut pandanganya sendiri.

Oh begitu ya...? Boleh tahu bro tidak sepandangan mengenai apa...? Dan apa yang dia buktikan...?

Mettacittena,
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Vipassana Jhana
« Reply #36 on: 13 April 2011, 07:19:56 PM »
yah kan sudah ada banyak didiskusikan di topik2 lain jg.

Maksudnya soal dibuktikan, di postingan ko fab kan ada bilang "Ini yang pasti dan telah dibuktikan banyak orang.", sedangkan dari guru2 lain yg punya pandangan lain, mereka jg demikian. gitu loh.
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Vipassana Jhana
« Reply #37 on: 13 April 2011, 08:15:03 PM »
yah itu dia, tapi rasanya nda sejalan sama dari sutta nih. mungkin itu dari komentar abhidhamma?





Yang pasti sih kalau dari segi faktor jhananya sutta dan abhidhamma sejalan hanya dalam pembagian faktor yang berbeda. Dan walaupun jika ada perbedaan dalam definisi implementasinya tetap ada istilah absorbtion/jhana. Hanya istilah vipasana jhana itu tidak ada sama sekali dalam sutta, abhidhamma ataupun dalam atthakata(visudhimagga) bahkan penjelasan secara implisitpun tidak ada(mungkin).

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Vipassana Jhana
« Reply #38 on: 13 April 2011, 08:57:32 PM »
Ko Bond, maksudnya yg tentang sukkha-vipassaka itu. Kan JMB8 itu ada jhana. maksudnya disitu bedanya
There is no place like 127.0.0.1

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #39 on: 13 April 2011, 09:20:12 PM »
yah kan sudah ada banyak didiskusikan di topik2 lain jg.

Maksudnya soal dibuktikan, di postingan ko fab kan ada bilang "Ini yang pasti dan telah dibuktikan banyak orang.", sedangkan dari guru2 lain yg punya pandangan lain, mereka jg demikian. gitu loh.

Yang saya maksudkan dengan orang-orang yang telah membuktikan adalah: saya dapat menyebut nama orang-orangnya, apakah bro bisa memberikan keterangan nama orang-orangnya...? Oh ya ada pernyataan mereka tidak sepandangan, kalau boleh tahu bagaimana pandangan mereka...?

Mettacittena,
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Vipassana Jhana
« Reply #40 on: 13 April 2011, 09:27:55 PM »
yah random pick nama guru meditasi aja :D

disini ada dibahas dikit, http://www.leighb.com/jhanantp.htm
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Vipassana Jhana
« Reply #41 on: 13 April 2011, 09:29:46 PM »
Ko Bond, maksudnya yg tentang sukkha-vipassaka itu. Kan JMB8 itu ada jhana. maksudnya disitu bedanya

Oh itu . ic deh he..he
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #42 on: 13 April 2011, 09:50:48 PM »
Berikut adalah kutipan dari beberapa guru meditasi mengenai latihan direct Vipassana, maaf saya tak menyertakan terjemahannya, kutipan ini hanya memberikan pernyataan yang sejalan dengan praktisi Direct Vipassana.

Achaan Chah

The renowned meditation master, Achaan Chah, was asked during a Questions and Answers Session: "Is it necessary to be able to enter absorption in our practice?"

The Master replied: "No, absorption is not necessary. You must establish a modicum of tranquillity and one pointedness of mind. Then use this to examine yourself.

Achaan Dhammadaro

One Thai master, who had practised several meditation techniques, but prefers direct vipassana based on momentary (khanika) concentration is Achaan Dhammadaro.

Once he was asked: "The Buddha talked about the need to develop mindfulness and concentration. Could you say more about concentration?"
............................................ "The third kind of concentration is what is referred to in the eightfold path as right concentration or perfect concentration. This is concentration developed on a moment-to-moment basis in insight meditation. Only moment-to-moment concentration following the path of mindfulness leads to the destruction of defilements. This concentration is not developed by fixing the mind motionless to one object, but by being mindful of the changing bodily sensations, feelings, consciousness, and mind objects. When properly established in the inner body and mind, moment-to-moment concentration leads to the destruction of the rounds of rebirth.

Achaan Buddhadasa

The renowned Achaan Buddhadasa of Suan Mokh in southern Thailand also allows that one can skip the jhanas and practise vipassana after attaining a sufficient degree of concentration to overcome the five mental hindrances.
................................  In another section of his book (pg 124) where he again gave meditators the option of skipping cultivation of jhanas, he said: "We will begin by speaking for those who do not like `a lot'. By the words `a lot' they seem to mean too much or surplus. Well, the surplus is not necessary. We will take just what is sufficient for ordinary people, which we call `the short cut method.' The essence of this method is to concentrate the mind adequately, just enough, which any ordinary person can do. And then take that concentrated citta to observe aniccam-dukkham-anattathe three characteristics of beinguntil realizing sunnata and tathata. With this practice they will realize the benefits of samadhi just the same. They will get the full-scale result of extinguishing dukkha.

Achaan Naeb

The woman Thai master, Achaan Naeb, also taught the direct vipassana method, emphasising on mindfulness in all four postures of sitting, standing, walking, lying down and all daily activities day and night. Keen observation of all mental and physical processes is necessary. No special samatha meditation is necessary as concentration is being developed to reach a strong and sufficient level even as one practises direct vipassana by observing all mental and physical processes uninterruptedly without a break all day and night.

Venerable Matara Sri Ñanarama Mahathera
Venerable Mahasi Sayadaw Agga Maha Pandita


The explanation which we have given above is in line with that of meditation masters such as the the Venerable Mahasi Sayadaw Agga Maha Pandita the chief preceptor of the Mahasi Meditation Center located in Yangon, Myanmar, and the Venerable Matara Sri Ñanarama Mahathera of Sri Lanka. Such monks are endowed with both a sound knowledge of practice and scholarship. The Venerable Ñanarama, for example, is the head of the Mitirigala Nissara Vanaya, an austere meditation monastery, in Sri Lanka. He is proficient in both Pali and Sanksrit. Since 1951, he has also been the chief preceptor and teacher of the Sri Kalyani Yogashramiya Samstha, an organisation of meditation teachers founded by the Venerable K. Sri Jinavamsa Mahathera. This organisation has more than fifty branch centres in Sri Lanka.

Ven. Ñanarama Mahathera teaches not only pure vipassana but also samatha meditation. In his book, The Seven Stages of Purification and the Insight Knowledges published by the Buddhist Publication Society of Sri Lanka, Ven. Ñanarama explained both the samatha and pure vipassana methods in accordance with his own practical experience and in line with Pali text and Commentaries. In explaining the three kinds of concentration, he stated:

"There are three kinds of concentration qualifying as Purification of Mind: Access Concentration (upacara samadhi), absorption concentration (appana samadhi), and momentary concentration (khanika samadhi). The first two are achieved through the vehicle of serenity (samatha), the last through the vehicle of insight (vipassana). Momentary concentration possesses the same strength of mental unification as access concentration. Since it ... holds the five hindrances at bay, it aids the attainment of insight-knowledge. However, because it does not serve directly as a basis for jhana, it is not called access-concentration."

Daftar ini hanya sebagian dari daftar panjang praktisi-praktisi meditasi yang mengakui atau melatih direct Vipassana.

http://www.angelfire.com/indie/anna_jones1/vip-jhana.html

Ini saya tambahkan kutipan dari web tersebut.

KHANIKA SAMADHI: Momentary Concentration

Here it is pertinent for us to discuss the kind of concentration developed by a pure Vipassana yogi. The Vipassana yogi uses KHANIKA SAMADHI (momentary concentration) which comes about through the noting of Vipassana objects, i.e., noting the various mental and physical phenomena that occur in the mind and body. It is called Khanika (momentary) because it occurs only at the moment of noting and, in the case of Vipassana, not on a fixed object as Samatha-Jhana meditation but on changing objects or phenomena that occur in the mind and body. But when the Vipassana meditator develops strength and skill in noting, his Khanika concentration occurs uninterruptedly in a series without a break. This concentration, when it occurs from moment to moment without a break, becomes so powerful that it can overcome The Five Hindrances, thus bringing about purification of mind (citta visuddhi) which can enable a meditator to attain all the insight knowledges up to the level of Arahat. Pure Vipassana yogis can appreciate and understand the power of Khanika concentration. For when their noting gains momentum, they can see for themselves how the noting goes on by itself uninterruptedly without a break. The noting seems to run on its own steam without any need for the yogi to make any concerted or deliberate effort. Thus, it is not unusual for a yogi to be able to sit for an hour, and even several hours, absorbed in noting. During good noting, especially at the insight knowledge of equanimity (sankhara-upekkhañana), the mind just stays put on its objects and refuses to wander. Even if one wants to send the mind out, it refuses to go and it recoils back to whatever Vipassana object it is noting. There have been cases of yogis being able to sit for six or seven hours in a stretch, or even longer. From this, one can deduce that there must be strength in Khanika concentration; otherwise how would yogis be able to sit in rapt concentration for such lengths of time.

Thus, yogis and would-be-yogis should not mistake Khanika concentration as being weak and ineffective. True, it may be weak when it is undeveloped, but once momentum picks up it becomes so strong as to be able to overcome the hindrances. In fact, in emphasising the potential strength of Khanika concentration, the Paramatthamanjusa, Commentary to the Visuddhi Magga, stated that momentary concentration when it occurs uninterruptedly on it object, `fixes the mind immovably as if in absorption.'2 Overcoming the five hindrances is all that is necessary for the cultivation of Vipassana Meditation. When the Five Hindrances are overcome, purification of mind (citta-visuddhi) takes place. With this purification of mind, one can practise and gain all the insight knowledges up to arahatship as had been shown in Rathavinita Sutta of the Majjhima Nikaya

Mettacittena,
« Last Edit: 13 April 2011, 09:56:20 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Vipassana Jhana
« Reply #43 on: 13 April 2011, 10:37:42 PM »
yah itu dia, tapi rasanya nda sejalan sama dari sutta nih. mungkin itu dari komentar abhidhamma?


 [at] mbah Fab, kan sudah berkali2 juga kita diskusi dan memang kita pandangannya berbeda :) *yah definisi jhana kek apa  saja beda2* Jadi nda perlu ngulang lagi donk hehehe. Btw ada jg pihak yg tidak sepandangan dnegan ko fab dan sudah pasti dan dibuktikan jg loh. mana yang benar? entah lah :) masing2 membuktikan dari sudut pandanganya sendiri.

Apakah Samadhi = Jhana ?  :-?

Kan hanya dikatakan konsentrasi, berarti dalam hal ini tingkat kecukupan konsentrasi aja kalo saya liat dan lebih cocok dikatakan

Samadhi = Khanika Samadhi (akses konsentrasi)

Perumpamaannya seperti ada sebuah tempat yang gelap, trus ada 2 orang yang masuk untuk mengamati tempat tersebut memakai senter. Orang pertama pakai senter dengan lampu 100 watt (samatha-vipassana) sedangkan orang kedua pakai senter dengan lampu 50 watt (Vipassana). Keduanya bisa dipakai untuk mengamati ruangan tersebut. Perbedaannya hanya yang 100 watt lebih terang dan jelas sehingga lebih mudah untuk mengamati...  :)
« Last Edit: 13 April 2011, 11:06:05 PM by rooney »

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #44 on: 13 April 2011, 10:52:33 PM »
yah random pick nama guru meditasi aja :D

disini ada dibahas dikit, http://www.leighb.com/jhanantp.htm

Saya hanya membaca sedikit saja tulisan Leigh Brasington, bahkan kalimat berikut saja dia tidak akurat:

"However, the Visuddhimagga states in section XII.8 that of those who undertake the meditation path, only one in 1,000,000 (at best) can reach absorption."

Saya kutipkan fotnotenya, yang merupakan pernyataan sebenarnya yang sesuai dengan Visuddhi magga.

"[T]The kasina preliminary work is difficult for a beginner and only one in a hundred or a thousand can do it. The arousing of the sign is difficult for one who has done the preliminary work and only one in a hundred or a thousand can do it. To extend the sign when it has arisen and to reach absorption is difficult and only one in a hundred or a thousand can do it." Vsm. XII.8"

Thus only 1 in 100 x 100 x 100 = 1,000,000 can reach absorption (Jhana) - using the most optimistic figures.

Coba perhatikan yang saya bold, tulisan Leigh Brasington akan men-discourage orang untuk berlatih meditasi, padahal yang dimaksud Visuddhi Magga yang sulit dilatih adalah kasina, bukan semua jenis meditasi Jhana seperti yang ditulis oleh Leigh Brasington. Jadi pernyataan Leigh Brasington tidak tepat.

Pernyataan Visuddhi Magga di"benarkan" oleh  Pa Auk Sayadaw, beliau telah mengajar banyak murid untuk langsung berlatih kasina, selama ini (kalau tidak salah) tak ada yang berhasil dengan cara kasina langsung, sedangkan melalui praktek anapanasati banyak yang berhasil mencapai Jhana.

Tapi saya bisa mengerti tulisan Leigh Brasington, karena ia sendiri mengakui pendapatnya highly subjective dan tidak seluruhnya akurat, dia bahkan meminta siapapun yang bisa menyediakan bahan yang lebih akurat mengenai metode suatu guru silahkan surati dia.

"Although the Jhanas appear very frequently in the discourses of the Buddha (suttas), now two and a half millenna later there is no generally agreed upon interpretation of what exactly these states of concentration are. This paper is a highly subjective attempt by one Jhana practictioner to simply list and categorize the various interpretations I have heard of here at the beginning of the 21st century. The information in this list is quitely likely to not be totally accurate. If you can provide more details of a teacher's method, Please write me at ! "

Bhante Thanissaro dan Bhante U Vimalaramsi, pendapatnya berdasarkan Anupada sutta (one by one as they occured) menurut saya kelihatannya sutta tersebut menggambarkan latihan Jhana bukan latihan Vipassana dalam Jhana.

Coba dibaca dengan seksama Anupada Sutta, escape yang dimaksud adalah escape dari Jhana tersebut untuk masuk ke Jhana yang lebih tinggi, bukan escape ke Nibbana sebagaimana pengertian beliau.

Pertanyaan saya bro... Semua guru meditasi yang namanya dimuat di situs tersebut nampaknya berlatih Samatha Jhana, apakah pernyataan dan pengalaman mereka bisa dianggap cukup kredibel untuk dijadikan sebagai referensi menilai direct Vipassana...?

Mettacittena,

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Vipassana Jhana
« Reply #45 on: 14 April 2011, 03:53:08 AM »
Spoiler: ShowHide
Berikut adalah kutipan dari beberapa guru meditasi mengenai latihan direct Vipassana, maaf saya tak menyertakan terjemahannya, kutipan ini hanya memberikan pernyataan yang sejalan dengan praktisi Direct Vipassana.

Achaan Chah

The renowned meditation master, Achaan Chah, was asked during a Questions and Answers Session: "Is it necessary to be able to enter absorption in our practice?"

The Master replied: "No, absorption is not necessary. You must establish a modicum of tranquillity and one pointedness of mind. Then use this to examine yourself.

Achaan Dhammadaro

One Thai master, who had practised several meditation techniques, but prefers direct vipassana based on momentary (khanika) concentration is Achaan Dhammadaro.

Once he was asked: "The Buddha talked about the need to develop mindfulness and concentration. Could you say more about concentration?"
............................................ "The third kind of concentration is what is referred to in the eightfold path as right concentration or perfect concentration. This is concentration developed on a moment-to-moment basis in insight meditation. Only moment-to-moment concentration following the path of mindfulness leads to the destruction of defilements. This concentration is not developed by fixing the mind motionless to one object, but by being mindful of the changing bodily sensations, feelings, consciousness, and mind objects. When properly established in the inner body and mind, moment-to-moment concentration leads to the destruction of the rounds of rebirth.

Achaan Buddhadasa

The renowned Achaan Buddhadasa of Suan Mokh in southern Thailand also allows that one can skip the jhanas and practise vipassana after attaining a sufficient degree of concentration to overcome the five mental hindrances.
................................  In another section of his book (pg 124) where he again gave meditators the option of skipping cultivation of jhanas, he said: "We will begin by speaking for those who do not like `a lot'. By the words `a lot' they seem to mean too much or surplus. Well, the surplus is not necessary. We will take just what is sufficient for ordinary people, which we call `the short cut method.' The essence of this method is to concentrate the mind adequately, just enough, which any ordinary person can do. And then take that concentrated citta to observe aniccam-dukkham-anattathe three characteristics of beinguntil realizing sunnata and tathata. With this practice they will realize the benefits of samadhi just the same. They will get the full-scale result of extinguishing dukkha.

Achaan Naeb

The woman Thai master, Achaan Naeb, also taught the direct vipassana method, emphasising on mindfulness in all four postures of sitting, standing, walking, lying down and all daily activities day and night. Keen observation of all mental and physical processes is necessary. No special samatha meditation is necessary as concentration is being developed to reach a strong and sufficient level even as one practises direct vipassana by observing all mental and physical processes uninterruptedly without a break all day and night.

Venerable Matara Sri Ñanarama Mahathera
Venerable Mahasi Sayadaw Agga Maha Pandita


The explanation which we have given above is in line with that of meditation masters such as the the Venerable Mahasi Sayadaw Agga Maha Pandita the chief preceptor of the Mahasi Meditation Center located in Yangon, Myanmar, and the Venerable Matara Sri Ñanarama Mahathera of Sri Lanka. Such monks are endowed with both a sound knowledge of practice and scholarship. The Venerable Ñanarama, for example, is the head of the Mitirigala Nissara Vanaya, an austere meditation monastery, in Sri Lanka. He is proficient in both Pali and Sanksrit. Since 1951, he has also been the chief preceptor and teacher of the Sri Kalyani Yogashramiya Samstha, an organisation of meditation teachers founded by the Venerable K. Sri Jinavamsa Mahathera. This organisation has more than fifty branch centres in Sri Lanka.

Ven. Ñanarama Mahathera teaches not only pure vipassana but also samatha meditation. In his book, The Seven Stages of Purification and the Insight Knowledges published by the Buddhist Publication Society of Sri Lanka, Ven. Ñanarama explained both the samatha and pure vipassana methods in accordance with his own practical experience and in line with Pali text and Commentaries. In explaining the three kinds of concentration, he stated:

"There are three kinds of concentration qualifying as Purification of Mind: Access Concentration (upacara samadhi), absorption concentration (appana samadhi), and momentary concentration (khanika samadhi). The first two are achieved through the vehicle of serenity (samatha), the last through the vehicle of insight (vipassana). Momentary concentration possesses the same strength of mental unification as access concentration. Since it ... holds the five hindrances at bay, it aids the attainment of insight-knowledge. However, because it does not serve directly as a basis for jhana, it is not called access-concentration."

Daftar ini hanya sebagian dari daftar panjang praktisi-praktisi meditasi yang mengakui atau melatih direct Vipassana.

http://www.angelfire.com/indie/anna_jones1/vip-jhana.html

Ini saya tambahkan kutipan dari web tersebut.

KHANIKA SAMADHI: Momentary Concentration

Here it is pertinent for us to discuss the kind of concentration developed by a pure Vipassana yogi. The Vipassana yogi uses KHANIKA SAMADHI (momentary concentration) which comes about through the noting of Vipassana objects, i.e., noting the various mental and physical phenomena that occur in the mind and body. It is called Khanika (momentary) because it occurs only at the moment of noting and, in the case of Vipassana, not on a fixed object as Samatha-Jhana meditation but on changing objects or phenomena that occur in the mind and body. But when the Vipassana meditator develops strength and skill in noting, his Khanika concentration occurs uninterruptedly in a series without a break. This concentration, when it occurs from moment to moment without a break, becomes so powerful that it can overcome The Five Hindrances, thus bringing about purification of mind (citta visuddhi) which can enable a meditator to attain all the insight knowledges up to the level of Arahat. Pure Vipassana yogis can appreciate and understand the power of Khanika concentration. For when their noting gains momentum, they can see for themselves how the noting goes on by itself uninterruptedly without a break. The noting seems to run on its own steam without any need for the yogi to make any concerted or deliberate effort. Thus, it is not unusual for a yogi to be able to sit for an hour, and even several hours, absorbed in noting. During good noting, especially at the insight knowledge of equanimity (sankhara-upekkhañana), the mind just stays put on its objects and refuses to wander. Even if one wants to send the mind out, it refuses to go and it recoils back to whatever Vipassana object it is noting. There have been cases of yogis being able to sit for six or seven hours in a stretch, or even longer. From this, one can deduce that there must be strength in Khanika concentration; otherwise how would yogis be able to sit in rapt concentration for such lengths of time.

Thus, yogis and would-be-yogis should not mistake Khanika concentration as being weak and ineffective. True, it may be weak when it is undeveloped, but once momentum picks up it becomes so strong as to be able to overcome the hindrances. In fact, in emphasising the potential strength of Khanika concentration, the Paramatthamanjusa, Commentary to the Visuddhi Magga, stated that momentary concentration when it occurs uninterruptedly on it object, `fixes the mind immovably as if in absorption.'2 Overcoming the five hindrances is all that is necessary for the cultivation of Vipassana Meditation. When the Five Hindrances are overcome, purification of mind (citta-visuddhi) takes place. With this purification of mind, one can practise and gain all the insight knowledges up to arahatship as had been shown in Rathavinita Sutta of the Majjhima Nikaya

[/i]
Mettacittena,

bro fabian kalau bisa ada terjemahan nya , agar bisa ikut memahami apa yg bro fabian jelaskan , maaf tidak saya bisa bahasa inggris  terima kasih  ;D  _/\_
« Last Edit: 14 April 2011, 03:55:27 AM by wang ai lie »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Vipassana Jhana
« Reply #46 on: 14 April 2011, 06:08:17 AM »
Apakah Samadhi = Jhana ?  :-?

Kan hanya dikatakan konsentrasi, berarti dalam hal ini tingkat kecukupan konsentrasi aja kalo saya liat dan lebih cocok dikatakan

Samadhi = Khanika Samadhi (akses konsentrasi)

Perumpamaannya seperti ada sebuah tempat yang gelap, trus ada 2 orang yang masuk untuk mengamati tempat tersebut memakai senter. Orang pertama pakai senter dengan lampu 100 watt (samatha-vipassana) sedangkan orang kedua pakai senter dengan lampu 50 watt (Vipassana). Keduanya bisa dipakai untuk mengamati ruangan tersebut. Perbedaannya hanya yang 100 watt lebih terang dan jelas sehingga lebih mudah untuk mengamati...  :)

Samma Samadhi =

Quote
"Dan apakah, para bhikkhu, konsentrasi benar? (i) Dimana ada seorang bhikkhu — sepenuhnya melepaskan sensualitas, melepaskan kualitas (mental) tidak terampil — memasuki & berdiam dalam jhana pertama: kegirangan dan kenikmatan yang muncul dari pelepasan, disertai oleh pemikiran yang diarahkan & penilaian. (ii) Dengan menenangkan pemikiran yang diarahkan & evaluasi, dia memasuki & berdiam didalam jhana kedua: kegirangan dan kenikmatan muncul dari konsentrasi, penyatuan dari kesadaraan yang bebas dari pemikiran yang diarahkan & penilaian — kepastian dari dalam. (iii) Dengan hilangnya kegirangan, dia tetap dalam ketenangan, perhatian & awas, dan merasakan kenikmatan dengan tubuhnya. Dia memasuki & berdiam didalam jhana ketiga, yang dinyatakan oleh Yang Mulia, 'Ketenangan & perhatian, dia memiliki kenikmatan yang terus menerus.' (iv) Dengan meninggalkan kenikmatan & sakit — bersamaan hilangnya kebahagiaan & penderitaan yang sebelumnya — dia memasuki & berdiam didalam jhana keempat: kemurnian dari ketenangan & perhatian penuh, tidak nikmat ataupun sakit. Ini, para bhikkhu, yang disebut konsentrasi benar."
There is no place like 127.0.0.1

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Vipassana Jhana
« Reply #47 on: 14 April 2011, 06:14:50 AM »
 [at] Fabian: Ko fab, pointnya disini bukan apa isinya sih, tapi kenyataaan bahwa ada banyak interpretasi dan perbedaan disini dan masing2 itu "terbukti". Entah antar sesama pandangan jhana ataupun direct vipassana ataupun kombinasinya, dan antara mereka itu semua.
There is no place like 127.0.0.1

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #48 on: 14 April 2011, 10:23:18 AM »
[at] Fabian: Ko fab, pointnya disini bukan apa isinya sih, tapi kenyataaan bahwa ada banyak interpretasi dan perbedaan disini dan masing2 itu "terbukti". Entah antar sesama pandangan jhana ataupun direct vipassana ataupun kombinasinya, dan antara mereka itu semua.

Iya memang benar interpretasi bisa berbeda-beda bro, tapi kita juga harus menyaring pendapat apa dari siapa....?

Kita tahu bahwa ada juga pendapat yang mengatakan bahwa meditasi Vipassana tak perlu konsentrasi, mencapai Magga-Phala tak perlu konsentrasi....? Apakah pendapat seperti ini juga kita masukkan sebagai referensi....?

Oleh karena itu menurut saya sebaiknya kita hanya membatasi pada pendapat-pendapat guru-guru meditasi "mainstream" yang bimbingannya telah dibuktikan banyak orang.

Mettacittena,
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #49 on: 14 April 2011, 10:25:50 AM »
bro fabian kalau bisa ada terjemahan nya , agar bisa ikut memahami apa yg bro fabian jelaskan , maaf tidak saya bisa bahasa inggris  terima kasih  ;D  _/\_

Makanya saya meminta maaf bro.... :) Tapi isinya kira-kira sama dengan thread sebelum ini, coba nanti saya lihat linknya...

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1524.msg293542#msg293542

Untuk thread-thread yang berkaitan gunakan fasilitas search, keyword: Jhana.

Mettacittena,
« Last Edit: 14 April 2011, 10:34:26 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Vipassana Jhana
« Reply #50 on: 14 April 2011, 11:02:40 AM »
 _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Vipassana Jhana
« Reply #51 on: 14 April 2011, 11:03:52 AM »
Iya memang benar interpretasi bisa berbeda-beda bro, tapi kita juga harus menyaring pendapat apa dari siapa....?

Kita tahu bahwa ada juga pendapat yang mengatakan bahwa meditasi Vipassana tak perlu konsentrasi, mencapai Magga-Phala tak perlu konsentrasi....? Apakah pendapat seperti ini juga kita masukkan sebagai referensi....?

Oleh karena itu menurut saya sebaiknya kita hanya membatasi pada pendapat-pendapat guru-guru meditasi "mainstream" yang bimbingannya telah dibuktikan banyak orang.

Mettacittena,
soal maintream sih itu kan karena "jumlah"nya menang aja. Kalau menurut saya sih mau siapapun gurunya, kita kembali ke dhamma vinaya. Soalnya semua mengaku sudah dibuktikan banyak orang jg. kalo nda, bukan jadi "guru" donk :)
There is no place like 127.0.0.1

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Vipassana Jhana
« Reply #52 on: 15 April 2011, 11:41:29 AM »

Maggasiddhi-Jhana:
Dengan hanya melaksanakan pengembangan pandangan terang (Vipassana-Bhavana), kemudian menjadi Arahat dan memperoleh Jhana hasil dari kesucian pikiran dan karma dari kehidupan yang lalu.

(Sumber: Kamus Baru Buddha Dhamma)


kalo dari yg di bold sih, bukan barengan.



Spekulasi ane tentang "barengan" berdasarkan kata "dan", dan hasil kamma masa lampau, jadi keknya udah ada bibit unggul potensial untuk mendapat jhana, hanya saja tidak melewati samatha pada kehidupan terakhirnya, mungkin di kehidupan dulu udah ahli jhana lewat samatha namun karena suatu kamma tertentu potensi tersebut terhalangi atau malah sengaja dihalangi.

Jadi misalkan ada yang hanya melakukan vipassana, tetapi tidak memiliki potensi dari kamma masa lampau untuk memiliki jhana maka gak sampe ke seberang, harus ditambah dengan kamma pendukung konsentrasi.

Contoh ekstrim adalah Bahiya, spekulasi ane pencapaian beliau bukan hanya faktor dikehidupan saat itu saja, tetapi akumulasi kamma lampau beliau yang sudah begitu besarnya sehingga hanya cukup satu sentilan kecil yang membuat "ledakan" besar. Seperti perumpamaan Acahn chah tentang balon yang isinya penuh dan padat sehingga hanya tusukan kecil menyebabkan "isinya" keluar dengan kecepatan tinggi.

yaa... gitu deh

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Vipassana Jhana
« Reply #53 on: 15 April 2011, 11:55:14 AM »
Berikut adalah kutipan dari beberapa guru meditasi mengenai latihan direct Vipassana, maaf saya tak menyertakan terjemahannya, kutipan ini hanya memberikan pernyataan yang sejalan dengan praktisi Direct Vipassana.

Achaan Chah

The renowned meditation master, Achaan Chah, was asked during a Questions and Answers Session: "Is it necessary to be able to enter absorption in our practice?"

The Master replied: "No, absorption is not necessary. You must establish a modicum of tranquillity and one pointedness of mind. Then use this to examine yourself.


Petikan achan Chah di atas sering dikutip oleh penganut pandangan anti-Jhana. Menurut ane ini adalah hal yang kurang adil. Petikan di atas harus dilihat dalam konteks keseluruhan. Kalo menurut ane jawaban Achan Chah di atas adalah dalam penekanan praktek Vipassana (bold biru), karena pada kotbah2 beliau yang lain, beliau menjelaskan meditasi dalam hubungan dengan jhana, hanya saja beliau tidak jarang menjelaskan tentang bahaya Jhana bagi orang2 yang belum memiliki kebijaksanaan. Di lain kesempatan beliau juga mengingatkan agar berhati-hati dengan kekotoran di dalam pandangan terang. Beberapa kali beliau juga menjelaskan tentang 2 macam jenis pembebasan, pembebasan melalui pikiran (jhana) dan pembebasan melalui kebijaksanaan (panna).

Setelah membaca beberapa kotbah beliau, sepintas pernyataan beliau berkontradiksi dalam satu kotbah dgn kotbah yang lain, namun sebagaimana yang beliau jelaskan, apabila ada orang yang berjalan terlalu kiri beliau akan berrteriak,"Kanan....kanan!!", dan apabila ada yang terlalu ke kanan beliau akan berteriak,"Kiri....kiri!!"
yaa... gitu deh

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #54 on: 15 April 2011, 06:08:32 PM »
Petikan achan Chah di atas sering dikutip oleh penganut pandangan anti-Jhana. Menurut ane ini adalah hal yang kurang adil. Petikan di atas harus dilihat dalam konteks keseluruhan. Kalo menurut ane jawaban Achan Chah di atas adalah dalam penekanan praktek Vipassana (bold biru), karena pada kotbah2 beliau yang lain, beliau menjelaskan meditasi dalam hubungan dengan jhana, hanya saja beliau tidak jarang menjelaskan tentang bahaya Jhana bagi orang2 yang belum memiliki kebijaksanaan. Di lain kesempatan beliau juga mengingatkan agar berhati-hati dengan kekotoran di dalam pandangan terang. Beberapa kali beliau juga menjelaskan tentang 2 macam jenis pembebasan, pembebasan melalui pikiran (jhana) dan pembebasan melalui kebijaksanaan (panna).

Setelah membaca beberapa kotbah beliau, sepintas pernyataan beliau berkontradiksi dalam satu kotbah dgn kotbah yang lain, namun sebagaimana yang beliau jelaskan, apabila ada orang yang berjalan terlalu kiri beliau akan berrteriak,"Kanan....kanan!!", dan apabila ada yang terlalu ke kanan beliau akan berteriak,"Kiri....kiri!!"


Saya setuju dengan pendapat bro Hendrako, barusan saya diskusi dengan pak Wowor, memang ada dua macam pembebasan yaitu, ceto vimutti (pembebasan melalui pikiran) dan panna vimutti (pembebasan melalui kebijaksanaan). Jadi sejalan dengan pendapat Acharn Chah

Mettacittena,

« Last Edit: 15 April 2011, 06:17:35 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #55 on: 15 April 2011, 06:32:48 PM »
soal maintream sih itu kan karena "jumlah"nya menang aja. Kalau menurut saya sih mau siapapun gurunya, kita kembali ke dhamma vinaya. Soalnya semua mengaku sudah dibuktikan banyak orang jg. kalo nda, bukan jadi "guru" donk :)

Saya setuju bro, kembali ke Dhamma-Vinaya, Setahu saya Mahasi Sayadaw, U Pandita Sayadaw, U Janaka Sayadaw dll (termasuk Bhikkhu Matara Shri Nanarama, Pa auk Sayadaw) adalah scholar Buddhist.

Mahasi Sayadaw dan murid-murid utama beliau umumnya memiliki kualifikasi Dhammacariya (guru Dhamma) yaitu guru Dhamma yang tingkatannya sejajar dengan S1.
Bahkan U Pandita Sayadaw, U Silananda sayadaw, U Janaka Sayadaw dll memiliki kualifikasi Bhivamsa yaitu tingkat pendidikan setara master (S2).

Bhante Matara Shri Nanarama menguasai semua aspek Tipitaka, logika, dan berbagai filosofi kontemporer.

Coba bandingkan kualifikasi mereka dibandingkan dengan Leigh Brasington, U Vimalaramsi dsbnya....

Mettacittena,
« Last Edit: 15 April 2011, 06:36:09 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Vipassana Jhana
« Reply #56 on: 15 April 2011, 07:21:45 PM »
kalau buat saya sih pendidikan formil itu tidak relevan sih karena tidak berbanding lurus. tapi yah itu pendapat saya sendiri saja :)

There is no place like 127.0.0.1

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #57 on: 15 April 2011, 08:16:38 PM »
kalau buat saya sih pendidikan formil itu tidak relevan sih karena tidak berbanding lurus. tapi yah itu pendapat saya sendiri saja :)


Saya setuju bro... Memang tidak berbanding lurus... Anggaplah itu hanya sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk menilai....

Mettacittena,
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Vipassana Jhana
« Reply #58 on: 15 April 2011, 08:48:56 PM »
Saya setuju bro... Memang tidak berbanding lurus... Anggaplah itu hanya sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk menilai....

Mettacittena,

Waktu Pa Auk Sayadaw Dhammadesana di VPDS, beliau mengatakan bahwa vipassana adalah melihat timbul dan lenyapnya fenomena pada rupa kalapa. Sedangkan jika direct vipassana adalah mengetahui dan memahami proses fisik dan mental dengan mencatat tiap objek yang muncul. Apakah ini perbedaan antara keduanya ?

« Last Edit: 15 April 2011, 08:51:24 PM by rooney »

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #59 on: 15 April 2011, 09:01:38 PM »
Waktu Pa Auk Sayadaw Dhammadesana di VPDS, beliau mengatakan bahwa vipassana adalah melihat timbul dan lenyapnya fenomena dgn melihat rupa kalapa. Sedangkan jika direct vipassana adalah mengetahui dan memahami proses fisik dan mental dengan mencatat tiap objek yang muncul. Apakah ini perbedaan antara keduanya ?


Menurut yang saya ketahui perbedaannya Pa Auk Sayadaw beranggapan bahwa untuk mencapai Magga-Phala harus melihat timbul dan lenyapnya fenomena, melihat ultimate realities (paramattha Dhamma), yaitu rupa-kalapa.

Sedangkan metode direct Vipassana (Mahasi Sayadaw) juga beranggapan untuk mencapai Magga-Phala harus melihat paramatta Dhamma, tapi tak perlu harus sampai melihat rupa-kalapa, cukup melihat timbul dan tenggelamnya kecenderungan batin (sankhara). (tolong dikoreksi bila salah)

Intinya sama, yaitu melihat timbul dan tenggelamnya (anicca) dari paramattha dhamma.

Bila ada teman-teman yang beranggapan lain silahkan...

Mettacittena,


« Last Edit: 15 April 2011, 09:05:12 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Vipassana Jhana
« Reply #60 on: 15 April 2011, 09:20:20 PM »
Menurut yang saya ketahui perbedaannya Pa Auk Sayadaw beranggapan bahwa untuk mencapai Magga-Phala harus melihat timbul dan lenyapnya fenomena, melihat ultimate realities (paramattha Dhamma), yaitu rupa-kalapa.

Sedangkan metode direct Vipassana (Mahasi Sayadaw) juga beranggapan untuk mencapai Magga-Phala harus melihat paramatta Dhamma, tapi tak perlu harus sampai melihat rupa-kalapa, cukup melihat timbul dan tenggelamnya kecenderungan batin (sankhara). (tolong dikoreksi bila salah)

Intinya sama, yaitu melihat timbul dan tenggelamnya (anicca) dari paramattha dhamma.

Bila ada teman-teman yang beranggapan lain silahkan...

Mettacittena

 Selain rupa kalapa, juga kemelekatan di kehidupan lampau. Ttg paticcasamupada ini ada perbedaan pandangan. Ada yg berpendapat bhw paticcasamupada bisa jg dilihat hanya pada kehidupan ini bukan melibatkan 3 kehidupan. Bagaimana dgn hal ini ?
« Last Edit: 15 April 2011, 09:27:22 PM by rooney »

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Vipassana Jhana
« Reply #61 on: 15 April 2011, 09:21:06 PM »
OOT dikit ya..

btw om fabian romo atau mantan bikkhu atau sejenisnya ya?

saya rasa bahkan bikkhu pun bisa kalah teori pengetahuannya dr bro fabian..
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Vipassana Jhana
« Reply #62 on: 15 April 2011, 09:40:15 PM »
Kayaknya aye pernah diskusi dengan leighb deh.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Vipassana Jhana
« Reply #63 on: 15 April 2011, 10:45:32 PM »
Menurut yang saya ketahui perbedaannya Pa Auk Sayadaw beranggapan bahwa untuk mencapai Magga-Phala harus melihat timbul dan lenyapnya fenomena, melihat ultimate realities (paramattha Dhamma), yaitu rupa-kalapa.

Sedangkan metode direct Vipassana (Mahasi Sayadaw) juga beranggapan untuk mencapai Magga-Phala harus melihat paramatta Dhamma, tapi tak perlu harus sampai melihat rupa-kalapa, cukup melihat timbul dan tenggelamnya kecenderungan batin (sankhara). (tolong dikoreksi bila salah)

Intinya sama, yaitu melihat timbul dan tenggelamnya (anicca) dari paramattha dhamma.

Bila ada teman-teman yang beranggapan lain silahkan...

Mettacittena,




Literatur yang pernah saya baca tentang tulisan Mahasi Sayadaw tergolong sedikit. Sepanjang yang sudah ane baca, penekanan direct Vipassana Mahasi Sayadaw menekankan pada pencapaian Sotapanna, sehingga segel maksimal 7 kali kehidupan tercapai yang secara otomatis sekaligus pencapaian Nibbana. Penekanan langsung masuk ke dalam vipassana (kalo ane tidak salah) dikarenakan ketidakpastian pencapaian jhana dalam latihan atau memerlukan waktu yang cukup lama bagi sebagian besar orang.  Jadi agar tidak berlama-lama "sibuk" dengan samatha dengan "jhana"nya, maka disarankan masuk langsung ke dalam vipassana. Sejauh ingatan saya dari literatur yg terbatas ane belum menemukan istilah rupa-kalapa dalam tulisan Mahasi Sayadaw. Perenungan terhadap timbul tenggelamnya fenomena (termasuk batin) menurut ane untuk meruntuhkan pandangan salah tentang diri (sakkaya-ditthi), salah satu syarat untuk masuk dalam kesucian tingkat awal, yaitu Sotapanna.

yaa... gitu deh

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Vipassana Jhana
« Reply #64 on: 15 April 2011, 10:54:35 PM »
kalau buat saya sih pendidikan formil itu tidak relevan sih karena tidak berbanding lurus. tapi yah itu pendapat saya sendiri saja :)



Kek kisah Tuccha-pothila ya bro......

(Bab 5 di link dibawah)
http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/umum/hidup-sesuai-dhamma.pdf

Dan Scholar monk dalam tulisan di bawah.
http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/meditasi/Damai%20Tak%20Tergoyahkan.pdf
yaa... gitu deh

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Vipassana Jhana
« Reply #65 on: 16 April 2011, 07:56:11 AM »
bukan itu sih maksudnya, tapi yah ada benarnya jg :)
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Vipassana Jhana
« Reply #66 on: 16 April 2011, 08:11:57 AM »
Sebenarnya bila dari Lineage Luangpu Mun Bhuridata  dimana beberapa muridnya yang terkenal seperti Ajahn Chah, Ajahn Kao Analayo, Luangta Mahaboowa , Ajahn Tet Desarangsi, Ajahn Lee Dhammadaro diantaranya memang pernah mengatakan tanpa absorbsi/ jhana memang bisa bervipasana dengan mengandalkan panna dan yang dimaksud disini adalah masuk ke upacara samadhi terlebih dahulu baru bervipasana tanpa melalui jhana jadi bukan melalui khanika samadhi. Oleh karena itu Mahasi sayadaw mengatakan bisa melalui khanika Samadhi karena kekuatannya setara dengan upacara samadhi(konsentrasi akses). Sehingga perlu dipahami bahwa vipasanna murni tidak melulu/selalu melalui khanika samadhi tetapi upacara samadhi jika tanpa jhana.  Jadi kalau bhikkhu hutan yang benar-benar mengikuti teknik dari Luangpu Mun Bhuridata tanpa jhana sudah pasti upacara samadhi bukan khanika samadhi kecuali ganti guru dan teknik.
Dan ketika masuk upacara samadhi sebenarnya banyak fenomena yang bisa muncul disana lebih jelas.

Jadi pernyataan Ajhan Chah bisa bervipasana tanpa masuk jhana bukan dari khanika samadhi tapi upacara samadhi.

Demikian Paauk sayadaw juga mengatakan bahwa di upacara samadhi bisa melakukan vipasana tanpa harus melalui jhana.

Persamaanya antara upacara samadhi dan khanika samadhi yaitu pada level tertentu khanika samadhi (level tertentu) bisa melihat jelas muncul lenyap fenomena sama seperti upacara samadhi.

Perbedaanya pada latihan upacara samadhi pada tahap awal yogi harus memasuki tahap upacara samadhi tersebut dan fenomena/nimitta yang muncul akan disadari saja sebagaimana adanya sebelum masuk upacara samadhi yogi hanya berpaku pada objek yang dipilih. Dan ia harus mahir dalam keluar masuk upacara samadhi. Sementara mereka yang melalui khanika samadhi , yogi langsung mengamati fenomena dengan objek jangkar sementara(bisa anapanasati /kembang kempis perut). Pada tahap awal yogi hanya bisa menyadari dengan bantuan mencatat tetapi semua fenomena yang muncul tidak jelas sekali sehingga persepsi disana bermain apabila ada pencatatan dalam batin. Jika fenomena menjadi semakin jelas dan pencatatan dalam batin tidak ada lagi hanya "sadar/tahu" saja itu fenomena muncul dan lenyap(jelas) maka perlahan persepsi mulai tidak ada lagi.

Mengenai jhana apakah harus ada nimitta atau tidak , jawabannya adalah jhana tidak harus muncul nimitta tetapi kejadian mereka yang memasuki jhana tanpa nimita sangat-sangat sedikit sekali. Oleh karena itu untuk memastikan itu jhana atau tidak adalah dengan menganalisa faktor2 jhana setelah keluar dari jhana di upacara samadhi dengan kekuatan atau gema jhana.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Vipassana Jhana
« Reply #67 on: 16 April 2011, 08:46:19 AM »
Sebenarnya bila dari Lineage Luangpu Mun Bhuridata  dimana beberapa muridnya yang terkenal seperti Ajahn Chah, Ajahn Kao Analayo, Luangta Mahaboowa , Ajahn Tet Desarangsi, Ajahn Lee Dhammadaro diantaranya memang pernah mengatakan tanpa absorbsi/ jhana memang bisa bervipasana dengan mengandalkan panna dan yang dimaksud disini adalah masuk ke upacara samadhi terlebih dahulu baru bervipasana tanpa melalui jhana jadi bukan melalui khanika samadhi. Oleh karena itu Mahasi sayadaw mengatakan bisa melalui khanika Samadhi karena kekuatannya setara dengan upacara samadhi(konsentrasi akses). Sehingga perlu dipahami bahwa vipasanna murni tidak melulu/selalu melalui khanika samadhi tetapi upacara samadhi jika tanpa jhana.  Jadi kalau bhikkhu hutan yang benar-benar mengikuti teknik dari Luangpu Mun Bhuridata tanpa jhana sudah pasti upacara samadhi bukan khanika samadhi kecuali ganti guru dan teknik.
Dan ketika masuk upacara samadhi sebenarnya banyak fenomena yang bisa muncul disana lebih jelas.

Jadi pernyataan Ajhan Chah bisa bervipasana tanpa masuk jhana bukan dari khanika samadhi tapi upacara samadhi.

Demikian Paauk sayadaw juga mengatakan bahwa di upacara samadhi bisa melakukan vipasana tanpa harus melalui jhana.

Persamaanya antara upacara samadhi dan khanika samadhi yaitu pada level tertentu khanika samadhi (level tertentu) bisa melihat jelas muncul lenyap fenomena sama seperti upacara samadhi.

Perbedaanya pada latihan upacara samadhi pada tahap awal yogi harus memasuki tahap upacara samadhi tersebut dan fenomena/nimitta yang muncul akan disadari saja sebagaimana adanya sebelum masuk upacara samadhi yogi hanya berpaku pada objek yang dipilih. Dan ia harus mahir dalam keluar masuk upacara samadhi. Sementara mereka yang melalui khanika samadhi , yogi langsung mengamati fenomena dengan objek jangkar sementara(bisa anapanasati /kembang kempis perut). Pada tahap awal yogi hanya bisa menyadari dengan bantuan mencatat tetapi semua fenomena yang muncul tidak jelas sekali sehingga persepsi disana bermain apabila ada pencatatan dalam batin. Jika fenomena menjadi semakin jelas dan pencatatan dalam batin tidak ada lagi hanya "sadar/tahu" saja itu fenomena muncul dan lenyap(jelas) maka perlahan persepsi mulai tidak ada lagi.

Mengenai jhana apakah harus ada nimitta atau tidak , jawabannya adalah jhana tidak harus muncul nimitta tetapi kejadian mereka yang memasuki jhana tanpa nimita sangat-sangat sedikit sekali. Oleh karena itu untuk memastikan itu jhana atau tidak adalah dengan menganalisa faktor2 jhana setelah keluar dari jhana di upacara samadhi dengan kekuatan atau gema jhana.


Definisi khanika samadhi dari Mahasi Sayadaw agak berbeda dengan definisi "umum".

Khanika samadhi versi Mahasi Sayadaw = konsentrasi saat ke saat.
Khanika samadhi versi "umum" = konsentrasi sesaat.
yaa... gitu deh

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #68 on: 16 April 2011, 09:07:04 AM »
Literatur yang pernah saya baca tentang tulisan Mahasi Sayadaw tergolong sedikit. Sepanjang yang sudah ane baca, penekanan direct Vipassana Mahasi Sayadaw menekankan pada pencapaian Sotapanna, sehingga segel maksimal 7 kali kehidupan tercapai yang secara otomatis sekaligus pencapaian Nibbana. Penekanan langsung masuk ke dalam vipassana (kalo ane tidak salah) dikarenakan ketidakpastian pencapaian jhana dalam latihan atau memerlukan waktu yang cukup lama bagi sebagian besar orang.  Jadi agar tidak berlama-lama "sibuk" dengan samatha dengan "jhana"nya, maka disarankan masuk langsung ke dalam vipassana. Sejauh ingatan saya dari literatur yg terbatas ane belum menemukan istilah rupa-kalapa dalam tulisan Mahasi Sayadaw. Perenungan terhadap timbul tenggelamnya fenomena (termasuk batin) menurut ane untuk meruntuhkan pandangan salah tentang diri (sakkaya-ditthi), salah satu syarat untuk masuk dalam kesucian tingkat awal, yaitu Sotapanna.


Bro Hendrako yang baik, benar memang Mahasi Sayadaw tak pernah menyinggung rupa-kalapa, tapi hanya sebatas empat unsur utama (empat mahabhuta). Mengenai pendapat "melihat paramattha dhamma tak perlu sampai rupa kalapa", itu menurut saya, tapi boleh dicocokkan dengan guru meditasi direct Vipassana, saya rasa mereka juga sependapat dengan saya.

Saya ingin menambahkan sedikit pendapat mengenai istilah perenungan. Perenungan berarti berpikir, sedangkan meditasi entah Samatha atau Vipassana kita tak seharusnya berpikir, oleh karena itu saya sering menggunakan istilah perhatian, bukan perenungan. Anicca adalah fenomena yang seharusnya diperhatikan, bukan direnungkan, oleh karena itu saya sering juga menggunakan istilah "mengalami".

Kek kisah Tuccha-pothila ya bro......

(Bab 5 di link dibawah)
http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/umum/hidup-sesuai-dhamma.pdf

Dan Scholar monk dalam tulisan di bawah.
http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/meditasi/Damai%20Tak%20Tergoyahkan.pdf

Memang sebaiknya kedua-duanya bro... Seseorang yang memiliki pengalaman meditasi tanpa pengetahuan teori seringkali "kurang lancar" dalam menerangkan Dhamma, demikian juga teori saja tanpa praktek seperti "Bhikkhu kitab kosong"

Itulah sebabnya di jaman dahulu, bila seseorang menjadi Bhikkhu usia muda ia akan mempelajari Dhamma, setelah cukup pengetahuan Dhamma lalu mulai berlatih "Bhavana", dengan demikian pengetahuannya menjadi lengkap "teori maupun praktek".

Mettacittena,
« Last Edit: 16 April 2011, 09:15:29 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Vipassana Jhana
« Reply #69 on: 16 April 2011, 09:18:08 AM »
Bro Hendrako yang baik, benar memang Mahasi Sayadaw tak pernah menyinggung rupa-kalapa, tapi hanya sebatas empat unsur utama (empat mahabhuta). Mengenai pendapat "melihat paramattha dhamma tak perlu sampai rupa kalapa", itu menurut saya, tapi boleh dicocokkan dengan guru meditasi direct Vipassana, saya rasa mereka juga sependapat dengan saya.

Saya ingin menambahkan sedikit pendapat mengenai istilah perenungan. Perenungan berarti berpikir, sedangkan meditasi entah Samatha atau Vipassana kita tak seharusnya berpikir, oleh karena itu saya sering menggunakan istilah perhatian, bukan perenungan. Anicca adalah fenomena yang seharusnya diperhatikan, bukan direnungkan, oleh karena itu saya sering juga menggunakan istilah "mengalami".

Mettacittena,

Kalo ane cocok dengan kalimat dari Ajahn Dune,

“No matter how much you think, you won’t know.
Only when you stop thinking will you know.
But still, you have to depend on thinking so as to know.”


Panna bukan hanya hasil dari mengalami tetapi juga perenungan.
Kalo mengalami tapi tidak mengerti yang dialami jadi sia2 juga
sebagaimana hanya merenung namun tidak mengalami.

yaa... gitu deh

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #70 on: 16 April 2011, 10:41:47 AM »
Definisi khanika samadhi dari Mahasi Sayadaw agak berbeda dengan definisi "umum".

Khanika samadhi versi Mahasi Sayadaw = konsentrasi saat ke saat.
Khanika samadhi versi "umum" = konsentrasi sesaat.

Nah inilah yang sering menjadi persoalan perdebatan dan salah pengertian umum, sehingga banyak umum yang menganggap bahwa konsentrasi yang dicapai mereka yang bermeditasi tehnik Mahasi Sayadaw konsentrasinya tak berbeda dengan manusia umumnya, karena konsentrasinya hanya sesaat.

Padahal dari pengalaman sekian banyak orang yang berlatih meditasi tehnik Mahasi Sayadaw konsentrasinya sangat dalam.

Perlu diketahui apa arti konsentrasi itu dahulu. Konsentrasi adalah kemampuan mempertahankan perhatian selalu tetap pada objek, tanpa berkelana. Objeknya bisa bergerak seperti fenomena timbul dan lenyapnya batin-jasmani (pada Vipassana) dan bisa juga diam, seperti cahaya (pada Samatha Bhavana).

Karena meditasi Vipassana objeknya pada objek yang timbul dan lenyap (misalnya kembung-kempis perut) maka ia berubah dari saat ke saat, tapi kedalaman konsentrasi Vipassana adalah: perhatiannya tidak bergerak sedikitpun dari objek kembung-kempis perut. Dua jam, tiga jam, ia hanya memperhatikan kembung-kempis perut, tak ada muncul pikiran, perhatian tak berkelana kemana-mana. Inilah yang disebut perhatian murni.

Inilah yang menjadi kondisi timbulnya pengetahuan Magga-Phala, nantinya perasaan mulai berhenti, diikuti persepsi indera juga ikut berhenti dstnya.... hingga berhentinya Avijja (sesuai paticca samuppada).

Kalo ane cocok dengan kalimat dari Ajahn Dune,

“No matter how much you think, you won’t know.
Only when you stop thinking will you know.
But still, you have to depend on thinking so as to know.”


Panna bukan hanya hasil dari mengalami tetapi juga perenungan.
Kalo mengalami tapi tidak mengerti yang dialami jadi sia2 juga
sebagaimana hanya merenung namun tidak mengalami.

Saya juga setuju dengan apa yang dikatakan Ajahn Dune, pikiran akan berhenti, tapi yang berhenti pikiran yang kasar, umpamanya pikiran mengenai pacar, mengenai rumah,  pikiran mengenai ilusi, khayalan, persepsi,pikiran mengenai konsep (berpikir mengenai anicca, dukkha dan anatta juga adalah pikiran mengenai konsep. Karena anicca dll nantinya akan diketahui melalui pengetahuan pengalaman langsung/ direct knowledge, bukan dengan berpikir). dll.

Lantas apakah yang dimaksud panna yang muncul, saya pernah bertanya kepada seorang Bhikkhu terkenal mengenai panna dalam Vipassana ini, dan ia memberi perumpamaan demikian:

"bagai seseorang yang berada di ruangan yang sangat gelap di malam hari, kemudian ia menghidupkan lampu penerangan yang ada di ruangan itu. Seketika ia mengetahui semua yang ada di ruangan itu. Ooh ini demikian.... oh itu  begitu...."

Jadi ketika ia menghidupkan lampu, ia akan otomatis mengetahui semua hal yang ada di ruangan itu tanpa perlu berpikir. Jadi demikianlah proses timbulnya panna.... demikianlah proses timbulnya vijja.... demikianlah proses timbulnya nana.... Ia muncul tanpa perlu berpikir.

Lantas bagaimana kaitannya dengan pernyataan Ajahn Dune pada kalimat terakhir...?

"But still, you have to depend on thinking so as to know."
"Tapi, anda harus tetap bergantung pada pikiran untuk mengetahui..."

Memang dalam ultimate realities masih ada bentuk pikiran (citta) yang mengenali objek, tapi ini hanya sebatas mengenali/mengetahui bukan untuk memikirkan. Umpamanya kita melihat botol coca-cola di jalan kita tak perlu memikirkan "Apa itu ya...? Ooh itu botol coca-cola...." Tak perlu berpikir demikian, begitu melihat kita akan langsung mengenali itu botol coca-cola tanpa berpikir.

Walaupun mengenali coca-cola kita tak perlu berpikir, tapi batin yang mengenali coca cola itu dalam ultimate sense juga merupakan pikiran, namun beda bila kita berusaha mengenali botol tersebut. Demikian juga dengan pikiran mengenai rumah, pacar dsbnya, itu adalah pikiran kasar ynag saya maksudkan..
Pikiran yang hanya mengetahui umumnya disebut dengan istilah "knowing mind" bukan "thinking mind", pikiran kasar adalah "thinking mind".

Jadi yang dimaksud Ajahn Dune sebenarnya adalah: "Mengetahui tanpa berpikir, tapi juga termasuk masih berpikir"

Masalah ini memang agak njelimet bila tanpa praktek. Tapi ringkasnya demikian: ada kesadaran/perhatian yang mengetahui objek (knowing mind), selain itu ada juga bentuk-bentuk pikiran sebagai objek (thinking mind). dua hal ini terpisah.
Dalam Vipassana bila ada "thinking mind" muncul, maka "knowing mind" harus memperhatikan, tetapi yang diperhatikan adalah prosesnya, bukan isi/detil dari thinking mind tersebut.

Setelah segala macam bentuk-bentuk pikiran (termasuk komentar batin dan persepsi) berhenti, maka yang tinggal hanya kesadaran dan perhatian murni terhadap objek meditasi terus-menerus. Kesadaran dan perhatian inilah yang sering disebut perhatian murni atau juga ada yang mengistilahkan "knowing mind".

Panna dalam Vipassana adalah pengertian yang timbul dalam keadaan batin hanya "knowing mind".

Semoga membantu pengertian bro Hendrako.

Mettacittena,
« Last Edit: 16 April 2011, 10:57:09 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Vipassana Jhana
« Reply #71 on: 16 April 2011, 10:50:04 AM »
Kayaknya aye pernah diskusi dengan leighb deh.

Share dong bro.... Please.....  :)
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Vipassana Jhana
« Reply #72 on: 18 April 2011, 12:04:46 AM »
[at] samanera

Kalau menurut Abhidhamma Arahat yang menggunakan vipasana murni disebut Sukkhavipassako ( Arahat yang tidak mempunyai Jhana/Abhinna, hanya melaksanakan Vipassana-Bhavana saja.) .

Sesuai kalimat sam  arahat diatas memiliki jhana walaupun dewa sulit untuk mengetahui apa objeknya. Dan menurut abhidhamma arahat tsb adalah yang memiliki jhana

Maka jika itu vipasana jhana bukankah itu kontradikisi antara sutta tersebut dan abhidhamma. Atau memang di sutta tersebut hanya menyebutkan arahat yang memasuki jhana tapi tidak disebut vipasana jhana? bagaimana menurut Samanera?

Metta  _/\_




Di sutta-sutta, tidak disebutkan mengenai vipassana jhana. Pernyataan yang saya tulis hanya merupakan spekulasi saya jika memang ada yang namanya vipassana jhana. Di Sutta yang saya rujuk (meski lupa nama dan tempat suttanya) juga tidak menyebutkan istilah vipassana jhana. Yang ada adalah seorang arahat mencapai jhana. Namun menurut hemat saya, meskipun samatha dan vipassana harus dipisahkan karena yang pertama berkaitan dengan konsentrasi sedangkan kedua dengan kebijaksanaan, keduanya bisa dikembangkan secara bersamaan (lihat Yuganaddhasutta) dan bagi seorang arahat yang telah terbebas dari kemelekatan terhadap semua fenomena, bukan tidak mungkin bahwa ia mencapai konsentrasi (samādhi jhana) tanpa harus berkonsentrasi pada satu obyek saja seperti layaknya jhana pada umumnya melainkan mencapai jhana sementara batin melihat muncul dan lenyapnya fenomena. Kita bisa membuat perbandingan dengan pengalaman khaṇikasamādhi yang juga bisa dialami bahkan oleh seorang puthujjana. Dalam hal ini, seorang puthujjana yang melalui praktik vipassana bisa detached dengan fenomena yang muncul dan lenyap dalm beberapa taraf saja bisa mencapai khaṇikasamādhi di mana batinnya terkonsentrasi pada fenomena-fenomena yang muncul dan lenyap, apalagi seorang arahat yang batinnya telah sepenuhnya detached dari semua fenomena. Ini memungkinkan seorang arahat untuk mencapai konsentrasi (lebih tinggi dari khaṇikasamādhi / gampangnya jhana) meski tidak menggunakan obyek yang terpaku. Mungkin pernyataan di bawah ini yang saya ambil dari Saññāsutta, Anguttaranikāya, bisa dijadikan perenungan:

Ananda bertanya kepada Sang Buddha: "Venerable sir, is it possible such attainment of concentration (samādhi) for a monk, in which he would not attend to the eye, nor to a form, nor to the ear, not to a sound, nor to the nose, nor to a smell, nor to the tongue, nor to a flavour, nor to the body, nor to a tangible, nor to earth, nor to water, not to fire, nor to air, nor to the sphere of infinity or space, nor to the sphere of infinity of consciouness, nor to the sphere of nothingness, nor to the sphere of neither perception nor non perception, nor to this world, nor to a world beyond. And whatever is seen, heard, sensed, cognized, attained, sought after and traversed by the mind, even to that he does not attend. But, nevertheless, he DOES attend".

The Buddha replies, " Ananda, it is possible such attainment of concentration (samādhi) for a monk, in which he would not attend to the eye, nor to a form, nor to the ear, not to a sound, nor to the nose, nor to a smell, nor to the tongue, nor to a flavour, nor to the body, nor to a tangible, nor to earth, nor to water, not to fire, nor to air, nor to the sphere of infinity or space, nor to the sphere of infinity of consciouness, nor to the sphere of nothingness, nor to the sphere of neither perception nor non perception, nor to this world, nor to a world beyond. And whatever is seen, heard, sensed, cognized, attained, sought after and traversed by the mind, even to that he does not attend. But, nevertheless, he DOES attend".

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Vipassana Jhana
« Reply #73 on: 18 April 2011, 12:09:44 AM »
 [at] Fabian: Sulit untuk bertemu dengan Bhikkhu Ariyadhamma karena tempatnya sangat jauh dari tempat kami. Tetapi dari informasi yang saya dapat sebelumnya dari seorang guru meditasi, memang dalam jhana pikiran beku.

Offline MAHA SAMPANNO

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 13
  • Reputasi: 1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Vipassana Jhana
« Reply #74 on: 20 June 2011, 09:47:13 PM »
Menurut U Pandita Sayadaw dan Mahasi Sayadaw ada dua macam Jhana, yaitu Samatha Jhana dan Vipassana Jhana, ini copasannya, maaf saya belum bisa terjemahkan sebab saya harus pergi malam ini mungkin Sabtu baru kembali.

Vipassanā Jhāna

On the other hand, vipassanā jhāna allows the mind to move freely from object to object, staying focused on the characteristics of impermanence, suffering and absence of self that are common to all objects. Vipassanā jhāna also includes the mind which can be focused and fixed upon the bliss of nibbāna. Rather than the tranquility and absorption which are the goal of samatha jhāna practitioners, the most important results of vipassanā jhāna are insight and wisdom.

Vipassanā jhāna is the focusing of the mind on paramattha dhammas. Usually these are spoken of as “ultimate realities,” but actually they are just the things we can experience directly through the six sense doors without conceptualization. Most of them are saṅkhāra paramattha dhamma, or conditioned ultimate realities; mental and physical phenomena which are changing all the time. Nibbāna is also a paramattha dhamma, but of course it is not conditioned


http://homepage.ntlworld.com/pesala/Pandita/html/jhanas.html

Bagaimana menurut pendapat teman-teman...?

Mettacittena,
oM-om nanyaa emang dalam kehidupan sekarang ini juga kita mampu-kah mencapai Jhana 1sampai jhana 3 ?
kata Bhante ''tentu saja bisa'' ............Om fabian Bhikkhu ariyadhamma dah ada jhana ya ? hehe boleh tuh saya belajar hehe.

 

anything