//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda  (Read 66913 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« on: 17 January 2011, 09:27:55 AM »
Untuk yang ingin menanyakan ajaran Zen, silahkan.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #1 on: 17 January 2011, 09:28:51 AM »
mohon kepada yg berwenang untuk split topik sebelah dan merge ke sini

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #2 on: 17 January 2011, 09:34:42 AM »
ya, bbrp posting terakhir yg berkaitan Zen, dipindah kesini aja...

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #3 on: 17 January 2011, 09:36:08 AM »
Bro William yang baik,

Apakah Master Zen Thich Nhat Hanh itu sendiri menyanyi dan menari? Menyanyi dan menari cenderung membuyarkan konsentrasi pikiran karena itu tidak diperbolehkan bagi bhiksu Zen.

Tapi kalau ada bhiksu ybs bisa tetap fokus walau menari dan menyanyi ya tidak ada yang melarang. Bisa atau tidaknya dia tetap fokus/konsentrasi yang tahu dirinya sendiri.

Kasusnya mungkin sama seperti TERIAKAN Master Zen Linji. Berteriak cenderung membuyarkan pikiran yang berteriak. Tapi kalau Master Zen Linji sudah bisa tetap fokus pikirannya walau berteriak, ya tidak ada yang bisa melarangnya. Di sinilah letak fleksibilitas Zen. Intinya apapun boleh asal tetap bisa konsentrasi pikiran dari waktu ke waktu.  Yang tahu itu buyar atau fokus ya diri sendiri. 

Jadi di sini diperlukan kejujuran diri kita sendiri. Sebab boleh saja kita membohongi semua orang di dunia mengenai kemajuan meditasi kita, namun diri kita sendiri tak dapat kita bohongi.

Intinya segala sesuatu yang membuyarkan konsentrasi pikiran tidak dianjurkan, misalnya seperti sila kelima ' tidak minum minuman memabukkan' di masa kini bisa diperluas menjadi 'rokok, ganja, morfin, ekstasi' dll.

Saya beri contoh lain: kisah dua orang Master Zen di Jepang. Yang satu minum sake/arak khas Jepang dan yang lain tidak. Padahal minuman keras jelas 'dilarang' dalam Pancasila  Buddhist yang dipatuhi praktisi Zen sekalipun apalagi bhiksu/master Zen . Master/Guru Zen yang tidak minum arak menegur yang minum arak. Jawaban Guru Zen yang minum arak adalah: "Yang tidak minum arak BUKAN manusia.". Lalu Guru Zen yang tidak minum arak menjawab: "Oh ya, kalau bukan manusia lalu apa?". Guru Zen yang minum arak menjawab singkat: "Buddha".

Jadi, Anda bisa lihat sendiri, begitu fleksibel-nya sila/vinaya Zen sehingga tak aneh bila kemudian Zen sendiri terpecah-pecah menjadi entah berapa banyak aliran di masa kini. Termasuk yang MUNGKIN bhiksu-nya memainkan musik yang menjadi isu di sini.

Saya tidak menyalahkan atau membenarkan main musik. Semuanya kembali berpulang ke masing-masing individu praktisi Zen itu sendiri. Seberapa jauh pengaruh 'minum arak' 'main musik' terhadap ELING/ MINDFULNESS itu sendiri? Hanya diri 'mereka' sendiri yang tahu.

 _/\_
Saya mau tanya, SEANDAINYA muncul kisah begini:
kisah dua orang Master Zen di Jepang. Yang satu mangkal di rumah bordil dan yang lain tidak. Padahal asusila 'dilarang' dalam Pancasila  Buddhist yang dipatuhi praktisi Zen sekalipun apalagi bhiksu/master Zen . Master/Guru Zen yang tidak ke rumah bordil menegur yang ke rumah bordil. Jawaban Guru Zen yang ke rumah bordil adalah: "Yang tidak ke rumah bordil BUKAN manusia.". Lalu Guru Zen yang tidak ke rumah bordil menjawab: "Oh ya, kalau bukan manusia lalu apa?". Guru Zen yang ke rumah bordil menjawab singkat: "Buddha".

Bagaimana menurut Bro Sutarman?

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #4 on: 17 January 2011, 10:27:44 AM »
Bro Adi Lim yang baik,

Di sinilah letak perbedaan tradisi Zen dan Theravada. Theravada membagi-bagi menjadi sotapana-sakadagami-anagami-arahat (cmiiw) sedangkan Zen tidak membagi-bagi serinci itu. Tapi  MUNGKIN maksudnya menunjuk hal yang sama yaitu mengenai STATE of MIND.

Dalam tradisi Zen, seorang Master Zen jelas harus bisa MEMBEBASKAN PIKIRAN Beliau sendiri terlebih dulu (istilah kerennya ya jadi arahat) barulah bisa MEMBEBASKAN PIKIRAN orang lain (istilah kerennya ya jadi bodhisattva). Pencerahan yang dimaksud adalah KETERBEBASAN PIKIRAN.

Zen memang jauh lebih sederhana dalam terminologi/istilah dibandingkan Theravada ataupun Mahayana. Karena Zen langsung menunjuk pada PIKIRAN sesuai tradisi Master Zen Huineng.


Semoga penjelasan saya yang masih rendah dalam pencapaian meditasi / Zen ini dapat membantu Bro Adi Lim.

 _/\_

jadi maksud bro sutarman, bahwa 'pencerahan mendadak/seketika' adalah pencerahan atau pencapaian menjadi mahluk Ariya(Sotapana s/d Arahant), karena kesederhanaan praktisi Zen  :-?
begitu maksudnya ?  ???
« Last Edit: 17 January 2011, 10:39:03 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #5 on: 17 January 2011, 10:29:29 AM »
Saya mau tanya, SEANDAINYA muncul kisah begini:
kisah dua orang Master Zen di Jepang. Yang satu mangkal di rumah bordil dan yang lain tidak. Padahal asusila 'dilarang' dalam Pancasila  Buddhist yang dipatuhi praktisi Zen sekalipun apalagi bhiksu/master Zen . Master/Guru Zen yang tidak ke rumah bordil menegur yang ke rumah bordil. Jawaban Guru Zen yang ke rumah bordil adalah: "Yang tidak ke rumah bordil BUKAN manusia.". Lalu Guru Zen yang tidak ke rumah bordil menjawab: "Oh ya, kalau bukan manusia lalu apa?". Guru Zen yang ke rumah bordil menjawab singkat: "Buddha".

Bagaimana menurut Bro Sutarman?


ini Master ZEN beneran atau "Master-Master-an"... karena sudah ada modus-nya di aliran lain kalau senam-senam ataupun berendam di kolam renang (bareng wantia) juga termasuk di dalam salah satu ajaran/praktek ajaran... hahaha...
(Kali di ajaran itu juga "buddha-buddha-an")...

Ah... sulit la ngurus-in state of mind orang... ngurus-in state-of-mind sendiri aja susah...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #6 on: 17 January 2011, 10:48:27 AM »
Saya mau tanya, SEANDAINYA muncul kisah begini:
kisah dua orang Master Zen di Jepang. Yang satu mangkal di rumah bordil dan yang lain tidak. Padahal asusila 'dilarang' dalam Pancasila  Buddhist yang dipatuhi praktisi Zen sekalipun apalagi bhiksu/master Zen . Master/Guru Zen yang tidak ke rumah bordil menegur yang ke rumah bordil. Jawaban Guru Zen yang ke rumah bordil adalah: "Yang tidak ke rumah bordil BUKAN manusia.". Lalu Guru Zen yang tidak ke rumah bordil menjawab: "Oh ya, kalau bukan manusia lalu apa?". Guru Zen yang ke rumah bordil menjawab singkat: "Buddha".

Bagaimana menurut Bro Sutarman?


bantu jawab ya, walau saya bukan praktisi Zen.

memang pada dasarnya adalah Zen tidak terikat pada Pancasila. sebab utama orang minum arak & pergi rumah bordil adalah karena nafsu. jika seorang master Zen yg sudah tercerahkan, imo dia tidak terikat Pancasila lagi. dalam keadaan wajar ia akan otomatis tidak melanggar Pancasila, dalam keadaan khusus, ada sebab yg kita belum tercerahkan belum mengerti. tentunya pengakuan orang lain seseorang tercerahkan / belum itu tidak harus ditelan bulat2. makanya Zen termasuk Mahayana, ya pilih2 guru juga.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #7 on: 17 January 2011, 11:39:11 AM »
ini Master ZEN beneran atau "Master-Master-an"... karena sudah ada modus-nya di aliran lain kalau senam-senam ataupun berendam di kolam renang (bareng wantia) juga termasuk di dalam salah satu ajaran/praktek ajaran... hahaha...
(Kali di ajaran itu juga "buddha-buddha-an")...

Ah... sulit la ngurus-in state of mind orang... ngurus-in state-of-mind sendiri aja susah...
Makanya menjadi pertanyaan menarik. Karena kalau gurunya saja begitu, bagaimana muridnya? Kalau gurunya begitu, sebetulnya apa sih yang diajarkan?


bantu jawab ya, walau saya bukan praktisi Zen.

memang pada dasarnya adalah Zen tidak terikat pada Pancasila. sebab utama orang minum arak & pergi rumah bordil adalah karena nafsu. jika seorang master Zen yg sudah tercerahkan, imo dia tidak terikat Pancasila lagi. dalam keadaan wajar ia akan otomatis tidak melanggar Pancasila, dalam keadaan khusus, ada sebab yg kita belum tercerahkan belum mengerti. tentunya pengakuan orang lain seseorang tercerahkan / belum itu tidak harus ditelan bulat2. makanya Zen termasuk Mahayana, ya pilih2 guru juga.
Saya pikir bukan hanya praktisi Zen, tetapi semua orang yang telah memahami (apa pun agamanya), tidak lagi terikat pada pancasila atau aturan. Kalau misalnya dikatakan 'orang awam tidak mengerti', berarti sungguh menarik. Saya andaikan bayi yang mulai belajar berjalan. Ia bergerak merangkak, lalu berdiri, kadang-kadang jatuh lagi. Tapi lama-lama, ia sudah berjalan dengan baik, tidak jatuh lagi.
Seperti juga orang awam silanya 'bolong-bolong', kadang ditaati, kadang dilanggar. Tapi setelah latihan lama, idealnya silanya membaik dan tidak 'bolong-bolong' lagi.

Tapi dalam kasus "master" zen ini, seperti bayi belajar berdiri, setelah 'tercerahkan' maka merangkak lagi. Lalu apa sebetulnya yang dilatih? Apakah tujuannya?


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #8 on: 17 January 2011, 11:45:07 AM »
Itu akibat kesalahan MENELAN MENTAH-MENTAH kelakuan para Master Zen... Slogan ZEN  kan langsung menuju ke pikiran... LAH, emang-nya tahu apa state of mind (pikiran) para Master Zen saat melakukan perilaku "nyeleneh" itu...

Maka-nya kan saya katakan kepada bro SUTARMAN... harus seperti LINJI (seorang master Zen) kalau mau ngomong MEET BUDDHA, KILL BUDDHA...
(Note : Koan (Gong-An) -- Ketemu Buddha, Bunuh Buddha -- adalah berasal dari Master LINJI)
Yang ini saya setuju. Bukan hanya seperti Linji saja, tetapi harus dalam keadaan yang sama, ditujukan pada pendengar yang sama, maka hal itu baru bisa cocok.

Dari komik zen juga saya baca tentang guru yang suka mengacungkan jempolnya ketika ditanya, "apa itu zen?" Lalu ketika sedang pergi, ada umat yang ingin bertanya dan seorang muridnya 'mewakili' gurunya mengacungkan jempol. Ketika guru itu pulang, ia marah pada kelakuan muridnya dan memotong jarinya. (Ini memang ekstrem.) Lalu gurunya bertanya, "apa itu zen?" Guru mengacungkan jempol, dan muridnya juga. Kemudian melihat perbedaan antara jempol si guru dan murid, maka si murid menjadi mengerti.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #9 on: 17 January 2011, 11:48:55 AM »
ternyata kebanyakan tahu zen dari komik, di antara segitu banyaknya buku2 zen, bahkan sudah banyak yg berbahasa indonesia...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #10 on: 17 January 2011, 11:54:27 AM »
bantu jawab ya, walau saya bukan praktisi Zen.

memang pada dasarnya adalah Zen tidak terikat pada Pancasila. sebab utama orang minum arak & pergi rumah bordil adalah karena nafsu. jika seorang master Zen yg sudah tercerahkan, imo dia tidak terikat Pancasila lagi. dalam keadaan wajar ia akan otomatis tidak melanggar Pancasila, dalam keadaan khusus, ada sebab yg kita belum tercerahkan belum mengerti. tentunya pengakuan orang lain seseorang tercerahkan / belum itu tidak harus ditelan bulat2. makanya Zen termasuk Mahayana, ya pilih2 guru juga.

dalam kasus 'membelah kucing', maka kelihatan si Guru tidak "otomatis menjaga sila", ia tetap melakukan pembunuhan. Padahal, jika bijak, ia mempunyai banyak cara lain untuk mengajarkan muridnya ketimbang membelah seekor kucing.

sy pribadi belum melihat manfaat-nya contoh kasus membelah kucing ini, tapi banyak murid2 zen yg senang dgn contoh2 ekstrim begini.

beberapa contoh zen, bisa sy pahami, tetapi bbrp lainnya, sy anggap terlalu ekstrim dan tidak akan sy anggap serius (tidak akan sy angkat untuk diceritakan ke org2 mewakili apa itu zen).

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #11 on: 17 January 2011, 11:59:15 AM »
ternyata kebanyakan tahu zen dari komik, di antara segitu banyaknya buku2 zen, bahkan sudah banyak yg berbahasa indonesia...


betul, sy lebih senang membaca buku2 zen yg lbh 'masuk akal' (menurut sy yah...),
salah satunya buku2 D.T Suzuki.


::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #12 on: 17 January 2011, 12:10:20 PM »
ternyata kebanyakan tahu zen dari komik, di antara segitu banyaknya buku2 zen, bahkan sudah banyak yg berbahasa indonesia...

justru dari komik bisa berkembang ke buku ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #13 on: 17 January 2011, 12:16:59 PM »
kok beberapa kisah yang berbau zen, "sadis" atau ekstrem? kisah nyata atau rekaan tuh?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #14 on: 17 January 2011, 12:27:50 PM »
apakah ada masalah dengan komik zen? apakah komik zen menyesatkan?

 

anything