//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - K.K.

Pages: 1 2 3 4 5 [6]
76
Sehubungan dengan keberadaan Buddha Bar, yang sebetulnya motivasi dari si pemilik kita tidak tahu, banyak orang yang merasa "gurunya terhina", dan perlu semacam tindakan "mengembalikan kehormatan" entah dengan demonstrasi dan lainnya.

Berhubung di sutta Pali tidak ada bahasan tentang "patungnya", maka baiklah kita bicarakan "Buddhanya". Apakah yang Buddha lakukan ketika dirinya dihina?

Suatu ketika, Magandiya yang menyimpan dendam kepada Buddha, menyewa orang-orang kota untuk menghina Buddha yang masuk kota untuk menerima dana makanan. Mereka menyebutkan kata-kata seperti: "pencuri", "orang bodoh", "unta", "keledai", "penghuni neraka". Ananda, mendengar hal seperti ini, memohon pada Buddha agar pindah ke kota lain saja, namun Buddha menolaknya. Menurut Buddha, "di kota mana pun juga, kita bisa tetap dihina dan tidak tepat jika setiap bertemu masalah, kita menghindarinya. Lebih baik kita menyelesaikan masalah di mana masalah itu timbul". Lalu, sikap Buddha apakah yang diambil untuk menyelesaikan masalah? Buddha berkata:

"Bagaikan gajah di medan perang, bertahan dari panah, demikian juga saya akan bertahan dari penghinaan. Sesungguhnya, banyak orang yang tidak memiliki moralitas."

"Hanya gajah dan kuda terlatih yang dibawa ke kumpulan manusia; Raja hanya menunggangi gajah dan kuda terlatih. Yang termulia di antara manusia adalah yang telah jinak, yang bertahan dari penghinaan."

"Bagal, kuda keturunan murni, kuda dari Sindhu, dan gajah besar, adalah mulia hanya ketika mereka terlatih; tetapi seseorang yang telah menjinakkan dirinya dengan pengetahuan jalan, adalah jauh lebih mulia." (Dhammapada 320-322)

Mendengar kata-kata ini, orang-orang yang menghina Buddha menyadari kesalahannya dan menghormat kepada Buddha. Beberapa di antara mereka menjadi Sotapanna. Bisa dilihat bagaimana sikap mengendalikan diri demikian bermanfaat bagi orang lain.


Di lain waktu, seorang Brahmana dari Suku Bharadvaja yang marah karena banyak anggota sukunya menjadi pengikut Buddha, datang untuk menghina Buddha. Buddha mengatakan:
"Bagi yang tidak marah, seorang yang telah jinak, hidup tanpa gejolak, maka tidak ada kemarahan.
Dia menjadi tenang dan terbebaskan, mengetahui dengan benar.
Demikian juga tidak pantas untuk marah kepada orang yang marah kepadamu
Ia yang tidak membalas memarahi, telah memenangkan pertempuran yang sulit.
Ia memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain
Mengetahui seseorang marah, jika kamu menenangkan diri dengan penuh perhatian, kamu telah membantu dirimu sendiri dan orang lain.
Mereka yang tidak pandai dalam dhamma, berpikir orang (yang tidak membalas) demikian adalah bodoh." (Sagatha Vagga, Akkosaka Sutta.)

Kemudian Brahmana itu menjadi Bhikkhu dan kemudian menjadi Arahat. Demikianlah Buddha mengatakan bahwa jika kita tidak terusik walaupun diusik, tidak marah walaupun dibuat marah, maka kita bisa menjadi perlindungan bagi orang lain.



Kemudian akan timbul pertanyaan, bagaimanakah penghormatan terbaik yang bisa kita berikan? (Yang pasti bukan dengan namaskara 84.000 kali di depan rupang Buddha.)

Setelah pemberitahuan Buddha mengenai Parinibbana yang akan berlangsung dalam 3 bulan, banyak bhikkhu yang ingin selalu berada di dekat Buddha. Tetapi bhikkhu-bhikkhu seperti Attadattha, Tissa, dan Dhammarama, malah mengasingkan diri di hutan, dengan maksud mencapai buah tertinggi kehidupan suci (Arahatta) sebelum Buddha Parinibbana. Bhikkhu-bhikkhu yang tidak mengerti malah menuduh mereka tidak menghargai Buddha dan membawanya kepada Buddha. Tetapi Buddha berkata kepada mereka, "Para Bhikkhu, mereka yang mengasihi dan menghormatiku, harus bersikap seperti Attadattha. Kalian TIDAK menghormatiku dengan persembahan bunga, wangi-wangian dan dupa, dan datang menemuiku; kalian menghormatiku hanya dengan menjalankan dhamma yang telah saya ajarkan kepada kalian, yaitu Dhamma yang melampaui duniawi."

Demikian juga saat-saat menjelang mahaparinibbana itu, ada hujan bunga-bunga surgawi, nyanyian para dewa terdengar dan bunga yang sebelum musimnya mekar. Buddha mengatakan belum pernah ada penghormatan seperti itu, tetapi Bhikkhu, Bhikkhuni, Upasaka, Upasika mana pun yang mempraktikkan jalan Dhamma dengan sungguh-sungguh, ia telah memberikan penghormatan yang paling tinggi kepada Tathagata.


77
Kesehatan / [ASK] Meridian Flow & Circadian Rhythm di Akupuntur
« on: 11 March 2009, 10:28:19 AM »
Bagi yang familiar tentang metoda medis timur, saya mau tanya.
Waktu aliran meridian ini dipengaruhi oleh apa saja. Apakah Circadian Rhythm juga pengaruh? Jadi misalnya pada pergantian musim atau perubahan waktu di mana ada perubahan daylight saving, atau orang yang berpergian dari satu negara ke negara lain yang perbedaan waktunya jauh, apakah jam sirkulasinya ikut berubah (mungkin mengikuti reaksi terhadap cahaya/panas matahari). Bagaimana pula dengan yang hidup di kutub di mana siang dan malam bisa berlangsung sangat lama, apakah tetap sama meridian berubah aliran setiap 2 jam?


78
Theravada / Thera Sivali
« on: 17 February 2009, 01:16:49 PM »
Sivali adalah anak dari Suppavasa (yang belakangan disebut sebagai upasika yang memberikan dana terbaik, aggam panítadáyikánam). Ia harus menderita berada di kandungan selama tujuh tahun oleh ibunya karena kejahatan masa lampaunya. Suppavasa mengalami kesulitan melahirkan selama tujuh hari, dan berpikir dirinya akan mati. Maka ia berpikir untuk memberikan dana kepada Buddha. Ketika Buddha menerima dana dan memberkati Suppavasa, seketika itu juga ia melahirkan.

Pada hari kelahirannya, (karena sudah tujuh tahun di kandungan) Sivali ini sudah memiliki kemampuan anak berumur tujuh tahun. Dengan izin dari Suppavasa, Sariputta menahbiskannya. Ketika ikat rambutnya pertama dipotong, ia mencapai Sotapanna, dan ke dua kali, ia mencapai Sakadagami. Dan kemudian hari ia menyendiri dan menjadi Arahat. Di kemudian hari, ia disebut oleh Buddha Gotama sebagai yang terbaik dalam menerima dana. Pada perjalanan menuju tempat kediaman Thera Revata, Buddha mengajak Thera Sivali karena jalanannya gersang dan tidak ada manusia. Untuk menguji keberuntungannya, Sivali mengajak lima ratus bhikkhu bersamanya. Sepanjang perjalanan, karena keberadaan Sivali, para Deva menyediakan semua kebutuhan para Bhikkhu.

Pada masa Buddha Vipassi, para perumahtangga bersaing dengan raja untuk memberikan persembahan terbaik. Pada saat itu, semua sudah terkumpul, namun kekurangan madu. Pada waktu itu Sivali memiliki madu yang akan dibeli dengan harga sangat mahal oleh para perumahtangga itu, namun ia tidak mau menjualnya dan ingin ikut serta dalam dana itu. Ia memberikan madu yang cukup bagi 68.000 Bhikkhu Sangha Buddha Vipassi. Itulah salah satu penyebab ia menjadi penerima persembahan yang tidak berkekurangan pada kehidupan terakhirnya.

Penderitaannya di kandungan selama 7 tahun dijelaskan dalam Asatarupa Jataka di mana Ia sebagai seorang pangeran yang kerajaannya diserbu oleh kerajaan Kosala. Ayahnya dibunuh dan ibunya dijadikan istri dari raja baru. Sivali ini berhasil melarikan diri lewat selokan dan kemudian mengancam raja baru untuk menyerahkan kerajaan itu kembali, atau ia akan berperang. Ibunya mengirim surat secara rahasia dan mengatakan tidak perlu berperang, hanya perlu mengepung saja. Setelah tujuh hari, karena tidak bisa mendapatkan persediaan makanan, air, dan kayu bakar, akhirnya rakyat memotong kepala raja baru, dan kemudian Sivali menjadi raja. Karena kejahatannya itu, maka ia harus menderita selama 7 tahun di dalam kandungan. Ibunya saat itu adalah Suppavasa, dan ayahnya yang dibunuh oleh Raja Kosala itu adalah Bodhisatta Gotama sendiri.

79
Penerjemahan dan penulisan Teks Buddhisme / Digha Nikaya
« on: 12 February 2009, 09:39:02 AM »
DN I.

1.6. Jika orang lain […] itu ada pada kami.”[’]


1.8. ‘[“]Menghindari pembunuhan …
>> Sampai ke 1.27. 


>> Bagian Cula & Majjhima Sila diawali dengan "Sementara beberapa petapa dan Brahmana memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan". Pengulangannya diganti dengan ellipsis "..." di 1.13, tetapi bagian 1.14 – 1.20 ; 1.22 – 1.26 kehilangan ellipsisnya. Artinya menjadi rancu bahwa tindakan itu adalah hal-hal tidak terpuji. Sebenarnya hal-hal tersebut tidak terpuji karena dilakukan oleh petapa dan Brahmana sudah hidup dari menerima dana makanan, dan tidak seharusnya bersikap seperti perumah tangga.



1.32. [Pandangan salah 2] 'Dan apakah cara ke[ ]dua? […] Ini adalah cara ke[ ]dua […]


1.33. [Pandangan salah 3] 'Dan apakah cara ke[ ]tiga? […] Ini adalah cara ke[ ]tiga […]


1.34. [Pandangan salah 4] 'Dan apakah cara ke[ ]tiga? […] Ini adalah cara ke[ ]empat […]


2.7. [Pandangan salah 6] 'Dan apakah cara ke[ ]dua? Ada, para bhikkhu, dewa-dewa tertentu yang disebut Rusak oleh Kenikmatan.
>> "Rusak Oleh Kenikmatan" atau Rusak Oleh Kenikmatan


2.9. […] Ini adalah kasus ke[ ]dua.’


2.10. [Pandangan salah 7] ‘Dan apakah cara ke[ ]tiga? […] para dewa tertentu yang disebut Rusak dalam Pikiran.
>> Sama seperti 2.7.


2.12. […] Ini adalah kasus ke[ ]tiga.’


2.13. ‘Dan apakah cara ke[ ]empat? […] ini adalah kasus ke[ ]empat.’


2.18. [Pandangan salah 10] ‘Dan apakah cara ke[ ]dua? […] Ini adalah kasus ke[ ]dua.’


2.19. [Pandangan salah 11] ‘Dan apakah cara ke[ ]tiga? […] Ini adalah kasus ke[ ]tiga.’


2.20. [Pandangan salah 12] ‘Dan apakah kasus ke[ ]empat? […] Ini adalah kasus ke[ ]empat.46’
>> Pada 2.18 & 2.19 ditulis "cara".


2.24. […] Ia berpikir: [“]Aku tidak mengetahui […] menjadi rintangan bagiku.”


2.25. [Pandangan salah 14] ‘Dan apakah kasus ke[ ]dua? […] ini adalah kasus ke[ ]dua.’


2.26. [Pandangan salah 15] ‘Dan apakah kasus ke[ ]tiga? […] Ini adalah kasus ke[ ]tiga.’


2.27. [Pandangan salah 16] ‘Dan apakah cara ke[ ]empat? […] Ini adalah kasus ke[ ]empat.’
>> Pada 2.24 & 2.25 ditulis "kasus".


2.32. [Pandangan salah 18] ‘Apakah kasus ke[ ]dua? […] Ini adalah cara ke[ ]dua.’


3.22. […] berdiam dalam jhāna ke[ ]dua


3.23. […] Tetapi ketika diri ini, dengan meluruhnya kegembiraan, berdiam dalam keseimbangan […] berdiam dalam jhāna ke[ ]tiga […] Nibbāna tertinggi di sini dan saat ini.[”]
>> Sebelumnya, Piti ditulis sebagai "kegirangan". Kegembiraan adalah "sukha" yang masih bertahan dalam Jhana III. Dikatakan kebahagiaan ini lebih seimbang dan lebih halus karena tidak adanya faktor kegirangan/piti.


3.24. […] dan kesakitan dalam jhāna ke[ ]empat


3.71. […] dukacita, ratapan, kesedihan dan kesusahan.77[’]


3.74. […] atau sebagai Kemenangan tanpa tandingan dalam Pertempuran.’

>> Sama seperti 2.7.


Catatan kaki
13. […] ucapan salah di sini (dan di[ ]bagian lain)


29. […] tentunya berarti se[e]kor binatang


76. […] merupakan indria ke[ ]enam dalam Buddhisme).

80
Studi Sutta/Sutra / Kama Sutta/Sutra
« on: 11 February 2009, 12:35:55 PM »
Kuddhaka Nikaya, Sutta Nipata, Atthakaga Vagga.
I. Kama Sutta

1. Jika seseorang yang menginginkan kenikmatan indriah berhasil, ia tentu akan senang, mendapatkan apa yang diinginkan oleh manusia.

2. Namun jika kenikmatan itu gagal didapatkan orang yang menginginkan dan mendambakannya, ia akan menderita, tertancap panah penderitaan.

3. Dia yang menghindari kesenangan indriah sebagaimana ia menghindari menginjak kepala ular dengan kakinya, dengan penuh perhatian, akan menaklukkan keinginan.

4. Ia yang mendambakan kesenangan demikian, ladang, harta, atau emas, sapi dan kuda, budak, wanita, kawan,

5. kejahatan akan menaklukkannya, bahaya akan menghancurkannya, dan penderitaan akan mengikutinya bagaikan air yang masuk ke dalam kapal yang rusak.

6. Oleh karena itu, biarlah seseorang selalu waspada dan menghindari kesenangan indriah; meninggalkannya, ia menyeberang arus, setelah meninggalkan kapal, dan pergi ke pantai seberang.

81
Theravada / Apakah arti "romo/ramani"?
« on: 21 January 2009, 04:33:58 PM »
Mengapa orang dipanggil "romo/ramani" ataupun pandita? Apakah ada sila khusus yang dijalani?

82
Tolong ! / XLS
« on: 15 December 2008, 04:40:55 PM »
Ada yang tahu program gratis yang bisa mengolah (bukan hanya viewer) file extension XLS dan tidak memerlukan requirement tinggi?
OpenOffice 2.x terlalu berat untuk dijalankan dengan RAM 128MB.

83
Wah, kalo Raelians itu, umurnya lumayan baru yah?! Saya ga begitu tahu tentang itu, tapi kalo ga salah kepercayaan mereka itu ada hubungannya dengan E.T. (Extra Terrestrial). Mereka juga sepertinya tidak masuk dalam aliran Nasrani (walaupun mungkin ada gunakan alkitab dan literaturnya) dan digolongkan ke New Age.

84
Quote
Jika anda paham misalnya Tipitaka pali maka ini akan mendorong anda untuk menerapkannya dalam hidup sehari2....... misal jika anda tahu teori cetasika, maka anda akan berusaha untuk mengamati proses cetasika dalam batin anda. Dengan ini, anda akan tahu bagaimana akusala  cetasika itu, sehingga jika timbul, kita akan dapat mengeremnya.


jika anda fanatik/melekat maka pada batin anda akan timbul "dosa mula citta" jika kitab suci atau apapun yang dilekati itu berubah.....
Disini jelas, anda boleh tahu semua teori mengenai cetasika, tapi dalam hidup sehari-hari tidak bisa mengontrol kemarahan.
Misal anda sebagai atasan, lalu ada orang yang "ribut" dengan staf anda, anda akan merasa tersinggung.

OK, thanx buat penjelasannya. Saya memang setuju pada penerapan pada kehidupan sehari-hari sesuai dengan kapasitas kita. Misalnya kita dengki sama orang, lalu dalam teori dibahas bagaimana 'tidak bermanfaatnya' dengki itu dan dengan bantuan teori (misalnya ketika kita dengki, ingat pada pembahasannya) sehingga kita bisa menyadarinya, tentu boleh saja. Menurut saya, itu bukan fanatik sama sekali.

Untuk yang tidak/belum masuk dalam kapasitas kita, menurut saya itulah yang berpotensi membuat orang fanatik. Misalnya Abhinna, bagi yang tidak bisa membuktikan atau tidak pernah ketemu, ada orang yang menyangkal habis2an dan ada orang yang membela habis2an tentang keberadaan Abhinna. Nah, di sini orang itu tidak mengalami dan tidak bisa membuat orang mengalami tetapi bersikukuh pada pandangannya. Inilah yang membuat orang fanatik. Kalau ditampung sebagai pengetahuan (misalnya Abhinna secara garis besar dibagi jadi 6), ya tentu saja tidak ada ke-fanatik-an di situ.  ;D

Pages: 1 2 3 4 5 [6]
anything