//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tanya ? Jawab untuk Pemula  (Read 622036 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline aitristina

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.758
  • Reputasi: 52
  • Gender: Female
  • every1 is #1...
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #795 on: 30 August 2010, 11:48:33 AM »
apa yang kamu alami sama dengan saya...

awalnya ... sesuai dengan carita yg saya miliki, saya lebih cocok untuk anapanasati...dan sudah dipraktekkan selama beberapa wktu, fine2 aja...

namun nowadays... makin sulit fokus pd napas, so akhirnya beralih ke metta bhavana..

benar, apa yg dikatakan oleh bro indra...praktekkan meditasi yg nyaman dan sesuai dengan kondisi kita saat ini... semua hal yang dilakukan sesuai dengan "keinginan hati" ...hasilnya akan lebih luarrr biasa...

met think metta!!!

jika merasa lebih nyaman dengan metta bhavana, lanjutkan aja metta bhavana.

Makasih banyak, saya akan tetap berusaha pernapasan juga, tapi tidak akan kuatir lagi mengapa kok mettanya terasa lebih nyaman daripada pernapasan. Lega bahwa tidak salah.
Life is about living...

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #796 on: 30 August 2010, 11:55:19 AM »
idem nih ...

Mau tanya soal meditasi, tapi di bagian sana gak ada thread untuk pemula nanya-nanya, jadi malu buka thread baru.

Saya dengar anapanasati bisa gabung sama metta bhavana ya? Malah ada yang bilang bagus karena yang satu fokus ke dalam, yang satu ke luar, jadi seimbang. Masalah saya, lama-lama metta bhavana-nya jadi lebih enak daripada ngeliatin napas. Ikutin napas susah sekali, tapi begitu pindah ke metta, beberapa kali terasa begitu damainya, sampai tidak ingin berhenti. Dan setelah itu di manapun saya berada, di kendaraan umum, di antrian, di jalanan, gampang sekali untuk balik ke present moment, sambil terus metta.

Ini normal gak, apa ada yang merasa begitu juga?
Apakah berbahaya?

pake yang paling mantep... no problemo

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #797 on: 31 August 2010, 06:58:55 PM »
Kalo meditasi itu bagusnya pake bantalan ato ga ya ?   _/\_

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #798 on: 01 September 2010, 02:46:27 AM »
Utk awalnya, pake lah.. Ngga ada salahnya. Sekalian juga biar bisa duduk lebih lama. Selanjutnya, terserah Anda ada bantalan atau tidak.
appamadena sampadetha

Offline Terasi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 111
  • Reputasi: 12
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #799 on: 05 September 2010, 11:25:37 AM »
Tanya lagi ..  :)

Di ceritanya Ven Culla-Panthaka, katanya kakak dia Ven Maha-Panthaka jadi Bhikkhu duluan, tapi kemudian kedua-duanya jadi arahat setelah sang Buddha kasih Culla pengajaran khusus. Tapi kenapa kemudian kedua kakak-beradik ini masih bisa satu sama lain mengeluarkan trik-trik. Yang kakak berusaha menghalangi adiknya ikut ke perjamuan makan, sedangkan si adik main sembunyi-sembunyian dengan membuat ilusi 1000 bhikkhu tiruan (kok kayak Sun Go Kong).

Apakah arahat-arahat masih bisa berbuat seperti itu?
Kisah-kisah Jataka itu posisinya gimana kalo nurut Theravada? Kenapa dimasukkan di Tipitaka? Bisa dianggap serius gak?

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #800 on: 05 September 2010, 02:53:12 PM »
Tanya lagi ..  :)

Di ceritanya Ven Culla-Panthaka, katanya kakak dia Ven Maha-Panthaka jadi Bhikkhu duluan, tapi kemudian kedua-duanya jadi arahat setelah sang Buddha kasih Culla pengajaran khusus. Tapi kenapa kemudian kedua kakak-beradik ini masih bisa satu sama lain mengeluarkan trik-trik. Yang kakak berusaha menghalangi adiknya ikut ke perjamuan makan, sedangkan si adik main sembunyi-sembunyian dengan membuat ilusi 1000 bhikkhu tiruan (kok kayak Sun Go Kong).

Apakah arahat-arahat masih bisa berbuat seperti itu?
Kisah-kisah Jataka itu posisinya gimana kalo nurut Theravada? Kenapa dimasukkan di Tipitaka? Bisa dianggap serius gak?

Saya rasa kisahnya tidak seperti itu. Mahapanthaka, sang kakak tidak mengajak serta adiknya, Culapanthaka yang saat itu belum menjadi Arahat karena memandangnya tidak layak ikut perjamuan makan yang diadakan Jivaka untuk menjamu Sang Buddha dan para bhikkhu. Mahapanthaka berusaha memberikan suatu pelajaran kepada adiknya dan sama sekali tidak ada persaingan antara keduanya. Soal ilusi 1000 bhikkhu tiruan itu bukan trik untuk mengelabui sang kakak, melainkan menunjukkan kepada para bhikkhu lain termasuk kakaknya bahwa ia sudah menjadi Arahat (walaupun belum tentu orang yang memiliki abhinna sudah menjadi Arahat, tetapi Sang Buddha ada saat itu dan bisa mengkonfirmasi hal tersebut)

Kisah ringkasnya sbb
Quote
    Kisah Culapanthaka


    DHAMMAPADA II : 25


    Bendahara Kerajaan di Rajagaha mempunyai dua orang cucu laki-laki bernama Mahapanthaka dan Culapanthaka. Mahapanthaka, yang tertua, selalu menemani kakeknya mendengarkan khotbah Dhamma. Kemudian Mahapanthaka bergabung menjadi murid Sang Buddha.

    Culapanthaka mengikuti jejak kakaknya menjadi bhikkhu pula. Tetapi, karena pada kehidupannya yang lampau pada masa keberadaan Buddha Kassapa, Culapanthaka telah menggoda seorang bhikkhu yang sangat bodoh, maka dia dilahirkan sebagai orang dungu pada kehidupannya saat ini. Dia tidak mampu mengingat meskipun hanya satu syair dalam empat bulan. Mahapanthaka sangat kecewa dengan adiknya dan mengatakan bahwa adiknya tidak berguna.

    Suatu waktu, Jivaka datang ke vihara mengundang Sang Buddha dan para bhikkhu yang ada, untuk berkunjung makan siang di rumahnya. Mahapanthaka, yang diberi tugas untuk memberitahu para bhikkhu tentang undangan makan siang tersebut, mencoret Culapanthaka dari daftar undangan. Ketika Culapanthaka mengetahui hal itu dia merasa sangat kecewa dan memutuskan untuk kembali hidup sebagai seorang perumah tangga.


    Mengetahui keinginan tersebut, Sang Buddha membawanya dan menyuruhnya duduk di depan Gandhakuti. Kemudian Beliau memberikan selembar kain bersih kepada Culapanthaka dan menyuruhnya untuk duduk menghadap ke timur dan menggosok-gosok kain itu. Pada waktu bersamaan dia harus mengulang kata "Rajoharanam", yang berarti "kotor". Sang Buddha kemudian pergi ke tempat kediaman Jivaka, menemani para bhikkhu.

    Culapanthaka mulai menggosok selembar kain tersebut, sambil mengucapkan "Rajoharanam", Berulang kali kain itu digosok dan berulang kali pula kata-kata rajoharanam meluncur dari mulutnya.

    Berulang dan berulang kali.

    Karena terus-menerus digosok, kain tersebut menjadi kotor. Melihat perubahan yang terjadi pada kain tersebut, Culapanthaka tercenung. Ia segera menyadari ketidak-kekalan segala sesuatu yang berkondisi.

    Dari rumah Jivaka, Sang Buddha dengan kekuatan supranatural-Nya mengetahui kemajuan Culapanthaka. Beliau dengan kekuatan supranatural-Nya menemui Culapanthaka, sehingga seolah-olah Beliau tampak duduk di depan Culapanthaka, dan berkata:

    "Tidak hanya selembar kain yang dikotori oleh debu; dalam diri seseorang ada debu hawa nafsu (raga), debu keinginan jahat (dosa), dan debu ketidak-tahuan (moha), seperti ketidak-tahuan akan empat kesunyataan mulia. Hanya dengan menghapuskan hal-hal tersebut seseorang dapat mencapai tujuannya dan mencapai arahat".

    Culapanthaka mendengarkan pesan tersebut dan meneruskan bermeditasi. Dalam waktu yang singkat mata batinnya terbuka dan ia mencapai tingkat kesucian arahat, bersamaan dengan memiliki "Pandangan Terang Analitis". Maka Culapanthaka tidak lagi menjadi orang dungu.

    Di rumah Jivaka, para umat akan menuang air sebagai tanda telah melakukan perbuatan dana; tetapi Sang Buddha menutup mangkoknya dengan tangan dan berkata bahwa masih ada bhikkhu yang ada di vihara. Semuanya mengatakan bahwa tidak ada bhikkhu yang tertinggal. Sang Buddha menjawab bahwa masih ada satu orang bhikkhu yang tertinggal dan memerintahkan untuk menjemput Culapanthaka di vihara.

    Ketika pembawa pesan dari rumah Jivaka tiba di vihara, dia menemukan tidak hanya satu orang, tetapi ada seribu orang bhikkhu yang serupa. Mereka semua diciptakan oleh Culapanthaka, yang sekarang telah memiliki kekuatan supranatural. Utusan tersebut kagum dan dia pulang kembali dan melaporkan hal ini kepada Jivaka.

    Utusan itu kembali diutus ke vihara untuk kedua kalinya dan diperintahkan untuk mengatakan bahwa Sang Buddha mengundang bhikkhu yang bernama Culapanthaka. Tetapi ketika dia menyampaikan pesan tersebut, seribu suara menjawab, "Saya adalah Culapanthaka". Dengan bingung, dia kembali ke rumah Jivaka untuk kedua kalinya.

    Untuk ketiga kalinya dia disuruh kembali ke vihara. Kali ini, dia diperintahkan untuk menarik bhikkhu yang dilihatnya pertama kali mengatakan bahwa dia adalah Culapanthaka. Dengan cepat dia memegangnya dan semua bhikkhu yang lain menghilang, dan Culapanthaka menemani utusan tersebut ke rumah Jivaka.


    Setelah makan siang, seperti yang diperintahkan oleh Sang Buddha, Culapanthaka menyampaikan khotbah Dhamma, khotbah tentang keyakinan dan keberanian, mengaum bagaikan raungan seekor singa muda. Ketika masalah Culapanthaka dibicarakan di antara para bhikkhu. Sang Buddha berkata bahwa seseorang yang rajin dan tetap pada perjuangannya akan mencapai tingkat kesucian arahat.

    Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 25 berikut ini:

    Dengan usaha yang tekun, semangat, disiplin dan pengendalian diri,
    hendaklah orang bijaksana membuat pulau bagi dirinya sendiri
    yang tidak dapat ditenggelamkan oleh banjir.

http://www.w****a.com/forum/kumpulan-sutra-vinaya-buddhist/3324-kisah-kisah-dhammapada-bab-ii-appamada-vagga-21-22-23-24-25-a.html#post35369

Kisah lengkapnya ada di http://web.ukonline.co.uk/buddhism/story25.htm. Berikut kutipan tentang kejadian tidak diundangnya Culapanthaka dan pertunjukan kekuatan batinnya:

Quote
At that time Jivaka, the Komarabhacca (the foster child of a prince), taking with him plenty of flowers and scents went to his mango-grove, offered them to the Master. Having listened to the preachings, he left the seat, paid obeisance to the Master and approaching Mahapanthaka enquired, "Sir, how many monks are living with the Teacher?"

"Monks numbering about five hundred".

"Sir, to-morrow may you please take your food at my house with five hundred monks headed by the Buddha."

Said the Elder, "Lay-devotee, a certain Culapanthaka is dull and unprogressive in the Dhamma, except him I accept your invitation for the rest."

Culapanthaka heard this and thought "The Elder in accepting the invitation for so many monks has left me out. Surely he must have been disappointed with me. Then, what good is there for me (to stay on) in this Order? I should (better) revert to a household life and live giving charity and doing other meritorious deeds."

dan

Quote
At this moment Culapanthaka thinking, "My brother said that there were no monks at the monastery, I will show him that there are." He created a thousand monks and filled the entire mango-grove with them, some tending to the robes, some dyeing and others being engaged in their studies, thus differing in pursuits. That man, seeing many monks in the monastery, turned back and reported to Jivaka. saying "Master, the entire mango-grove is full of monks."

"The Thera Culapanthaka having created a thousand monks like himself, sat in the beautiful mango-grove awaiting intimation of the time (for meal)."

Thereupon the Master said to the person "Go to the monastery and say that the Teacher summons the monk by name Culapanthaka."

When he went and said that, voices saying "I am Culapanthaka, I am Culapanthaka" came out of thousand mouths.

The man went back and reported "Lord, all of them said that they were Culapanthakas."

"Then please go and catch hold of the monk who first says that he is Culapanthaka and the rest will disappear." He did as he was told. And at that very moment the rest of the monks disappeared.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Terasi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 111
  • Reputasi: 12
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #801 on: 06 September 2010, 07:49:01 PM »
Makasih.. wah kok lain sama buku baru saya  :(

Trus soal ini gimana:
Kisah-kisah Jataka itu posisinya gimana kalo nurut Theravada? Bisa dianggap serius gak?

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #802 on: 06 September 2010, 10:22:48 PM »
Makasih.. wah kok lain sama buku baru saya  :(

Trus soal ini gimana:
Kisah-kisah Jataka itu posisinya gimana kalo nurut Theravada? Bisa dianggap serius gak?

Oh ya ketinggalan... :)

Kisah-kisah Jataka itu berasal dari kitab komentar Jataka (Jataka Atthakatha), sedangkan kitab Jataka-nya sendiri tidak ada narasi (kisah/ceritanya) tetapi merupakan kumpulan syair (ada 547 syair) seperti Dhammapada. Dari penjelasan 547 syair itulah muncul 547 kisah Jataka yang berkaitan dengan syair tersebut dalam komentar Jataka.

Beberapa kisah Jataka seperti kisah kelinci bulan (Sasa Jataka, Jataka no. 316) ditemukan dalam berbagai legenda/mitos bangsa-bangsa di dunia ini. Kisah-kisah Jataka versi bahasa Sanskerta seperti Jatakamala mengandung kisah yang sama tetapi berbeda dalam detailnya dengan kisah Jataka bahasa Pali.

Walaupun kebanyakan ahli menganggap kisah Jataka itu tidak canonical (tidak dianggap kata-kata asli Sang Buddha) [hanya syair-syairnya saja yang bisa dianggap canonical], tetapi kisah-kisah ini mengandung nilai-nilai moral yang tinggi dan sangat efektif sebagai media penyampaian Dhamma yang mudah dicerna oleh umat awam sekali pun sehingga tetap dianggap bagian dari kitab suci Tipitaka.

Soal serius/nyata atau tidaknya, sangat sulit ditentukan (apalagi kita orang biasa yang tidak memiliki kemampuan mengetahui kehidupan lampau), tetapi diyakini dalam tradisi Buddhis (tidak hanya Theravada, tetapi juga Mahayana) bahwa kisah-kisah tersebut asli/sesuai dengan kehidupan masa lampau Bodhisatta Gotama.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline KLSC

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 3
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Wish All Sentient Being Happiness
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #803 on: 07 September 2010, 06:53:47 PM »
 _/\_ All,,
         Me mau nanya 5 Pertanyaan aja..
   1. Apa bedanya menumbuhkan keyakinan terhadap Triratna, Arahat, Deva, Bodisatva, dan Tripitaka?
       (Tolong jelaskan mendetail) :)
   2. Apa bedanya Tiap2 tingkat Kesucian? bukankah kalau cuma mencapai Sotapanna sudah dijamin masuk nibanna?   
                        kalo gitu apa ada gunanya jadi arahat?
   3. Bagaimana cara belajar yang tepat bagi seorang buddhist? Manfaat yang didapat daripada cara biasa gimana?
   4. Tokoh-tokoh Buddhist Dunia yang lumayan terkenal siapa aja? (Tolong kasih contoh kisah kenapa dia jadi Buddhist)
   5. Bagaimana pandangan Buddhist terhadap Tekad? apa beda tekad dengan janji/sumpah?

Thx lho buat yang uda bantuin memecahkan teka-teki Dhamma ini..
 _/\_  :)

Offline JimyTBH

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 120
  • Reputasi: 2
  • antara Suggati N Duggati (
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #804 on: 07 September 2010, 07:29:44 PM »
_/\_ All,,
         Me mau nanya 5 Pertanyaan aja..
   1. Apa bedanya menumbuhkan keyakinan terhadap Triratna, Arahat, Deva, Bodisatva, dan Tripitaka?
       (Tolong jelaskan mendetail) :)
   2. Apa bedanya Tiap2 tingkat Kesucian? bukankah kalau cuma mencapai Sotapanna sudah dijamin masuk nibanna?   
                        kalo gitu apa ada gunanya jadi arahat?
   3. Bagaimana cara belajar yang tepat bagi seorang buddhist? Manfaat yang didapat daripada cara biasa gimana?
   4. Tokoh-tokoh Buddhist Dunia yang lumayan terkenal siapa aja? (Tolong kasih contoh kisah kenapa dia jadi Buddhist)
   5. Bagaimana pandangan Buddhist terhadap Tekad? apa beda tekad dengan janji/sumpah?

Thx lho buat yang uda bantuin memecahkan teka-teki Dhamma ini..
 _/\_  :)
dhamma mana ada teka teki

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #805 on: 07 September 2010, 07:55:25 PM »
_/\_ All,,
         Me mau nanya 5 Pertanyaan aja..
   1. Apa bedanya menumbuhkan keyakinan terhadap Triratna, Arahat, Deva, Bodisatva, dan Tripitaka?
       (Tolong jelaskan mendetail) :)
   2. Apa bedanya Tiap2 tingkat Kesucian? bukankah kalau cuma mencapai Sotapanna sudah dijamin masuk nibanna?   
                        kalo gitu apa ada gunanya jadi arahat?
   3. Bagaimana cara belajar yang tepat bagi seorang buddhist? Manfaat yang didapat daripada cara biasa gimana?
   4. Tokoh-tokoh Buddhist Dunia yang lumayan terkenal siapa aja? (Tolong kasih contoh kisah kenapa dia jadi Buddhist)
   5. Bagaimana pandangan Buddhist terhadap Tekad? apa beda tekad dengan janji/sumpah?

Thx lho buat yang uda bantuin memecahkan teka-teki Dhamma ini..
 _/\_  :)

1. Dengan berkeyakinan kepada triratna berarti kita mengangkat Buddha, Dhamma, dan Sangha sebagai guru kita dan bertekad untuk melaksanakan ajaran-ajaran sang Buddha yaitu Dhamma.

2.Jika seseorang telah mencapai Sotapanna, maka dia sudah tau apa lagi selanjutnya yang harus dia lakukan untuk melenyapkan dukkha dan dia harus berusaha untuk melenyapkan dukkha hingga mencapai kearahatan. Dalam Buddhisme ditekankan jika seseorang menginginkan sesuatu, maka dia harus berusaha dengan cara yang benar, tanpa menyakiti makhluk lain. Tiada ada jaminan seseorang akan menjadi ini atau itu. Seorang yang telah mencapai Sotapanna tidak lagi mempunyai pikiran bahwa karena dia sudah Sotapanna, maka dia dijamin akan selamat. Maksud dari Sotapanna  hanya akan terlahir maks 7x lagi itu perkiraan karena seorang Sotapanna sudah menjadi pemasuk arus yang telah punya landasan kualitas untuk mencapai tingkat-tingkat kesucian lain.

3. Cara belajar disini itu mksdnya cara belajar tentang ilmu pengetahuan atau tentang kehidupan ?

4. Y.M. Dalai Lama Tenzin Gyatso, Master Cheng Yen, Y.M. Thich Nhat Hanh, Master Hsing Yun, Ajahn Buddhadasa.

5. Mempunyai tekad tentu tidak salah, asalkan dilakukan dengan cara yang benar dan tanpa menyakiti makhluk lain. Kalau tekad itu merujuk pada visi kita di masa yang akan datang, sedangkan sumpah itu pernyataan di depan seseorang atau kumpulan orang untuk melaksanakan sesuatu.

Offline Terasi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 111
  • Reputasi: 12
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #806 on: 11 September 2010, 04:11:01 PM »
1. Apa bedanya Buddha dengan Arahat, sama-sama sudah tercerahkan?

2. Katanya ada 4 macam Buddha, dan Arahat termasuk salah satu diantara 4 itu.
Apakah itu Mahayana saja atau Theravada juga berpendapat demikian?

3. Apa bedanya kriya-nya Arahat dengan kamma vipaka netral kita-kita yang belum tercerahkan?

4. Apa benar Arahat tidak bisa meninggal secara fisik kalau tidak semua kammanya terlunasi?
Kalau begitu calon-calon Arahat sudah muncul sejak lahir dong, tinggal dia bisa meneruskan usahanya ke arah pencerahan atau tidak.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #807 on: 11 September 2010, 05:12:28 PM »
1. Apa bedanya Buddha dengan Arahat, sama-sama sudah tercerahkan?

Perbedaan terletaknya terletak pada usaha yang dilakukan untuk mencapai Pencerahan: Buddha mencapai Pencerahan dengan usaha sendiri, tidak dibimbing oleh seorang guru; sedangkan Arahat mencapai Pencerahan dengan bimbingan orang lain/guru.

Quote
2. Katanya ada 4 macam Buddha, dan Arahat termasuk salah satu diantara 4 itu.
Apakah itu Mahayana saja atau Theravada juga berpendapat demikian?

Menurut komentar (misalnya dalam Appatividita Sutta), terdapat 4 jenis Buddha:

1. Sabbannuta Buddha (Buddha yang Mengetahui Segalanya), yaitu seorang yang telah mencapai Pencerahan (Kemahatahuan/Sabbannu-nana) dengan upaya sendiri. Dengan kata lain, jenis Buddha ini sama dengan Samma Sambuddha.

2. Pacceka Buddha, yaitu seseorang yang mencapai Pencerahan dengan upaya sendiri, tetapi tidak dapat mengajarkan Dhamma kepada orang lain.

3. Catusacca Buddha (Buddha yang memahami Empat Kebenaran Mulia), yaitu seseorang yang mencapai Pencerahan dengan merealisasikan Empat Kebenaran Mulia melalui belajar dari orang lain. Buddha jenis ini sama dengan Savaka Buddha atau Arahat.

4. Suta Buddha, yaitu seseorang yang belum tercerahkan, hanya memahami Empat Kebenaran Mulia secara intelektual.

Jenis no. 1-3 merupakan para Buddha yang sebenarnya (sudah tercerahkan), sedangkan no. 4 adalah orang-orang biasa yang memahami Dhamma secara intelektual saja.

Penggolongan ini berasal dari komentar Pali, saya gak tahu apakah dalam Mahayana juga dikenal penggolongan ini.

Quote
3. Apa bedanya kriya-nya Arahat dengan kamma vipaka netral kita-kita yang belum tercerahkan?

Kalau pertanyaan yang ini agak sulit menjawabnya (harus menguasai Abhidhamma dulu, sedangkan saya belum memahami Abhidhamma :) ), tetapi saya jawab sepengetahuan saya aja. Cmiiw.....

Vipaka merupakan hasil/akibat dari suatu perbuatan yang menghasilkan fungsi mental yang bersifat netral (yaitu bukan baik/kusala maupun bukan buruk/akusala), misalnya perasaan menyenangkan, tidak menyenangkan, maupun netral. [Ingat, perasaan (vedana) tidak termasuk baik atau buruk karena ia tidak termasuk kamma baik atau pun buruk]

Sedangkan kiriya merupakan fungsi mental yang netral (bukan baik/kusala maupun bukan buruk/akusala) dan bukan berasal dari vipaka. Jika perbuatan makhluk belum tercerahkan berasal dari cetana yang menghasilkan kamma baik ataupun buruk yang kemudian memberikan akibatnya (vipaka), maka perbuatan makhluk tercerahkan (Arahat) berasal dari kiriya ini yang bukan kusala maupun akusala dan tidak menghasilkan akibat.

Quote
4. Apa benar Arahat tidak bisa meninggal secara fisik kalau tidak semua kammanya terlunasi?
Kalau begitu calon-calon Arahat sudah muncul sejak lahir dong, tinggal dia bisa meneruskan usahanya ke arah pencerahan atau tidak.

Sepertinya tidak demikian, bukan tidak bisa meninggal sebelum semua kamma terlunasi karena tidak semua kamma itu pasti memberikan akibat, sebab ada kamma yang ahosi (tidak memberikan akibat karena kekuatannya telah habis). Tetapi yang tepat adalah para Arahat hanya meninggal jika sudah waktunya meninggal dunia (habisnya masa kehidupan/ayukkhaya, sebagai salah satu dari 4 sebab kematian).

Namun ada juga Arahat yang meninggal karena buah kamma buruknya seperti YA Moggallana yang membunuh orang tuanya di kehidupan lampau. Kalau kasus seperti ini termasuk kematian karena munculnya kamma penghancur (upacchedaka-kamma).
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Mahadeva

  • Sebelumnya: raynoism
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 602
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #808 on: 12 September 2010, 11:17:35 AM »
asal kata manusia itu apa ya? saya lupa

kalau tidak salah makhluk yang berpikir ya?

kalau bergitu dewa dan Brahma tidak berpikir to? kalau berpikir mereka kan termasuk manusia?

berarti pikiran manusia dan dewa, bagus manusia?

thx

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #809 on: 12 September 2010, 09:10:55 PM »
asal katanya manu = manusia
ada yang menghubungkan dengan mano = pikiran
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

 

anything