//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Akar perpecahan  (Read 101021 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Akar perpecahan
« on: 17 February 2009, 06:50:37 PM »
Perpecahan dalam agama Buddha yang akhirnya mengkristal menjadi Mahayana dan Theravada tentu menjadikan umat Buddha merasa menyesal dan sedih walaupun telah berlalu lebih dari 2000 tahun yang lalu.

Sesudah saya renungkan di dalam forum, apa yang menjadi penyebab perpecahan tersebut maka akhirnya saya menemukan (yang saya duga sebagai) penyebab perpecahan tersebut,yaitu:

- Kalangan orthodox (Theravada) beranggapan bahwa petunjuk yang diberikan oleh Sang Buddha adalah
  harga mati, oleh karena itu haram hukumnya bagi kalangan Theravada untuk mengubah petunjuk yang
  telah diberikan oleh Sang Buddha.

- Kalangan free thinking (Mahayana) beranggapan bahwa petunjuk yang diberikan oleh Sang Buddha hanya
  merupakan suatu tuntunan yang tak mengikat, oleh karena itu sah-sah saja untuk mengubah peraturan
  yang telah diberikan sesuai dengan kebutuhan individu.

Ini hanya pendapat saya, bila kurang tepat mohon dikoreksi dan mohon masukannya.

 _/\_
The truth, and nothing but the truth...

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Akar perpecahan
« Reply #1 on: 17 February 2009, 08:13:32 PM »
sepertinya bukan demikian,

karena sebagai tandingan Theravada memiliki Pali Kanon yg konon masih orisinil kotbah2 Sang Buddha, Mahayana sendiri jg punya Sutra-sutra agama yg juga diyakini orisinil.

kemudian sebagai tandingan Mahayana yg punya sutra hasil ekspresi dari pencapaian anggota2nya yg pernah terjadi sepanjang sejarah, termasuk setelah Buddha, Theravada memiliki kitab-kitab komentar yg juga merupakan ekspresi dari pencerahan yg dialami oleh anggota2 sesudah zaman Buddha yg kemudian dicocokkan dg kisah2 di zaman Buddha.

menurut saya kedua mainstream ini sebenarnya sama saja. hanya saja, sebagai anggota kelompok, "aku tentu saja membela kelompokku, kelompokku yg benar & yg bukan kelompokku adalah musuhku, yg berbeda pendapat dg ku adalah salah.".
Kelompok 1 disebut kelompok orthodox
Kelompok 2 disebut kelompok free-style
"orthodox" & "free-style" itu sendiri cuman label yg semakin diperkuat karena anggotanya menjadikan label tsb sebagai slogannya. padahal kalau ditelusuri, menurut saya 2 2 sama saja... sama2 memiliki elemen orthodox & free-style.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Akar perpecahan
« Reply #2 on: 17 February 2009, 10:00:34 PM »
Perpecahan dalam agama Buddha yang akhirnya mengkristal menjadi Mahayana dan Theravada tentu menjadikan umat Buddha merasa menyesal dan sedih walaupun telah berlalu lebih dari 2000 tahun yang lalu.

Sesudah saya renungkan di dalam forum, apa yang menjadi penyebab perpecahan tersebut maka akhirnya saya menemukan (yang saya duga sebagai) penyebab perpecahan tersebut,yaitu:

- Kalangan orthodox (Theravada) beranggapan bahwa petunjuk yang diberikan oleh Sang Buddha adalah
  harga mati, oleh karena itu haram hukumnya bagi kalangan Theravada untuk mengubah petunjuk yang
  telah diberikan oleh Sang Buddha.

- Kalangan free thinking (Mahayana) beranggapan bahwa petunjuk yang diberikan oleh Sang Buddha hanya
  merupakan suatu tuntunan yang tak mengikat, oleh karena itu sah-sah saja untuk mengubah peraturan
  yang telah diberikan sesuai dengan kebutuhan individu.

Ini hanya pendapat saya, bila kurang tepat mohon dikoreksi dan mohon masukannya.

 _/\_

Lho, memangnya sebelumnya belum ada jawaban atas penyebab perpecahan itu?  ;D

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Akar perpecahan
« Reply #3 on: 18 February 2009, 12:01:57 AM »
dalam Pali Theravada dan tambahan kitab komentar...tidak pernah ada disebut 2 sekte dalam buddhasasana...

hanya dalam Tripitaka Mahayana yang menyebutkan ada 2 sekte.

perpecahan terjadi karena murid-murid.....bukan ajaran....
tetapi sebaliknya ajaran yang memecahkan dan bukan murid-nya ada dalam mahayana.

saya tidak membela theravada tetapi sesuai analisis kenyataan..
karena tidak mungkin ada "pembedaan" kalau bukan dari pikiran. ^^
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Akar perpecahan
« Reply #4 on: 18 February 2009, 12:16:54 AM »
dalam Pali Theravada dan tambahan kitab komentar...tidak pernah ada disebut 2 sekte dalam buddhasasana...

hanya dalam Tripitaka Mahayana yang menyebutkan ada 2 sekte.

perpecahan terjadi karena murid-murid.....bukan ajaran....
tetapi sebaliknya ajaran yang memecahkan dan bukan murid-nya ada dalam mahayana.

tuduhan demikian sudah biasa dilontarkan pihak theravada ke mahayana, & jawaban dari mahayana adalah:

hinayana tidak merujuk pada sekte, apalagi pada theravada.
hinayana adalah orang2 yg hanya mementingkan keselamatan sendiri (baca: arahat) oleh krn itu mereka disebut "hina"
orang theravada sendiri yg ke-GR-an menganggap dirinya hinayana

tangkisan sekaligus sindiran :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Akar perpecahan
« Reply #5 on: 18 February 2009, 12:24:15 AM »
dalam Pali Theravada dan tambahan kitab komentar...tidak pernah ada disebut 2 sekte dalam buddhasasana...

hanya dalam Tripitaka Mahayana yang menyebutkan ada 2 sekte.

perpecahan terjadi karena murid-murid.....bukan ajaran....
tetapi sebaliknya ajaran yang memecahkan dan bukan murid-nya ada dalam mahayana.

tuduhan demikian sudah biasa dilontarkan pihak theravada ke mahayana, & jawaban dari mahayana adalah:

hinayana tidak merujuk pada sekte, apalagi pada theravada.
hinayana adalah orang2 yg hanya mementingkan keselamatan sendiri (baca: arahat) oleh krn itu mereka disebut "hina"
orang theravada sendiri yg ke-GR-an menganggap dirinya hinayana

tangkisan sekaligus sindiran :)


bukan masalah ke-GR-an... jelas jelas dalam sutra mahayana dikatakan bahwa SRAVAKAYANA = HINAYANA... dan tendensi-nya adalah... ? Sedangkan dalam pembahasan tentang terminologi MAHAYANA = Kendaraan BESAR, seharusnya lawannya adalah CULAYANA = kendaraan KECIL yang dalam pengertiannya adalah bahwa MAHAYANA meliputi SRAVAKAYANA dan SAMYAKBUDDHAYANA...

Kenapa muncul pula istilah HINA yang artinya sangat negatif ?

Dalam terjemahan mandarin masih lebih baik... Mahayana = Kendaraan Besar = Ta Chen, dan yang diluar Mahayana dikatakan sebagai Siau Chen = Kendaraan KEcil (dan dewasa ini merujuk kepada Theravada)...
« Last Edit: 18 February 2009, 12:26:26 AM by dilbert »
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Akar perpecahan
« Reply #6 on: 18 February 2009, 12:32:18 AM »
Quote
bukan masalah ke-GR-an... jelas jelas dalam sutra mahayana dikatakan bahwa SRAVAKAYANA = HINAYANA... dan tendensi-nya adalah... ? Sedangkan dalam pembahasan tentang terminologi MAHAYANA = Kendaraan BESAR, seharusnya lawannya adalah CULAYANA = kendaraan KECIL yang dalam pengertiannya adalah bahwa MAHAYANA meliputi SRAVAKAYANA dan SAMYAKBUDDHAYANA...
Kenapa muncul pula istilah HINA yang artinya sangat negatif ?
bagi mahayana, yg bertekad utk menjadi arahat adalah orang yg mementingkan diri sendiri. oleh karena itu, mereka disebut hina, bukan artinya kotor. namun kurang lebih artinya hatinya kecil...
sedang mahayana berikrar menyelamatkan semua mahkluk, oleh krn itu hatinya besar ;D

apakah tedensinya adalah pada theravada?
menurut saya sendiri tidak. karena theravada bagi saya, tidak mematok seseorang harus jadi arahat atau buddha. berbeda dg mahayana yg punya visi utk menjadi buddha, theravada tidak. yg urgent sekarang adalah melihat dukkha.

mungkin sejak mahayana meng-claim sektenya adalah jalan kebuddhaan, sejak saat itu pula tanpa sadar theravada mengambil jalan sisanya, yaitu jalan kearahataan... :(
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Akar perpecahan
« Reply #7 on: 18 February 2009, 12:46:50 AM »
Arahat atau Sammasambuddha sama2 melewati proses yg sama untuk mencapai tujuannya, sama2 harus memenuhi 10 Parami, yang membedakan adalah jangka waktu pemenuhan Parami itu. Jadi, kalau Arahat juga berikar untuk menyelamatkan semua makhluk sebagai bagian dari pemenuhan Paraminya, bagaimana bisa disebut mementingkan diri sendiri? dan bukankah Arahat juga adalah Buddha?
_/\_

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Akar perpecahan
« Reply #8 on: 18 February 2009, 01:30:58 AM »
Arahat atau Sammasambuddha sama2 melewati proses yg sama untuk mencapai tujuannya, sama2 harus memenuhi 10 Parami, yang membedakan adalah jangka waktu pemenuhan Parami itu.
dalam hal parami, betul (sama2 mengumpulkan parami)... tapi waktu pemenuhan parami yg berbeda disebabkan jg oleh kualitas parami yg berbeda. tentunya kualitas parami Buddha melebihi seorang Arahat (baca: SavakaBuddha).

jadi prosesnya tidak dapat dikatakan sama. setelah seseorang memiliki parami yg cukup, ia dapat saja melenyapkan semua asavanya & menjadi seorang arahat. namun, proses berbedanya adalah setelah paraminya cukup, ia tidak melangkah pada nibbana, sebaliknya ia menanam satu kemelekatan baru (baca: ikrar Bodhisatwa) shg rantai kelahirannya tidak terputus. ini pandangan saya sebagai Theravadin... sedangkan di Mahayana sendiri, utk menjadi seorang Buddha, jalur Arhat harus dilewati terlebih dahulu. Artinya Arhat belum sepenuhnya sampai di garis finish, makanya dikatakan berdiam dalam kedamaian extreme ^-^

Quote
Jadi, kalau Arahat juga berikar untuk menyelamatkan semua makhluk sebagai bagian dari pemenuhan Paraminya, bagaimana bisa disebut mementingkan diri sendiri?
setahu saya, Arahat tidak berkeinginan lagi, tidak memiliki apa-apa di dunia lagi.
jadi seseorang yg berikrar, menurut saya pasti belum arahat.

Quote
dan bukankah Arahat juga adalah Buddha?
_/\_
bukan, justru sebaliknya. Buddha adalah seorang arahat ;)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Akar perpecahan
« Reply #9 on: 18 February 2009, 08:03:45 AM »
Arahat atau Sammasambuddha sama2 melewati proses yg sama untuk mencapai tujuannya, sama2 harus memenuhi 10 Parami, yang membedakan adalah jangka waktu pemenuhan Parami itu.
dalam hal parami, betul (sama2 mengumpulkan parami)... tapi waktu pemenuhan parami yg berbeda disebabkan jg oleh kualitas parami yg berbeda. tentunya kualitas parami Buddha melebihi seorang Arahat (baca: SavakaBuddha).

jadi prosesnya tidak dapat dikatakan sama. setelah seseorang memiliki parami yg cukup, ia dapat saja melenyapkan semua asavanya & menjadi seorang arahat. namun, proses berbedanya adalah setelah paraminya cukup, ia tidak melangkah pada nibbana, sebaliknya ia menanam satu kemelekatan baru (baca: ikrar Bodhisatwa) shg rantai kelahirannya tidak terputus. ini pandangan saya sebagai Theravadin... sedangkan di Mahayana sendiri, utk menjadi seorang Buddha, jalur Arhat harus dilewati terlebih dahulu. Artinya Arhat belum sepenuhnya sampai di garis finish, makanya dikatakan berdiam dalam kedamaian extreme ^-^

Quote
Jadi, kalau Arahat juga berikar untuk menyelamatkan semua makhluk sebagai bagian dari pemenuhan Paraminya, bagaimana bisa disebut mementingkan diri sendiri?
setahu saya, Arahat tidak berkeinginan lagi, tidak memiliki apa-apa di dunia lagi.
jadi seseorang yg berikrar, menurut saya pasti belum arahat.

Quote
dan bukankah Arahat juga adalah Buddha?
_/\_
bukan, justru sebaliknya. Buddha adalah seorang arahat ;)

setuju bahwa yang masih berikrar itu belum arahat (savaka)... sehingga memang kalau dalam konsep MAHAYANA para sravaka itu belum FINAL, dengan demikian konsep SAVAKA-nya Theravada berbeda dengan SRAVAKA-nya Mahayana...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Akar perpecahan
« Reply #10 on: 18 February 2009, 08:49:05 AM »
dalam hal parami, betul (sama2 mengumpulkan parami)... tapi waktu pemenuhan parami yg berbeda disebabkan jg oleh kualitas parami yg berbeda. tentunya kualitas parami Buddha melebihi seorang Arahat (baca: SavakaBuddha).

jadi prosesnya tidak dapat dikatakan sama. setelah seseorang memiliki parami yg cukup, ia dapat saja melenyapkan semua asavanya & menjadi seorang arahat. namun, proses berbedanya adalah setelah paraminya cukup, ia tidak melangkah pada nibbana, sebaliknya ia menanam satu kemelekatan baru (baca: ikrar Bodhisatwa) shg rantai kelahirannya tidak terputus. ini pandangan saya sebagai Theravadin... sedangkan di Mahayana sendiri, utk menjadi seorang Buddha, jalur Arhat harus dilewati terlebih dahulu. Artinya Arhat belum sepenuhnya sampai di garis finish, makanya dikatakan berdiam dalam kedamaian extreme ^-^

Mungkinkah seorang ARAHAT menanamkan kemelekatan baru? Saya meragukan kearahatan sebiji ini.

Quote
setahu saya, Arahat tidak berkeinginan lagi, tidak memiliki apa-apa di dunia lagi.
jadi seseorang yg berikrar, menurut saya pasti belum arahat.
Tentu saja, baiklah saya revisi pernyataan saya sebelumnya menjadi "Jadi, kalau orang yang bercita-cita untuk mencapai Arahat juga berikar untuk menyelamatkan semua makhluk sebagai bagian dari ....dst..."

Quote
bukan, justru sebaliknya. Buddha adalah seorang arahat ;)
FYI, ARAHAT=SAVAKA BUDDHA
« Last Edit: 18 February 2009, 08:52:50 AM by Indra »

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Akar perpecahan
« Reply #11 on: 18 February 2009, 08:56:15 AM »
Quote
bukan masalah ke-GR-an... jelas jelas dalam sutra mahayana dikatakan bahwa SRAVAKAYANA = HINAYANA... dan tendensi-nya adalah... ? Sedangkan dalam pembahasan tentang terminologi MAHAYANA = Kendaraan BESAR, seharusnya lawannya adalah CULAYANA = kendaraan KECIL yang dalam pengertiannya adalah bahwa MAHAYANA meliputi SRAVAKAYANA dan SAMYAKBUDDHAYANA...
Kenapa muncul pula istilah HINA yang artinya sangat negatif ?
bagi mahayana, yg bertekad utk menjadi arahat adalah orang yg mementingkan diri sendiri. oleh karena itu, mereka disebut hina, bukan artinya kotor. namun kurang lebih artinya hatinya kecil...
sedang mahayana berikrar menyelamatkan semua mahkluk, oleh krn itu hatinya besar ;D

apakah tedensinya adalah pada theravada?
menurut saya sendiri tidak. karena theravada bagi saya, tidak mematok seseorang harus jadi arahat atau buddha. berbeda dg mahayana yg punya visi utk menjadi buddha, theravada tidak. yg urgent sekarang adalah melihat dukkha.

mungkin sejak mahayana meng-claim sektenya adalah jalan kebuddhaan, sejak saat itu pula tanpa sadar theravada mengambil jalan sisanya, yaitu jalan kearahataan... :(
referensi pembalik nya adalah sutra intan mahayana sendiri.
disitu Buddha hanya penujuk jalan....setelah dhamma vinaya sendiri dibabarkan secara sempurna alias penujuk jalan sudah ada..
apa buddha masih mau mengawasi satu demi satu murid nya yang belajar?

itu artinya buddha juga sudah meninggalkan tugas-tugas nya bukan.....^^

Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Akar perpecahan
« Reply #12 on: 18 February 2009, 09:10:56 AM »
ngomong2 yg bilang hinayana itu theravada siapa ya ?  ^-^

Perpecahan saya lihat sih tidak, hanya sebuah diskusi ttg konsep saja. Anggota sangha dari mainstream yg ada juga anteng2 aja dan tidak mempermasalahkan lagi terlihat dari silahturami mereka. Mungkin segelintir umat aja yg mempermasalahkan.

« Last Edit: 18 February 2009, 09:15:14 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Akar perpecahan
« Reply #13 on: 18 February 2009, 09:32:29 AM »
Hinayana menurut Mahayana adalah mereka yang ngambil jalan Arahat kebetulan juga Theravada goalnya menjadi Arahat. jadi kecemplung deh.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Akar perpecahan
« Reply #14 on: 18 February 2009, 09:44:51 AM »
Mungkinkah seorang ARAHAT menanamkan kemelekatan baru? Saya meragukan kearahatan sebiji ini.
harus disadari adanya perbedaan&persamaan antara Mahayana & Theravada.
bagi Mahayana, seorang Bodhisatwa harus lewat dulu jalur arhat,
bagi Theravada, seorang Boddhisatta sama sekali belum ariya.
persamaannya adalah pandangan ke2 mainstream ini setuju bahwa: seorang Boddhisatta telah memiliki kapasitas utk mencapai arahat (memiliki parami yg cukup).

jika berangkat dari persamaan, apakah jika parami sudah cukup, seseorang masih bisa melekat? menurut saya, masih bisa...

Quote
Tentu saja, baiklah saya revisi pernyataan saya sebelumnya menjadi "Jadi, kalau orang yang bercita-cita untuk mencapai Arahat juga berikar untuk menyelamatkan semua makhluk sebagai bagian dari ....dst..."
bagi saya, dalam pandangan Theravadin, seorang yg masih memiliki cita2x di masa depan tidak mungkin Arahat, walaupun cita2xnya adalah mencapai Arahat...

Quote
Quote
bukan, justru sebaliknya. Buddha adalah seorang arahat ;)
FYI, ARAHAT=SAVAKA BUDDHA
inconsistency used of terminology...

Sammasam Buddha adalah seorang arahat,
Savaka Buddha adalah seorang arahat jg.
arahat sendiri artinya "Perfected One" (cmiiw)

namun utk menunjuk pada kelompok Savaka Buddha, lebih sering digunakan gelar Arahat saja...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~