//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Dewa Dapur  (Read 20204 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Dewa Dapur
« on: 24 October 2008, 12:16:14 PM »
DEWA DAPUR DAN AGAMA BUDDHA

Dewa ini tidak asing lagi bagi masyarakat Tionghoa. Dewa Dapur yang dikenal di kalangan masyarakat Tionghoa bernama Zao Jun. Hari ulang tahunnya yaitu tanggal 24 bulan 12 Imlek, bertepatan dengan hari naiknya Dewa Dewi menurut kepercayaan Tionghoa.

Pertama-tama marilah kita lihat dulu pembahasan tentang Zao Jun.

Zao Jun (灶君), sang Dewa Dapur versi Taois



Pada hari itu umat bersembahyang pada Zao Jun, yang juga dianggap Dewa Penguasa Keluarga, yang mengawasi perilaku manusia. Keluarga di suatu rumah memohon agar beliau melaporkan kebaikan yang telah mereka lakukan pada Tian dan kemudian memberikan mereka berkah.

Pemujaannya tidak dapat lepas dari “api” yang digunakan untuk menghangatkan dan memasak makanan di dapur.

Siapakah Zao Jun? Dalam kitab-kitab Taois, Zao Jun pada awalnya disebut Zao Shen (灶神). Dewa Zao Jun ada 3 macam:
1. Yang wanita berwujud sebagai nenek-nenek dengan nama Zhonghuo Laomu Yuanjun yang membawahi berbagai dewa dapur
2. Dalam kitab “Upacara-upacara Negeri Zhou” mencatat bahwa Zhu Rong, cucu Huang Di, selalu menangani masalah yang berkaitan dengan api, maka setelah meninggal diangkat jadi Dewa Dapur
3. Yang pria berwujud sebagai orang dengan marga Zhang. Di antaranya Zhang Dan, Zhang Sheng, Zhang Wei dan Zhang Dingfu. Kebanyakan orang dengan marga Zhang yang menjadi Dewa Dapur selalu berhubungan dengan Yuhuang Dadi.

Menurut Kitab Huainan Zi dari zaman Dinasti Han, Kaisar Huangdi yang menciptakan Zao Jun Ye. Ada pula yang menceritakan bahwa awal pemujaan Zao Jun berasal dari kalangan Taois, bermula dari pertemuan pendeta Taois Li Shaojun dengan Zao Jun.

Dapur adalah bagian yang penting dalam kehidupan kita dan sekelompok keluarga. Setiap hari kita perlu makan, dan makanan itu berasal dari dapur. Karena makanan yang penting bagi kehidupan manusia dimasak di dapur, maka dapur juga penting bagi manusia.
Semua yang penting bagi kehidupan manusia haruslah dihargai dan dihormati, salah satunya adalah dapur. Kisah Dewa Dapur sebenarnya bertujuan untuk memberikan nasehat pada masyarakat supaya jangan suka melakukan perbuatan buruk. Kisah Dewa Dapur ini terbentuk mengingat dapur adalah pusat kegiatan sehari-hari bagi setiap keluarga pada zaman dahulu, terutama keluarga yang masih termasuk dalam masyarakat agraris [pertanian].

Zao Jun dalam agama Buddha

Zao Jun bukanlah seorang dewa dalam agama Buddha, melainkan seorang kinnara.

“Di Tiongkok, para bhiksu Buddhis mengkalim bahwa dewa Taois Zao Jun, sebenarnya adalah Kinnara, yang pada zaman Dinasti Tang, bereinkarnasi menjadi seorang bhiksu.”
[Buddhism: Flammarion Iconographic Guides]

Makhluk Kinnara berada di bawah kekuasaan Raja Dewa Vaisravana, dengan demikian juga di bawah kekuasaan Raja Dewa Sakra (Yuhuang Dadi).

Sanbo Kojin (三宝荒神), Dewa Dapur versi Buddhis



Di Jepang, dikenal Dewa Dapur versi Buddhis yaitu Sanbo Kojin. Sanbo Kojin adalah Dewa perapian dapur dan pelindung tanah. Wujudnya tampak forceful dan baru muncul pada abad ke-15 M. Ia memimpin 98.000 setan dan menaklukkan mereka yang jahat dan kejam.

Kojin adalah Dewa Tempat Memasak / Dapur(kamado-no-kami 竈の神). Kojin adalah Dewa yang meyucikan ketidaksucian seperti api yang membakar segala ketidaksucian / kekotoran batin. Maka dari itulah Sanbo Kojin ditempatkan di dekat tungku masak.



Kata-kata “kamado” (竃) adalah satu tipe kompor masak dan dapat disingkat dengan nama “kama”.  Istilah kamadogami (竃神) dipakai di daerah Tōhoku. Di beberapa distrik Prefektur Shizuoka, altar yang paling dekat dengan dapur di rumah-rumah tradisional [minka] itu dipercaya sebagai tempat singgah dewa Sanbo Kojin (kōjinbashira 荒神柱). Pada hari terkahir setiap bulan, sebuah vas berisi dahan cemara (kōjinmatsu 荒神松) ditempatkan pada sebuah altar (kōjindana 荒神棚), yang disanggah oleh pilar di dekat tungku masak.

Di beberapa distrik prefektur Saga, dapur yang besar biasa disebut Dapur Kojin (Kōjinsan-no-Kamado 荒神さんの竃 atau Kōjinsan Hettsui 荒神さん竃).

Dewa Sanbo Kojin memberikan keberuntungan dan melindungi keluarga dari bencana.



Ada beberapa macam Dewa Kojin:
1. Sanbo Kojin (三宝荒神). Perwujudan ini memiliki satu/ tiga / delapan kepala dan empat/ enam / delapan lengan. “Sanbo” berarti Triratna (Buddha, Dharma, Sangha), sehingga Sanbo Kojin disebut juga Dewa Pelindung Triratna.
2. Nyorai Kojin (如来荒神), mirip dengan Vajrasattva dan tangannya membentuk Mudra Enam Elemen layaknya Mahavairocana Buddha
3. Kojima Kojin (子島荒神) yang muncul dengan empat lengan dan berpakaian baju kerajaan Jepang (sokutai), memakai topi kerajaan (kanmuri) dan memegang permata dan cakra. Beliau muncul dalam mimpi Bhiksu Shinko pada abad ke-11 M.

Sanbo Kojin dipuja juga di kalangan Shugendao dan dianggap sebagai emanasi dari En No Gyoja.

Para umat di Jepang melakukan puja pada “Dewa Dapur” dengan menggunakan "Sanku" yang terdiri dari nasi, sake, dan sebagainya.
Kojin, layaknya Zao Jun, konon melaporkan perbuatan manusia ke Dewa-dewa Kota. Di rumah-rumah ia dipuja dengan tablet [fuda], sedangkan di vihara-vihara ia dipuja dengan rupang.



Dewata Lain Yang Juga Ditempatkan Di Dapur

Kita mengetahui bahwa dapur adalah tempat yang sangat penting pada zaman dahulu karena merupakan pusat kegiatan sehari-hari dan di sana tempat dibuatnya makanan yang merupakan seuatu hal yang snagat vital dalam menyokong kehidupan manusia.

Oleh karena itu tidak heran bahwa di Jepang, rupang Dewata atau Bodhisattva ditempatkan di dapur, misalnya:

1. Mahakala. Ia dianggap sebagai pelindung persediaan makanan sehingga digambarkan menaiki karung beras. Rupangnya ditempatkan di dapur vihara India, Tiongkok dan Jepang. Praktek penghormatan pada Mahakala di dapur vihara-vihara Jepang dimulai oleh Bhiksu Saichou di gunung Hiei pada abad 9 M.
2. Skandadeva. Skanda dianggap sebagai pelindung Vihara dan anggota Sangha. Oleh karena itulah beliau ditempatkan di dapur vihara-vihara Zen.
3. Manjushri Bodhisattva, prajna para Buddha, ditempatkan di dapur pada era Heian untuk menyimbolkan bahwa untuk menata dan mengurusi hal-hal rumah tangga haruslah dengan kebijaksanaan dan kedisiplinan.
4. Mikuriya Myojin (御厨明神) [Aiman dan Aigo] dan Ajimi Jizo (嘗試地蔵)[salah satu perwujudan Ksitigarbha] adalah para ‘Dewa Dapur’ di tradisi Shingon di Gunung Koya. Dulu, Aiman dan Aigo tiap harinya membawakan makanan pada Bhiksu Kukai. Mikuriya Myojin adalah salah satu perwujduan Acalanatha Vidyaraja. Kata-kata “Kuriya” di Jepang dipakai untuk mendeskripsikan lantai dapur.

Konon Sanbo Kojin adalah emanasi Manjusri Bodhisattva dan Acalanatha Vidyaraja.

Namun para Bodhisattva dan Dewa di atas BUKANLAH Dewa Penjaga Dapur [perkecualian mungkin bagi Sanbo Kojin]. Manjusri, Skandadeva, Mahakala dan Ksitigarbha bukanlah Dewa Penjaga Dapur.

Mereka ditempatkan di dapur karena dapur merupakan sumber dan pusat dari kebutuhan manusia sehari-hari atau kegiatan dalam suatu rumah. Diharapkan bahwa kebijaksanaan dan berkah para Dewa dan Bodhisattva memberkahi keluarga dalam suatu rumah atau para Bhiksu dalam suatu vihara. Jadi penempatan di dapur itu hanya merupakan suatu tindakan simbolik saja.

Karena dapur dianggap merupakan tempat yang penting, maka tidak heran kalau rupang Bodhisattva dan Dewa ditempatkan di sebuah tempat yang dianggap penting bukan?

Satu-satunya Dewa dalam agama Buddha yang mungkin dapat disebut sebagai Dewa Dapur yang sesungguhnya hanyalah Sanbo Kojin.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 24 October 2008, 12:18:16 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #1 on: 24 October 2008, 12:25:45 PM »
usul2... bikin board "Dewa Dewi Tiongkok" atau "Dewa Dewi dan Bodhisattva Buddhisme Mahayana"... keren!!!

yang mau dukung, ayo disini http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1947.msg93803;topicseen#msg93803
« Last Edit: 24 October 2008, 12:35:19 PM by Mr. Wei »

Offline Surya Kumari

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 248
  • Reputasi: 14
  • Gender: Female
Re: Dewa Dapur
« Reply #2 on: 24 October 2008, 12:32:48 PM »
bro..saya pernah dengar cerita (dari mananya saya lupa)

dahulu, ada sepasang suami istri muda kemudian sang suami pergi merantau..sekian tahun tiada kabarnya, karena keterpaksaan ekonomi dan sosial, sang istri kemudian menikah lagi dengan saudagar kaya..

tanpa disangka suatu hari suami pertamanya muncul di depan rumah meminta sedekah makanan dalam keadaan sakit..karena belas kasihan n rasa baktinya, kemudian sang istri mengajak suami ke dapur dan memberikan makanan..

saat sedang makan,tiba-tiba terdengar suara pelayan memasuki dapur, sang istri kemudian menyuruh suami pertamanya sembunyi ditempat penyimpanan kayu dapur..

setiap hari selama waktu makan, istrinya memberikan makanan pada suaminya, jika para pelayan bertanya, istrinya menjawab dia sedang memberikan persembahan pada dewa dapur..sehingga hal itu menjadi kebiasaan di masyarakat tradisi..

bro pernah dengar cerita ini? thanks atas share-nya  :)

setujuu ama usul mr.wei ...
 _/\_
makan saat sedang makan..minum saat sedang minum..

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Dewa Dapur
« Reply #3 on: 25 October 2008, 09:28:07 AM »

bro pernah dengar cerita ini? thanks atas share-nya  :)

setujuu ama usul mr.wei ...
 _/\_


Yap. Pernah.... Kisah itu adalah kisah seorang bermarga Zhang yang menjadi Dewa Dapur.

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Sarva

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 14
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #4 on: 30 January 2009, 08:09:04 PM »
ada pula yg mengatakan bahwa dewa dapur adalah manifestasi dr Dewa Api/Agni/Huo Thian Shen, yg bertugas melindungi rmh tangga/keluarga dr bahaya kebakaran

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #5 on: 30 January 2009, 11:32:50 PM »
ada pula yg mengatakan bahwa dewa dapur adalah manifestasi dr Dewa Api/Agni/Huo Thian Shen, yg bertugas melindungi rmh tangga/keluarga dr bahaya kebakaran

iya .... yg gw denger dewa dapur bertugas melindungi rumah dari kebakaran  _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline oddiezz

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 325
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
  • in vain
Re: Dewa Dapur
« Reply #6 on: 31 January 2009, 09:11:20 AM »
kinnara itu apa?

thx
Eschew Obfuscation! Espouse Elucidation!

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #7 on: 31 January 2009, 09:47:57 AM »
Quote
Namun para Bodhisattva dan Dewa di atas BUKANLAH Dewa Penjaga Dapur [perkecualian mungkin bagi Sanbo Kojin].  Manjusri, Skandadeva, Mahakala dan Ksitigarbha bukanlah Dewa Penjaga Dapur.

Mereka ditempatkan di dapur karena dapur merupakan sumber dan pusat dari kebutuhan manusia sehari-hari atau kegiatan dalam suatu rumah. Diharapkan bahwa kebijaksanaan dan berkah para Dewa dan Bodhisattva memberkahi keluarga dalam suatu rumah atau para Bhiksu dalam suatu vihara. Jadi penempatan di dapur itu hanya merupakan suatu tindakan simbolik saja.

Karena dapur dianggap merupakan tempat yang penting, maka tidak heran kalau rupang Bodhisattva dan Dewa ditempatkan di sebuah tempat yang dianggap penting bukan?

Satu-satunya Dewa dalam agama Buddha yang mungkin dapat disebut sebagai Dewa Dapur yang sesungguhnya hanyalah Sanbo Kojin.[/Qoute].

Sanbo Kojin tuh hanya lah dikenal didaerah jepang dan vajrayana, dia itu bukan 100% pure buddhis. Ada asimilasinya, Di jepang Sanbo kojin itu ada perkembangankan asimilasi dari agama Shinto jepang. jadi ada Percampuran asimilasi, Ngak pure 100 % Buddhis.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Dewa Dapur
« Reply #8 on: 31 January 2009, 04:59:07 PM »
Quote
kinnara itu apa?

thx

Setengah manusia setengah burung, tapi ada juga yang bilang setengah manusia setengah kuda.

Bahkan konon.... kinnara = centaur.....

Tapi hebat juga kalau di dapur kita ada centaur.... kerenn...  ;D  ;D

Quote
Sanbo Kojin tuh hanya lah dikenal didaerah jepang dan vajrayana, dia itu bukan 100% pure buddhis. Ada asimilasinya, Di jepang Sanbo kojin itu ada perkembangankan asimilasi dari agama Shinto jepang. jadi ada Percampuran asimilasi, Ngak pure 100 % Buddhis.


Ya memang nggak pure Buddhis..... tapi Sanbo Kojin diakui sebagai deity Buddhis dan Kojin versi Buddhis. Ia muncul sebagai dewa dapur Buddhis dan memang hanya muncul di Jepang. Oleh karena muncul di Jepang, maka ciri-ciri Shinto pun ada pada Sanbo Kojin, namun bukan berarti Sanbo Kojin adalah Dewa Shinto.

Dewa dapur atau Kojin-nya versi Shinto bernama kamado-gami atau kama-gami sama atau Hi-no kami.

Kōjin is known as the God of the Cooking Range (kamado-no-kami 竈の神). There are two versions -- one the Buddhist version and the other the Yin-Yang version. The more widely known Buddhist version is the Kitchen God who protects the Three Jewels (Sanbou 三宝). (TCTV.ne.jp)

"Ini membuatnya [Sanbo Kojin] sebagai ekuivalen Buddhis dari Kamado-gami."
(Handbook of Japanese Mythology)


So... memang ada dua versi... satu versi Buddhis, satu versi Shinto... Kamado gami dan Sanbo Kojin merupakan dua entitas yang berbeda.

Kamado-gami tetap kamado gami, Sanbo Kojin tetap Sanbo Kojin.

La kalau Fude Zhenshen.... emang ada versi Buddhisnya? Sampe muncul istilah "Amurva" itu dari mana? Ngawur!

Dan juga sejak kapan ada dewa dalam agama Buddha yang diasimilasi sama Fude Zhenshen?

Wah... tapi ketika anda ngerespon... saya jadi ingat waktu itu saya ke group samaggiphala... liat2 postingan di sana... eh.... ada pakar budaya tionghoa dari group budaya tionghua di sana yang ngomong kalau pada zaman modern ini, dia bilang sudah nggak ada itu kitab Tripitaka Sansekerta, sekarang berbalik semua dari bahasa Tionghoa diterjemahin ke Sansekerta.

Saya begitu baca itu... langsung pengen ngakak.....  :)) :)) :))  la wong kitab Sansekerta ada kok di Nepal... beberapa kitab Vinaya, Sutra dan Abhidharma masih ada versi Sanskrit-nya lho!! Wah2 ternyata ahli budaya Tionghoa bukan ahli budaya Buddhis pastinya!

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #9 on: 02 February 2009, 12:57:45 PM »
Quote
Wah... tapi ketika anda ngerespon... saya jadi ingat waktu itu saya ke group samaggiphala... liat2 postingan di sana... eh.... ada pakar budaya tionghoa dari group budaya tionghua di sana yang ngomong kalau pada zaman modern ini, dia bilang sudah nggak ada itu kitab Tripitaka Sansekerta, sekarang berbalik semua dari bahasa Tionghoa diterjemahin ke Sansekerta.

emang iya kenyataanya Dalam Sutta Mahayana banyak sudah di Dterjemahkan sanserkerta mau buktinya ;D

Quote
Saya begitu baca itu... langsung pengen ngakak.....  laugh laugh laugh  la wong kitab Sansekerta ada kok di Nepal... beberapa kitab Vinaya, Sutra dan Abhidharma masih ada versi Sanskrit-nya lho!! Wah2 ternyata ahli budaya Tionghoa bukan ahli budaya Buddhis pastinya!

kalo kita bisa buktikan refrensi kita dapat loe mau gimana ?.

omong 2 nepal sejak kapan Buddhis buktiin dong

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #10 on: 02 February 2009, 01:45:21 PM »
Buddhist canons outside India
The complexity of this picture increased still further
when Buddhism spread beyond the greater Indian cultural
area. Although the Pa li canon of the Therava dins
eventually established itself as the standard in Sri Lanka
and Southeast Asia, in Central Asia and China different
schools coexisted, and the Maha ya na orientation
was dominant. The Chinese translated scriptures belonging
to these different schools and to this new
movement with great zeal, the result being that the
Chinese Buddhist canon took on a rather different
shape. At first the work of bibliographers and cataloguers,
later the product of imperial decree, authorized
and funded by the court, the Chinese Buddhist
canon (Dazangjing, literally “Great Storehouse Scripture”)
was a far more comprehensive collection. It
CANON
E N C Y C L O P E D I A O F B U D D H I S M 113
A stone tablet carved with a sacred text in Pa li, one of 729, each
housed in its own miniature pagoda at a site in Mandalay, Myanmar
(Burma). © Christine Kolisch/Corbis. Reproduced by permission.
eventually included Chinese translations of texts from
the tripit akas of different Indian schools and of huge
quantities of the Maha ya na su tras and Buddhist tantras
produced in India from approximately the first century
C.E. onward, as well as commentaries and treatises,
texts written in China, biographies of monks and
nuns, lexicographical works, and even the catalogues
of Buddhist scriptures themselves. The sheer number
and diversity of texts made the use of the tripartite
structur.
The sheer number
and diversity of texts made the use of the tripartite
structure of the tripit aka unfeasible. What is more, the
Chinese retained different translations of the same text,
often produced many centuries apart, affording modern
scholars an excellent view of how texts and translation
techniques developed over time.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #11 on: 02 February 2009, 02:06:34 PM »
nepal buddhist sejak dulu kali...
Kalau Di Nepal mirip dengan Tibet, mayoritas Buddhis, mahayana, dan teks sansekerta. Cari aja di wikipedia - sejarah nepal
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #12 on: 02 February 2009, 04:13:45 PM »
itu mayoritasnya agama buddhis tapi dari segi pemerintahanya, ngak ada sejarahnya

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #13 on: 02 February 2009, 05:31:41 PM »
http://dharmoghandul.blogspot.com/2007/07/teman-dari-suku-sakya.html

Shakya wrote:
Hi Tony,
Acually we still believe that we are descendent of Buddha
Shakyamuni's family in Nepal. During all Buddha Shakyamuni period
there are thousands of Sakyas But Virudhaka (The king) killed nearly
70000 Sakyas. Lots of Sakyas escaped. We may be one of them who
escaped from that massacre. Other one story related to our lineage,
It is about the Buddha, making of rules to wear a shoes for monks.
Because after Ananda the disciple of Buddha, eventually he is also
from sakya family. He went to the kathmandu valley to meet his
relatives. After come back from kathmandu his legs were eaten by
show. Buddha saw these things and made a rule to wear shoes if
needed. This story tells us that some of the relatives are living in
kathmandu valley, where we live nowadays. And similarly we had
history of 2000 years that we are worshipping Buddha and being
Buddhist for decades. That points I have mentioned above bring us to
believe that we have some thing relation with Sakyamuni Buddha.

I live in CA. Actually I have been through all kinds of Buddhist
practices. When I am teenager, I have got chance to learn theravada
Buddhism in Nepal. I have also been to the 10 days meditation course
of Arcarya Goenka, according to Vippasana tradition., Which is still
practicing well in all over the world. But after some time my father
introduced to the Tibetan Buddhism, I have been very fortunate to be
born in Buddhist family, I have got chance to listen and got
initiated by several Rinpoches., Who live in Nepal. My Guru or
teachers are especially from Kagyupa and Nyigmapa tradition. But I
am also very like the Gelukpa tradition and Specially Dalai lama's
practice of Compassion was unmatchable.

-----------
JinHan wrote:
Dear Shakya, Are you a Neward people ?
-----------
Shakya wrote:
Dear Jinhan,
Yes, I am Newar. I born in Lalitpur city. My mother language is
Newari.
--------------
JinHan wrote:
It is great! Does your family keep the tradition to chant sutras in
Sanskrit ? It seems you are also a Vajrayana buddhist. I know neward
people keep the tradition of indian Vajrayana in Nepal, even some
Thervada also keep the tradition. Would you please introduce it to
us ?
---------------
Shakya wrote:
Dear JinHan
Most of the Sutras are in Sanskrit we usually read and chant.
However, these days some sutras are also available in Newari
language. You are right. We are Vajrayana Buddhist according our old
tradition, but new generations are more attracted to Theravada
tradition because they do not keep the ritual going. Vajrayana
tradition and practices are very highly profound. Nepalese Buddhism
is a unique Buddhism. It is a Vajrayana Buddhism. It is unique
because It is tradition which usually practice in Nalanda, India.
Newari Vajrayana Buddhism preserved the tradition and ritual of
Nalanda. Most of the westerners are very much familiar with these
things. They wrote lots of Book regarding Newari Buddhism.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #14 on: 02 February 2009, 05:33:45 PM »
JinHan wrote: (mandarin)
Sejauh yang saya ketahui, Suku Newar mungkin adalah satu-satunya
suku yang masih mempertahankan tradisi Buddhisme India. Mereka
merupakan keturunan dari Buddha Sakyamuni (suku Sakya), dan masih
mempertahankan kitab suci Buddhis berbahasa Sankrit dan tata cara
kebaktian bahasa Sanskrit, dan khususnya tradisi Vajrayana. Mereka
menetap di Nepal. Kita masih dapat berjumpa dengan mereka di
Kathmandu. Namun berhubung mereka tidak ingin sembarangan
mengajarkan ajaran mereka kepada orang luar, maka pemahaman orang
luar terhadap mereka masih bersifat misterius. Mengenai ajaran 9
dharma di Nepal, yakni 9 kitab suci, melalui penjelasan dari saudara
Shakya, maka telah jelas ini merupakan tradisi yang dimiliki agama
Buddha Newari di Nepal, termasuk semua jenis kitab suci mahayana.
Sesungguhnya, Tradisi Buddhisme Tibet yang ada sekarang itu sebagian
besar adalah berasal dari suku Newar, termasuk seni Tanka-nya. Pada
sisi lain bahasa yang dimiliki oleh suku Newari sangat berdekatan
dengan bahasa Tibet.

JinHan wrote (inggris) :

Thanks for your precious explanation. It is very important to us.
What you mentioned the custom about each Newari family keep one
sutra, it remind me of a great Tibetant Buddhism yogi and
poet,Master Milaba. His family also keep a sutra ¤jÄ_¿n
¸g"MahaRatnakutasutra"(? sorry I cannot ensure). I think maybe his
family follow this custom which has the relation of Newari.
-----------

Shakya wrote:
Dear friends
I am extremely glad to see our friends' interest on Nine Sutras or
Dharmas. They are very highly respected sutras around the world. On
the process of Diffusion of Buddhism from Nalanda to Tibet, most of
the Indian Buddhist Pandits visited Nepal on the way to Tibet. They
spent some times to practice and visit some sacred places of Nepal.
Then they left for Tibet. Most of the renowned Buddhist master like
Marpa, Milarepa and Acarya Atisa Dipamkara Srijnana etc. They stayed
in Nepal and also learned and taught to the Nepalese people. This
way these Masters lineages and practice methods were still being
observed in Nepal. There is no doubt to say that practices methods
of Tibetan Buddhism and Newari Buddhism have lots of common.
However, rituals may be different due to culture differences.
---------------
JinHan wrote:
Throught your explanation, I got an important idea. Is it right that
we can say the complete Mahayana sutras consist of 9 dharmas ? Are
they the main structure of tripitika in Nepal Buddhism or India
Buddhism ?

Can you prove that Newari people has the lineage of Nalanda
Buddhism ? Would you please explan what the tradition of Nalanda
Buddhism ? I mean you may has some records or books which decribe
the tradition of Nalanda Buddhism. Really nalanda in Bihar is very
near to Nepal.

---------

Shakya wrote:
9 dharmas consist of important sutras of Mahayana. But it is not
complete Mahayana sutras. Mahayana sutras are innumerable. For
Mahayanist it is respected as tripitika. But not actually it is a
Tripitaka.
My claiming has some logic because there are bunches of Nepalese
Buddhist scholars who also got chance to study at Nalanda. They also
trained well. Some of them also got initiated and learned through
Indian Pandita. They are like Amoghvajra, Vagisvara kirti, santasri
etc. They are renowned as well as good practitioner. We believe that
present Vajracaryas of Nepal are still practicing same lineages,
which is passing through the decade by these Masters. Concerning
Nalanda Buddhism, I am talking about Vajrayana tradition which
consists of different kinds of tantric ritual and initiation of
different tantric deity etc.

Similarly Buddhism in Nepal is greatly influence by the Theravada
tradition of Srilanka, Burma and Thailand. Most of the Nepalese
people who are trained in this countries and after they come back to
serve and propagate true teaching of the Buddha all over the world.

Nepal is the land of The Buddha Sakyamuni, It is also a place of
various sacred places like guru Padmasambhava asura cave where he
practices. and Milarepa cave and Svayambhu Stupa and Boudha Stupa
which are a world reknowned Stupa. If friends have any questions
regards these subject Please fill free to ask.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Dewa Dapur
« Reply #15 on: 03 February 2009, 07:05:35 AM »
emang iya kenyataanya Dalam Sutta Mahayana banyak sudah di Dterjemahkan sanserkerta mau buktinya ;D

kalo kita bisa buktikan refrensi kita dapat loe mau gimana ?.

omong 2 nepal sejak kapan Buddhis buktiin dong

Hmm.... saya tidak ngomong lo kalau sutra Mahayana kagak banyak yang diterjemahkan balik ke Sansekerta.....

Yang saya katakan adalah ADA (dan cukup banyak) NASKAH BUDDHIS SANSEKERTA [trIPITAKA MAHAYANA] ASLI DI NEPAL.

Di Nepal, seperti yang diposting bro. xenocross, ada suku Buddhis bernama Newar yang konon itu merupakan keturunan suku Sakya!!

Kalau anda mau bukti, silahkan lihat:
http://pnclink.org/annual/annual1999/1999pdf/shakya.pdf
http://pnclink.org/annual/annual2002/pdf/0921/5/e210503.pdf

Dan:
As the birthplace of the historical Buddha and one of the main centers of Mahayana Buddhist tradition, Nepal has long drawn the attention of eminent Buddhist scholars around the world. This Himalayan Kingdom not only played an important role in the expansion of Buddhism but also in the preservation of various ancient Buddhist traditions and texts. Mahayana / Vajrayana texts preserved in Nepal--many of which are available nowhere else in the world--are of immense significance to the study and development of Buddhism. Until the mid-nineteenth century, however, these texts were relatively neglected, and virtually unknown to the outside world. Native Buddhist scholars, especially the Newars, have become involved in translation and publication of Buddhist apocrypha and other classical texts only very recently. This area thus needs more attention and proper scholarly mooring to bring out the true picture of the se significant Buddhist texts.

In short, Buddhist Sanskrit Literature of Nepal, is a scholarly, well-written work that serves as a valuable resource for enthusiasts of Mahayana/Vajrayana Buddhism in general and researchers of Sanskrit Buddhist manuscripts in particular. Dr. Shanker Thapa deserves thanks for producing such a valuable book.


Kalau mau lebih lengkap baca tuh sono buku:
Popular Buddhist Texts from Nepal: Narratives and Rituals of Newar

Newar Buddhism is characterized by its rich artistic tradition of Buddhist monument and artwork as well as by being a storehouse of ancient Sanskrit Buddhist texts, many of which are now only extant in Nepal.
(Wikipedia)

But the Newars’ Buddhism is the only surviving remnant of the Sanskrit-based, Mahayana and Vajrayana Buddhism of South Asia. They are the only Buddhists in the world whose scriptures are still in Sanskrit.
(Lumbini.org.uk)

It is a most important formof Buddhism, because it has preserved the original Buddhist Texts inSanskrit which were written and edited during the expansion ofMahayana Buddhism and were subsequently translated into Chineseand Tibetan. Many scholars of Mahayana Buddhism have been study-ing the Sanskrit manuscripts which are copied and preserved in Ne-pal-Mandala. But they have failed to recognize that they belong tothe Nepal-Buddhism, and inevitably Nepal-Buddhism itself. Theimportant point is not only that it has preserved and transmitted San-skrit Texts but also that Nepal-Buddhism sustains and transmits theSanskrit Texts in ritual and teaching. So we can recognize that itcarries forward the old and original Buddhist tradition which disap-peared in India. Nonetheless, its international position is low. It isthe second suffering of Nepal-Buddhism.Nepal-Buddhism has contributed to academic world by supply-ing the Sanskrit manuscripts. It is a big contribution.
(Contribution of Nepal Buddhism to the WorldCulture oleh Shucho Takaoka)

Mau bukti lainnya?? Saya masih punya beberapa bukti lain yang akan saya hadiahkan pada anda dan teman anda yang di budaya tionghua itu dengan senang hati.......... selamat menikmati.....

Lagipula anda mestinya nulis "Sutra Mahayana" bukan "Sutta Mahayana" lo.... ^-^  ^-^

Ud mulai OOT ni... mending buka topik baru... tapi klo misalnya bro. purnama udah puas dgn jawaban di atas... ya kagak usah........

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 03 February 2009, 07:11:20 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #16 on: 03 February 2009, 09:50:16 AM »
Hendrik hendrik  ( gendalf ) bikin aye ketawa ngakak, u ini sempet salah nulis. Pura - pura ngak punya salah muter -muter pake kalimat teruss, Duh ampunn dekh, Aye kasih tau Dimane mane tuh Dewa Dapur tuh ngak ada pure buddhis intinya itu, Loe bilang ada disutra Vajjrayana tuh juga ngak seratus Persen pure berdasarkan Sanskerit Budhis, masih ada asimilasi Hindu, Dan kepercayaan lokal setempat baca lah ekskopedia buddhis dulu.

Omong2 sayang g bukan glomod, kalo ngak tulisan u udah g taruh tempat Karuna mukti, Karena Tulisan u tuh termasuk bukan termasuk golongan aliran mahayana 100%, itu cuman aliran aliran Tertentu, u dulu nulis San bo kojin tuh dewa dapur buddhis, sekarang nyangkal, nah siapa yang keliatan bodoh, u revisi berapa kali ayoo ?, ngaku aja.

Penulis beneran halus sempet salah, dia langsung mengakui kesalahanya, dan langsung dikoreksi.
Ngak main cap - cap ap. U kasih PDfnya aye udah baca. Itu Secara struktur sosial Suku. Aye kan tanya u tulis nepal tuh negara Buddhis. aye tanya sejak kapan u katanya baca wiki lihat diwiki Pemerintahnya Rebpublik. http://en.wikipedia.org/wiki/Nepal
, tidak pernah sampai tingkat pemerintahannya.

O iya g lupa dulu , Se ingat g dirimu pernah minta refrensi kan sama g. Jangan terlalu sombong dulu. Dewa Dapur loe juga tergolong Asimilasi tidak bisa dibilang asli Buddhis.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #17 on: 03 February 2009, 09:53:01 AM »
oh iya ini bukti u sempet salah u nulis.
mengatakan Nepal itu negara Buddhis
http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_Nepal

The History of Nepal (नेपालको इतिहास) is characterized by its isolated position in the Himalayas and its two dominant neighbors, India and China. Even though Nepal's heart land was independent through most of its long history, its territorial boundaries have varied greatly over time and internal mosaic of kingdoms restructured often: right from the period of Mahajanapadas, through Greater Nepal to the British Raj.

Due to the arrival of disparate settler groups from outside through the ages, it is now a multi-ethnic, multi-cultural, multi-lingual country. Its population is predominantly Hindu with significant presence of Buddhists, who were in majority at one time in the past. Nepal was split in three kingdoms from the 15th to 18th century, when it was unified under a monarchy. The national language of Nepal is called 'Nepali', a name given - long after unification of Nepal - to the language called Khas Kura.

Nepal experienced a failed struggle for democracy in the 20th century. During the 1990s and until 2008, the country was in civil strife. A peace treaty was signed in 2008 and elections were held in the same year.

Many of the ills of Nepal have been blamed on the royal family of Nepal. In a historical vote for the election of the constituent assembly, Nepalis voted to oust monarchy in Nepal. In June 2008, Nepalis ousted the royal household. Nepal was formally known as the Federal Democratic Republic of Nepal, when it became a federal republic.

Jadi u juga sempet salah, Ngak selalu benerkan, Mau di revisi lagi nih ceritanya ?

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Dewa Dapur
« Reply #18 on: 03 February 2009, 03:48:10 PM »
Sombong?? Ok dah... Anda tunjukkan saya salah di mana, baru anda bisa bilang saya sombong!

Anda toh gak bisa nyangkal kalau teks Sanskrit ditemukan di Nepal...

Udah ketahuan salah... malah nyari pembenaran di sana sini... wkwkwk.... yang namanya keliru ya keliru, nggak bisa ditutup2i pake pembenaran segala......

La siapa yang ngomong kalau Nepal negara Buddhis! Coba sebutkan! Kapan saya pernah mengatakan hal tersebut?

Saya memang ngomongin tentang Newar di Nepal, bukan keseluruhan Nepal. Baca dengan teliti, baru ngerespon! Bahkan bro. xenocross juga nggak pernah bilang kalau Nepal itu negara Buddhis!!

Saya dan bro.xenocross gak pernah bilang kalau Nepal negara Buddhis. teman-teman di forum ini sudah jadi saksi... nah terus kenapa anda mengatakan kalau saya bilang Nepal itu negara Buddhis???

La ini kan kuoonyoolll... kentara sekali anda itu lagi emosi sehingga gak bisa berpikir jernih, sampe apa yang tidak diomongkan seseorang dikira diomongin!

Tidak usah muter2, kalau sudah keliru, anda cukup ngaku sajalah!

Masalah Vajrayana asli Buddhis atau tidak, apa anda tahu bahwa Tantra Hindu dan Buddha itu muncul bersamaan? Nggak usah bahas di sini, bikin thread baru aja kalau mau bahas.

Masalah pure Buddhis atau tidak, bukan itu yang saya tekankan! Yang saya katakan adalah Sanbo Kojin adalah Dewa Dapur versi Buddhis... mbuh cuma itu adanya di Vajrayana Shingon la...cuma di Jepang la.... yang penting ada!!
Dan umat Buddhis kagak ngeklem-ngeklem kamado-gami yang notabene Dewanya Shinto sebagai Dewa-nya Buddhis.

Lain kalau di Indo, Du Ti Gong yang dewa-nya Tao diklem jadi Dewa-nya Buddhis ini lak konyol lalu sim salabim muncul nama "Amurva".

Di Jepang, umat Buddhis kagak mau pake kamadogami, mereka membuat dewa dapur versinya sendiri, yaitu Sanbo Kojin. La ini kesadaran umat Buddhis Jepang untuk tidak main klaim-klaiman.

Anda boleh ngakak, tapi buktikan kalau ucapan anda benar! Jangan asal ngomong ngalor ngidul gak ada juntrungan.

Saya memang keras dalam hal ini, anda boleh mengatakan saya sombong dsb... terserah! Yang penting adalah saya mengatakan apa adanya. Mau terima atau tidak, itu tergantung diri anda maupun karma anda. Toh temen2 di sini udah tau mana yang bener mana yang nggak.... ;D ;D Repot amat......

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 03 February 2009, 03:51:04 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #19 on: 03 February 2009, 04:10:26 PM »
seorang intenlek Budhis tuh kalo salah nulis langsung koreksi, u aja cari dari link aja salah, cari tuh di eklopedia buddhis, Tulisan u tuh semestinya golongan Kepercayaan, Bukan Budhism

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Dewa Dapur
« Reply #20 on: 03 February 2009, 04:13:02 PM »
Quote
seorang intenlek Budhis tuh kalo salah nulis langsung koreksi, u aja cari dari link aja salah, cari tuh di eklopedia buddhis, Tulisan u tuh semestinya golongan Kepercayaan, Bukan Budhism

 :)) :))

Ya terserah apa kata anda aja deh.....  ^-^ ^-^

Toh kebenaran akan terkuak sendiri...  :))

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #21 on: 03 February 2009, 04:20:03 PM »
u mau periksa dulu dekh
g kasih judul nya kan. U baca dulu dekh, U punya link tuh mengenai sosial dari Suku sakya, bukannya Nepal secara keseluruhan, Sansekerta di nepal tuh di pakai di Hindu sama Buddha. Walau Bahasa Sansekrit di Nepal tuh asli. Tapi dia kena perkembangan. itu aja u udah salah, mengenai dewa Dapur aja. U kemarin nulis apa kenyataaannya "san bo kojin tuh yang di puja umat Buddha mahayana", kenyataan asimilasi Shinto. Terus anda menyangkal kembali.

 
Hendrik - hendrik. Jgn lah suka menghina orang terlebih dahulu yah
Belajar dari situ dulu, jangan sombong merasa diri paling pintar.
Refrensi u tuh dari link, bukan buku, bisa diutak atik orang, ngak semua bener 100%

Namasate

_/\_

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Dewa Dapur
« Reply #22 on: 03 February 2009, 05:23:28 PM »
Makanya, memang siapa yang bilang Nepal secara keseluruhan??

 :)) :)) :))

Terus emang kenapa klo pake bhs Sansekerta?? Perkembangan gimana??  :)) :))

Menyangkal gimana? La wong posisi saya dari awal adalah Sanbo Kojin itu Dewanya versi Buddhis kok.....

Ya gpp... anda ngomong saya sok pintar... yg penting saya mengatakan kenyataan kan... wkwkwk....

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 03 February 2009, 05:32:24 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #23 on: 04 February 2009, 09:19:25 AM »
Belajar dewasa yah drik, u tuh masih carinya lewat link internet , bukan buku. g tanya kemarin apa seluruh nepal kan, loe kasih apa suku sakya, yang pinter siapa ?

yang eror siapa ?

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Dewa Dapur
« Reply #24 on: 04 February 2009, 10:07:16 AM »
Begini deh... awal pertama-tama saya bilang [silahkan crosscheck sendiri]:

"la wong kitab Sansekerta ada kok di Nepal... "

Kitab Sansekerta dilestarikan oleh suku Newar. Nah suku Newar [Sakya] kan memang di Nepal... apa salahnya kalau saya bilang kitab Sansekerta ada di Nepal? Apa salahnya saya mbahas Newar? Toh orang Newar ya orang Nepal?

Misal, saya ini di Surabaya. Terus ada orang bilang: bro. Gandalf ada di Indonesia. Nah terus? Gak soal kan? La wong Surabaya memang di Indo.

Dari awal memang saya mbahasnya Newar saja... la anda yang bingung sendiri sampai ngeributin keseluruhan Nepal segala.....wkwkwk... dan satu lagi... tampaknya anda nggak bisa ngebedain mana yang postingannya saya dan mana yang bro. xenocross ya?

Oya, link internet? Emang link internat kagak bisa ngakses ke buku? Mbok yo ngikuti perkembangan zaman..... mosok kagak tahu kalau buku bisa diakses lewat internet... wkwkwk..... yg buku dijadiin ebook banyak juga tuh contohnya Dhammacitta tercinta ini...

Buku ada yang ngaco ada yang tidak. Internet juga ada yang ngaco ada yang tidak. Sepanjang yang diutarakan adalah kenyataan, tidak soal apakah dari internet atau dari buku.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #25 on: 04 February 2009, 11:35:09 AM »
Sorryy Hendrikk, saya tuh ngak tanya sama xeno cross, yang jelas u pernah tau g di Forum BI,u pernah debat g  Di BI, U juga pernah minta refrensi sama Aye. Bagaimana g ngak tau loe !.

Lagi pula lihat jgn pungkiri saya tanya A kamu jawab B

Xeno crosss temen mu itu , saya tanya apa SEJAK KAPAN NEPAL JADI NEGARA BUDDHIS ?,
Dia jawab apa , Sejak lamaaaaa, (ada dihalaman satu, kamu baca dekh disini)

Drik u tuh pernah slah nulis akui aja, U asal tau Dewa - dewa Buddhiss, u periksa buku paling bermutu, jangan cek dari link, dari eksklodia Buddhis, Tidak ada satu pun dewa dewa yang dari Buddhis tuh bener pure Buddhis, Dewa dapur loe Dari nepal juga masih tergolong ada di agama Hindu.

u tuh masih ada salah juga
U pernah nulis Sam Po Kong alias Laksamana Cheng ho.
Sejak kapan dia jadi buddhis ?, Sejak kapan dia punya gelar Buddhis ?, sejak Kapan Gelar San Poo itu berasal dari Buddhis ?, Baca dulu bukunya, Dia Tuh gelar dikasih Kaisar bukan Biksu, Dia ngak pernah masuk Buddhis, Tao atau apapun, pure muslim, cuman dia belajar agama lain.

Dari itu aja u udah salah.

Kedua u masih tidak mengakui kesalahan u dulu debat dewa dapur, u nulis apa, SAN PO KO DJIN tuh dewa dapur Buddhis dari jepang  yang asli. G koreksi kan "darimana San po kojin itu buddhis", sdr drik, g tau loe orang surabaya, Inget drik dulu loe masih cari refrensi sama g

Jadi jangan ketawa, Karena dirimu bukan intelek budhis, Akhir apa , loe sama kan kayak g, mengakui kroscek bersama di BI. Maka jangan suka menghina orang duluaann yah,
Belajar dewasa, saya pake pribahasa indonesia aja dekh ngak usah tiongkok "
"jangan Air susu dibales Air Tuba". Inget itu

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #26 on: 04 February 2009, 11:39:24 AM »
Soal dewa Bumi, Amurva u cek dulu, riset kelapangan, G kasih alamat refresi yang bener, u cek Di kuningan deket itC kuningan ada Vihara Mahayana, Alirian Tanah suci (pure land), Bukan vajranya u, U cek nama Vihara Amurva Bhumi( hok Tek sjin sin), loe wawancara orang wihara sono kenapa Hoek De Djin sin Punya nama sansekrit, kenapa bisa ditaruh vihara Mahayana Tanah suci, jawabannya ada disana.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #27 on: 04 February 2009, 09:54:28 PM »
Quote
Gandalf
la wong kitab Sansekerta ada kok di Nepal... beberapa kitab Vinaya, Sutra dan Abhidharma masih ada versi Sanskrit-nya lho!!
Quote
Purnama
omong 2 nepal sejak kapan Buddhis buktiin dong

Quote
Xenocross
nepal buddhist sejak dulu kali
--posting ttg suku sakya di nepal

Quote
Purnama
itu mayoritasnya agama buddhis tapi dari segi pemerintahanya, ngak ada sejarahnya

Quote
Gandalf
Yang saya katakan adalah ADA (dan cukup banyak) NASKAH BUDDHIS SANSEKERTA [trIPITAKA MAHAYANA] ASLI DI NEPAL.
Di Nepal, seperti yang diposting bro. xenocross, ada suku Buddhis bernama Newar yang konon itu merupakan keturunan suku Sakya!!

Quote
Purnama
Itu Secara struktur sosial Suku. Aye kan tanya u tulis nepal tuh negara Buddhis. aye tanya sejak kapan u katanya baca wiki lihat diwiki Pemerintahnya Rebpublik. http://en.wikipedia.org/wiki/Nepal
, tidak pernah sampai tingkat pemerintahannya.

Quote
Gandalf
Saya dan bro.xenocross gak pernah bilang kalau Nepal negara Buddhis.  teman-teman di forum ini sudah jadi saksi... nah terus kenapa anda mengatakan kalau saya bilang Nepal itu negara Buddhis???

Saya gak ngerti soal dewa dapur dll. Yang saya komentari itu kan apakah di Nepal ada teks sansekerta, dan ada buddhisnya gak. Saya tidak pernah juga bilang pemerintahannya negara Buddhis. Bukankah awalnya memang yg diributkan adalah ttg keberadaan teks sansekerta di Nepal?

Ketika saudara Purnama bertanya sejak kapan Nepal Buddhis, otomatis di otak saya mengartikan pertanyaan itu "Apakah Di Nepal ada orang Buddhis?"
Kenapa? Karena saya tidak berpikir bahwa teks sansekerta yg masih bertahan dalam bahasa asli MEMBUTUHKAN keberadaan sebuah negara dengan pemerintah Buddhis untuk melindunginya.
Maka tidak ada logika hubungan Teks Sanskrit ---> Pemerintah Buddhis

Otomatis saya jawab "Nepal sejak dulu Buddhis". Disini memang relatif lama, artinya 2500an tahun kalau menurut cerita orang suku sakya tsb. Dan populasi Buddhis memang signifikan disana
Saya tidak mengerti kenapa debatnya jadi gak jelas begini. Kenapa jadi meributkan pemerintah Nepal Buddhis atau tidak?
« Last Edit: 04 February 2009, 09:56:12 PM by xenocross »
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #28 on: 05 February 2009, 10:05:31 AM »
Sorry yah Xeno Cros saya ngak berurusan dengan dirimu, _/\_

Saya berurusan dengan Gendalf, alias hendrik. Xeno cross, g kasih tau u kenapa g coletehin gendalf, alias hendrik.
G kasih tau.
Beda u sama dia
 
1. Sok pintar, Sombong, ingat drik, Orang pintar tuh ngak ada yang mau mengakui dirinya pinter.

2. Menghina Orang, Drik Diri mu tuh masih jauh dibandingkan yang lain, u tuh masih belum sepintar Ko jimmy Luminto, Belum Sepintar Ko ivan taniputera, Mereka siapa lebih pintar dari u, bisa dua duanya, u katain orang Intelek Tionghoa belum tentu Intlek Buddhis, Loe tau ada orang bisa lebih pintar dua duanya aja. Ngak sesok diri loe.

3. Belajar dewasa, Kalo salah jangan ngeyel, kalo kerja loe udah salah ngeyel, orang mangkin benci sama loe, inget itu, u tuh udah dewasa, bukan anak kuliahan, g tuh tau umur loe berapa ?

4. Lempar batu sembunyi tangan, Loe lempar kesalahan u bawa temen u buat belain kesalahan u.
G jadi loe xenocross g omelin temen loe itu yang sok jagoan yah .

Makanya drik Jgan suka menghina orang yah !!
Ini nasehat bukan mojokin loe, u masih mending ketemu g, belum ketemu yang lebih hebat dari g.
Udah habis diri loe.

Maka Xeno Cros u liat temen u, jangan kaya dia yah, nasehatin dia. Jangan suka hina orang sembarangan. Ngerti kan maksud saya. Makasih Xeno Cross, sorry g kagak mojokin loe, G mojokin hendrik, biar kapok dia (g udah dapat Izin Dari tuhan Dc, buat nasehatin u).

Udeh selesai pernyataan g.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #29 on: 05 February 2009, 10:09:14 AM »
Nih temen g lagi berbak hati sama loe Ko ardian C.
Dia udah gak mau masalahin lagi
Dikasih satu aja refrensi buku saja, ngak banyak, loe bukan mau jadi penulis kan.
U tuh masih bersyukur masih ada yang mau maafin u, karena g liat u masih muda Gendalf alias hendrik, Makanya belajar jadi orang dewasa yah


huaxia zhushen
1997
 pengarang ma shutian
beijing yuanshan publisher
yanshan

_/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #30 on: 05 February 2009, 10:50:29 AM »
Sorry yah Xeno Cros saya ngak berurusan dengan dirimu, _/\_

Saya berurusan dengan Gendalf, alias hendrik. Xeno cross, g kasih tau u kenapa g coletehin gendalf, alias hendrik.
G kasih tau.
Beda u sama dia
 
1. Sok pintar, Sombong, ingat drik, Orang pintar tuh ngak ada yang mau mengakui dirinya pinter.

2. Menghina Orang, Drik Diri mu tuh masih jauh dibandingkan yang lain, u tuh masih belum sepintar Ko jimmy Luminto, Belum Sepintar Ko ivan taniputera, Mereka siapa lebih pintar dari u, bisa dua duanya, u katain orang Intelek Tionghoa belum tentu Intlek Buddhis, Loe tau ada orang bisa lebih pintar dua duanya aja. Ngak sesok diri loe.

3. Belajar dewasa, Kalo salah jangan ngeyel, kalo kerja loe udah salah ngeyel, orang mangkin benci sama loe, inget itu, u tuh udah dewasa, bukan anak kuliahan, g tuh tau umur loe berapa ?

4. Lempar batu sembunyi tangan, Loe lempar kesalahan u bawa temen u buat belain kesalahan u.
G jadi loe xenocross g omelin temen loe itu yang sok jagoan yah .

Makanya drik Jgan suka menghina orang yah !!
Ini nasehat bukan mojokin loe, u masih mending ketemu g, belum ketemu yang lebih hebat dari g.
Udah habis diri loe.

Maka Xeno Cros u liat temen u, jangan kaya dia yah, nasehatin dia. Jangan suka hina orang sembarangan. Ngerti kan maksud saya. Makasih Xeno Cross, sorry g kagak mojokin loe, G mojokin hendrik, biar kapok dia (g udah dapat Izin Dari tuhan Dc, buat nasehatin u).

Udeh selesai pernyataan g.

Maaf, Bro Purnama,
seperti kok tidak etis anda melakukan pencemaran nama baik di sini. Selama ini saya menilai Bro Gandalf berperilaku cukup baik di forum ini, terlepas bagaimana perilakunya di luar forum ini.

Jika ada persoalan pribadi antara anda dengan Bro Gandalf, silahkan selesaikan secara pribadi pula. Aturan forum mengharuskan member agar menghormati member lain.

_/\_

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Dewa Dapur
« Reply #31 on: 05 February 2009, 10:56:19 AM »
Quote
Maka Xeno Cros u liat temen u, jangan kaya dia yah, nasehatin dia. Jangan suka hina orang sembarangan. Ngerti kan maksud saya. Makasih Xeno Cross, sorry g kagak mojokin loe, G mojokin hendrik, biar kapok dia (g udah dapat Izin Dari tuhan Dc, buat nasehatin u).

Sorry bos, aye tidak ikutan dalam memberi ijin ataupun melarang. Aye tidak pernah dapat permintaan ijin utk menasehati juga. adanya bos cuma bilang "sorry ngerepotin" ;D
There is no place like 127.0.0.1

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #32 on: 05 February 2009, 11:00:36 AM »
SOORRRY temen Semua G nyusahin u orang, G cuman nasehatin dia bukan mojokin dia, Supaya belajar jangan suka menghina orang.

Mohon MAAF semua ^:)^

Untuk Xeno Cros G minta maaf ama kamu, Saya ngak mojokin kamu, Sama sekali tidak,

Maaf semua, Dia si Gendalf belajar, Jangan suka menghina orang. Itu aja g mau.

Maaf Bro indra, Do, kali ini doang, Supaya si gendalf jangan suka menghina - hina orang. Itu aja

Thk
_/\_


Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #33 on: 05 February 2009, 11:01:40 AM »
MAAAF BRO Indra, saya bukan orang cari masalah. ^:)^.

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Dewa Dapur
« Reply #34 on: 05 February 2009, 11:11:21 AM »
Mengingat manusia belum bertobat
kamu kumaafkan

lain kali, tidak bole lagi ya, nakallll.... ;D
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Dewa Dapur
« Reply #35 on: 05 February 2009, 11:16:59 AM »
Quote
Maka Xeno Cros u liat temen u, jangan kaya dia yah, nasehatin dia. Jangan suka hina orang sembarangan. Ngerti kan maksud saya. Makasih Xeno Cross, sorry g kagak mojokin loe, G mojokin hendrik, biar kapok dia (g udah dapat Izin Dari tuhan Dc, buat nasehatin u).

Sorry bos, aye tidak ikutan dalam memberi ijin ataupun melarang. Aye tidak pernah dapat permintaan ijin utk menasehati juga. adanya bos cuma bilang "sorry ngerepotin" ;D

waduh, tuhan DC, kebawa-bawa dech.... ;D

[at] bro indra

se7 bro, jangan memojokan orang yang sudah terpojok
harus saling menghargai

bro pur2, emang begitu koq, sifat-nya, that's my bro, hehehehe....
aye sudah no wonder....

aye mewakili bro pur2, minta maaf juga ya, ama bro gandalf... xixixixi....

[at] bro n sis
please ignore the above message....


kabur dulu ah,,,,,,...................
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Dewa Dapur
« Reply #36 on: 06 February 2009, 07:50:42 AM »
Hehe... bro. Indra.. it's OK biar saja bro. purnama menghina saya sesukanya lah. Mau mencemarkan nama baik saya lah ya terserah... yang penting saya mengatakan kenyataan, itu saja... Karena orang yang dewasa dapat menilai keadaan di sini dengan setepat-tepatnya!

Kita lihat di sini, pertama persoalan ini adalah dari pembahasan Fude Zhenshen, di sana saya menolak tulisan bro. purnama yang mengatakan Tu Di Gong / Amurva itu dewa bumi punya Mahayana.... di sana ia mengatakan bahwa sumbernya terpercaya, padahal memang salah tapi ngotot kalau sumbernya terpercaya [dari budaya tionghua.... ini bro. purnama sendiri yang ngomong waktu di postingan lalu kan?] dan bro.purnama saya lihat sering kurang mengcrosscheck tuilisannya, sehingga yang salah-salah sering ikutan masuk juga.

Pada postingan topik ini saya mengatakan bahwa ada "seorang" member budaya tionghua [saya gak nyebutin nama, gak etis, tapi akhirnya malah bro.purnama yang menyebutkan nama orang yang dimaksud] yang memposting hal yang keliru, dan ini menunjukkan ahli budaya tionghua nggak mesti ahli budaya Buddhis. Di sini maksud saya adalah, untuk membahas agama Buddha, jangan menempatkan kepercayaan sepenuhnya pada para ahli budaya tionghua, karena tentu ini tidak pada tempatnya, mungkin saja keliru, karena ahli budaya bukan ahli agama. Sama ketika ada ahli Buddhis yang berbicara tentang budaya tionghua, kemungkinan kekeliruannya bisa saja lebih besar daripada yang ahli budaya tionghua. Dan berdasarkan prinsip ehipassiko, kita tidak boleh hanya bersandar pada para ahli saja, kita harus mencari sendiri kebenarannya. Meskipun ada yang katanya ahli kedua-keduanya, nah ini kita mesti ehipassiko lagi, apa memang bener dia ahli kedua-duanya?

Yang ahli dan pintar saja bisa keliru..... so ngapain mesti sok pintar? Saya akui saya memang tidak sepintar bro. Ivan Taniputra dsb... untuk prestasi, saya juga tahu bro. ivan itu gimana.... saya yang ip-nya lagi turun ini apa masih bisa dibilang pintar? Kalau dibandingin orang2 spt itu.... saya ya "g****k"....hehe....

Anda menyuruh saya untuk lihat Vihara Amurva Bhumi? La vihara di Indonesia gini... sangat jelas maksud klem-klemannya... atau kalau tidak ya karena politik zaman dulu, sehingga yang Chinese2 diubah namanya jadi Sansekerta....  Meskipun vihara Mahayana, tetapi kita harus melihat apa latar belakangnya sehingga dia menggunakan nama Amurva Bhumi. Kalau nggak ada dasar yang jelas, ini ya jelas ngaco.

Untuk Nepal, saya dah males ributin lagi... krn ngomong dengan orang seperti anda jelas kagak bakalan nyambung...di mana anda sukanya memelintir kata-kata orang... bahkan "Tuhan DC" sampe kena juga...ya ampun..... Tapi yang jelas member DC sudah dapat melihat dengan jelas mana yang bener lah!!

Loh.... emang Zheng He juga dikenal sebagai Buddhis kok.... ya sabar aja... kira-kira 1 bulanan lagi saya akan memberikan artikel Zheng He yang Buddhis dgn selengkap-lengkapnya pada anda.... Eh tau kagak, saya juga dapet informasi Zheng He dan namanya - San Bao - dari buku kenangan Tay Kak Sie dan buku Zheng He karangan Prof. Kong Yuan Zhi lo.... Anda tentu tahu Prof. Kong Yuan Zhi kan???

Dan untuk artikel yang saya janjikan itu.... ada lagi sumbernya.... wkwkwk..... tunggu aja... yang penting saya mbahasnya tidak akan seperti si feifei itu....yang menurut saya ngaco juga sih....

Anda tahu saya cari referensi gak seenaknya nyomot? Saya waktu itu nyari referensi buat Ciong kan? Meskipun yang nulis adalah orang yang tulisannya sering ada kekeliruannya, tapi ketika tulisannya mengandung suatu kebenaran, ngapain juga saya tolak kebenaran itu? Karena saya tidak memandang orang yang salah sebagai orang yang selalu salah.  Lagipula saya memang tidak terlalu ahli dan tidak terlalu tahu menahu tentang Ciong, tapi saya mau untuk tahu lebih dalam. Apa anda tahu juga bahwa referensi dari anda itu ada beberapa yang saya ubah, karena saya lihat keliru, karena saya mengcrosscheck sumber anda dengan sumber yang lebih terpercaya lagi.

Justru saya mengatakan kesalahan anda dan teman anda di budaya tionghua itu... adalah cara saya membalas air susu anda berdua [pake perumpamaan anda deh]... karena saya tidak ingin melihat apa yang kalian postingkan sebagai sesuatu yang salah yang berlarut-larut. Jujur, saya sangat menyukai postingan2 teman anda itu.... jujur dan lugas... saya senang sekali... tapi ya kalau keliru, ya tentu saya tidak dapat menerimanya meskipun dia adalah salah satu orang yang saya apresiasi....

NB: Saya memang anak kuliahan kok..... umur saya 19 tahun... habis gini baru mau masuk semester 4 di Universitas kr****n Petra Surabaya. Dua tahun lalu masih SMA neh...... Kayanya bro.purnama salah info... wkwkwk....

Oya Huaxia Zhushen itu buku referensi soal apa ya? Soal Zheng he, atau dewa bumi atau naskah Sanskrit?

Tapi kalau misalnya buku itu ngomong kalau nggak ada lagi Tripitaka Sanskrit.... maka buku itu ngawurr....

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 06 February 2009, 07:56:48 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #37 on: 06 February 2009, 09:12:52 AM »
Siapa mencemarkan nama baik kamu ???.
Belajar Dari kesalahan kamu yah !.
Jangan MENGHINA ORANG DIDEPAN UMUM.
Gimana rasa kamu Dihina juga didepan umum.
Jangan tertawa yah. belajar dari kamu punya salah.
 
Sudah selesai saya ngak mau lanjutin lagi, Kamu masih bilang saya mencemarkan nama baik kamu, saya lanjutin lagi, Kalau kamu mengakui kesalahan kamu dan minta maaf atas kalimat sebelumnya, dan bisa bersikap lebih sopan, Saya maafin kamu dengan tulus.

Jika tidak saya lapor ke bens, Kalo jangan salah kan saya sengaja mencari kesalahan kamu, yah.

Mohon Maaf Pada semua moderator DC, kecuali Gendalf alias hendrik. Saya tidak mau mengotori forum. Saya cuman minta satu dari Dari si Hendrik alias gendalf ini, "TIDAK LAGI MENGULANGI PERPBUATANNYA, MENGHINA ORANG DIDEPAN UMUM dan Pernyataan maafnya telah menyinggung perasaan orang lain, jika tidak kamu terus dicecer kesalahan kamu drik".

Terima kasih.
Mohon Maaf sebesarnya kepada semua moderator, global moderator Dan Sumendo, Hanya kecuali Gendalf alias hendrik,

_/\_ 

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Dewa Dapur
« Reply #38 on: 06 February 2009, 01:12:54 PM »
Loh... itu saya nulis kan sebagai respon atas omongan bro. Indra toh... karena bro. Indra mengatakan bahwa anda melakukan pencemaran nama baik... ya saya cuma bisa katakan pada bro. indra.... "Mau mencemarkan nama baik saya lah ya terserah".... Kok anda tersinggung?

Dan satu lagi, tunjukkan di mana saya pernah menghina anda... jangan terlalu dimakan emosi... apa itu sikap seorang Buddhis? Dikerasi sedikit udah langsung berapi-api.

Ya sudah deh... kalau anda mau saya minta maaf, saya minta maaf sekarang... demi kebahagiaan semua member di DC ini.....

Tapi coba renungkan bagaimana sikap Mahasiddha Naropa yang dapet cobaan bertubi-tubi dari Mahasiddha Tilopa, di mana Naropa dipukul, dijatuhkan ke jurang dan dimakan lintah.

Juga Marpa yang memberi tugas kerja berat yang cukup tidak manusiawi [menurut ukuran kita] pada Milarepa. Namun Milarepa tidak menanggapinya dengan amarah dan tidak menganggapnya sebagai sebuah penghinaan... kenapa ya?

Apakah sekedar devosi mereka pada Guru mereka? Atau.... untuk menyempurnakan praktek [parami] kesabaran?

Renungkan... karena tampaknya anda sekarang sudah dilalap api dvesa.....  _/\_

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Dewa Dapur
« Reply #39 on: 06 February 2009, 01:49:34 PM »
hendrik, hendrik, kamu ini belajar sedikit dewasa. Kamu saya maafin, bukan berarti saya sombong, atau apapun. tapi kamu drik yang menyebabkan awalnya. Sekarang udah selesai, saya tidak ungkit lagi. awali dengan sikap yang sopan, tutur kata tulisan lebih sopan lagi, maka orang akan senang sama kamu.

Makasih yah drik :). kamu mau menyadari kesalahan kamu, saya tau kesalahan saya, Tapi yan penting kamu telah belajar bertata krama lebih halus, yah.

Sudah saya Ngak usah diterusin lagi, kali ini dirimu biar salah tulis saya anggap tidak ada masalah, kamu mau sumpahin saya silakan, ingat drik ada yang lebih sadis dari saya drik, nanti kamu kena batunya, ingat jadi moderator jagalah sikap. Saya juga moderator bahkan megang lebih banyak milis dan forum daripada kamu, itu aja saya tidak sombong. saya cuman lihat teman teman dan Mod, Glomod serta Tuhan DC. Maka saya persuasif kasih tahu kamu.

Kali ini kamu mau tulis apa terserah, yang penting kamu sadar satu hal jangan lagi mengulangi perbuatan kamu itu saja.


Makasih Semua. Makasih yah drik :)

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Dewa Dapur
« Reply #40 on: 06 February 2009, 02:01:28 PM »
Haha.... kena batu atau tidak adalah karma saya.... kesadisan bukanlah suatu hal yang dapat dibanggakan dan tidak manfaat dari sikap sadis...

Saya berusaha untuk tidak gentar terhadap kesadisan apapun, asal yang saya perjuangkan adalah kebenaran.

Meskipun saya adalah moderator dari hanya satu board di satu forum, tapi saya berusaha untuk memberikan yang terbaik di sini, bagi saya, menjadi moderator di banyak forum bukanlah suatu hal yang menggembirakan. Apabila di satu board saya dapat membuatnya menjadi tertata bagus, itu sudah merupakan suatu kebanggan bagi saya, tidak usah banyak-banyak forum yang dimoderatori.... kalau saya megang banyak forum.... takutnya lobha saya tambah gede....hehe...

Btw, terima kasih karena anda telah memaafkan saya... dengan demikian banyak makhluk akan mendapatkan manfaat.

Oya tambahan: tenang.... saya gak akan nyumpahin anda kok.... di topik ini dan lalu-lalu saja saya tidak nyumpahin anda kan? Untuk apa seorang Buddhis nyumpahi orang? Nggak ada manfaatnya bos.....

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 06 February 2009, 02:05:23 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Dewa Dapur
« Reply #41 on: 21 April 2009, 11:53:51 PM »
numpang sedot gan..

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Dewa Dapur
« Reply #42 on: 22 April 2009, 12:02:31 AM »
sekalian mau tanya
koq ada hubungannya antara kinnara dengan dewa dapur..?
setau saya .. kinnara itu kan makhluk yang hobi menyanyi / main musik..?