Dalam Madhyamika-hrdaya, Bhavaviveka mengatakan:
"Apabila daging [tersebut] bebas dari tiga kondisi [tidak dilihat, tidak didengar, tidak mengetahui ketika seekor hewan dibunuh], memakannya bukanlah tindakan yang tidak bajik. Hal tersebut dapat meningkatkan kejernihan pikiranmu...Jika engkau tidak menerimanya oleh sebab keserakahan, maka [daging] adalah seperti makanan lainnya yang diberikan oleh orang lain."Dari sana dapat diketahui bahwa YA Bhavaviveka mengatakan bahwa syarat daging yang pantas dimakan adalah daging yag memenuhi ketiga syarat dan
tidak disebabkan keserakahan ketika memakannya.
Sayang sekali kalau ada orang yang dulunya vegetarian, terus berubah kembali makan daging lagi, tetapi malah jadi serakah atas daging [alias senang bisa makan daging lagi karena kenikmatannya].
YA Bhavaviveka tidak mendukung seseorang mengonsumsi daging atas dasar kenikmatannya [keinginan], tetapi YA Bhavaviveka mengizinkan seseorang makan daging atas dasar kebutuhan.
Sang Buddha berkata dalam Shurangama Sutra [salah satu Sutra Mahayana]:
"Ananda, aku mengizinkan untuk para Bhiksu memakan 5 jenis daging murni. Daging ini sebenarnya adalah perwujudan transformasi dari kekuatan spiritual-Ku. Daging tersebut tidak memiliki kehidupan. Engkau para Brahmana hidup di iklim yang sangat panas dan lembab, dan pada daerah yang berpasir dan berbatu, di mana sayur-sayuran tidak akan tumbuh; maka dari itu, Aku akan membantumu dengan abhijna dan cinta kasih. Karena besarnya kebaikan dan welas asih ini, maka apa yang engkau makan yang rasanya seperti daging hanya disebut sebagai daging; namun sebenarnya, [daging yang engkau makan] bukanlah daging."Apa itu 5 jenis daging murni?
1. Daging dari hewan yang tidak kita lihat ketika dibunuh
2. Daging dari hewan yang tidak kita dengar ketika dibunuh
3. Daging dari hewan yang tidak kita curigai dibunuh untuk kita
4. Daging hewan yang telah mati dengan sendirinya
5. Daging sisa dari hewan yang telah menjadi makanan burung bangkai
"Dengan tujuan menyelamatkan para makhluk, Ia [Bodhisattva] menunjukkan bahwa ia memakan daging. meskipun ia tampaknya memakan daging, tapi sebenarnya Ia tidak."(Mahayana Mahaparinirvana Sutra)Nah apabila kita melihat Mahaparnirvana Sutra, maka sebenarnya Bodhisattva juga memakan daging, tetapi daging apakah itu? Daging tersebut adalah daging yang memenuhi 5 syarat daging murni atau 3 syarat daging murni.
Daging yang masuk dalam 5 syarat daging murni dianggap "bukan daging".
Oleh karena itu ketika Sang Buddha dalam Mahayana Sutra menolak praktek memakan daging, maka daging yang dimaksud di sini adalah daging yang masih belum bebas dari tiga kondisi atau dengan kata lain daging yang tidak memenuhi tiga syarat daging murni.
Kasyapa berkata lagi: "Mengapa Anda awalnya mengizinkan para bhiksu untuk memakan tiga jenis daging suci?"
[Sang Buddha:]"O Kasyapa! Tiga jenis daging suci ini diberikan [diberlakukan] mengikuti kebutuhan pada saat [keadaan] itu."(Mahayana Mahaparinirvana Sutra)Di sini dalam Sutra Mahayanapun diakui bahwa Sang Buddha memang membolehkan para Bhiksu untuk mengkonsumsi tiga jenis daging suci [murni].
Dengan ini, tiga jenis daging murni diizinkan dari sudut pandang yang berbeda dan 10 jenis daging dilarang dari sudut pandang yang berbeda. Dari sudut pandang yang berbeda [pula], semua [jenis daging] dilarang, sampai ajal seseorang tiba."(Mahayana Mahaparinirvana Sutra)Mahaparinirvana Sutra menjelaskan tentang kebingungan umat Buddha antar sekte mengenai apakah Sang Buddha melarang atau membolehkan makan daging.Di sini Sang Buddha sendiri mengatakan bahwa tiga jenis daging murni diizinkan dari sudut pandang tertentu [dalam hal ini Theravada], pada kondisi tertentu.
Namun dari sudut pandang lainnya, berdasarkan kondisi tertentu, Sang Buddha melarang konsumsi segala macam jenis daging alias vegetarian. [dalam hal ini Mahayana]
The Siddha Wanderer