Sdr. Kelana, Anda kurang bisa membedakan antara kenyataan dan persepsi. Jika Anda berpakaian warna merah dan Anda berpersepsi bahwa Anda berpakaian warna biru, apakah akan mengubah realita (kenyataan)?
Sdr. Sunya, anda sendiri yang mengatakan:
”Sadari perspektif diri sendiri, tidak menyalahkan fenomena luar yang tidak memiliki inti hakiki. Segala fenomena netral, menjadi sesuatu ketika dipersepsikan.” – juga dalam profil anda: ”
Nothing, but your perception ONLY” Biru atau Merah apakah ini inti yang hakiki? Ini adalah persepsi juga yang muncul dalam pikiran yang berasal dari kesepakatan bersama. Menempatkan berita di atas ke dalam sub forum ini juga berdasarkan persepsi anda terhadap tulisan dalam berita yang kemudian anda nilai cocok diletakkan di subforum ini.
Sama halnya, tidak perlu saya berpersepsi untuk mengatakan ini aturan forum, ini benci atau tidak, selama ada indikasi kuat, data dan fakta pendukung yang bisa diindera (dibuktikan) masing-masing individu. Mau dipersepsi seperti apa, kata mengobarkan amarah, provokator, pemberian reputasi minus, dll sudah menjadi fakta (walau yang menuliskan dan memberikan reputasi, tentu menyanggah dikatakan membenci ataupun tidak senang). Indikator ini bukan hanya dilihat dari topik ini, tapi jauh sejak saya bergabung dan berpartisipasi di topik-topik lain.
Dan nampaknya anda mulai menyalahkan fenomena luar yaitu menyalahkan tulisan di forum yang pada dasarnya merupakan susunan kata-kata dari susunan huruf-huruf yang netral dan kemudian dipersepsikan oleh anda sendiri dan memisahkannya, mengelompokkan tulisan ini ’mengobarkan marah’, ’provokator’, ’menghina’, dll, dan menganggapnya sebagai fakta, kenyataan (lucu bagi orang yang mengatakan ”
Nothing, but your perception
ONLY”
)
Bagi seseorang yang mengklaim orang lain menggunakan persepsi, tapi tidak bisa melihat dan menerima ketika diberitahu bahwa dirinya juga menggunakan persepsi, adalah orang yang, maaf buta dan arogan.
Bedakan persepsi dan kenyataan, ketidakmampuan seseorang membedakannya, dapat dikatakan (maaf) tidak waras.
Ada kalanya, Sdr. Sunya, dalam persepsi orang yang tidak waras, orang lain pun akan dikatakan olehnya sebagai orang yang tidak waras, dan orang tidak waras itu akan mencoba berperan sebagai dokter jiwa. Dan ia (orang tidak waras) akan mengatakan hal yang berbeda dengan yang pernah ia ucapkan.
Saya rasa cukup, saya tidak perlu berkomentar lagi, silahkan direnungkan dan diperdalam lagi mengenai apa itu persepsi sehingga tidak menjadi sesumbar semata atas slogan ”
Nothing, but your perception ONLY.”