apakah pradaksina, san pu yi pai ada dikatakan oleh buda?
ayo dong yang lain menambahkan
Saya ringkas dari Saropama Sutta.
Seorang yang mau mencari inti kayu mengenal kulit luar (moralitas), kulit dalam (konsentrasi), inti lunak (pengetahuan & pandangan), baru akhirnya menemukan inti kayu (akhir dari dukkha). Pembahasan tata cara dan tradisi itu bahkan tidak menyentuh 'kulit luar' dari Ajaran Buddha.
Apakah yang boleh dan tidak boleh? Ini masing-masing harus kembali mengembangkan kebijaksanaan untuk menilai. Bikin patung, bolehkah? Apa manfaatnya? Dari orang dewasa sampai anak sekolah Minggu mungkin bisa jawab: "perenungan akan Buddha."
Katanya perenungan Buddha, mengapakah kemudian ada yang, karena lihat patung ditaruh di bar, bathinnya bergejolak? Sariputta mengatakan bahwa seharusnya bhikkhu merenung:
‘Adalah kerugian bagiku, bukan keberuntungan, adalah keburukan bagiku, bukan kebaikan, bahwa ketika aku merenungkan Buddha, Dhamma, dan Sangha, keseimbangan yang didukung oleh hal-hal yang bermanfaat tidak terbentuk dalam diriku.’ Tata cara dan ritual adalah seperti ranting dan daun, sama sekali tidak menyentuh bahkan kulitnya. Tanpa berusaha memahami intinya, maka 'boleh' atau 'tidak boleh' pun suatu tata cara, tidak akan bermanfaat bagi seseorang dalam mendalami Ajaran Buddha.