Buddhisme dan Kehidupan > Lingkungan

Mengentaskan Kemiskinan dgn Baksos, Mungkinkah?

(1/5) > >>

langitbiru:
Habis baca artikel menarik Mentaskan Kemiskinan

Bila kita belajar dari negara lain seperti RRC misalnya dimana starting point jumlah rakyat miskinnya jauh lebih parah dibanding Indonesia,tentunya kondisi Indonesia tidak separah saat ini.
Sejak tahun 1976 RRC mencanangkan program EMPAT MODERNISASI yaitu perbaikan secara cepat bidang Pertanian,Industri,Ilmu pengetahuan/teknologi dan Pertahanan.
Bagi ibu2 dan pemuda2 yang tidak/belum bekerja,pemerintah mendirikan ribuan BENGKEL KERJA LINGKUNGAN[semacam Usaha Bersama/koperasi] disetiap wilayah setingkat kelurahan yang memproduksi hampir semua bentuk barang hasil industri ringan,seperti pakaian, lampu senter,minuman/makanan kaleng,kue2 kering,alat2 pertukangan, alat pertanian,mainan anak2  dan sejenisnya,dimana mereka mengatur sendiri gaji dan keuntungannya, setelah dipotong pajak dibagikan secara proposional pada anggautanya, mereka tidak diwajibkan mengembalikan investasi negara tetapi hanya membayar pajak penghasilan saja.

Multiple effek dari bengkel kerja lingkungan tersebut sangat luar biasa,memicu munculnya usaha2 lain seperti penitipan anak,catering,jasa ekspedisi dan sebagainya,sehingga mampu menyerap pengangguran dan membawa perubahan positip sosioekonomi kota2 dan perdesaan di RRC.
Justru Bengkel kerja lingkungan tersebutlah yang menjadi embrio bangkitnya industri2 raksasa dan masuknya investor asing ke RRT.
Pada pertengahan tahun delapan puluhan,produk2 bengkel lingkungan inilah yang membanjiri pasar dunia dengan harga yang sangat murah,sehingga membuka mata dunia bahwa rakyat RRT MAMPU memproduksi barang2 baik dan murah yang merangsang investor asing membangun industri2 disana untuk dieksport kenegara mereka.
Bengkel kerja lingkungan juga merupakan PEMASOK terbesar tenaga2 terampil ke industri2 besar di China,serta merupakan model KERJA SAMA pemerintah dengan swasta yang merupakan titik balik dari sistim sebelumnya[pemerintah menguasai dan mengatur perekonomian negara]berubah mengikuti hukum penawaran dan permintaan/pasar.

selama ini beberapa melihat diskusi di antara peserta milis mengenai baksos, lbh baik memberi kail atau ikan?
menurut aku 2-2nya penting, ikan untuk menyambung hidup hari ini -> dan ini yg biasanya dilakukan.
dan kail untuk menyambung hidup lusa ketika ikan sdh habis ->yg sptnya msh jarang.

melihat bagaimana pemerintah RRC melakukan pengentasan kemiskinan spt itu, bisakah kita melakukan hal yg sama untuk komunitas buddhist yg berada di bawah garis kemiskinan?

saya sih kepikirannya, tergantung daerah tempat komunitas buddhist itu memiliki kelebihan apa.. dr sana baru bisa dibuat program bengkel kerja spt apa. kalo daerah nelayan, tentunya programnya pengolahan hasil laut, untuk daerah pertanian, bisa ttg pembuatan tempe dan tahu.

bagaimana mnrt anda?

Sumedho:
Kalau RRC ada bukti nyata dan pengalaman sukses, kita bisa tiru.

Akan tetapi yg bertugas untuk mengaplikasikan ini dilapangan itu yang tidak ada. Perlu seseorang dengan visi dan konsisten. Dan fulltime tentunya.

Kalau dilihat yah, Majelis Buddhayana Indonesia dalam kegiatannya, mereka banyak mempekerjakan fulltimer untuk melaksanakan kegiatan sosial atau pemberdayaan. Dan terbukti berhasil.

Pengalaman dari China dan dari teman-teman di MBI tentu bisa jadi contoh.

Forte:
Menurut saya berbalik lagi ke pribadinya..

Di RRC, mungkin pribadi2 di sana ingin terlepas dari masalah dengan cara berusaha..
Tetapi kalau di Indo, mungkin agak sulit, pribadi2 di sini sudah banyak lengah oleh SDA yang berlimpah, jadi mereka lebih banyak memikirkan bagaimana memanfaatkan alam tanpa harus berusaha.. (lebih canggih kan). Dan hanya sedikit yang berpikir positif bahwa dengan berusaha maka hasilnya lebih baik..

Selain itu, bila saya lihat.. Di sini banyak sekali imitator tanpa pemikiran yang panjang.. Misalnya melihat suksesnya suatu usaha.. Mereka berlomba2 membuka usaha yang sama tanpa ada ide untuk improvisasi dan inovasi. Jadi akibatnya produk yang mereka hasilkan tetaplah urutan ke 2. Karena brand image konsumen tentu pada produk yang pertama kali muncul yaitu produk inovator.

Akibatnya.. yang kaya makin kaya.. yang miskin makin miskin..

Memang benar.. dibutuhkan kail dan ikan.. Keduanya penting. Tetapi selain itu jika bisa diberilah ikail, bukan ikan dan bukan juga kail..
Agar mereka termotivasi untuk melakukan gebrakan perubahan.. jangan monoton itu itu saja..

Pitu Kecil:
Susahnya Baksos di indonesia adalah banyak prosedurnya dan macam2 nya  >:D<

Forte:
Iya.. post di atas juga ada benarnya..
Contohnya di padang.. mau melakukan apa2 sangat susah..
Pemugaran Vihara saja dipersulit ini itu.. jadi kesannya UUD (Ujung2 Duit)
 

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

Go to full version