//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - ryu

Pages: 1 ... 19 20 21 22 23 24 25 [26] 27
376
Tolong ! / (help) Cari site Design Undangan Nehh
« on: 22 April 2008, 04:36:55 PM »
Ada yang tau design2 undangan yang bagus nih?

377
Gadget dan Toys / PROVIDER BARU, AXIS
« on: 04 April 2008, 07:23:23 AM »
Bagi yang tinggal di daerah bandung atau surabaya, lumayan nih ada provider baru namanya AXIS, koneksinya lumayan cepet sekarang nih, beli kartu perdana cuma 7000, dapet pulsa 6000 trus gratis internet 100Mb / bulan. cuma sampe Mei!!! gunakan kesempatan yang ada.  :)

links nya ,

http://www.axisworld.co.id/?m=ourservice&ids=tarif

378
MANUSIA DALAM TIGA TINGKATAN DHARMA

BY : AJI / BODHIYANTO

Saudara Siswa Dhamma Yang berbahagia, Di dalam kehidupan kita sehari hari, masih saja ada orang yang sering salah mengartikan kata Dhamma (Pali) atau Dharma (Sansekerta). Yang ingin kami coba jelaskan kepada Saudara sekalian adalah Dhamma dalam kata BUDDHA DHAMMA, Yang artinya ajaran kebenaran dari Sang Buddha. Sebelum kita memasuki bahasan Dhamma dalam ajaran Sang Buddha, marilah kita menoleh kembali sejenak ke dalam sejarah kehidupan Guru Agung kita Sang Buddha Gautama, pada kurang lebih 25 abad yang lalu.
Sesaat setelah Pangeran Sidharta telah mencapai penerangan sempurna di bawah pohon Bodhi, Beliau melihat keseluruh penjuru dunia ini, sambil merenungkan dan berpikir, "Dhamma Yang akan aku ajarkan ini sungguh sulit, sangat halus dan dalam, apakah manusia akan mampu menembus Dhamma?”
Pada waktu itu, kalau saja Brahma Sahampati penguasa dunia ini tidak memohon kepada Sang Buddha untuk mengajarkan Dhamma kepada manusia dan seluruh makhluk, maka sampai hari ini kita belum mengenal Dhamma.
Oleh karena peristiwa tersebut, sampai sekarang setiap kebaktian di vihara Yang dihadiri oleh seorang bhikkhu Sangha, apabila kita ingin mendengarkan khotbah Dhamma dari seorang bhikkhu, kita selalu membacakan paritta ARADHANA DHAMMA DESANA atau permohonan khotbah Dhamma. Untuk itu sebagai rasa terima kasih kita kepada Brahma Sahampati,kita harus sering melimpahkan jasa jasa kebaikan kita kepadanya.
Seperti biasanya pada setiap kebaktian umat Buddha di cetiya maupun di vihara, kita sering membacakan paritta DHAMMA NUSATI atau perenungan akan Dhamma. Kami ingin mencoba menggaris bawahi arti daripada paritta tersebut Yang telah ditulis dan diartikan oleh murid murid Sang Buddha sebelumnya tentang isi daripada paritta perenungan terhadap Dhamma.'
Untuk lebih mengingatkan kita akan perenungan terhadap Dhamma Yang sesungguhnya, marilah bersama   sama kita uraikan arti daripada kalimat paritta tersebut, Yang terjemahannya sebagai berikut :
“DHAMMA Sang Bhagava telah sempurna dibabarkan, berada sangat dekat, tak lapuk oleh waktu,  mengundang untuk dibuktikan, menuntun ke dalam batin, dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin masing masing"
Sekali lagi para siswa Dhamma sekalian, yang ingin kami garis bawahi adalah kalimat terakhir dari arti paritta tersebut, yaitu : Dhamma dapat diselami oleh para bijaksana dalam hati masing  masing.
Jadi menurut kami, kalau kita mau membaca dan merenungkan lebih dalam arti daripada paritta tersebut adalah: bahwa tidak semua orang bijaksana dapat menyelami Dhamma. Benar sekali apa yang telah dikatakan oleh Sang Buddha sebelumnya bahwa Dhamma itu sungguh sulit, sangat halus dan sangat dalam.
Setelah kita mengetahui hal tersebut di atas, lalu akan timbul di dalam pikiran kita; "Sungguh sulit menjadi orang suci atau menjadi seorang arahat, yang tidak akan pernah terlahir lagi di alam manapun."

Sedangkan hanya untuk menjadi seorang SOTAPANNA saja, tingkat kesucian pertama dari empat tingkat kesucian menurut ajaran Sang Buddha, akan sulit sekali dan memerlukan perjuangan yang keras.
Setelah pikiran ini timbul di dalam batin kita, apakah kita akan menjadi umat Buddha yang pesimis? Tentunya tidak, Saudara Siswa Dhamma sekalian. Kami mengajak kepada Saudara sekalian untuk mengkaji lebih jauh lagi, apa sesungguhnya Dhamma yang diajarkan oleh Sang Buddha kepada kita semua?
Di dalam kitab suci Dhamma pada Bab XIV BUDDHA VAGGA ayat 183 ada disebutkan kata kata yang artinya:
"Janganlah berbuat jahat, tambahkan kebajikan, sucikan hati dan pikiran, inilah ajaran para Buddha"
Kalimat tersebut begitu mudahnya kita ucapkan, bahkan anak umur lima tahun saja mudah sekali mengucapkannya. Padahal Saudara sekalian, orang yang berumur tujuh puluh tahun saja belum tentu dapat mempraktekannya.
Ayat Dhammapada 183 ini adalah inti dari ajaran Buddha yang sebenarnya. Ayat ini ringkasan keseluruhan daripada kitab Ti pitaka yang besar yang berarti tiga keranjang yang ditulis di daun lontar, pada masa setelah Sang Buddha mencapai PARI NIBBANA.
"Janganlah berbuat jahat" ini adalah ringkasan dari kitab Vinaya Pitaka yang berisi tentang peraturan atau sila sila yang harus dilaksanakan oleh setiap para Bhikkhu khususnya dan juga umat Buddha pada umumnya. Untuk para Bhikkhu berisi 227 sila atau Patimokha, untuk para Pandita ada 8 sila yang harus dilaksanakan, sedangkan untuk Upasaka dan Upasika melaksanakan 5 sila atau pancasila.
"Tambahkan kebajikan atau berbuatlah kebajikan", kalimat ini merupakan ringkasan daripada kitab Sutta Pitaka khotbah khotbah Sang Buddha, yang menganjurkan kepada para siswa Sang Buddha untuk selalu. melakukan kebajikan atau perbuatan baik.
"Sucikan hati dan pikiran" kalimat yang ketiga ini merupakan ringkasan dari kitab suci Abhi Dhamma Pitaka, terdiri dari 7 (tujuh) buah kitab, berisi tentang pelajaran batin dan metafisika dari sang Buddha, dimana di dalamnya diuraikan tentang; CITTA (kesadaran), CETASIKA (bentuk bentuk batin), RUPA (jasmani) dan NIBBANA. Kitab ini adalah ajaran tertinggi dari Sang Buddha, sesuai dengan namanya, Abhi berarti halus atau tinggi, Dhamma berarti ajaran. Jadi Abhi Dhamma berarti ajaran tertinggi dari Sang Buddha. Pelajaran Abhi Dhamma ini pernah diajarkan oleh Sang Buddha kepada ibunya, Dewi Maha Maya ketika beliau sedang berada di surga Tusita selama 7 (tujuh) hari.
Sebagai seorang Buddha yang telab sadar dan telah mencapai penerangan sempurna, beliau mengetahui bahwa masih ada makhluk makhluk yang hanya ditutupi oleh sedikit debu kekotoran batin sedikit, mereka akan mampu menyelami Dhamma dan mencapai tingkan kesucian. Dengan hanya diberikan sedikit uraian Dhamma, mereka akan dapat menjadi orang suci.
Di sini di dalam buku ini' ' saudara Siswa Dhamma sekalian, bukanlah saatnya kita membahas masalah pesimis

dan optimis yang ada di dalam pikiran kita. Sesungguhnya yang akan kami jelaskan kepada Saudara sekalian adalah realitas atau kenyataan dari Dhamma yang telah sang Buddha ajarkan.
Dhamma bukanlah doktrin mati menurut beberapa kepercayaan yang lain, tetapi Dhamma adalah sebuah hokum kebenaran universal yang siap menantang kepada umatnya atau umat yang lain untuk dapat dibuktikan secara logika.
Kita datang bukan untuk melihat dan percaya, tetapi kita datang untuk melihat, mengalami dan membuktikan,  baru kita boleh percaya apa yang diucapkan Sang Buddha bahwa Dhamma itu, indah pada awalnya, indah pada pertengahannya dan indah pada akhimya.
Sesuai dengan judul buku ini yaitu : MANUSIA DALAM TIGA TINGKATAN DHAMMA, kalau kami boleh membagi-bagi manusia menurut tingkatan batinnya, maka kami akan mencoba untuk membagi tingkatan batin tersebut menurut pandangan kami dalarn Buddha Dhamma menjadi:
1. Orang baik
2. Orang bijaksana
3. Orang suci

1. ORANG BAIK
Pertama   tama yang akan kita bahas bersama adalah mengenai orang baik. Kebanyakan orang mudah sekali mengucapkan kata baik dan biasanya menurut hukum kata yang berlawanan, kata baik akan selalu diikuti kata buruk atau dalam arti tidak baik, seperti juga hukum karma ada "sebab dan ada akibat."
Saudara Siswa Dhamrna yang berbahagia, Kalau boleh kami bertanya kepada Saudara sekalian, "Siapakah sesungguhnya yang pantas menilai bahwa seseorang dikatakan orang baik? Atau sebaliknya seseorang dikatakan orang tidak baik?"
Kalau kita melihat suatu hukum dari kacamata manusia pada umumnya, dan bukan dari kacamata Dhamma, orang dikatakan orang baik adalah orang yang tidak melanggar Hukum negara, dan sebaliknya orang yang dikatakan orang tidak baik adalah yang melanggar hukum negara. Seperti pencuri, perampok, penipu dan masih banyak lagi pembuat kejahatan lainnya.
Apakah dengan pembahasan ini saja masalah mengenai orang baik ini selesai? Akan kami berikan sebuah contoh cerita nyata yang sering terjadi di dalam kehidupan kita sehari hari. Misalnya, ada seorang yang tinggal di satu kota katakanlah kota A. Kemudian di kota A ini orang tersebut melakukan kejahatan dengan cara menipu uang orang lain yang jumlahnya ratusan juta rupiah. Oleh karena takut tertangkap polisi, akhimya orang tersebut melarikan diri ke kota B, lalu di kota yang baru tersebut untuk menutupi…. bersambung

380
iseng ah : gimana sikap/tanggapan kalian apabila atribut keagamaan / kepercayaan anda di hina atau di rusak.

382
"Apa yang diajarkan oleh Buddha?"

Cara terbaik untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan mengutip sabda Buddha sendiri, "Ketahuilah hal ini, o para bhikkhu: dahulu dan sekarang Aku hanya mengajar dukkha dan cara melenyapkan dukkha."

Terlepas dari apakah jawaban ini sesuai atau tidak dengan apa yang Anda pikirkan, harap simak hal ini baik baik. Ada banyak cara untuk menjawab pertanyaan di atas, tetapi ucapan Buddha tersebut adalah ringkasan yang sangat tepat.

Buddha hanya mengajarkan dukkha dan jalan untuk melenyapkan dukkha. Prinsip utama ini menjauhkan pertanyaan pertanyaan yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan lenyapnya dukkha. Jangan menghabiskan waktu untuk bertanya, "Apakah ada kelahiran kembali setelah kematian? " atau " Bagaimana kelahiran kembali terjadi?" Hal hal seperti ini dapat dijelaskan lain waktu.

Singkatnya, "Buddha tidak mengajarkan yang lain selain dukkha dan jalan melenyapkan dukhha.

383
Lingkungan / ADA YANG TAU APA BENER GAK YAH ??? [ASK]
« on: 12 February 2008, 07:41:57 AM »
Yang pendeta asalnya agma buddha apa bener gak? ada yang tau?

PERNYATAAN SIKAP FORUM PERTOBATAN MANTAN GEMBALA-GEMBALA TUHAN

 

PENGANTAR

Kami adalah sekelompok Pendeta yang telah bertobat kepada Tuhan Allah dengan sesungguhnya. Dahulu kami adalah umat agama dari 4 kelompok besar agama di luar ka****k & kr****n. Dulu kami masuk kr****n karena tertarik dengan nilai-nilai ajaran kasih dalam Kristus & janji keselamatan-Nya yang akan mengahantar kita semua masuk kerajaan surga dengan penuh kepastian. Walau akibat iman Kristus ini kami harus menerima fakta dikucilkan keluarga kami, kami terima semuanya dengan lapang dada waktu itu, apalagi penghiburan para Gembala Gereja selalu menyatakan orang tua kami, keluarga klami, teman-teman kami & orang -orang diluar kr****n adalah orang berddosaa yang sesat dalam iman. Mereka adalah para penyembah setan & kitab sucinya diturunkan oleh Raja Iblis!. Kami sangat mensyukuri wejangan para Gembala ini.

 

Apalagi setelah dibaptis, kami sangat diperhatikan, kami disekolahkan di Sekolah Misi Alkitab di kawasan Blok M - Jakarta, selama 6 bulan saja & kami lulus dengan menyandang gelar Sarjana Theologi. Karena kami orang bertobat, sekolah Misi Alkitab cukup ditempun 6 bulan saja, tidak perlu bertahun-tahun seperti yang lainnya. Kami juga diberi uang saku bulanan yang lebih dari cukup, jauh berbeda ketika kami masih dalam agama kami dulu, hidup serba kekurangan & miskin. Bahkan pada saat awal kemurtadan kami ini, kami diundang untuk berceramah keliling Indonesia. Walaupun kami bukan mantan Ulama, Bikhu atau Pandhita, kami mengaku kepada umat bahwa kami adalah mantan pemuka agama, di Sekolah Misi Alkitab kami diajarkan untuk berperilaku & menghapal beberapa bacaan doa agama kami dahulu untuk memberi kesan bahwa kami benar-benar bekas pemuka agama. Bahkan Gereja membantu membuatkan kami ijasah-ijasah palsu, surat-surat keterangan & dokumen yang diperlukan untuk membuat bahwa kisah kesaksian kami adalah benar adanya.walaupun kami bukanlah bekas pemuka agama. Bahkan teman kami yang Islam sampai dibuatkan foto repro yang sangat hebat, dia memakai sorban & berjubah panjang, lalu di fotonya dibuat seolah pernah berfoto bersama beberapa tokoh Islam terkemuka seperti Mubaligh Kondang KH Zainuddin MZ & KH. Abdurrahman Wahid segala!. Kami juga disuruh menandatangani sebuah surat kesaksian yang panjang yang dipersiapkan oleh para staf Gembala Bapak Ev. Soeradi Ben Abraham, dimana disana kami membuat kisah kesaksian yang akan dibukukan & disebarluaskan dikalangan domba-domba Gereja.

 

Waktu itu kondisi di atas kami terima saja, mau bagaimana lagi?, kami sudah tak punya siapa-siapa lagi!, tak punya harta & penghasilan,

menjual iman ini adalah pilihan hidup yang sangat menjanjikan. Bagaimana tidak?, kami keliling Indonesia, bahkan sampai ke negara tetangga Singapura segala, naik pesawat kelas bisnis, menginap di hotel berbintang, memakai jas mewah, dielu-elukan orang banyak seperti artis, masuk koran & majalah rohani, & menerima pendapatan bulanan yang sangat besar!, siapa yang tak ingin, tokh kami pikir waktu itu, murtad ini jauh lebih baik dibanding kami jadi pencuri, pembunuh atau germo lokalisasi!. 

 

Entah berapa ratus kali kami berdusta, disetiap KKR yang kami ikuti secara terpisah, dimana ada skrenario yang disiapkan Gereja, kalau

berlabel penyembuhan Ilahi, para Pendeta berdoa memanggil Roh-Roh Jahat & menyuruh beberapa dari para pelayan Gereja untuk berpura-pura menjadi jemaat yang sakit!, & saat acara penyembuhan Ilahi dia harus berpura-pura sakit parah & mendadak sembuh ketika diurapi oleh kami!!!. Ya Tuhan ampunilah dosa masa lalu kami, ini kan tak lebih dari gaya tipu-tipu tukang obat pinggir jalan?!. Bahkan Jemaat terlihat sangat histeris, sampai ada yang berteriak histeris & berjingkrak-jingkrak segala!!!, mirip sekali acara nonton konser musik rock brutal yang ditonton para ABG, atau mirip suasana orang-orang yang tripping di Diskotek & Pub!!. Bahkan sehabis acara KKR ada seorang jemaat wanita muda yang menghampiri rekan kami Ev. Andi Widjaja (yang paling ganteng diantara kami), menyatakan diri siap melayani dia, karena yakin bahwa persembahan tubuhnya yang molek itu adalah untuk melayani jiwa para roh kudus yang menyertai kami!!!. Bung Andi lalu bilang, "kalau begitu ayo ikut ke kamar saya", wanita itupun mengikuti beliau & melayaninya sehari penuh hingga 5 ronde!!!. Kami tahu persis cerita ini karena kamipun memperoleh giliran menggarap wanita-wanita jemaat serupa ini diberbagai kesempatan KKR keliling Indonesia.

 

Hampir selama 6 (enam) tahun melayani domba-domba Gereja dalam rangkaian KKR yang melelahkan, menimbulkan kejenuhan di hati kami. Kadang kami berempat kongkow-kongkow di Mc. Donnalds Sarinah Thamrin & saling bertukar cerita..lalu jalan bersama keliling kota. Kami tak mungkin ke Kafe atau tempat hiburan malam, Diskotik sambil tripping & nyabu segala!, karena menurut kami hal ini tak baik untuk pekerjaan kami sebagai Pelayan Gembala, walaupun rekan-rekan gembala lainnya sering melakukan hal itu, kami bahkan sering dibilang kolot & kampungan oleh teman-teman Pendeta lainnya, akibta tidak ikut tripping & nyabu bersama rekan gembala lainnya. Bahkan beberapa rekan Gembala yang sekarang terkenal seperti Gilbert Lumoindang konon, menggunakan Shabu-Shabu & menenggak 1 butir pil Ectassy sebelum memimpin kebaktian di GL Ministry!. Menurut beliau Shabu-Shabu & pil Ectassy adalah sarana jiwa untuk dapat bertemu dengan Roh Kudus & agar Roh Kudus itu selalu mengilhami kita (katanya)!!!. Itulah sebabnya kenapa para Pendeta & Pengkhotbah kr****n selalu energik & tampil penuh percaya diri disetiap Kebaktian ataupun KKR, karena mereka menggunakan dopping berupa pil Ectassy atau Nyabu terlebih dahulu, bahkan terkadang keduanya sekaligus!!

 

PENYEBAB KESADARAN & PERTOBATAN KAMI

Bermula dari cerita rekan kami Bung Nico (Nicolas), perihal tetangga barunya yang mengadakan kursus TPA bagi umat Islam, Bung Nico awalnya gusar sekali, karena anak-anak kecil Islam itu selalu membaca surat Al-Kafiruun, yang dia tahu persis artinya, dia piker nih tetangga gue nyindir gue kali..awas aku murtadkan semiuanya!! & Bung Nico bersumpah untuk mewartakan kabar gembira Cinta Kasih Yesus itu kepada mereka.

 

Bung Nico suatu waktu memberanikan diri bertemu para pengajar TPA itu, lalu berkata: mari kita buktikan siapa hamba Tuhan sebenarnya, para pengajar itu Cuma tersenyum: "maaf kami tak melayani ajakan anda", Bung Nico bilang: "Kalian pengecut!!!" Mereka jawab: "Siapa bilang, kalau Bung Nico memaksa silahkan mulai dengan anak-anak itu saja" Bung Nico Menjawab: "Tapi saya nggak nanggung akibatnya ya..?"

 

Lalu Bung Nico mengumpulkan anak-anak kecil itu, dia bercerita tentang kisah pengorbanan Tuhan Yesus..anak-anak itu mendengarkan dengan seksama..tapi kemudian apa yang terjadi..? Anak-anak itu tertawa terbahak-bahak semua & seorang anak kecil berusia 10 tahun lalu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sangat sulit & balik menjelaskan apa itu Alkitab & sejarahnya serta siapa Yesus sesungguhnya..

 

Bung Nico terpana!, lalu pulang dengan perasaan malu..semenjak itu penjelasan anak kecil itu selalu membayang dipikirannya..lalu dia coba baca Alkitab secara urut, suatu hal yang sangat dilarang oleh Gereja karena bisa menyesatkan iman!. Diketemukanlah ayat-ayat yang sangat membingungkan..Bung Nico juga lalu ingat ayah-ibunya & teman-teman lamanya, kalau dipikir-pikir sangat beda sekali dengan rekan-rekan gembalanya di Gereja.

 

Kami berempat lalu berdiskusi dari hati ke hati, eh ternyata semua juga mempunyai pikiran & perasaan yang sama, sepertinya kita semua hidup dalam keimanan yang semu, kami adalah gembala-gembala umat, tetapi yang kami jalankan hanyalah dusta & kepalsuan yang ditawarkan kepada orang-orang yang haus akan kesegaran rohani..!!

 

Sejak saat itu, kalau memimpin KKR & Kebaktian, kami rasanya ingin muntah & berteriak kalau ada yang membacakan kisah kesaksian

palsunya, bagaimana tidak palsu?, Kalau ada seorang bekas pencopet beragama Islam yang seumur hidupnya tak tahu ajaran Islam & tak pernah bersekolah agama, dengan lantang menyatakan dirinya mantan calon Ustad?, padahal kisah karangan itu kamilah yang menyusunnya.?!. Kisah-kisah kesaksian palsu karangan kami bahkan sudah banyak yang dibukukan, beberapa kami lihat sepertinya pernah dikutip lalu diposting disini.

 

Lalu secara sembunyi-sembunyi kami berkunjung ke rumah ustad M. Hanafi tetangganya Bung Nico (Ev. Nicolas Albert Gerungan), kami utarakan kegundahan hati kami..sungguh ajaib & mengejutkan pertanyaan Ustad Muda ini, dia tidak langsung menyodorkan 2 kalimat Syahadat untuk kami baca, tetapi menyuruh kami untuk mulai merenungkan & mohon petunjuk Tuhan..! Dia juga Tanya apa agama asal kami & menyarankan untuk menjalin tali persaudaraan kami dengan bekas keluarga kami yang sekarang mengucilkan kami.

 

Akhirnya Bung Nico yang pertama memutuskan kembali masuk Islam, sementara itu rekan Ev. Vincentus Rahardi Sudjatmiko (Gembala kr****n Pantekosta bertobat kembali ke agama Budha), memutuskan untuk mengunjungi orang tuanya & kemudian dikirim ke sebuah Vihara di kawasan Pondok Cabe, rekan Ev. Gede Astra Suartiasa (Gembala kr****n Protestan bertobat kembali ke agama Hindu) mendatangi sebuah tempat sembahyangan agama Hindu di rumah seorang pelukis Bali dikawasan Bintaro & rekan Ev. Andi Widjaja (kr****n (Gembala Gereja Nehemia) bertobat kembali ke agama Kong Hu Chu), mendatangi Kelenteng di Kawasan Glodok yang baru dibuka kembali. Hampir selama 2 bulan kami jarang bertemu lagi, kami juga secara mendadak memutuskan untuk tidak akan kembali lagi ke Gereja kami. Bayangkan, betapa geramnya para pengurus Gereja, mereka mencari kami ke-mana-mana!. Teor lewat HP-pun gencar dilakukan, mereka pertama-tama hanya marah masalah jadwal-jadwak Kebaktian & KKR yang jadi berantakan, tetapi ketika kami secara terpisah menyatakan kami tak mau kembali lagi ke Gereja & akan kembali bertobat ke agama asal kami, terorpun dimulai, mulai dari telepon gelap hingga upaya intimidasi secara fisik melalui terror-teror. Kenyataan ini membuka mata-hati kami, betapa jahatnya mereka ini, jauh lebih kejam dibanding keluarga, orang tua & teman-teman kami yang hanya membenci & tak mau kenal lagi dengan kami ketika kami dibaptis, tetapi kaum kr****n bekas Gembala & Domba kami sangat murka sekali & berencana menghabisi kami segala!!!. Akhirnya kami memutuskan untuk bertobat secara terpisah & kembali ke agama masing-masing.

 

Walaupun bekas Pendeta, kami tidak serta merta bisa menjadi pemuka agama. Bung Nico sekarang ini digembleng di sebuah pondok pesantren di kota Sukabum, rekan Gede sekarang sedang digembleng oleh seorang Pandhita di kawasan Ubud - Bali, rekan Rahardi sekarang sedang bertapa & belajar agama di sebuah rumah ibadah Budha d Pondok Cabe  - Ciputat, sedangkan rekan Andi sekolah agama Kong Hu Chu di luar negeri, yaitu di Taiwan.

 

TINJAUAN PANCASILA

Seminggu yang lalu, di awal bulan Maret 2001 ini, via internet kami berdiskusi tentang Krismon & krisis negara Indonesia, lalu nyerempet-nyerempet masalah iman kami & masalah Pancasila & Bhinneka Tunggal Ika. Kami lalu baca Pancasila & terkejut ketika membaca Sila Pertama Dasar Negara Indonesia berbunyi: KETUHANAN YANG MAHA ESA...

 

Ini berarti bahwa sesungguhnya konsep Ketuhanan yang diakui oleh bangsa Indonesia adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, tiada beranak & tiada diperanakkan, tiada beroknum ataupun bersekutu dengan unsur apapun. Artinya tiada Tuhan selain Allah. Jadi agama yang punya konsep Ketuhanan yang semu seperti kr****n dengan konsep Allah Tritunggal Yang Kudus dalam dogma Trinitas, jelas-jelas bertentangan dengan konsep dasar negara Indonesia...!!!

 

Kenapa agama kr****n dibiarkan keberadaannya?, mungkin inilah perwujudan dari rasa & jiwa besar para pemimpin bangsa Indonesia. Dilema ini sama seperti pengakuan kita akan eksistensi para penganut aliran kepercayaan, animisme & komunis. Keberadaan agama kr****n sama & sejajar dengan agama animisme, aliran kepercayaan & komunis yang kita perkenankan keberadaannya di bumi Indonesia!.

 

Bahkan agama kr****n kedudukannya jauh lebih rendah & lebih hina dibanding agama Budha, Hindu & Kong Hu Chu sekalipun, karena

dalam ketiga agama ini, walaupun mereka memiliki konsepsi sbb: Manusia utama Sidartha Gautama dalam ajaran Budha, tetapi di atas Sidartha Gautama ada Tuhan Maha Kuasa yang kedudukannya jauh lebih tinggi dibanding Sang Budha itu sendiri. Dalam agama Hindu, walau banyak dewa, tetapi ada Sang Hyang Widhi penguasa tunggal tertinggi di atas para dewa itu. Dalam Kong Hu Chu juga sama seperti ajaran Hindu, ada Sang Pencipta Tunggal yang berkuasa atas semua dewa-dewi dalam mitologi China. 

 

Melihat penjelasan di atas saja sudah jelas bahwa agama kr****n itu jauh lebih rendah & hina dibanding agama Budha, Hindu & Kong Hu Chu. Kedudukannya hanya sejajar dengan paham agama animisme & komunis!!!.

 

Pemujaan Nabi Isa sebagai Tuhan membuktikan adanya Paganisme Baru ini, sebagai agama sempalan Yahudi (ini terjadi karena Paulus dari Tarsus beserta Petrus ternyata kecewa berat akibat ambisinya menjadi Rabbi Yahudi di tolak Sinagoge Betlehem).

 

Kembali ke dasar negara, jika saja kita semua tegas & tak punya rasa belas kasihan kepada para penyembah Nabi Isa ini, sudah dari dulu sejak kemerdekaan Indonesia, agama kr****n dinyatakan sebagai agama terlarang, karena berbau kolonialisme serta bertentangan dengan Pancasila!. Bahkan jika sekarang saja ada yang menggugat keberadaan agama kr****n & menuduh para pengikutnya dengan pasal subversi ini bisa dibenarkan secara hukum!!!.

 

KENYATAAN SEJARAH BANGSA

Apalagi bila dikaitkan dengan fakta sejarah bahwa agama ini dibawa oleh para penjajah Belanda, para pengikut pertamanya adalah pribumi pengkhianat bangsa, yang bekerja sebagai opas & tentara bayaran Belanda, mata-mata Belanda & penjual informasi perjuangan para pahlawan demi gepokan Gulden Belanda!. Memang ada beberapa pahlawan nasional yang beragama kr****n, tapi mohon diingat, para pahlawan itu tidak pernah ikut kebaktian di Gereja-Gereja mereka yang dipimpin Pendeta Belanda!. Para pahlawan itu hidup bersama orang-orang pribumi yang beragama Islam, Hindu & Budha. Ketika Indonesia merdeka & sang Meener meninggalkan mereka, para pengkhianat bangsa ini serta merta bergabung dengan para orang tua kita menyatakan mengutuk penjajahan Belanda, tanpa rasa malu sedikitpun. Tapi semua pihak berjiwa besar. Kita memaafkan kesalahan mereka.

 

Tapi namanya juga orang tak tahu diri, ketika agresi Belanda datang kembali, mereka lalu ikut tuannya. mendirikan RMS di Maluku segala. Bahkan beberapa diantaranya ikut pulang ke Belanda, tapi biarlah!! Setelah perundingan damai dengan Belanda di tahun 1950-an, Indonesia akhirnya merdeka, para pengkhianat yang beragama sesat bernama kr****n ini diakui keberadaannya, walaupun sebenarnya bertentangan dengan Pancasila!

 

HIMBAUAN UNTUK PARA GEMBALA LAINNYA YANG BELUM BERTOBAT

Nah umat Kristiani..hendaklah renungkan fakta ini, malulah pada diri sendiri & hargailah umat beragama lain, kami umat Islam, Budha, Hindu & Kong Hu Chu sudah lebih dari sabar menghadapi tingkah kalian!. mohon sadarlah & beribadahlah dengan cara masing-masing, jangan lagi mengirim penginjil-penginjil sesat kalian ke Mesjid-Mesjid kami, ke Vihara-Vihara kami, ke Kuil-Kuil kami, ke Kelenteng-Kelenteng kami, atau berusaha memurtadkan umat-umat kami yang kebetulan ilmu agamanya kurang, jangalah kalian ulangi lagi perbuatan sesat & tidak terpuji ini. Janganlah beli iman umat kami yang miskin & bodoh dengan beras & janji-janji muluk pekerjaan indah. Mereka miskin jangan lagi diberi impian palsu!. Mereka bodoh tapi janganlah manfaatkan kebodohan mereka dengan cara kalian menukar agama mereka dengan agama sesat kalian. Kemarin kami baru menemukan sebuah kisah nyata, bahwa di sebuah desa di pelosok Sukabumi, suatu desa terpencil di kaki gunung, yang menyatakan ketidaktahuannya & terkejut ketika ada yang bilang bahwa kertas selembar yang ia tunjukkan pada orang lain itu adalah surat Baptis & ia telah menjadi kr****n!. Ia tak tahu hal ini!!!!. Yang ia tahu kemarin ia menjual berasnya kepada mereka dengan harga yang sangat mahal, lalu diberi uang & disuruh membaca kontrak perjanjian & dimandikan!!!..ia tak tahu kalau ia telah dimurtadkan..!!!

 

PENUTUP

Mari kita hargai hak beribadah agama masing-masing, hargai hak kami beribadah jangan intimidasi umat kami dengan agama sesat kalian, yang hanya jad bahan tertawaan anak SD saja!!!, bukankah kami juga sudah melindungi kalian dari jerat hukum subversi karena agama kalian itu bertentangan dengan dasar negara kita tercinta PANCASILA..YAITU SILA PERTAMA: KETUHANAN YANG MAHA ESA?. Untuk saudara-saudara sesama gembala atau domba Kristus, pintu pertobatan belum tertutup, marilah kita kembali KE JALAN TUHAN YANG BENAR...JALAN KAUM ISLAM DAN PARA SABI'IN...jika anda bekas umat Islam, Budha, Hindu & Kong Hu Chu, kembalilah ke agama masing-masing.!!!

 

SEKIAN DARI KAMI

Atas Nama Forum Pertobatan Mantan Gembala-Gembala Para Pendeta yang telah Insyaf:

Rev. Vincentus Rahardi Sudjatmiko (Gembala kr****n Pantekosta bertobat kembali ke agama Budha)

Rev. Nicolas Albert Gerungan (Gembala kr****n Protestan bertobat kembali ke agama Islam)

Rev. Gede Astra Suartiasa (Gembala kr****n Protestan bertobat kembali ke agama Hindu)

Rev. Andi Widjaja (Gembala Gereja Nehemia bertobat kembali ke agama Kong Hu Chu)

Siapa menyusul bertobat.....???

384
Silahkan download ebook 7 langkah dharma menjadi benar - benar kaya : karya Buntario Tigris :


http://www.mediafire.com/?69n0n9gj1jt

385
Silahkan bagi yang mau download ebook ini, mohon maaf kalo kurang memuaskan hasilnya hehehe :

http://www.mediafire.com/?7jm1ju0vml2

386
Diskusi Umum / Apakah HH Dalai Lama itu bodhisatva ?.
« on: 11 December 2007, 08:37:20 AM »
Mo tanya, kalo HH. Dalai lama bodhisatva bukan?

387
Ada yang sudah pernah baca ??

sumber : http://mcb.swaramuslim.net/index.php?section=2&page=9

Bab 8 : Asal-usul Pancasila Rumusan Soekarno


ENDANG Saifuddin Anshari, dalam bukunya berjudul: Piagam Jakarta 22 Juni 1945, mengemuka-kan pertanyaan sebagai berikut : “Apakah Soekarno benar-benar perumus yang pertama sekali Lima Sila itu?” Jawabnya adalah negasi. Tiga hari sebelum Soekarno menyampaikan pidatonya yang terkenal itu, Muhammad Yamin telah menyampaikan, pada tanggal 29 Mei 1945, di depan sidang Badan Penyelidik tentang Lima Asas sebagai dasar bagi Indonesia Merdeka, sebagai berikut: Peri-Kebangsaan, Peri-Kemanusiaan, Peri-Ketuhanan, Peri Kerakyatan dan Kesejahteraan Rakyat.

Tidak terdapat perbedaan fundamental antara Lima Asas Yamin dan Lima Sila Soekarno itu. Perbedaan hanya dalam istilah yang digunakan untuk “demokrasi” dan dalam susunan atau urutan asas-asas tersebut. Mohammad Roem, seorang pemimpin terkenal Masyumi memandang : “Tema dari kedua pidato itu sama, jumlah prinsip atau dasar sama-sama lima, malah sama juga panjangnya pidato, yaitu dua puluh halaman dalam “Naskah” tersebut. 17) B.J. Boland mencatat bahwa atas dasar kesamaan ini maka orang sampai kepada kesim-pulan bahwa “The Pancasila was in fact creation of Yamin’s, and not Soekaro’s. 18) (Pancasila itu ternyata karya Yamin, dan bukan karya Soekarno).

(Dalam beberapa tahun terakhir hidupnya, dalam beberapa kesempatan baik secara implisit maupun eksplisit, Mohammad Hatta membantah anggapan bahwa Yamin perumus pertama ”Panca-sila”. Hatta memperkuat anggapan, bahwa Soekarnolah perumus pertama “Pancasila”. Ban-tahan Hatta tersebut meragukan, sekurang-kurang-nya menimbulkan beberapa pertanyaan . Mengenai masalah ini diperlukan pembahasan khusus, dan tidak akan diuraikan disini .

Bagaimanapun, ini semua bukanlah rumusan pertama prinsip-prinsip ini. Ketika Yamin dipecat dari Gerindo pada tahun 1939, kemudian dia dan kawan-kawannya mendirikan Partai Persatuan Indonesia (Parpindo) berasaskan Sosial-nasionalisme dan Sosial-demokrasi. Enam tahun sebelumnya, dalam konferensi Partindo (Partai Indonesia) di Mataram pada bulan Juli 1933, Soekarno menya-takan bahwa bagi kaum Marhaen asas itu ialah Kebangsaan atau Kemarhaenan (Marhaenisme). Di dalam ayat 1 putusan konferensi tersebut ditegaskan bahwa Marhaaenisme itu bukanlah lain melainkan Sosio-nasionalisme dan Sosio-demokrasi; 22) Sosio-nasionalisme terdiri atas (1) Internasionalisme dan (2) Nasionalisme, sedangkan Sosio-Demokrasi mencakup (3) Demokrasi dan (4)Keadilan Sosial; 23) Oleh karena itu jelaslah baik “Pancasila” Soekarno maupun Lima Asas Yamin bukanlah lain melainkan pernya-taan kembali (Restatement) empat segi Marhaenisme Soekarno yang dirumuskan pada tahun 1933 ditambah Ke-Tuhanan.

Keterangan-keterangan Soekarno sendiri me-ngenai prinsip-prinsip ini dalam Badan Penyelidik menunjukkan dengan jelas bahwa dia sendiri mengakui ketergantungannya pada orang-orang lain. Ketika membahas hubungan antara Nasional-isme dan Internasionalisme dan menyatakan :
“Saya mengaku, pada waktu saya berumur 16 tahun, duduk di bangku sekolah H.B.S di Surabaya, saya dipengaruhi oleh seorang sosialis yang bernama A. Baars, yang memberi pelajaran kepada saya,-katanya : jangan berfaham kebangsaan, tetapi berfahamlah rasa kemanusiaan sedunia, jangan mempunyai rasa kebangsaan sedikitpun. Itu terjadi pada tahun 17. Tetapi pada tahun 1918, alham-dulillah, ada orang lain yang memperingatkan saya,- ialah Dr. Sun. Yat Sen ! Di dalam tulisannya “San Min Chu I” atau “The Three People Principles”. Saya mendapat pelajaran yang membongkar kosmo-politanisme yang diajarkan A. Baars itu. Dalam hati saya sejak itu tertanamlah rasa kebangsaan, oleh pengaruh “The Thrre People Principles” itu. Maka oleh karena itu, jikalau seluruh bangsa Tionghoa mengharap Dr Sun Yat Sen sebagai penganjurnya, yakinlah, bahwa bung Karno juga seorang Indonesia yang dengan perasaan sehormat-hormatnya merasa berterima kasih kepada Dr Sun Yat Sen, - sampai masuk lobang kubur.
Ketika membicarakan prinsip keadilan sosial, Soekarno sekali lagi menyebutkan pengaruh San Min Chu I karya Dr. Sun Yat Sen :
“Prinsip nomor 4 sekarang saya usulkan. Saya di dalam tiga hari belum mendengarkan prinsip itu, yaitu prinsip kesejahteraan, prinsip : tidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia merdeka. Saya katakan tadi : prinsipnya San Min Chu I ialah Mintsu, Min chuan, Min Sheng : nationalism, democracy, sosialism. Maka prinsip kita harus ……. Kesejahte-raan sosial, ……. Sociale rechtvaardigbeid.”

Ketiga prinsip Nasionalisme, demokrasi dan Sosialis ini dapat ditelusuri kembali kepada tahun 1885. Menurut Soekarno :
“Maka demikian pula,jika kita hendak mendi-rikan Negara Indonesia Merdeka, Paduka tuan ketua, timbullah pertanyaan : apakah “Weltans-chauuung” kita, untuk mendirikan negara Indo-nesia Merdeka diatasnya? Apakah nasionalis-sosialism? Apakah San Min Chu I, sebagai dikatakan oleh doktor Sun Yat Sen ?

Di dalam tahun 1912 Sun Yat Sen mendirikan negara Tiongkok mereka, tetapi “Welants-chauuung”nya telah dalam tahun 1885, kalau saya tidak salah, difikirkan, dirancangkan. Di dalam buku “The Three People’s Principles” San Min Chu I, - Mintsu, Min chuan, Ming Sheng, -Nasionalisme, demokrasi, sosialisme,- telah digambarkan oleh Dr Sun Yat Sen Weltanschauung itu, tetapi baru dalam tahun 1912 beliau mendirikan negara baru di atas “Weltanschauuung” San Min Chu I itu, yang telah disediakan terdahulu berpuluh-puluh tahun.”

Marhaenisme Soekarno pada 1913 nampak jelas merupakan kembali The Three People’s daripada San Min Chu I ditambah Internasionalime. Prinsip Soekarno yang terakhir ini jelas diilhami oleh Kosmopolitanisme A. Baars yang dikritik dan dikoreksinya” kemudian diubahnya menjadi Internasionalime. Hal ini bukti dari pernyataan Soekarno sendiri, dan mengenai masalah ini tidak perlulah kita perbincangkan lebih lanjut. Perta-nyaan yang penting ialah dari sumber manakah Soekarno dan Yamin mengambil prinsip Ke-tuhanan.

Tiada keraguan, keduanya menemukan prinsip ke-Tuhanan ini dari alam fikiran dan cita-cita yang diungkapkan oleh pemimpin Islam di dalam Badan Penyelidik, yang menolak kebangsaan dan mengajukan Islam sebagai dasar negara. Van Nieuwenhuijse - dan juga yang lainnya - mengakui bahwa cita dan pengertian Ke-Tuhanan ini “has basically a Muslim background”, walaupun “it is not always necessarily unacceptable to non-Muslim” (pada dasarnya berlatar belakang muslim, walaupun tidak usah selalu tidak dapat di terima oleh golongan bukan (Muslim). Lebih tegas lagi jawaban Profesor Hazairin mengenai masalah ini :
“Dari manakah datangnya sebutan “Ketuhanan Y.M.E.” itu? Dari fihak Nasrani-kah, atau fihak Hindu-kah atau dari fihak “Timur Asing” (seorang keturunan Cina)-kah, yang ikut bermusyawarah dalam panitia yang bertugas menyusun UUD 1945 itu ? Tidak mungkin ! Istilah “ketuhanan Yang Maha Esa” itu hanya sanggup diciptakan oleh otak, kebijaksanaan dan iman orang Indonesia Islam, yakni sebagai penerjemah pengertian yang terhim-pun dalam “Allahu al-wahidu al-ahad” yang disalurkan dari QS. 2:163 dan QS. 112, dan dizikir-kan dalam doa Kanzu ‘Arsy baris 17.


Dengan kata-kata Departeman Agama :
It is just obvious that there is a relationship between the Pancasila’s principle of Belief in God the One with the Isamic Tawhid of Theology (the tawhid of Islamic theology ? - ESA). It is obvious that the first principle of Pancasila, which is “prima causa” or most primary, is in line with some of the teaching of Islamic Tawhid, Vis, “Tawhidushifat” (Tawhid as-sifat) and “Tawhid-I f’aal” (tauhid Af-al), in the sense that God is One in His deeds. These teachings are also accepted by other religions in Indonesia.
Jelaslah bahwa ada hubungan antara sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila dengan ajaran tauhid dalam teologi Islam. Jelaslah pula bahwa sila pertama Pancasila yang merupakan “prima causa” atau sebab pertama itu, sejalan dengan beberapa ajaran tauhid Islam, dalam hal ini ajaran tentang tauhidu’s shifat dan Tauhidu ‘l-Af’al, dalam pengertian bahwa Tuhan itu Esa dalam sifat-Nya dan perbuatan-Nya. Ajaran ini juga diterima oleh agama-agama lain di Indonesia.

Bahwa prinsip ke-Tuhanan Soekarno itu didapat dari - atau sekurang-kurangnya diilhami oleh uraian-uraian dari para pemimpin Islam yang berbicara mendahului Soekarno dalam Badan Penyelidik itu, dikuatkan dengan keterangan Mohamad Roem. Pemimpin Masyumi yang ter-kenal ini menerangkan bahwa dalam Badan Penyelidik itu Soekarno merupakan pembicara terakhir; dan membaca pidatonya orang mendapat kesan bahwa fikiran-fikiran para para anggota yang berbicara sebelumnya telah tercakup di dalam pidatonya itu, dan dengan sendirinya perhatian tertuju kepada (pidato) yang terpenting”, komentar Roem, “pidato penutup yang bersifat menghimpun pidato-pidato yang telah diucapkan sebelumnya”.

Penting untuk dicatat bahwa Soekarno sendiri secara tegas menolak anggapan bahwa dia “pencip-ta” pancasila. Dalam pidato inaugurasi penerimaan gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gadjah Mada, dia menyatakan : “janganlah dikatakan saya ini pembentuk ajaran Pancasila. Saya hanya seorang penggali daripada ajaran Pancasila itu”.

Atas anjuran Presiden Soeharto, maka dibentuk-lah Panitia Pancasila yang terdiri atas lima orang, yakni : Mohammad Hatta, Ahmad Subardjo, A.A. Maramis, Sunario dan A.G. Pringgodigdo, yang dianggap dapat memberikan pengertian sesuai dengan alam fikiran, dan semangat lahir batin para penyusun UUD 1945 dengan Pancasilanya.

Di dalam sidangnya pada tangal 10 januari 1979, pukul 09.15, terjadilah diskusi yang menarik kita catat sehubungan dengan masalah sumber peng-ambilan sila ketuhanan. Prof. Sunario, seorang tokoh penting PNI berkata : “Bung Karno mengatakan bahwa beliau adalah merupakan salah satu penggali Pancasila : saya kira ini benar”. Hatta langsung menyambut :
“Mungkin saja, tetapi yang jelas Bung Karno banyak mendapat ilham. Ya, memang demikian halnya, misalnya saja asas Ketuhanan dari pihak PSII merupakan asas perjuangan partai.
Dalam pelbagai kesempatan Soekarno sering mengungkapkan bahwa dia menggali “Pancasila”-nya itu langsung dari Indonesia sendiri, karena katanya, ajaran itu “dari zaman dahulu sampai dengan sekarang ini yang nyata selalu menjadi isi daripada jiwa bangsa Indonesia”.

Ketika ada orang yang berkata, bahwa Soekarno menggali kurang dalam, dia menjawab :
“Dan saya tegaskan, saya ini orang Islam,tetapi saya menolak perkataan bahwa pada waktu saya menggali di dalam jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia kurang dalam menggalinya ……………
Sebaliknya saya berkata : Penggalian saya itu sampai zaman sebelum ada agama Islam. Saya gali sampai zaman Hindhu dan pra-Hindu. Masyarakat ini boleh saya gambarkan dengan saf-safan. Saf ini di atas saf itu, di atas saf itu ada saf lagi. Saya melihat macam-macam saf. Saf pra-Hindu, yang pada waktu itu telah menjadi bangsa yang berkultur dan bercita-cita.”

Seperti yang telah dipaparkan di atas, bukanlah dari bumi Indonesia Soekarno terutama menggali “Pancasila”-nya itu : idea-idea dan sumber-sumber luar memegang peranan penting dalam pelahir-annya. Seperti telah disinggung di atas, penemuan Soekarno yang asli sekurang-kurangnya ialah pena-maan “Pancasila” itu. Roem menyatakan pendapat, bahwa “kalau ada yang harus kita akui dari Ir. Soekarno sendiri ialah nama lima dasar itu, yaitu “Pancasila”. Akan tetapi di dalam soal penamaan itu pun kita berkesimpulan, bahwa hal itu bukanlah asli dari Soekarno, karena dia sendiri mengakui :
Namanya bukan Panca Dharma, tetapi - saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia kekal abadi. ?

388
Sutra Mahayana / Sutra Bakti Seorang Anak
« on: 25 November 2007, 10:30:59 PM »
Sutra Bakti Seorang Anak         


Ayah Dan Ibu adalah dua Buddha yang hidup dalam keluarga. Sutra ini adalah sutra tentang kebaikan hati orang tua dan bagaimana sulitnya untuk membalas budi baik mereka.
 
Demikianlah yang aku dengar, suatu ketika Hyang Buddha berdiam di Shravasti, di Hutan Jeta, bersama-sama dengan sekumpulan bhiksu-bhiksu besar, yang seluruhnya berjumlah 1250, dan para Bodhisattva, yang semuanya berjumlah 38.000.
  
Pada saat itu, Sang Bhagava memimpin kumpulan besar tersebut dalam perjalanan menuju selatan.
 
 Tiba-tiba rombongan Hyang Buddha menjumpai seonggok tulang manusia disamping jalan. Hyang Bhagava berpaling menghadapinya, dan bersikap Anjali dengan penuh hormat. Guru Buddha lalu menghampiri sekumpulan tulang tersebut, seraya bersujud dan memberi hormat. Ananda dan anggota rombongan lainnya tidak mengerti mengapa Guru Buddha bertindak demikian.
 
Ananda dengan bersikap Anjali kemudian bertanya kepada Sang Bhagava, "Tathagata adalah Guru Agung dari Tri Loka dan bapak yang terkasih dari makhluk-makhluk yang berasal dari Empat Jenis Kelahiran. Beliau dihormati dan dicintai seluruh umat. Apakah sebabnya kini beliau menghormati seonggok tulang-tulang kering?" Buddha lalu menjawab kepada Ananda, "Meskipun Kalian adalah siswa-siswaku yang utama dan telah lama menjadi anggota Sangha, namun pengertian kalian belum cukup. Onggokan tulang ini mungkin adalah milik para leluhurku pada kehidupan yang lalu. Bagaimana mungkin manusia tidak menghormati orang tuanya, karena itulah Aku bersujud dan menghormat".
 
Sang Buddha menerangkan lebih lanjut  kepada Ananda, "Tulang-tulang yang kita lihat ini dapatlah dibagi menjadi dua kelompok. Yang satu adalah tulang-tulang Pria, yang berat dan putih warnanya. Kelompok yang lain adalah tulang-tulang Wanita, yang ringan dan warnanya hitam." Ananda lalu berkata, "Duhai Sang Bhagava, saat  masih hidup didunia para pria menghiasi badan mereka dengan jubah, pengikat pinggang, sepatu, topi dan pakaian-pakaian indah lainnya untuk menunjukkan bahwa mereka adalah pria perkasa. Ketika masih hidup para wanita, mereka mengenakan kosmetik, minyak wangi, bedak dan wangi-wangian yang menarik untuk menghiasi tubuh mereka, sehingga dengan jelas menampakkan kewanitaannya.
 
Namun tatkala para pria dan wanita itu meninggal, semua yang tertinggal adalah tulang-tulang. Bagaimana seseorang dapat membedakan nya? Mohon ajarilah kami Guru, bagaimana cara membedakannya?" Buddha menerangkan, ”Semasa hidup didunia ada pria yang rajin memasuki Vihara, mendengarkan penjelasan tentang Sutra dan Vinaya, menghormati Tri Ratna. Karena kebajikannya luar biasa, tatkala mereka meninggal tulang-tulangnya menjadi berat dan putih warnanya.
 
Wanita pada umumnya kurang bijaksana   dan terbawa emosi. Mereka melahirkan   dan membesarkan anak-anak, sebagai    suatu kewajiban. Setiap anak meminum 1200 galon susu ibunya. Ibu menjadi   letih dan menderita, dan karenanya tulang-tulang mereka berubah menjadi hitam & ringan ketika mereka meninggal."  Ketika Ananda mendengar kata-kata ini, dia merasakan kepedihan dalam hatinya, karena seolah-olah telah tertusuk pedang dan karenanya ia diam-diam menangis. Dia mengatakan kepada Sang Bhagava, "Bagaimanakah caranya seseorang dapat membalas kasih dan kebaikan ibunya?"
 
Sang Buddha mengatakan kepada Ananda, "Dengarkanlah baik-baik, Aku akan jelaskan hal ini kepadamu dengan terperinci. Janin tumbuh dalam kandungan selama sepuluh bulan perhitungan Candra Sengkala. Alangkah menderitanya ibu selama janin berada disitu! Pada bulan pertama kehamilan, hidup janin tidaklah menentu seperti titik embun pada daun yang kemungkinan tidak akan bertahan dari pagi hingga sore, tetapi akan menguap pada tengah hari!" "Pada bulan kedua, janin menjadi kental seperti susu kental.
 
Pada bulan ketiga, ia seperti darah yang mengental. Hingga pada bulan keempat, janin mulai berwujud sedikit seperti manusia. Selama bulan kelima dalam kandungan, kelima anggota badan anak (dua kaki,  dua tangan, dan kepala) mulai terbentuk. Pada bulan keenam kehamilan, anak mulai mengembangkan inti ke enam alat indera nya yaitu mata, telinga, hidung, lidah, badan dan pikiran.
 
Selama bulan ketujuh, ketiga ratus enam puluh tulang-tulang dan persendian terbentuk, dan kedelapan puluh empat ribu pori-pori rambut juga telah sempurna. Dalam bulan kedelapan kehamilan, kecerdasan dan kesembilan lubang terbentuk. Pada bulan kesembilan, janin suka meng-gerakkan tangan dan kakinya membuat ibu tidak nyaman dan kehilangan selera makan. Janin telah belajar menyerap berbagai zat makanan. misalnya janin dapat menyerap sari buah-buahan, akar tanaman tertentu, dan kelima macam padi-padian."
 
Selama kehamilan, pembekuan darah ibu dari organ-organ dalamnya membentuk zat tunggal yang menjadi makanan anak. Selama bulan ke sepuluh kehamilan, badan janin disempurnakan dan siap untuk dilahirkan. Setelah sepuluh bulan merasakan kesusahan, darah ibu akan mengalir deras seperti sungai agar janin bisa lahir dengan sempurna. Bila janin ini kelak akan menjadi anak yang ber-bakti, dia akan lahir dengan telapak tangan disatukan sebagai hormat dan kelahiran itu akan aman dan baik. Ibunya tidak akan terluka oleh kelahirannya dan tidak akan membawa derita kesakitan bagi sang Ibu.

Tetapi, bila anak tersebut akan menjadi pembangkang maka ia akan merusak dan melukai kandungan ibunya, membuatnya sangat menderita Saat melahirkan Ibu akan merasa seperti di sayat seribu pisau atau seperti ribuan pedang yang menikam jantungnya, mengoyak hati dan jantung, menyangkut ditulang ibunya. Itulah ke-sakitan yang dialami saat kelahiran anak yang nakal dan pembangkang. Sebagai seorang anak, kita tidak boleh melupa-kan penderitaan orang tua, dalam merawat dan membesarkan kita. Jika kita lupa, kita bahkan lebih kejam dan jahat dari binatang buas.Untuk menambah bakti kita dan lebih jelasnya, kita harus mengerti ada 10 jenis kebajikan yang diperbuat oleh seorang ibu kepada anaknya :

Kebaikan Pertama ialah kebaikan didalam mem berikan perlindungan dan penjagaan selama anak dalam kandungan. Kebaikan Kedua adalah kebaikan dalam menanggung penderitaan selama kelahiran. "Kebaikan pertama: Menyediakan makanan dan per-lindungan. Sungguh sulit terlahir sebagai manusia bagi kelahiran-kelahiran kita yang tak terhitung jumlahnya." "Tidak mudah bisa berada di dalam kandungan ibu, dibutuhkan hubungan karma dengan orang tua." "Dengan berlalunya bulan, kelima organ penting berkembang. Dalam waktu tujuh minggu, keenam alat indera mulai tumbuh, dan ter-bentuk." "Saat janin mulai tumbuh, beban ibu semakin berat dan badannya pun menjadi seberat gunung."

Diam atau gerakan-gerakan janin adalah laksana gempa bumi & bencana angin ribut, baju-baju ibu yang cantik tidak dapat dipakai dengan baik lagi, dan begitu juga cerminnya pun berdebu karena hanya memikirkan bayinya, ibu tidak sempat dan terlalu letih untuk berdandan. Kebaikan kedua: "Kehamilan berlangsung selama sepuluh bulan. Masa kehamilan semakin lama semakin tidak menyenangkan." "Saat kelahiran semakin dekat, kesusahan dan kesulitan ibu semakin berat." Setiap pagi ibu merasa sangat sakit, sepanjang hari terasa mengantuk dan lamban. Ketakutannya dan ke-gelisahannya sukar dilukiskan.

Dengan khawatir ibu memberitahu keluarganya, bahwa dia hanya takut maut akan menimpa bayi atau dirinya. Kebaikan Ketiga adalah kebaikan untuk melupa kan semua kesakitan begitu anak telah dilahirkan. Saat bersalin, kelima organ semua terbuka lebar, Membuat tubuh  dan pikiran Ibu sangat letih. Darah mengalir laksana seekor domba yang disembelih, hingga ibu pingsan beberapa kali. Tetapi ketika mendengar bahwa anaknya terlahir sehat, dia dipenuhi dengan kegembiraan yang me limpah, tetapi sesudah kegembiraan, rasa sakit kembali mengaduk-ngaduk bagian dalam tubuhnya.

Kebaikan Keempat adalah kebaikan dari me-makan bagian yang pahit bagi dirinya dan menyimpan yang manis bagi anak. Kebaikan kedua orangtua sangat besar dan dalam, penjagaan dan pengabdiannya tidak pernah ber henti, tidak pernah beristirahat, ibu senantiasa menyimpan yang manis untuk anak, dan tanpa mengeluh menelan yang pahit bagi dirinya. cintanya amat besar dan emosinya sukar ter tahankan, kebaikannya adalah mendalam dan begitu juga kasihnya, hanya menginginkan anak mendapat cukup makanan, ibu yang kasih tidak membicarakan kelaparannya sendiri. Asal anaknya bahagia, orang tua rela kedinginan dan menahan lapar. Cinta kasih dan kasih sayang mereka tidak terlukiskan.

Yang Kelima adalah kebaikan untuk memindah kan anak ke tempat yang kering dan dirinya sendiri berbaring di tempat yang basah. Ibu rela basah agar anaknya dapat berada di tempat yang kering. Ibu senantiasa melindungi anak dengan lengan nya dari angin dan dingin. Dalam kebaikannya, kepala ibu jarang lega di atas bantal, dan bahkan dia melakukannya dengan gembira selama anak dapat merasa senang, Ibu yang baik tidak mencari penghiburan bagi dirinya sendiri.


389
Studi Sutta/Sutra / KARMA SUTRA
« on: 24 November 2007, 07:10:53 AM »
Apakah pendapat teman2 tentang karma sutra ini?

KAMMA SUTTA ( KARMA SUTRA )
 
Sutra ini merupakan salah satu ajaran Hyang Buddha yang me¬nerangkan tentang hukum karma. tentang sebab musabab semua perbuat¬an kita yang berlaku, baik dulu, sekarang maupun yang akan datang di da¬lam kehidupan kita masing-masing.
Ketika Hyang Buddha berada di kota Rajagaha, 1.250 orang Ara¬hat datang berkumpul bersama para makhluk lainnya. Pertemuan para Ara¬hat tersebut dinamakan Caturangasannipata. mereka berkumpul di Velu¬vanarama (Vihara Hutan Bambu) dan waktu itu tengah hari pada saat purnama-sidhi di bulan Magha. Waktu ituYang Mulia Ananda datang mendekati Hyang Bhagava, Ia memberi hormat dengan beranjali dan me-ngelilingi Hyang Buddha tiga kali (berpradaksina). Setelah memberi hormat ia dengan sopan duduk di satu sisi, kemudian Yang Mulia Ananda berkata kepada Hyang Bhagava :
"Guru, mengapa semua makhluk yang dilahirkan selalu dicengke¬ram oleh dukkha (derita) seperti lobha (keserakahan), dosa (kebencian), moha (ketidaktahuan), tidak menghormati Buddha Dharma, tidak berbakti kepada orangtua, tidak bermoral, tidak menjalankan Sila. Generasi ini men¬jadi kacau seperti benang kusut, rumput munja dan gelabah: sehingga tidak dapat terbebas dari apaya (alam neraka), duggati (alam binatang), vinipata (alam keruntuhan) dan samsara (lingkaran tumimbal lahir).
Banvak di antara makhluk itu terlahir tuli. buta, bisu, idiot, cacat dan lainnya, saling bersaing, saling merugikan, saling memusuhi, saling mem¬benci, saling membunuh, saling berbuat jahat dan tidak adil. Bagaimana kita dapat mengerti rahasia kesunyataan (sebab musabab) apa yang tersem¬bunvi di balik kenyataan hidup ini. Dan apakah akibat buruk dari setiap per¬buatan jahat yang dilakukan oleh manusia ?
Semoga Guru berkenan menjelaskan kepada kami sebab musabab dari semua perbedaan-perbedaan ini yang menyebabkan timbulnya keragu¬raguan terhadap keadilan dan kebenaran !?"
"Ananda, perhatikan dengan baik, Aku akan menerangkan tentang Hukum Karma. Sebenarnya, segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidup¬an ini dikarenakan akibat dari karma lampau yang berbuah, yang diwaris¬kan dari perbuatan pada kehidupan yang lampau. Karma-lah yang me¬nyebabkan perbedaan-perbedaan dalam alam kehidupan ini: ada yang kaya, ada yang miskin, ada yang bahagia, ada yang menderita, ada yang sem-purna, ada yang cacat, ada yang dipuji dan ada yang terhina.
 
 
 
Kemudian Hyang Bhagava melanjutkan dengan mengucapkan syair di bawah ini :
 
"Segala sesuatu sudah ditentukan oleh karma lampau. Percaya dan tekun mengamalkan Sutra ini akan membawa kebahagiaan dan keberhasil¬an yang tiada taranya.
 
O, para bhikkhu, Aku akan membuat syair contoh untukmu, karena dengan contoh maka orang-orang pintar akan dapat mengerti makna dari apa yang dikatakan.
 
Membangun vihara, 0 bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri. dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "membangun vihara" nembuat ia mendapat kedudukan terhormat (tinggi).
 
Membangun jalan dan jembatan, 0 bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat. akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam brahma. Bahkan sekurang-kurangnya; akibat dari "mem¬bangun jalan dan jembatan" membuat ia dapat keselamatan dalam perjalan¬an serta memiliki kendaraan yang bagus.
 
Berdana jubah, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri. dan sering diperbuat. akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "memberi jubah untuk bhikkhu" membuat Ia memiliki cukup sandang serta berpakaian bagus.
 
 
 
 
Berdana makanan dan minuman, O bhikkhu. menganjurkan, melakukan iri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "memberi makan dan minuman untuk orang miskin" membuat ia kaya.
 
 
Kikir dan tidak mau berdana, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri. dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang; atau ke alam setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "kikir dan ti¬dak mau berdana" membuat ia miskin.
 
 
 
Berdana untuk bhikkhu, 0 bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "memberi untuk keperluan bhikkhu" membuat Ia memiliki rumah mewah.
 
 
Membangun sekolah dan rumah sakit, O bhikkhu, menganjurkan, me¬lakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "membangun sekolah dan rumah sakit" membuat la hidup sukses dan ba¬hagia.
 
Memuja Hyang Buddha, O bhikkhu, menganjurkan. melakukan sendiri. dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa. atau ke alam brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "memuja Hyang Buddha dengan bunga" membuat ia memiliki wajah yang rupawan.
 
 
Tekun membaca paritta dan melaksanakan Sila, O bhikkhu, menganj¬urkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, Akibat dari "tekun membaca paritta dan melaksanakan Sila" membuat Ia cerdas clan bijaksana.
 
 
Membabarkan Dharma, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "menyebarkan Dharma dalam Dharmasala" membuat ia mendapatkan isteri yang cantik dan berbudi.
 
 
Menghias altar, 0 bhikkhu. Menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "menghias altar Hyang Buddha dengan macam-macam dekorasi, hiasan yang bagus dan pantas" membuat Ia sukses dalam perkawinan.
 
Menolong orang sebatang kara, 0 bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam de¬wa, atau ke alam brahma. Bahkan sekurang-kurangnya. akibat dari "meng¬hormati dan menolong orang sebatang kara" membuat Ia memiliki orangtua yang baik.
 
 
Bergossip, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke alam setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "sering men¬ceritakan orang lain" membuat ia ditinggalkan oleh kawan kawannya.
 
 
Berkata kasar, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke alam setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "berkata kasar" membuat ia sering menerima kata-kata yang tidak menyenang¬kan.
 
 
Mengobrol kosong, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam bina¬tang, atau ke alam setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "mengobrol kosong" membuat ia tidak dapat berbicara dengan jelas.
 
 
Berburu, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke alam setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "berburu binatang" membuat ia menjadi yatim piatu.
 
 
Membunuh makhluk hidup, O bhikkhu. menganjurkan, melakukan sen¬diri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam bina¬tang, atau ke alam setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "mem¬bunuh makhluk hidup" membuat Ia pendek umur.
 
Mencuri, O bhikkhu, menganjurkan; melakukan sendiri; dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke alam se¬tan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "mengambil barang milik orang lain" membuat Ia akan kehilangan barang-barangnya.
 
Berzina, 0 bhikkhu, menganjurkan. melakukan sendiri, dan sering diper¬buat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke alam se¬tan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "melakukan huburigan seks yang tidak diperkenankan" membuat Ia dimusuhi lingkungannya.
 
Berdusta, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering di¬perbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke alam setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "berdusta" membuat Ia se¬ring mendapat tuduhan palsu.
 
 
Melepas binatang, O bhikkhu, menganjurkan; melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "mem¬bebaskan binatang yang tertangkap orang" membuat ia memiliki anak yang sukses.
 
Merusak lingkungan, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke alam setan. Bahkan sekurang-kurangnya; akibat dari "merusak hutan. tanaman, tumbuhan bunga" membuat ia tidak mempunyai keturunan.
 
Memperkosa, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang. atau ke alam setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "memperkosa anak isteri orang lain" membuat Ia hidup sengsara dan kesepian.
 
Meniup Lilin altar, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke alam setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "tidak mengenal rasa hormat dan dengan sengaja meniup Lilin atau lampu altar Hyang Buddha" membuat mulutnya menjadi cacat.

390
Waroeng English / SOME SAYINGS OF THE BUDDHA
« on: 21 November 2007, 07:13:54 AM »
FROM  GOOD QUESTION GOOD ANSWER

SOME SAYINGS OF THE BUDDHA

Wisdom is purified by virtue and virtue is purified by wisdom. Where there is one
there is always the other. The virtuous person has wisdom and the wise person has
virtue. A combination of the two is called the highest thing in the world. D.I,84

The mind proceeds all things, the mind dominates them, they are all mind-made. If a
person speaks or acts with a pure mind happiness will follow them like a shadow
that never leaves. Dp.2

One should not blame another or despise anyone anywhere for any reason. Do not
wish pain on another out of either anger or rivalry. Sn.149

Just as the great ocean has but one taste, the taste of salt, so too this Dhamma has
but one taste, the taste of freedom. Ud.56

It is easy to see the faults of others but it is hard to see one’s own. While winnowing
others faults like chaff we hide our own like a hunter concealing himself in a hide.
Those who look to others faults only get irritable. Their negativities grow and are far
from being destroyed. Dp.252-3

Many garlands can be made from a heap of flowers. Likewise, many good deeds
can be done by one born human. Dp.53

When you speak to others you might speak at the right time or the wrong time,
according to the facts or not, gently or harshly, to the point or not, with a mind full of
hate or full of love. You should train yourselves like this. ‘Our minds shall not be
perverted nor shall we speak evil speech but with kindness and compassion we will
live with a mind free from hatred and filled with love. We will live suffusing firstly one
person with love and starting with them suffuse the whole world with a love that is
expansive, pervasive, immeasurable and utterly devoid of hatred or enmity.’ This is
how you should train yourselves. M.I,126

It is by three things that the wise person can be recognized. What three? He sees
his own faults as they are, on seeing them he tries to correct them, when others
acknowledge their faults he forgives them. A.I,103

Cease to do evil, learn to do good, purify the mind. This is the teaching of the
Buddhas. Dp.183

Learn this from the waters. In mountain clefts and chasms loud gush the streamlets.
But great rivers flow silently. Empty things make a noise, the full is always quiet. The
fool is like a half-filled pot, the wise person like a deep still pool. Sn.720-1

Even if low-down criminals were to cut you limb from limb with a double-handled
saw, if you filled your mind with hatred you would not be practicing my teachings.
M.I,126

Pages: 1 ... 19 20 21 22 23 24 25 [26] 27
anything