//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - ryu

Pages: 1 ... 7 8 9 10 11 12 13 [14] 15 16 17 18 19 20 21 ... 27
196
Pojok Seni / Band Narapidana Tembus Rekaman
« on: 18 November 2009, 07:54:57 PM »
    CECEP , vokalis Waru Band, menyanyikan lagu "Tua-tua Keladi" bersama salah seorang Taruni Akpol di Rutan Kebonwaru, Rabu (15/4). Semua personel grup Waru Band adalah narapidana Rutan Kebonwaru yang dalam waktu dekat akan masuk dapur rekaman.* YEDI S./"PR"

Iklim yang kondusif untuk berkembangnya kreativitas warga Kota Bandung mungkin mendukung bagi lahirnya sebuah grup band. Bahkan, dari balik jeruji pun muncul band pendatang baru dengan kualitas yang tak kalah bagus dengan grup band papan atas yang lebih dahulu terkenal.

Waru Band, demikian nama grup band yang lahir di Rutan Kebonwaru. Semua personelnya adalah warga binaan (narapidana). Grup band itu telah mengukir prestasi, yakni sebagai band terbaik se-Indonesia pada kontes band tingkat lapas dan rutan se-Indonesia.

Tak hanya itu, band itu akan memasuki dapur rekaman, dalam waktu dekat. Mereka sudah menciptakan lagu sendiri. Bahkan, sekarang sudah sebelas lagu mereka ciptakan

Personel Waru Band, terdiri atas Cecep sebagai vokalis, Toni (gitar), Rian (drum), Riki (vokal 2), Yosep (keyboard), Peter (bas). Semua personel band itu adalah narapidana yang tersangkut kasus narkoba dan kasus undang-undang hak cipta.

"Mereka itu sangat piawai dan tidak kalah kelas dengan grup band yang terkenal saat ini. Jadi se-Indonesia baru kali ini ada grup band yang bagus yang personelnya napi," kata Kepala Rutan Kebonwaru, Suharman yang juga sebagai pembina Waru Band.

Kemarin, Rutan Kebonwaru mendapatkan kunjungan dari Taruna Akademi Polisi (Akpol). Tentu saja, bagi keluarga besar Kebonwaru hal ini merupakan suatu kehormatan karena yang datang adalah 291 calon perwira polisi.

Waru Band memberikan sambutan hangat dengan menyuguhkan lagu-lagunya. Semula, para tamu kurang begitu memedulikan. Namun, setelah mendengar suara Cecep yang melengking bagaikan Axl Rose, mereka terkesima.

Saat rekaman nanti, mereka masih terkendala dengan izin. Karena, tentu saja, mereka tak bisa sembarangan keluar dari Rutan Kebonwaru. "Kami sedang mengurus izin ke pusat, agar mereka bisa rekaman," katanya. (Yedi S/"PR")****

197
Ini beritanya:
Mama loren bilang di silet katanya;
Jembatan layang terpanjang di kota bandung akan runtuh di prediksikan hari jumat atau sabtu. Jika itu bohong mama loren akan mempertaruhkan nyawanya dan bersedia pindah agama. Di prediksikan korbannya lebih besat daripada padang dan aceh.

silahkan sebarkan untuk waspada. Jangan jauh dari keluarga, usahakan jgn dulu melewati fly over.


Hebat ya mama loren?
Sebarkan jika anda peduli sesama

198
Diskusi Umum / Kelemahan 'agama' Buddha
« on: 30 October 2009, 01:56:43 PM »
ayo urutkan, jangan yang bagus2nya aja, blom ada yang jeleknya nih.

199
Pernah ngedenger ini? :

Ramalan Mama Lauren 25 Oktober 2009 Bandung Berbahaya

WARNING: Mari kita sama2 berdoa utk kota bandung, Mama Lorentz meramalkan bhw kota Bdg pd hr sabtu bsk akan mengalami hal yg menyedihkan. Dia bhkan berani pindah agama kl tdk trjadi sesuatu. Ayooo rapatkan barisan dan bentengi kota kita trcinta dgn doa syafaat kepada Tuhan YME.

Bisa di cek di disitus resmi silet RCTI... ‎​Mama lorentz sndiri saat ini sedang berkumpul dgn para cenayang dan org2 yg memiliki indera ke 6 diseluruh indonesia, bahkan petinggi2 ilmu banten ikut berpartisipasi dalam doa brsama menangkal bencana di kediaman ki joko bodo, laporannya malam dini hari akan disiarkan dari global tv dan tv one.

=====================================================

Dah pindah agama blom yak ;D

200
Kafe Jongkok / POLL Cowo DC pada suka ga liat "wanita" ini :D
« on: 25 October 2009, 09:18:44 AM »
Spoiler: ShowHide












201
Film / Lucky Luke (2009) (Live Action Adaptation)
« on: 30 September 2009, 10:06:32 PM »





Jean Dujardin as Lucky Luke

Directed by
James Huth

France Release Date
21 October 2009

Country/Language
French

imdb


202
Lingkungan / pengemis terkaya di indonesia
« on: 16 September 2009, 08:21:40 PM »
Cak To, begitu dia biasa dipanggil. Besar di keluarga pengemis, berkarir sebagai pengemis, dan sekarang jadi bos puluhan pengemis di Surabaya. Dari jalur minta-minta itu, dia sekarang punya dua sepeda motor, sebuah mobil gagah, dan empat rumah. Berikut kisah hidupnya.

Cak To tak mau nama aslinya dipublikasikan. Dia juga tak mau wajahnya terlihat ketika difoto untuk harian ini. Tapi, Cak To mau bercerita cukup banyak tentang hidup dan ”karir”-nya. Dari anak pasangan pengemis yang ikut mengemis, hingga sekarang menjadi bos bagi sekitar 54 pengemis di Surabaya.

Setelah puluhan tahun mengemis, Cak To sekarang memang bisa lebih menikmati hidup. Sejak 2000, dia tak perlu lagi meminta-minta di jalanan atau perumahan. Cukup mengelola 54 anak buahnya, uang mengalir teratur ke kantong.

Sekarang, setiap hari, dia mengaku mendapatkan pemasukan bersih Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Berarti, dalam sebulan, dia punya pendapatan Rp 6 juta hingga Rp 9 juta.



Cak To sekarang juga sudah punya rumah di kawasan Surabaya Barat, yang didirikan di atas tanah seluas 400 meter persegi. Di kampung halamannya di Madura, Cak To sudah membangun dua rumah lagi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk emak dan bapaknya yang sudah renta. Selain itu, ada satu lagi rumah yang dia bangun di Kota Semarang.

Untuk ke mana-mana, Cak To memiliki dua sepeda motor Honda Supra Fit dan sebuah mobil Honda CR-V kinclong keluaran 2004.

***

Tidak mudah menemui seorang bos pengemis. Ketika menemui wartawan harian ini di tempat yang sudah dijanjikan, Cak To datang menggunakan mobil Honda CR-V-nya yang berwarna biru metalik.

Meski punya mobil yang kinclong, penampilan Cak To memang tidak terlihat seperti ”orang mampu”. Badannya kurus, kulitnya hitam, dengan rambut berombak dan terkesan awut-awutan. Dari gaya bicara, orang juga akan menebak bahwa pria kelahiran 1960 itu tak mengenyam pendidikan cukup. Cak To memang tak pernah menamatkan sekolah dasar.

Dengan bahasa Madura yang sesekali dicampur bahasa Indonesia, pria beranak dua itu mengaku sadar bahwa profesinya akan selalu dicibir orang. Namun, pria asal Bangkalan tersebut tidak peduli. ”Yang penting halal,” ujarnya mantap.

Cak To bercerita, hampir seluruh hidupnya dia jalani sebagai pengemis. Sulung di antara empat bersaudara itu menjalani dunia tersebut sejak sebelum usia sepuluh tahun. Menurtu dia, tidak lama setelah peristiwa pemberontakan G-30-S/PKI.

Maklum, emak dan bapaknya dulu pengemis di Bangkalan. ”Dulu awalnya saya diajak Emak untuk meminta-minta di perempatan,” ungkapnya.

Karena mengemis di Bangkalan kurang ”menjanjikan”, awal 1970-an, Cak To diajak orang tua pindah ke Surabaya. Adik-adiknya tidak ikut, dititipkan di rumah nenek di sebuah desa di sekitar Bangkalan. Tempat tinggal mereka yang pertama adalah di emprean sebuah toko di kawasan Jembatan Merah.

Bertahun-tahun lamanya mereka menjadi pengemis di Surabaya. Ketika remaja, ”bakat” Cak To untuk menjadi bos pengemis mulai terlihat.

Waktu itu, uang yang mereka dapatkan dari meminta-minta sering dirampas preman. Bapak Cak To mulai sakit-sakitan, tak kuasa membela keluarga. Sebagai anak tertua, Cak To-lah yang melawan. ”Saya sering berkelahi untuk mempertahankan uang,” ungkapnya bangga.

Meski berperawakan kurus dan hanya bertinggi badan 155 cm, Cak To berani melawan siapa pun. Dia bahkan tak segan menyerang musuhnya menggunakan pisau jika uangnya dirampas. Karena keberaniannya itulah, pria berambut ikal tersebut lantas disegani di kalangan pengemis. ”Wis tak nampek. Mon la nyalla sebet (Kalau dia bikin gara-gara, langsung saya sabet, Red),” tegasnya.

Selain harus menghadapi preman, pengalaman tidak menyenangkan terjadi ketika dia atau keluarga lain terkena razia petugas Satpol PP. ”Kami berpencar kalau mengemis,” jelasnya.

Kalau ada keluarga yang terkena razia, mau tidak mau mereka harus mengeluarkan uang hingga ratusan ribu untuk membebaskan.

***

Cak To tergolong pengemis yang mau belajar. Bertahun-tahun mengemis, berbagai ”ilmu” dia dapatkan untuk terus meningkatkan penghasilan. Mulai cara berdandan, cara berbicara, cara menghadapi aparat, dan sebagainya.

Makin lama, Cak To menjadi makin senior, hingga menjadi mentor bagi pengemis yang lain. Penghasilannya pun terus meningkat. Pada pertengahan 1990, penghasilan Cak To sudah mencapai Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu per hari. ”Pokoknya sudah enak,” katanya.

Dengan penghasilan yang terus meningkat, Cak To mampu membeli sebuah rumah sederhana di kampungnya. Saat pulang kampung, dia sering membelikan oleh-oleh cukup mewah. ”Saya pernah beli oleh-oleh sebuah tape recorder dan TV 14 inci,” kenangnya.

Saat itulah, Cak To mulai meniti langkah menjadi seorang bos pengemis. Dia mulai mengumpulkan anak buah.

Cerita tentang ”keberhasilan” Cak To menyebar cepat di kampungnya. Empat teman seumuran mengikutinya ke Surabaya. ”Kasihan, panen mereka gagal. Ya sudah, saya ajak saja,” ujarnya enteng.

Sebelum ke Surabaya, Cak To mengajari mereka cara menjadi pengemis yang baik. Pelajaran itu terus dia lanjutkan ketika mereka tinggal di rumah kontrakan di kawasan Surabaya Barat. ”Kali pertama, teman-teman mengaku malu. Tapi, saya meyakinkan bahwa dengan pekerjaan ini, mereka bisa membantu saudara di kampung,” tegasnya.

Karena sudah mengemis sebagai kelompok, mereka pun bagi-bagi wilayah kerja. Ada yang ke perumahan di kawasan Surabaya Selatan, ada yang ke Surabaya Timur.

Agar tidak mencolok, ketika berangkat, mereka berpakaian rapi. Ketika sampai di ”pos khusus”, Cak To dan empat rekannya itu lantas mengganti penampilan. Tampil compang-camping untuk menarik iba dan uang recehan.

Hanya setahun mengemis, kehidupan empat rekan tersebut menunjukkan perbaikan. Mereka tak lagi menumpang di rumah Cak To. Sudah punya kontrakan sendiri-sendiri.

Pada 1996 itu pula, pada usia ke-36, Cak To mengakhiri masa lajang. Dia menyunting seorang gadis di kampungnya. Sejak menikah, kehidupan Cak To terus menunjukkan peningkatan…

***

Setiap tahun, jumlah anak buah Cak To terus bertambah. Semakin banyak anak buah, semakin banyak pula setoran yang mereka berikan kepada Cak To. Makanya, sejak 2000, dia sudah tidak mengemis setiap hari.

Sebenarnya, Cak To tak mau mengungkapkan jumlah setoran yang dia dapatkan setiap hari. Setelah didesak, dia akhirnya mau buka mulut. Yaitu, Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per hari, yang berarti Rp 6 juta hingga Rp 9 juta per bulan.

Menurut Cak To, dia tidak memasang target untuk anak buahnya. Dia hanya minta setoran sukarela. Ada yang setor setiap hari, seminggu sekali, atau sebulan sekali. ”Ya alhamdulillah, anak buah saya masih loyal kepada saya,” ucapnya.

Dari penghasilannya itu, Cak To bahkan mampu memberikan sebagian nafkah kepada masjid dan musala di mana dia singgah. Dia juga tercatat sebagai donatur tetap di sebuah masjid di Gresik. ”Amal itu kan ibadah. Mumpung kita masih hidup, banyaklah beramal,” katanya.

Sekarang, dengan hidup yang sudah tergolong enak itu, Cak To mengaku tinggal mengejar satu hal saja. ”Saya ingin naik haji,” ungkapnya. Bila segalanya lancar, Cak To akan mewujudkan itu pada 2010 nanti…

203
Teknologi Informasi / Alasan Telkomsel 'Sunat' Kuota Bandwidth
« on: 16 September 2009, 07:47:59 PM »
Jakarta - Telkomsel akhirnya menjelaskan mengapa bandwidth layanan internet Telkomsel Flash miliknya, diturunkan kuotanya sedemikian besar, seperti yang dikeluhkan banyak pelanggan.

Operator seluler ini baru saja mengirimkan penjelasannya--atau lebih dari dua pekan berselang sejak mereka memberlakukan penurunan kuota melalui paket sistem Fair Usage baru tersebut 1 September 2009 lalu.

"Pemberlakukan ini didasarkan pada data perilaku pengguna Telkomsel Flash, di mana 60% rata-rata menggunakan data 500 MB per bulan," sebut Manager Data and Broadband Service Telkomsel, Arief Pradetya, dalam rilis yang dikutip detikINET, Rabu (16/9/2009).

Dalam keterangannya Telkomsel menyebutkan: untuk Paket Basic, pelanggan diberi kuota 500 MB dengan kecepatan maksimum 256 kbps dan Paket Advance 1 GB kecepatan maksimum 512 kbps, serta Paket Pro kecepatan maksimum 3,6 Mbps untuk 2 GB.

"Bila penggunaan melebihi kuota, maka tetap tidak dikenakan biaya tambahan. Hanya secara otomatis kecepatan menjadi internet biasa. Paket Pro menjadi 128 kbps dan paket basic serta advance menjadi 64 kbps," masih kata Arief.

Telkomsel tidak menyebutkan secara langsung adanya penurunan kuota besar-besaran seperti yang ramai diributkan di milis dan forum diskusi di internet. Namun operator ini secara tidak langsung mengakui adanya 'penyunatan' kuota bandwidth melalui kalimat pernyataan:

Pemberlakukan ini didasarkan pada keinginan untuk membatasi 10% abusive user yang secara dominan menghabiskan resources network dengan penggunaan hingga puluhan bahkan ratusan GB yang mengakibatkan gangguan terhadap pengguna lain karena menyebabkan penurunan kualitas secara signifikan.

Kata Arief, hal ini terjadi mengingat mobile network merupakan shared network alias jaringan yang dipakai bersama dengan pengguna lain.

"Sebenarnya data sebesar 500 MB sudah cukup untuk penggunaan normal pelanggan, baik untuk keperluan browsing, chatting maupun downloading secara terpisah," ujarnya.
 
"Sebagai gambaran, pelanggan dapat melakukan browsing 1000 halaman web (rata-rata 500k), download 1000 lagu (rata-rata 5MB), 10.000 e-mail (rata-rata 50 kB), chatting 500 ribu baris atau mengunduh 500 foto (rata-rata 1 MB)," papar dia lebih lanjut.

"Jika dirasa 500 MB tetap kurang, Telkomsel juga menyediakan Paket Advance dan Pro dengan Fair Use 1GB dan 2GB. Pelanggan dapat memilih sesuai pola pemakaiannya," demikian Arief menambahkan.

Dengan pemberlakukan fair usage baru dan tambahan frekuensi 3G, Telkomsel menyatakan harapannya dapat melayani lebih banyak pelanggan internet dengan layanan mobile broadband.

Pelanggan Telkomsel Flash kini berjumlah 1,2 juta atau meningkat 500% dibanding akhir 2008 lalu. Telkomsel mengklaim telah menghadirkan bandwidth dengan kapasitas yang mampu melayani tiga juta pelanggan Flash hingga akhir tahun ini. ( rou / rou )

204
Video Ajaran Kekerasan di Gereja Beredar di Manado

Manado, (tvOne)

Video aktivitas ajaran yang berbau kekerasan dan menjurus kepada ajaran sesat beredar luas di Kota Manado, Sulawesi Utara, Kamis (10/9).

Ajaran ini, diduga mengajarkan bentuk-bentuk kekerasan hingga mendoktrin umatnya untuk mencuri dan membunuh.

Video rekaman berdurasi enam menit tiga puluh lima detik. Dalam video itu, tampak aktivitas umat yang sedang melakukan ibadah. Diduga ajaran berkedok agama Kristiani ini menyimpang. Disinyalir pengikutnya mencapai ribuan orang, dan Kota Manado jadi pusat penyebarannya.

Gambar video itu sendiri didapat dari seorang korban yang telah keluar dari aliran menyimpang tersebut. Dalam rekaman video, terlihat seorang pria yang sedang memimpin ibadah diruang tertutup. Hal itu agar tidak mudah diketahui orang banyak. (VIVAnews.com)

205
Sutta Vinaya / CULADHAMMASAMADANA SUTTA
« on: 08 September 2009, 04:52:32 PM »
CULADHAMMASAMADANA SUTTA (45)
Khotbah Pendek tentang Cara-cara menjalani Segala Sesuatu

(Sumber : Sutta Pitaka Majjhima Nikaya III,
Diterjemahkan oleh :Dra. Wena Cintiawati & Dra. Lanny Anggawati
Penerbit Vihara Bodhivamsa, Wisma Dhammaguna, Klaten, 2006)

1. Demikianlah yang saya dengar. Pada suatu ketika Yang Terberkahi sedang berdiam di Savatthi di Hutan Jeta, Taman. Anathapindika. Di sana Beliau menyapa para bhikkhu demikian: “Para bhikkhu,”-“Yang Mulia,” jawab mereka. Yang Terberkahi berkata demikian:

2. “Para bhikkhu, ada empat cara menjalani segala sesuatu. Apakah yang empat itu? Ada cara untuk menjalani segala sesuatu yang menyenangkan sekarang dan menjadi matang di masa depan sebagai penderitaan. Ada cara untuk menjalani segala sesuatu yang menyakitkan sekarang dan menjadi matang di masa depan sebagai penderitaan. Ada cara untuk menjalani segala sesuatu yang menyakitkan sekarang dan menjadi matang di masa depan sebagai kesenangan. Ada cara untuk menjalani segala sesuatu yang menyenangkan sekarang dan menjadi matang di masa depan sebagai kesenangan.

3. “Para bhikkhu, apakah cara menjalani segala sesuatu yang menyenangkan sekarang dan menjadi matang di masa depan sebagai penderitaan itu? Para bhikkhu, ada petapa dan brahmana tertentu yang doktrin dan pandangannya adalah demikian: ‘Tidak ada kerugian di dalam kesenangan-kesenangan indera.' Mereka terbiasa meneguk kesenangan-kesenangan indera dan menyeleweng dengan kelana-kelana perempuan yang rambutnya diikat. Mereka berkata demikian: ‘Ketakutan masa-depan apa yang dilihat oleh para petapa dan brahmana yang baik ini di dalam kesenangan-kesenangan indera ketika mereka berbicara tentang meninggalkan kesenangan-kesenangan indera dan menjelaskan pemahaman penuh tentang kesenangan-kesenangan indera? Sungguh menyenangkan sentuhan tangan kelana perempuan yang lembut, lunak, dan berbulu halus ini!' Demikianlah mereka terbiasa meneguk kesenangan-kesenangna indera, dan karena telah melakukannya, pada waktu hancurnya tubuh, setelah kematian, mereka muncul kembali di dalam keadaan kekurangan, di tempat tujuan yang tidak bahagia, di dalam penderitaan berkepanjangan, bahkan di neraka. Di sana mereka merasakan perasaan-perasaan yang menyakitkan, menyiksa, menusuk. Mereka berkata demikian: ‘Inilah ketakutan-masa depan yang dilihat oleh para petapa dan brahmana yang baik ini di dalam kesenangan-kesenangan indera ketika mereka berbicara tentang meninggalkan kesenangan-kesenangan indera dan menjelaskan pemahaman penuh tentang kesenangan-kesenangan indera. Disebabkan oleh kesenangan-kesenangan indera, [306] karena kesenangan-kesenangan indera, maka kami sekarang merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk.'

4. “Para bhikkhu, seandainya saja di bulan terakhir musim panas ada polong tanaman rambat maluva yang membuka, lalu biji maluva itu jatuh di kaki pohon sala. Dewa yang tinggal di pohon itu pun menjadi takut, gelisah, dan ngeri. Tetapi, para sahabat, teman, sanak-saudara dan handai-taulannya-yaitu, para dewa kebun, dewa taman, dewa pohon, dewa yang mendiami tanaman obat, rumput, dan pohon-pohon besar di hutan-berkumpul dan menguatkan dewa tadi demikian: ‘Jangan takut, tuan, jangan takut. Mungkin seekor merak akan menelan biji tanaman.rambat maluva itu atau seekor binatang buas akan memakannya atau api hutan akan membakarnya atau para pencari kayu di hutan akan membawanya atau semut-semut putih akan memakannya atau biji itu bahkan mungkin tidak subur.' Tetapi tidak ada merak yang menelan biji itu, tidak ada api hutan yang membakarnya, tidak ada pencari kayu di hutan yang membawanya, tidak ada semut putih yang memakannya, dan biji itu ternyata subur. Kemudian, karena kelembaban hujan dari awan yang membawa hujan, pada waktunya biji itu pun tumbuh. Dan sebatang sulur yang lembut, lunak, dan berbulu halus merambatkan dirinya sendiri pada pohon sala itu. Maka dewa yang berdiam di pohon sala itu berpikir: ‘Ketakutan-masa-depan apa yang dilihat oleh para sahabat, teman, sanak-saudara dan handai-taulanku… pada biji tanaman rambat maluva ketika mereka berkumpul dan menguatkan aku seperti yang telah mereka lakukan? Sungguh menyenangkan sentuhan sulur yang lembut, lunak, dan berbulu halus ini!” Namun kemudian tanaman rambat itu menyelimuti pohon sala itu, membuat payung di atasnya, membentuk tirai di sekelilingnya, dan membelah dahan-dahan pokok pohon itu. Maka dewa yang hidup di pohon itu menyadari: ‘Inilah ketakutan-masa-depan yang mereka lihat pada biji tanaman rambat maluva itu.[307]

Karena biji tanaman rambat maluva itu, kini aku merasakan perasaan-perasaan yang menyakitkan, menyiksa, menusuk.'

“Begitu pula, para bhikkhu, ada petapa dan brahmana tertentu yang doktrin dan pandangannya adalah demikian: ‘Tidak ada kerugian di dalam kesenangan-kesenangan indera'… Mereka berkata demikian:'Inilah ketakutan-masa-depan yang dilihat oleh para petapa dan brahmana yang baik itu di dalam kesenangan-kesenangan indera…sehingga kini kami merasakan perasaan-perasaan yang menyakitkan, menyiksa, menusuk.' Inilah yang disebut menjalani segala-sesuatu yang menyenangkan sekarang dan menjadi matang di masa depan sebagai penderitaan.

5. “Dan apa, para bhikkhu, yang merupakan cara menjalani segala sesuatu yang menyakitkan sekarang dan menjadi matang di masa depan sebagai penderitaan? Di sini, para bhikkhu, seseorang telanjang ke mana-mana, menolak aturan menjilati tangan-tangannya, tidak datang jika diundang, tidak berhenti jika diminta…(seperti di Sutta 12,§ 45) [308]…Dia hidup mengejar praktek mandi di air tiga kali sehari termasuk di malam hari. Demikianlah dengan berbagai cara dia hidup mengejar praktek menyiksa dan memalukan tubuh. Pada waktu hancurnya tubuh, setelah kematian, dia muncul kembali di dalam keadaan kekurangan, di tempat tujuan yang tidak bahagia, di dalam penderitaan berkepanjangan, bahkan di neraka. Inilah yang disebut menjalani segala sesuatu yang menyakitkan sekarang dan menjadi matang di masa depan sebagai penderitaan.

6 “Dan apa, para bhikkhu, yang merupakan cara menjalani segala sesuatu yang menyakitkan sekarang dan menjadi matang di masa depan sebagai kesenangan? Di sini, para bhikkhu, seseorang yang secara alami memiliki nafsu keinginan yang kuat, dan dia senantiasa mengalami penderitaan dan kesedihan yang terlahir karena nafsu keinginan; secara alami dia memiliki kebencian yang kuat, dan dia senantiasa mengalami penderitaan dan kesedihan yang terlahir karena kebencian; secara alami dia memiliki kebodohan yang kuat, dan dia senantiasa mengalami penderitaan yang terlahir karena kebodohan. Namun di dalam penderitaan dan kesedihan, menangis dengan wajah penuh air mata, dia menjalani kehidupan suci yang sempurna dan murni. Pada waktu hancurnya tubuh, setelah kematian, dia muncul kembali di tempat tujuan yang bahagia, bahkan di alam surgai. Inilah yang disebut menjalani segala sesuatu yang menyakitkan sekarang dan menjadi matang di masa depan sebagai kesenangan.

7. “Dan apa, para bhikkhu yang merupakan cara menjalani segala sesuatu yang menyenangkan sekarang dan menjadi matang di masa depan sebagai kesenangan? Di sini, para bhikkhu, seseorang yang secara alami tidak memiliki nafsu keinginan yang kuat, dan dia tidak senantiasa mengalami penderitaan dan kesedihan yang terlahir karena nafsu keinginan; secara alami dia tidak memiliki kebencian yang kuat, dan dia tidak senantiasa mengalami penderitaan dan kesedihan yang terlahir karena kebencian; secara alami dia tidak memiliki kebodohan yang kuat, [309] dan dia tidak senantiasa mengalami penderitaan dan kesedihan yang terlahir karena kebodohan , sangat terpisah dari kesenangan-kesenangan indera, terpisah dari keadaan-keadaan yang tak-bajik, seorang bhikkhu memasuki dan berdiam di Jhana pertama…Dengan berhentinya pemikiran pemicu dan pemikiran yang bertahan, dia memasuki dan berdiam di Jhana kedua… Juga dengan melemahnya kegiuran…dia memasuki dan berdiam di Jhana ketiga…Dengan ditinggalkannya kesenangan dan penderitaan…dia memasuki dan berdiam di Jhana keempat…Pada waktu hancurnya tubuh, setelah kematian, dia muncul kembali di tempat tujuan yang bahagia, bahkan di alam surgawi. Inilah yang disebut menjalani segala sesuatu yang menyenangkan sekarang dan menjadi matang di masa depan sebagai kesenangan. Inilah, para bhikkhu, empat cara untuk menjalani segala sesuatu.

Demikianlah yang dikatakan oleh Yang Terberkahi. Para bhikkhu merasa puas dan bersukacita di dalam kata-kata Yang Terberkahi.

206
Lingkungan / GEMPA 7,2 di tasik
« on: 02 September 2009, 03:05:10 PM »
barusan gempa terasa sampe kebandung jg nih sampe pusing kepala

207
Meditasi Kristiani

 

    Pikiran adalah sesuatu yang yang berpikir - ia bertanya, membuat rencana, mengkhawatirkan, berkhayal. Hati adalah sesuatu yang memahami - ia mencinta. Pikiran adalah organ pengetahuan, hati adalah organ cinta kasih. Cinta kasih adalah pengetahuan sempurna.   Namun, Allah itu sederhana, cinta itu sederhana. Meditasi juga sederhana. Menjadi sederhana berarti menjadi diri kita apa adanya. Itu berarti kita tidak perlu memberikan penilaian atau penolakan diri kita sendiri.

 

    Meditasi adalah upaya untuk menemukan dan menjadi hening. " Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah". (Mzm 46:11)

 

    Kita memerlukan keheningan untuk kesehatan jiwa dan pertumbuhan rohani kita. Keberadaan televisi, video, stereo dan kebisingan lalulintas di kota modern membuat keheningan menjadi semakin sulit dialami. Kita belajar menjadi hening dengan memusatkan perhatian. Keheningan mengandung kebenaran. Ia menyembuhkan. Ia menenangkan gejolak batin. Ia merupakan obat untuk kemarahan, kecemasan, dan kepedihan.

 

Pastor Laurence Freeman, OSB.- adalah seorang biarawan Benediktian dan penerus dari Pastor Jhon Main, yang mempekenalkan meditasi kristiani keseluruh belahan dunia dan bekerjasama dengan agama-agama lain yang memiliki tradisi serupa.

 

"Kerajaan allah bukan suatu tempat, melainkan suatu pengalaman" (Jhon Main)

 

Saya tidak ingin mengatakan bahwa meditasi adalah satu-satunya jalan, melainkan bahwa meditasi adalah jalan satu-satunya yang saya temukan. Menurut pengalaman saya, meditasi adalah jalan yang sederhana yang membuat kita sadar sepenuhnya akan kehadiran Tuhan di dalam hati kita; dan inilah pengalaman yang terekam dalam tradisi Kristiani sejak zaman rasul-rasul sampai masa kini" Jhon Main.

 

Berikut Cara meditasi yang diajarkan oleh Jhon Main.

- Duduk diam dengan punggung tegak.

- Tutuplah mata.

- Ulangi mantra dalam hati secara terus menerus.

 

    Pilihlah waktu dan tempat yang tenang dan bermeditasilah kira-kira 20 - 30 menit setiap pagi dan malam. Mantra yang ideal adalah ungkapan dalam bahasa Aram kuno, "Maranatha" yang berarti "Tuhan datanglah". Ucapkanlah dengan jelas dan tanpa berhenti selama meditasi, sebagai empat suku kata yang sama panjang :

 

MA-RA-NA-THA.

 

    Ucapkanlah dengan tanpa tergesa-gesa, bersikaplah sederhana dan lakukan dengan setia. Iman kitalah yang membuat meditasi kita menjadi kristiani.

 

Sebagai seorang diplomat ka****k yang ditempatkan di Asia Tengara (Malaysia), Jhon Main mengenal meditasi melalui seorang pandita Hindu bernama Swami Satyananda. Jhon Main segera menyadari bahwa meditasi juga memperdalam dan memperkaya doa kristianinya, dan meditasi tidak mempengaruhi sedikitpun iman kristianinya. Pastor Jhon Main memahami bahwa disiplin meditasi pagi dan malam memberikan kita keseimbangan batin sepanjang hari.

208
Ulasan Buku, Majalah, Musik atau Film / Rich Brother Rich Sister
« on: 18 August 2009, 09:46:03 PM »


Dua jalan berbeda…
Pencarian kebahagiaan menuntun ke banyak jalan…

Emi Kiyosaki
“Saya mendedikasikan kehidupan untuk kedamaian dan pencerahan, pencarian akan makna dan kepuasan…
Saat menghadapi kanker dan sakit jantung, untuk pertama kalinya saya sadar bahwa uang-atau tiadanya uang-tidak hanya memengaruhi kualitas kehidupan… tapi kehidupan itu sendiri.
Dalam diri Robert saya melihat pria yang telah menemukan panggilannya. Pria yang melihat peluang saat yang lain melihat rintangan… dan memberi kembali dengan mendidik dunia.”

Robert Kiyosaki
“Kehidupan saya adalah tentang bisnis dan mengajari orang tentang uang… fokus yang, kadang, menguasai kehidupan saya…
Saat berhubungan kembali dengan Tenzin, saya menyadari bahwa kehidupan yang kaya punya dua neraca… neraca keuangan dan neraca spiritual. Neraca keuangan saya kuat, tapi neraca spiritual saya lemah.
Saya melihat dalam diri Tenzin seorang perempuan yang penuh kebaikan, kebahagiaan, dan kegembiraan. Saya tahu dia telah menemukan keluarga spiritualnya.”

Judul:
Rich Brother Rich Sister
Penulis:
Emi Kiyosaki
Robert Kiyosaki
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Harga:
Rp 65.000,-




Dua Jalan Berbeda untuk Menemukan Tuhan, Uang, dan Kebahagiaan

Apakah Anda sudah bertemu dengan belahan jiwa Anda? Apakah Anda melakukan pekerjaan yang telah digariskan bagi Anda?

Untuk menjawab pertanyaan itulah buku ini ditulis.

Buku ini tentang dua perjalanan. Buku ini tentang seorang saudara laki-laki dan seorang saudara perempuan, orang-orang yang sangat berbeda walaupun dilahirkan dalam keluarga biologis yang sama, saling mendukung untuk menemukan keluarga spiritual, serta menjalani kehidupan yang menjadi tujuan mereka dilahirkan. Kehidupan dua saudara kandung ini adalah kesaksian mengenai kemampuan bertahan yang dimiliki jiwa manusia dan hubungan sepenuh hati yang kuat yang melampaui ikatan kasatmata dari keluarga serta masa kecil yang dialami bersama untuk mengarahkan kehidupan yang berisi pencarian dan penyadaran serta masa depan yang akan membawa kepenuhan bagi tiap pelakunya.

Buku ini adalah tentang peristiwa-peristiwa yang menuntun Robert Kiyosaki dan Tenzin Kacho ke-serta melalui-lompatan keyakinan mereka. Rich Brother Rich Sister adalah tentang jalan berbeda dan filosofi berbeda mereka berdua, dalam pencarian akan jawaban pertanyaan yang sama. Buku ini adalah tentang pencarian kebahagiaan serta makna kehidupan.

Kisah Rich Brother Rich Sister adalah kisah tentang dunia yang bertentangan: materi dan spiritual, perang dan damai, pertanyaan dan jawaban, sudut pandang-sudut pandang berbeda. Buku ini adalah tentang bagaimana kehidupan bisa dipisahkan dan disatukan kembali dalam melayani kekuatan spiritual yang lebih tinggi.




Ada yang udah baca?

209
Sutta Vinaya / CULAVEDALLA SUTTA
« on: 13 August 2009, 05:43:47 PM »
CULAVEDALLA SUTTA

(Sumber : Kumpulan Sutta Majjhima Nikaya II,
Oleh : Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha,
Penerbit : Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994)

1. Demikianlah yang saya dengar.
Pada suatu waktu Sang Bhagava sedang berada di Jetavana, Kalandakanivapa, Rajagaha. Pada ketika itu upasaka Visakha pergi menemui Bhikkhuni Dhammadinna, sesudah memberi hormat kepadanya, ia duduk di tempat yang tersedia. Setelah duduk ia bertanya:

(Perwujudan)
2. "Bhante, perwujudan, perwujudan telah dikatakan. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan perwujudan oleh Sang Bhagava?"
 
      "Saudara Visakha, kemelekatan pada khandha-khandha (kelompok-kelompok) itu dinamakan perwujudan oleh Sang Buddha, yaitu: kemelekatan pada khandha jasmani (rupakhandha), kemelekatan pada khandha perasaan (vedanakhandha), kemelekatan pada khandha pencerapan (sannakhandha) kemelekatan pada khandha bentuk-bentuk pikiran (sankharakhandha) dan kemelekatan pada khandha kesadaran (vinnanakhandha). Kelima khandha yang dipengaruhi oleh kemelekatan ini disebut perwujudan oleh Sang Bhagava."
      Dengan berkata: "Baik," upasika Visakha menjadi gembira karena kata-kata Bhikkhuni Dhammadinna itu, menyetujui kata-kata itu, selanjutnya ia bertanya:

3. "Bhante, asal mula perwujudan, asal mula perwujudan telah dikatakan. Apa yang dimaksud dengan asal mula perwujudan oleh Sang Bhagava."
      "Saudara Visakha, itu adalah keinginan untuk terlahir kembali yang disertai kesenangan dan nafsu indera, kesenangan di sini dan di sana, yaitu: keinginan nafsu indera (kamatanha), keinginan untuk menjadi (bhavatanha) dan keinginan untuk tak menjadi (vibhavatanha). Inilah yang dimaksud dengan asal mula perwujudan oleh Sang Bhagava."

4. "Bhante, lenyapnya perwujudan, lenyapnya perwujudan telah dikatakan. Apakah yang dimaksud dengan lenyapnya perwujudan oleh Sang Bhagava?"
      "Saudara Visakha, itu adalah sisa-sisa dari keinginan yang memudar, lenyap, dilepaskan, dibiarkan dan ditolak. Inilah yang dimaksud dengan lenyapnya perwujudan oleh Sang Bhagava."

5. "Bhante, jalan menuju pelenyapan perwujudan, jalan menuju pelenyapan perwujudan, telah dikatakan. Apakah yang dimaksud dengan jalan menuju pelenyapan perwujudan oleh Sang Bhagava?"
      "Saudara Visakha, itu adalah jalan berunsur delapan, yaitu: pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar dan konsentrasi benar."

6. "Bhante, apakah kemelekatan itu sama dengan lima khandha yang dipengaruhi oleh kemelekatan, atau apakah kemelekatan itu adalah sesuatu yang terpisah dari lima khandha yang dipengaruhi oleh kemelekatan?"
      "Saudara Visakha, kemelekatan itu adalah tidak sama dengan lima khandha yang dipengaruhi oleh kemelekatan, juga tidak merupakan sesuatu yang terpisah dari lima khandha unsur yang dipengaruhi oleh kemelekatan. Itu adalah keinginan dan nafsu indera yang terdapat dalam lima khandha ini dipengaruhi oleh kemelekatan itulah kemelekatan."

(Timbulnya perwujudan)

7. "Bhante, bagaimana pandangan salah tentang adanya aku yang kekal (sakhayaditthi) terjadi?"
      "Saudara Visakha, orang awam yang tidak belajar, tidak menghormat terhadap orang-orang mulia (ariya), tidak mempunyai pengetahuan dhamma dan tidak melaksanakan dhamma; tidak hormat kepada orang-orang benar (sappurisa), tidak mempunyai pengetahuan dengan dhamma mereka dan tidak melaksanakan dhamma mereka, melihat jasmani itu sebagai pribadi, pribadi memiliki jasmani, jasmani di dalam pribadi atau pribadi di dalam jasmani. Ia melihat perasaan sebagai pribadi, pribadi memiliki perasaan, perasaan ada dalam pribadi atau pribadi ada dalam perasaan. Ia melihat pencerapan sebagai pribadi, pribadi memiliki pencerapan, pencerapan di dalam pribadi atau pribadi di dalam pencerapan.
      Ia melihat bentuk-bentuk pikiran sebagai pribadi, pribadi memiliki bentuk-bentuk pikiran, bentuk-bentuk pikiran di dalam pribadi atau pribadi di dalam bentuk-bentuk pikiran melihat kesadaran sebagai pribadi, pribadi memiliki kesadaran, kesadaran di dalam pribadi atau pribadi di dalam kesadaran.
      Itulah bagaimana pandangan salah tentang adanya aku yang kekal (sakhayaditthi) terjadi."

8. "Bhante, bagaimana agar pandangan salah tentang adanya aku yang kekal tidak terjadi?"
      "Saudara Visakha, siswa ariya yang terpelajar, menghormat terhadap orang-orang mulia (ariya), mempunyai pengetahuan dhamma dan melaksanakan dhamma; menghormat kepada orang-orang benar (sappurisa), mempunyai pengetahuan dengan dhamma mereka dan melaksanakan dhamma mereka, tidak melihat jasmani itu sebagai pribadi, pribadi memiliki jasmani, jasmani di dalam pribadi atau pribadi di dalam jasmani. Ia tidak melihat perasaan sebagai pribadi, pribadi memiliki perasaan, perasaan ada dalam pribadi atau pribadi ada dalam perasaan. Ia tidak melihat pencerapan sebagai pribadi, pribadi memiliki pencerapan, pencerapan di dalam pribadi atau pribadi di dalam pencerapan. Ia tidak melihat bentuk-bentuk pikiran sebagai pribadi, pribadi memiliki bentuk-bentuk pikiran, bentuk-bentuk pikiran di dalam pribadi atau pribadi di dalam bentuk-bentuk pikiran. Ia tidak melihat kesadaran sebagai pribadi, pribadi memiliki kesadaran, kesadaran di dalam pribadi atau pribadi di dalam kesadaran. Itulah bagaimana pandangan salah tentang adanya aku yang kekal (sakhayaditthi) tidak terjadi."

      (Delapan jalan mulia)

9. "Bhante, apakah jalan mulia berunsur delapan?"
      "Saudara Visakha, jalan mulia berunsur delapan adalah: pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar dan konsentrasi benar"

10. "Bhante, apakah jalan mulia berunsur delapan berkondisi atau tidak berkondisi?"
      "Saudara Visakha, jalan mulia berunsur delapan adalah berkondisi."

11. "Bhante, apakah tiga kelompok dimasukkan oleh jalan mulia berunsur delapan, atau jalan mulia berunsur delapan dimasukkan oleh tiga kelompok?"
      "Saudara Visakha, tiga kelompok tidak dimasukkan oleh jalan mulia berunsur delapan, tetapi jalan mulia berunsur delapan dimasukkan oleh tiga kelompok. Setiap ucapan benar, setiap perbuatan benar dan setiap mata pencaharian benar: dhamma-dhamma ini dimasukkan ke dalam kelompok Moral (Sila), setiap usaha benar, setiap kesadaran benar, setiap konsentrasi benar; dhamma-dhamma ini dimasukkan ke dalam kelompok Meditasi (Samadhi), setiap pandangan benar dan setiap pikiran benar: dhamma-dhamma ini dimasukkan ke dalam kelompok Kebijaksanaan (Panna)."

(Konsentrasi)

12. "Bhante, apakah yang dimaksud dengan konsentrasi, apakah tanda meditasi, apa perlengkapan meditasi, bagaimana mengembangkan meditasi?"
      "Saudara Visakha, suatu pemusatan pikiran adalah meditasi, empat dasar perhatian (satipatthana) adalah tanda meditasi, empat usaha benar (sammappadhana) adalah perlengkapan meditasi: pengulangan berulang-ulang kali, pengembangannya dan mengusahakan meditasi adalah yang dimaksud dengan mengembangkan meditasi (samadhibhavana)."

(Proses)

13. "Bhante, ada beberapa banyak proses (sankhara) yang ada?"
      "Saudara Visakha, ada tiga buah proses: proses jasmani/badan (kayasankhara), proses bicara/verbal (vacisankhara) dan proses berpikir."

14. "Bhante, tetapi apa yang dimaksud dengan proses jasmani, proses bicara serta proses berpikir?"
      "Saudara Visakha, menarik nafas dan mengeluarkan nafas adalah proses jasmani, usaha untuk mencari ide (vitakha) dan ide telah ada (vicara) adalah proses berbicara, sedangkan pencerapan (sanna) dan perasaan (vedana) adalah proses berpikir."

15. "Bhante, tetapi mengapa menarik dan mengeluarkan nafas merupakan proses jasmani, mengapa usaha menangkap obyek dan obyek telah tertangkap merupakan proses berbicara, mengapa pencerapan dan perasaan merupakan proses berpikir?"
      "Saudara Visakha, menarik dan mengeluarkan nafas itu menjadi bagian dari jasmani; ini adalah hal-hal yang terikat dengan jasmani, itulah sebabnya maka tarik dan keluar nafas merupakan proses jasmani. Setelah terlebih dahulu 'ide dicari' dan 'ide ada' merupakan proses berbicara. Pencerapan dan perasaan terikat pada pikiran, ini adalah hal-hal yang terikat dengan pikiran, itulah sebabnya mengapa pencerapan dan perasaan itu merupakan proses berpikir."

(Pencapaian pelenyapan)

16. "Bhante, bagaimana lenyapnya pencerapan dan perasaan (sannavedaniyatanirodha) dapat terjadi?"
      "Saudara Visakha, apabila seorang bhikkhu sedang mencapai pelenyapan pencerapan dan perasaan, tidak muncul pikiran 'saya akan mencapai pelenyapan pencerapan dan perasaan' atau 'saya sedang mencapai pelenyapan pencerapan dan perasaan'; 'saya telah mencapai pelenyapan pencerapan dan perasaan'; tetapi agaknya pikirannya sudah lebih dahulu dikembangkan begitu bijaksananya sehingga batinnya mengarah ke keadaan itu."

17. "Bhante, ketika seorang bhikkhu sedang mencapai pelenyapan pencerapan dan perasaan, dhamma-dhamma manakah yang terjadi terlebih dahulu padanya: proses jasmani, proses berbicara atau proses berpikir?"
      "Saudara Visakha, ketika seorang bhikkhu sedang dalam pencapaian pelenyapan pencerapan dan perasaan, yang pertama-tama lenyap adalah proses berbicara, lalu proses jasmani, akhirnya proses berpikir."

18. "Bhante, bagaimana caranya bangun dari pelenyapan pencerapan, dan perasaan, terjadi?"
      "Saudara Visakha, ketika seorang sedang bangun dari pencapaian pelenyapan pencerapan dan perasaan, tidak akan pikiran: 'Saya akan bangun dari pencapaian pelenyapan pencerapan dan perasaan' atau 'Saya bangun dari pencapaian pelenyapan pencerapan dan perasaan' atau 'Saya telah bangun dari pencapaian pelenyapan pencerapan dan perasaan'; tetapi agaknya pikirannya telah terlebih dahulu dikembangkan begitu bijaksananya sehingga mengarah ke keadaan itu."

19. "Bhante, ketika seorang bhikkhu sedang bangun dari pencapaian pelenyapan pencerapan dan perasaan, hal-hal mana yang timbul pertama kali padanya: proses jasmani, proses berbicara atau proses berpikir?"
      "Saudara Visakha, ketika seorang bhikkhu sedang bangun dari pencapaian pelenyapan pencerapan dan perasaan, pertama-tama yang timbul adalah proses berpikir, lalu proses jasmani, kemudian proses berbicara."

20. "Bhante, ketika seorang bhikkhu telah bangun dari pencapaian pelenyapan pencerapan dan perasaan, ada berapa banyak jenis kontak yang menyentuhnya?"
      "Saudara Visakha, ketika seorang bhikkhu telah bangun dari pencapaian pelenyapan pencerapan dan perasaan, ada tiga jenis kontak yang menyentuh padanya: kontak kosong (sunnato phassa), kontak tanpa tanda (animitta phassa) dan kontak tanpa keinginan (appanihita phassa)."

21. "Bhante, ketika seorang bhikkhu telah bangun dari pencapaian pelenyapan pencerapan dan perasaan, kepada apakah pikirannya cenderung bersandar dan tertuju?"
      "Saudara Visakha, ketika seorang bhikkhu telah bangun dari pencapaian pelenyapan pencerapan dan perasaan, pikirannya itu cenderung bersandar dan tertuju pada pengasingan."

(Perasaan)

22. "Bhante, ada berapa banyak perasaan?"
      "Saudara Visakha, ada tiga macam perasaan: perasaan menyenangkan, perasaan menyakitkan dan perasaan tidak menyakitkan maupun tidak menyenangkan.

23. "Bhante, tetapi apa yang dinamakan perasaan menyenangkan, perasaan menyakitkan dan bukan perasaan menyenangkan maupun bukan menyakitkan?"
      "Saudara Visakha, apa pun yang dirasakan badan maupun mental sebagai menyenangkan dan memuaskan adalah perasaan menyenangkan. Apa pun dirasakan oleh badani dan mental sangat menyakitkan dan melukai adalah perasaan menyakitkan. Apa pun yang dirasakan badan dan mental sebagai yang tidak memuaskan juga tidak atau melukai adalah perasaan bukan menyenangkan maupun bukan menyakitkan."

24. "Bhante, apakah perasaan menyenangkan dari kebajikan menyenangkan dan dari kebajikan menyakitkan? Apakah perasaan menyakitkan dari kebajikan menyakitkan dan dari kebajikan menyenangkan? Apakah perasaan bukan menyenangkan maupun menyakitkan dari kebajikan menyenangkan dan dari kebajikan menyakitkan?"
      "Saudara Visakha, perasaan menyenangkan adalah kebajikan menyenangkan karena keberadaannya dan kebajikan menyakitkan dari perubahan. Perasaan menyakitkan adalah menyakitkan dalam kebajikan karena keberadaannya dan kebajikan menyenangkan dari perubahan. Perasaan bukan menyenangkan maupun bukan menyakitkan adalah menyenangkan dalam kebajikan pengetahuan dan menyakitkan dalam kebajikan ingin pengetahuan."

(Kecenderungan Laten)

25. "Bhante, kecenderungan laten (anusaya) apakah yang ada pada perasaan menyenangkan? Kecenderungan laten apakah yang ada pada perasaan menyakitkan? Kecenderungan laten apakah yang ada pada perasaan bukan menyakitkan maupun bukan menyenangkan?"
      "Saudara Visakha, kecenderungan laten yang ada pada perasaan menyenangkan adalah keserakahan (lobha). Kecenderungan laten yang ada pada perasaan menyakitkan adalah ketidaksenangan (dosa). Kecenderungan laten yang ada pada perasaan bukan menyenangkan maupun bukan menyakitkan adalah kebodohan (moha)."

26. "Bhante, apakah kecenderungan laten keserakahan mendasari dalam semua perasaan menyenangkan? Apakah kecenderungan laten ketidaksenangan mendasari dalam semua perasaan menyakitkan? Apakah kecenderungan laten kebodohan mendasari dalam semua perasaan bukan menyenangkan maupun bukan menyakitkan?"
      "Saudara Visakha, kecenderungan laten keserakahan tidak mendasari dalam semua perasaan menyenangkan. Kecenderungan laten ketidaksenangan tidak mendasari semua perasaan menyakitkan. Kecenderungan laten kebodohan tidak mendasari dalam semua perasaan bukan menyenangkan maupun bukan menyakitkan."

27. "Bhante, apakah yang dapat ditinggalkan sehubungan dengan perasaan menyenangkan ? Apa yang dapat ditinggalkan sehubungan dengan perasaan menyakitkan dan apa yang dapat ditinggalkan sehubungan dengan perasaan yang bukan menyakitkan maupun bukan menyenangkan?"
      "Saudara Visakha, kecenderungan laten keserakahan dapat ditinggalkan sehubungan dengan perasaan menyenangkan. Kecenderungan laten ketidaksenangan dapat ditinggalkan sehubungan dengan perasaan menyenangkan. Kecenderungan laten kebodohan dapat ditinggalkan sehubungan dengan perasaan bukan menyakitkan maupun bukan menyenangkan."

28. "Bhante, apakah kecenderungan laten keserakahan dapat ditinggalkan sehubungan dengan semua perasaan menyenangkan ? Apakah kecenderungan laten ketidaksenangan dapat ditinggalkan sehubungan dengan semua perasaan menyakitkan? Apakah kecenderungan laten kebodohan dapat ditinggalkan sehubungan dengan semua perasaan bukan menyakitkan maupun bukan menyenangkan?"
      "Saudara Visakha, bukan berhubungan dengan semua perasaan menyenangkan, maka kecenderungan laten keserakahan dapat ditinggalkan, bukan berhubungan dengan semua perasaan menyakitkan maka kecenderungan laten ketidaksenangan dapat ditinggalkan, bukan berhubungan dengan semua perasaan bukan menyakitkan maupun bukan menyenangkan maka kecenderungan laten kebodohan dapat ditinggalkan. Seorang bhikkhu, jauh dari nafsu indera, jauh dari akusala dhamma, ia mencapai dan berada dalam Jhana I yang disertai vitakha usaha pikiran untuk menangkap obyek, vicara (obyek telah tertangkap oleh pikiran), kegiuran (piti) dan kebahagiaan (sukha) yang muncul karena ketenangan: dengan ini ia meninggalkan keserakahan dan kecenderungan laten keserakahan tidak ada. Seorang bhikkhu berpikir: 'Kapan saya akan masuk dan berada dalam keadaan yang telah dicapai dan ditinggali oleh para ariya ?' Maka dengan cara ini ia mengembangkan cinta-kasih untuk pembebasan tertinggi (anuttara vimokha), kesedihan muncul dengan cinta-kasih sebagai kondisinya: dengan itu ia meninggalkan ketidaksenangan dan kecenderungan laten ketidaksenangan tidak ada.
      Dengan meninggalkan kesenangan dan kesedihan dengan lebih dahulu melenyapkan kesenangan dan duka cita mental, seorang bhikkhu mencapai dan berada dalam Jhana IV dengan 'bukan kesakitan maupun bukan menyenangkan', perhatian yang murni karena keseimbangan batin: dengan itu ia meninggalkan kebodohan, dan kecenderungan laten kebodohan tidak ada."

29. "Bhante apa lawan dari perasaan menyenangkan?"
      "Saudara Visakha, perasaan menyakitkan adalah lawan dari perasaan menyenangkan."
      "Bhante, apa lawan dari perasaan menyakitkan."
      "Saudara Visakha, perasaan menyenangkan adalah lawan dari perasaan menyakitkan."
      "Bhante, apa lawan dari perasaan bukan menyenangkan maupun bukan menyakitkan?"
      "Saudara Visakha, kebodohan adalah lawan dari perasaan bukan menyenangkan maupun bukan perasaan menyedihkan."
      "Bhante, apa lawan dari kebodohan?"
      "Saudara Visakha, pengetahuan benar adalah lawan dari kebodohan."
      "Bhante, apa lawan dari pengetahuan sejati?"
      "Saudara Visakha, pembebasan adalah lawan dari pengetahuan sejati."
      "Bhante, apa lawan dari pembebasan?"
      "Saudara Visakha, Nibbana adalah lawan dari pembebasan."
      "Bhante, apa lawan dari Nibbana?"
      "Saudara Visakha, anda telah bertanya terlalu jauh. Anda tak dapat menemukan kesimpulan rantai pertanyaan; karena kehidupan suci (brahmacari) yang menembus Nibbana, menuju Nibbana. Jika anda mau, anda dapat menemui Sang Bhagava dan tanyakan kepada Beliau arti dari hal ini. Ketika beliau menjawab, anda harus mengingatnya."

(Kesimpulan)

30. Upasika Visakha sangat gembira karena kata-kata Bhikkhu Dhammadinna, setelah mengiakan, ia pergi menemui Sang Bhagava. Setelah memberi hormat kepada Beliau, ia duduk di tempat yang tersedia. Setelah duduk, ia menceritakan kembali semua pembicaraannya dengan Bhikkhuni Dhammadinna. Ketika ceritanya itu selesai, Sang Bhagava berkata:

31. "Visakha, Bhikkhuni Dhammadinna itu adalah bijaksana, bhikkhuni Dhammadinna mempunyai pengertian luas. Jika kamu menanyakan pertanyaan itu kepada-Ku, saya akan memberikan jawaban yang sama. Karena Bhikkhuni Dhammadinna menjawab pertanyaanmu, mengenai artinya, maka kamu harus mengingatnya."
      Itulah yang dikatakan oleh Sang Buddha. Upasika Visakha puas dan gembira karena kata-kata Sang Bhagava.


210
Kafe Jongkok / AYO DC kamu pasti bisa ;D
« on: 05 August 2009, 11:17:30 AM »
Kemarin baru memecahkan rekor bulan November ;D
before :


after :

Pages: 1 ... 7 8 9 10 11 12 13 [14] 15 16 17 18 19 20 21 ... 27
anything