Dari Ajanta ia berjalan ke Valabhi sekitar tahun 641 melalui Bharoch, Malava, dan Kachha. Valabhi merupakan ibukota kerajaan Maitraka di Gujarat dan sebuah pusat belajar dan perdagangan. Menurut Xuan Zang:
"Di sini terdapat sekitar seratus keluarga yang memiliki kekayaan seratus lakh (juta). Barang-barang yang langka dan berharga dari daerah-daerah yang jauh disimpan di sini dalam jumlah besar."
Ia mengunjungi sebuah vihara besar di mana dua orang guru Mahayana terkemuka, Sthiramati dan Gunamati pernah tinggal dan menulis kitab ulasan mereka. Berjalan ke arah barat, ia melewati Surashtra dan Gurjjara sebelum tiba di Ujjain (Ujjeni), ibukota Avanti. Di sini terdapat banyak vihara, tetapi kebanyakan hancur dan hanya terdapat 300 bhikshu tersisa. Berjalan ke barat, ia melintasi Sindhus di mana ia menyaksikan beberapa ratus vihara yang didiami oleh beberapa puluh ribu bhikshu aliran Sammatiya. Kemudian berjalan ke utara dan menyeberangi sungai Indus, ia tiba di Multan. Di sini umat Buddha dan para bhikshu sedikit. Terdapat 10 vihara, semuanya dalam reruntuhan. Pada titik ini Xuan Zang memutuskan untuk kembali ke Nalanda karena ia telah mengunjungi kebanyakan tempat suci Buddhis di India.
Kembali ke Nalanda, Xuan Zang menghabiskan waktunya mempelajari ajaran Mahayana dan ikut serta dalam debat filosofi. Setelah memperoleh pengetahuan agama Buddha yang cukup, ia berpikir untuk kembali ke tanah kelahirannya dan menyebarkan ajaran baru tersebut. Raja Assam, Kumara-raja, mendengar tentang kemampuan guru Cina tersebut dan mengundang Xuan Zang ke ibukotanya Kamarupa pada tahun 634. Saat Xuan Zang berada di Kamarupa, sang raja mendapat perintah dari raja atasannya, Raja Harsha Vardhana, untuk membawa sang bhikshu untuk menemuinya di Kajinghara, sebuah negeri kecil di tepi sungai Gangga. Saat pertemuan tersebut, keduanya menjalin hubungan yang dekat.
mau tanya donk...
artikel ini kumpulan kutipan dari sumber2 tersebut yah?
soalny banyak bgt istilah dan informasi baru yg kurang mengerti..
1. pada masa abad 5 dikatakan ada banyak sekali aliran, dan mahayana sudah berdiri sendiri. seperti apakah aliran mahayana pada zaman tersebut?
Pataliputta (Patna), ibukota kerajaan Magadha selama masa Raja Asoka sedang dalam kemunduran. Di sana terdapat 50 vihara dengan sekitar 10.000 bhikshu, kebanyakan beraliran Mahayana. Di kota tua tersebut Xuan Zang melihat ratusan vihara, stupa dan kuil dewa tinggal reruntuhan. Xuan Zang juga mengunjungi vihara Kukkutarama yang dibangun oleh Raja Asoka, namun bangunannya telah runtuh dan hanya tinggal fondasi dinding yang tersisa. Berjalan ke selatan, ia melewati vihara Tiladaka di mana para sarjana dan cendikiawan datang untuk belajar agama Buddha. Di dalam salah satu bangunannya ia melihat patung Tara dan Avalokitesvara didirikan di samping patung Sang Buddha, yang menandakan pengaruh Tantra dalam agama Buddha.
2. rasanya ada yg kurang kronologis dari timeline-nya, terutama pada bagianQuoteDari Ajanta ia berjalan ke Valabhi sekitar tahun 641 melalui Bharoch, Malava, dan Kachha. Valabhi merupakan ibukota kerajaan Maitraka di Gujarat dan sebuah pusat belajar dan perdagangan. Menurut Xuan Zang:
"Di sini terdapat sekitar seratus keluarga yang memiliki kekayaan seratus lakh (juta). Barang-barang yang langka dan berharga dari daerah-daerah yang jauh disimpan di sini dalam jumlah besar."
Ia mengunjungi sebuah vihara besar di mana dua orang guru Mahayana terkemuka, Sthiramati dan Gunamati pernah tinggal dan menulis kitab ulasan mereka. Berjalan ke arah barat, ia melewati Surashtra dan Gurjjara sebelum tiba di Ujjain (Ujjeni), ibukota Avanti. Di sini terdapat banyak vihara, tetapi kebanyakan hancur dan hanya terdapat 300 bhikshu tersisa. Berjalan ke barat, ia melintasi Sindhus di mana ia menyaksikan beberapa ratus vihara yang didiami oleh beberapa puluh ribu bhikshu aliran Sammatiya. Kemudian berjalan ke utara dan menyeberangi sungai Indus, ia tiba di Multan. Di sini umat Buddha dan para bhikshu sedikit. Terdapat 10 vihara, semuanya dalam reruntuhan. Pada titik ini Xuan Zang memutuskan untuk kembali ke Nalanda karena ia telah mengunjungi kebanyakan tempat suci Buddhis di India.
Kembali ke Nalanda, Xuan Zang menghabiskan waktunya mempelajari ajaran Mahayana dan ikut serta dalam debat filosofi. Setelah memperoleh pengetahuan agama Buddha yang cukup, ia berpikir untuk kembali ke tanah kelahirannya dan menyebarkan ajaran baru tersebut. Raja Assam, Kumara-raja, mendengar tentang kemampuan guru Cina tersebut dan mengundang Xuan Zang ke ibukotanya Kamarupa pada tahun 634. Saat Xuan Zang berada di Kamarupa, sang raja mendapat perintah dari raja atasannya, Raja Harsha Vardhana, untuk membawa sang bhikshu untuk menemuinya di Kajinghara, sebuah negeri kecil di tepi sungai Gangga. Saat pertemuan tersebut, keduanya menjalin hubungan yang dekat.
mohon penjelasannya...thx
Maksudnya, pada saat tersebut, dikatakan ada aliran mahayana, theravada, yogacara, mulastarvida dan lain-lain, yang kita tahu saat ini, hanya ada mahayana,theravada dan tantra(termasuk mahayana).Nah, apakah pada saat itu, semua aliran tersebut berdiri sendiri?
Saya pernah menonton acara discovery channel yang melalukan penelitian dan tilas mengenai perjalanan bhiksu Xuan Zhuang. Dikatakan bahwa,perjalanan melintasi jalur sutra pada saat itu dengan sendiri memang sangat sulit dan hampir mustahil untuk dilakukan.
NB :Fitur modify hanya bisa dilakukan oleh member biasa kurang lebih 30 menit setelah dilakukan post...Jadi saya yg modify yah.. ;)
Saya sticky yah...Artikel mangstab neh :jempol:
Maksudnya, pada saat tersebut, dikatakan ada aliran mahayana, theravada, yogacara, mulastarvida dan lain-lain, yang kita tahu saat ini, hanya ada mahayana,theravada dan tantra(termasuk mahayana).Nah, apakah pada saat itu, semua aliran tersebut berdiri sendiri?
2 abad setelah sang Buddha parinibbana Mahayana berdiri dg nama Maha Sanghika dimana aliran Buddhist setelah itu ada 18 sekte (aliran/school). Dulu pernah dibahas di DC tapi sory ya sy blm bs menemukan link nya karena thread lama.
Mahayana muncul kurang lebih 500 tahun stlh Parinibbana Sang Buddha, mulanya tidak sebagai aliran, melainkan praktek dan ajaran yang bertujuan pada cita-cita Kebuddhaan (Bodhisattva) dan tidak sama dengan Mahasanghika, salah satu 18 aliran awal yang masih bertujuan pada Kearahatan (oleh sebab itu dipandang sbg Hinayana juga oleh Mahayana) walaupun beberapa konsep ajaran Mahasanghika diambil oleh Mahayana.Ada referensinya bro ?
Ada referensinya bro ?
Menurut sejarah 200 thn setelah parinibbana ada Persamuan Agung ke2, nah disinilah Maha Sanghika mengelar sendiri persamuan agung mereka dengan peserta 10.000 orang tidak hanya kaum Arahat saja, tetapi semuanya, termasuk umat perumah tangga, dan disinilah faham Mahayana diajarkan. Dimana Persamuan Agung yang ke2 yang asli dihadiri oleh 700 kaum Arahat, tidak ada yang tidak arahat.
Pernah baca beberapa sumber bahwa kemunculan Mahayana ditandai dengan munculnya sutra-sutra Mahayana pada abad 1 M. Salah satunya di Wiki: http://en.wikipedia.org/wiki/Mahayana (http://en.wikipedia.org/wiki/Mahayana)Makasih bro Ariyakumara,
Benar, tetapi itu menurut catatan Dipavamsa/Mahavamsa yang ditulis Theravadin bahwa Mahasanghika = Mahayana, padahal tidak. Selengkapnya bisa dibaca di Sects and Sectarianism (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23774.0.html) oleh Bhikkhu Sujato
Makasih bro Ariyakumara,
yang wiki menyebutkan bermula Mahasanghika (berarti dimulai sejak Buddhist council ke II / 200 thn stlh parinibbana sang Buddha), sedang yang Bhikkhu Sujato uraiannya panjang banget, tolong donk kalimatnya yang mana yang menyebutkan 500 thn stlh parinibbana. thanks. ;D
There is also no evidence that Mahāyāna ever referred to a separate formal school or sect of Buddhism, but rather that it existed as a certain set of ideals, and later doctrines, for bodhisattvas.[13] Paul Williams has also noted that the Mahāyāna never had nor ever attempted to have a separate Vinaya or ordination lineage from the early schools of Buddhism, and therefore each bhikṣu or bhikṣuṇī adhering to the Mahāyāna formally belonged to an early school. Membership in these nikāyas, or monastic sects, continues today with the Dharmaguptaka nikāya in East Asia, and the Mūlasarvāstivāda nikāya in Tibetan Buddhism. Therefore Mahāyāna was never a separate rival sect of the early schools.[14] Paul Harrison clarifies that while Mahāyānists belonged to a nikāya, not all members of a nikāya were Mahāyānists.
Sayangnya bagi posisi konservatif, hampir tidak ada dari klaim-klaim ini adalah benar. Mahāyāna tidak diturunkan dalam cara yang langsung atau sederhana mana pun dari Mahāsaṅghika, tetapi alih-alih muncul sebagai suatu pergerakan yang berbasis-luas yang diambil dari ajaran-ajaran banyak aliran awal, termasuk tetapi tidak terbatas pada Mahāsaṅghika. Klaim Dīpavaṁsa bahwa Mahāsaṅghika adalah Vajjiputtaka dari Konsili Kedua tidak dapat dipertahankan: ini tidak didukung di mana pun juga, dan secara krusial ini bertentangan dengan teks-teks Mahāsaṅghika sendiri. Lebih jauh lagi, tidak ada bukti bahwa kelalaian dalam Vinaya adalah suatu ciri khas Mahāyāna India; banyak teks-teks Mahāyāna sangat menekankan Vinaya, dan laporan-laporan dari para peziarah Cina menunjukkan bagaimana berbagai aliran semuanya mempertahankan standar Vinaya yang bersesuaian.
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23774.30.html
Some scholars[who?] have traditionally considered the earliest Mahāyāna sūtras to include the very first versions of the Prajñāpāramitā series, along with texts concerning Akṣobhya Buddha, which were probably written down in the 1st century BCE in the south of India.
Yang mana? Justru yang saya dapatkan:QuoteThere is also no evidence that Mahāyāna ever referred to a separate formal school or sect of Buddhism, but rather that it existed as a certain set of ideals, and later doctrines, for bodhisattvas.[13] Paul Williams has also noted that the Mahāyāna never had nor ever attempted to have a separate Vinaya or ordination lineage from the early schools of Buddhism, and therefore each bhikṣu or bhikṣuṇī adhering to the Mahāyāna formally belonged to an early school. Membership in these nikāyas, or monastic sects, continues today with the Dharmaguptaka nikāya in East Asia, and the Mūlasarvāstivāda nikāya in Tibetan Buddhism. Therefore Mahāyāna was never a separate rival sect of the early schools.[14] Paul Harrison clarifies that while Mahāyānists belonged to a nikāya, not all members of a nikāya were Mahāyānists.
Dari Bhikkhu Sujato:QuoteSayangnya bagi posisi konservatif, hampir tidak ada dari klaim-klaim ini adalah benar. Mahāyāna tidak diturunkan dalam cara yang langsung atau sederhana mana pun dari Mahāsaṅghika, tetapi alih-alih muncul sebagai suatu pergerakan yang berbasis-luas yang diambil dari ajaran-ajaran banyak aliran awal, termasuk tetapi tidak terbatas pada Mahāsaṅghika. Klaim Dīpavaṁsa bahwa Mahāsaṅghika adalah Vajjiputtaka dari Konsili Kedua tidak dapat dipertahankan: ini tidak didukung di mana pun juga, dan secara krusial ini bertentangan dengan teks-teks Mahāsaṅghika sendiri. Lebih jauh lagi, tidak ada bukti bahwa kelalaian dalam Vinaya adalah suatu ciri khas Mahāyāna India; banyak teks-teks Mahāyāna sangat menekankan Vinaya, dan laporan-laporan dari para peziarah Cina menunjukkan bagaimana berbagai aliran semuanya mempertahankan standar Vinaya yang bersesuaian.
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23774.30.html
Yang 500 tahun saya simpulkan dari catatan sejarah tentang kemunculan sutra Mahayana. Menurut Wiki:
Secara samar2 juga disebutkan di http://www.w****a.com/forum/topik-umum/4867-agama-buddha-dan-posisi-wanita.html, tetapi sumber persisnya saya belum ketemu ;D
Thanks bro Ariyakumara, ini sangat membantu saya, karena selama ini pemahaman sy Mahayana telah dimulai sejak Buddhist Council II, apalagi rehearsal Tipitaka secara komplit tidak dilakukan oleh kaum Arahat (mana mgk kaum perumah tangga rehearsal Tipitaka secara komplit ?), jadi saya tetap memegang keterangan yang saya pernah dapatkan di bangku kuliah, apalagi waktu itu disebutkan bahwa dlm Buddhist Council II telah mulai dicanangkan nya Bodhisattahood, Buddhahood, yangmana sang Buddha tidak mengajarkan hal tsb, sehingga penyimpangan awal ini memang udah dimulai sejak Konsili ke II, sejak dicanangkan nya ajaran Bodhisattahood (dimana kita semua tahu Bodhisatta bukan orang yang mencapai KESUCIAN, hanya ARAHAT saja yang telah mencapai tingkat tertinggi bukan Bodhisatta)
Kalo ada waktu baca buku Sects and Sectarianism itu dulu, sis, karena banyak memberikan pandangan baru tentang sejarah kemunculan aliran-aliran Buddhisme awal.... :)Sory terlewat, baru baca hari ini, wah panjang banget bro yg "Asal Mula Aliran Mahasangika Menurut Teks Sarvastivada" pelan2 deh sy bacanya ya.... ;D #pannenek2bisanyapelan2#
Kalo kita baca kisah di Culavagga tentang konsili II, di sana jelas bahwa Konsili II itu dilaksanakan karena sekelompok bhikkhu Vajji yang menerapkan 10 poin yang dianggap melanggar Vinaya oleh para bhikkhu senior. Tetapi menurut para bhikkhu Vajji, mereka hanya mengubah beberapa aturan minor yg tidak penting spt yg diamanatkan Sang Buddha sesaat sebelum wafat. Maka diadakanlah Konsili II untuk memutuskan hal ini dan para bhikkhu Vajji dinyatakan melanggar oleh para bhikkhu senior yang hadir. Belum ada perpecahan aliran di sini, hanya perbedaan penerapan Vinaya.
Nah, komentar Vinaya (Samantapasadika) menyebutkan setelah Konsili II para bhikkhu Vajji bereformasi membentuk Mahasanghika. Tetapi ini versi Theravadin, sedangkan versi Sarvastivada kisah asal mula Mahasanghika agak berbeda. Pernah saya bahas di Asal Mula Aliran Mahasangika Menurut Teks Sarvastivada (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,22015.0.html). Tak hanya itu, Bhikkhu Sujato juga meneliti dari teks Mahasanghika itu sendiri. Jadi kita tidak hanya mengambil satu versi kisah saja, tetapi membandingkan semua kisah untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya.... ;D
Kalo kerajaan kapilavastu runtuh tahun berapa ya?