//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Huiono

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 33
1
Tolong bantu share lowongan kerja ya. Thanks.

Perusahaan Kontraktor Berlokasi di Cibubur, Jakarta Timur Mencari:

1. Drafter: menguasai autocad 2007/2010, berpengalaman

2. Arsitek: S1, pengalaman 2-3 tahun, bisa bekerja dalam team, menguasai Autocad 2010

3. Desainer Interior: S1, pengalaman 2-3 tahun, bisa bekerja dalam team, menguasai Autocad 2010

4. Project Manager: Pengalaman 2-3 tahun di lapangan, min. STM.

Bagi yang berminat silakan kirim CV anda ke: liliane.jess [at] gmail.com

2
Diskusi Umum / Re: sila ke 3
« on: 17 July 2011, 01:02:25 PM »
benar itu yg saya maksudkan, sengaja saya bawa OOT sedikit untuk memberikan analogi lain yg nantinya akan saya kembalikan ke topik semula.

jika pembunuh itu melakukan pelanggaran karena tertidur setelah membunuh, bagaimana dengan pelacur yg berisitirahat setelah praktek? apakah pelacur itu melakukan pelanggaran atau tidak?
Pelanggaran atau tidak, kondisi pendukungnya sudah di jelaskan Tuwino. Apabila si pelacur tahu: pelanggan berada di bawah perlindungan orang tua atau sudah menikah/ bertunangan. Maka pelacur itu telah melakukan pelanggaran. Tetapi jika kondisi pendukung itu tidak ada. Maka pelacur itu tidak melakukan pelanggaran. Begitu juga jika pelacur itu dibohongi oleh pelanggan bahwa pelanggan sudah mandiri, masih lajang, padahal kenyataannya tidak, maka pelacur itu tidak melakukan pelanggaran.

Benar kata Ryu. Diskusi ini hanya putar-putar di tempat. Jika anda hanya main-main, sebaiknya tidak usah dilanjutkan. Tetapi jika tujuan anda untuk mencari perspekstif lain, diskusi ini ada baiknya. Meski tidak sepenuhnya berguna.

3
Diskusi Umum / Re: sila ke 3
« on: 17 July 2011, 12:41:49 PM »
btw bukannya topik ini sudah pernah di bahas?
Rasanya memang pernah.

4
Diskusi Umum / Re: sila ke 3
« on: 17 July 2011, 12:34:09 PM »
bagaimana menurut anda jika kasusnya sebaga berikut: seorang pembunuh melakukan pembunuhan, setelah membunuh orang itu tertidur, apakah menurut anda pembunuh itu melakukan pelanggaran atau tidak?

Mungkin maksudnya: seorang pembunuh melakukan pembunuhan. Setelah membunuh, orang itu tertidur. Apakah menurut anda pembunuh itu melakukan pelanggaran atau tidak?

Apakab benar maksudnya seperti itu?
Jika iya, tentu saja (setelah) membunuh adalah pelanggaran sila ke-1. Dia tertidur setelah perbuatan membunuh. Bukan sebelum membunuh.

Btw, pembahasan jadi keluar dari topik pelacur, pelacuran dan sila-3.

5
Diskusi Umum / Re: sila ke 3
« on: 17 July 2011, 12:03:18 PM »
pelacur yg tidak melakukan aktivitas pelacuran apakah dapat disebut sbg pelacur?

kalau bisakah anda menjelaskan kalimat anda "Apakah Buddha pernah menyarankan profesi apa pun selain samana?"

karena sebelumnya anda hanya menjelaskan
"Buddha hanya menyarankan seseorang menjadi samana," yg mana kalimat ini adalah  bagian dari kalimat majemuk sebelumnya yg sedang membicarakan profesi, jadi masuk akal jika saya mengasumsikan bahwa anda menyiratkan samana sebagai profesi.

tambahan lagi, mungkin saya ingin memiinta referensi tentang pernyataan bahwa Buddha hanya menyarankan seseorang menjadi samana.

NB: saya mulai suka berdiskusi dengan anda

Pelacur yang yang sedang tidak melakukan ativitas pelacuran, profesinya tetap pelacur. Sebab, menurut saya, tidak setiap hari pelacur melacurkan diri. Barangkali mereka ada istrahat juga. Dan banyak alasan. Setelah itu mereka kembali melacurkan diri lagi. Sama seperti profesi A, B atau x. Ada waktunya orang rehat. Pada waktu rehat kan aktivitas tidak terjadi. Itulah yang membuat pelanggaran tidak terjadi karena tidak ada aktivitas.

Ya, betul. Itu kalimat majemuk dan bernada ambigu. Dan kemampuan orang memahami suatu teks berbeda-beda. Pembaca bisa saja keliru menangkap maksud penulis. Dan penulis juga tidak selalu benar. Tapi, jika hanya satu pembaca saja yang berpendapat, maka tidak bisa dikatakan penulis membuat kesalahan dalam menulis. Apabila dari 10 pembaca semua pembaca mengatakan kalimat itu memiliki makna seperti pembaca 1, maka sudah pasti penulis yang salah. Tetapi jika ada 2 atau 3 pembaca yang mengerti maksud penulis, maka besar kemungkinan pembaca lainnya yang salah menangkap makna.

Terus terang saya bukan seorang penghapal referensi yang baik. Sesuatu yang menurut saya baik dan bermanfaat, hanya saya ingat intinya. Yang saya ingat kira-kira begini, "... jalanilah/ tempuhlah kehidupan tanpa rumah. Berlatihlah dengan tekun...."
Saya harap tidak ada yang bertanya apa maksudnya kehidupan tanpa rumah.

Profesi/ pekerjaan dalam hal ini adalah kegiatan/ usaha dalam memenuhi kebutuhan hidup, mengumpulkan kekayaan dsb.
Istilah lainnya mata pencaharian. Samana tidak memiliki mata pencaharian (tidak bekerja/berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup, mengumpulkan kekayaan dsb). Itulah sebabnya, menurut saya samana bukan profesi. Tapi jika ada yang berpendapat berbeda, tidak masalah juga.

6
Diskusi Umum / Re: sila ke 3
« on: 17 July 2011, 10:32:39 AM »
ok biar lebih jelas lagi, menurut anda profesi pelacur juga bukan pelanggaran, hanya memiliki potensi pelanggaran sama halnya dengan profesi lainnya, begitukah?

ini membantah pernyataan anda sendiri bahwa "Sang Buddha menyarankan profesi Samana". saya setuju di sini
Profesi pelacur bukan pelanggaran. Pelacuran berbeda dengan pelacur. Pelacur sebagai profesi, pelacuran sebagai aktivitas. Pelacur tidak melakukan pelanggaran selama tidak ada aktivitas pelacuran yang mendukung pelanggaran sila. Profesi lain juga tidak melakukan pelanggaran selama aktivitas itu tidak terjadi. Profesi hanya sebuah label. Aktivitas adalah perbuatan/ tindakan.
Potensi juga berbeda lagi. Ada profesi dengan potensi pelanggaran tidak ada hingga selalu ada.

Karena saya tidak menyatakan samana sebagai profesi, bagaimana bisa anda berkesimpulan saya membantah pernyataan sendiri? Kata profesi itu tambahan anda sendiri. Bukan saya. Tidak pernah terlintas dalam kepala saya untuk menganggap samana sebagai profesi.
Dan anda setuju atau tidak, tidak penting juga buat saya. Karena mereka yang tidak setuju juga tidak ada masalah bagi saya.

7
Diskusi Umum / Re: sila ke 3
« on: 17 July 2011, 09:52:43 AM »
ya anda memang tidak menyatakan, itulah sebabnya saya menanyakan, sekedar untuk mengetahui pendapat anda.

bukan mengenai selain atau kecuali, ini memang agak OOT dan anda boleh tidak menjawabnya. yg saya tanyakan adalah apakah menurut anda "samana" adalah sejenis profesi? karena saat ini memang banyak orang yg mencari nafkah dengan menjadi bhikkhu.
Ok. Biar lebih jelas, profesi A,B,C atau X,Y,Z memiliki potensi pelanggaran yang berbeda.

Jika menurut saya, maka samana bukan profesi.

8
Diskusi Umum / Re: sila ke 3
« on: 17 July 2011, 09:38:24 AM »
kalau begitu apakah anda setuju bahwa bisnis berpotensi pelanggaran sila dalam profesi pelacuran sama dengan potensi pelanggaran sila pada profesi misalnya pedagang beras?

pertanyaan "apakah samana adalah suatu profesi?" saya ajukan sehubungan dengan pernyataan anda "Apakah Buddha pernah menyarankan profesi apa pun selain samana?" yg bermakna bahwa "Sang Buddha pernah menyarankan profesi sebagai samana."

Saya tidak sekali pun menyatakan profesi A, B, C memiliki potensi yang sama. Ketika kondisi-kondisi yang mendukung pelanggaran hadir, barulah pelanggaran terjadi. Beberapa profesi, kondisinya yang mendukung pelanggaran selalu hadir. Tapi tidak perlu disebutkan, karena topik kita adalah sila ke-3 dan pelacuran.

Jika anda menangkap pertanyaan ambigu; "Apakah Buddha pernah menyarankan profesi apa pun selain samana?"
sebagai pernyataan bahwa samana adalah profesi, itu juga tidak masalah. Kan itu sudah dijelaskan sebelumnya. Bahwa tidak penting anda melihatnya sebagai profesi atau tidak.
Begini, kata 'selain' itu tidak sama dengan 'kecuali'. Meskipun penggunaannya terlihat sama. 'selain' itu berarti lain dari/ berbeda dari. Dengan kata lain, "Apakah Buddha pernah menyarankan profesi apa pun selain samana?" bisa berarti, "Buddha hanya menyarankan seseorang menjadi samana."
Kebebasan berpikir, menafsir dan menanggapi adalah sepenuhnya terserah pada anda. Atau kepada siapa saja.

9
Diskusi Umum / Re: sila ke 3
« on: 17 July 2011, 09:10:08 AM »
Quote from: Huiono
Perbuatan/ pekerjaan apa pun, dengan cara memuaskan nafsu, akan mendukung kelahiran di alam rendah. Termasuk maturbasi/ onani. Dalam kasus ini pikiran, ucapan dan perbuatan dilakukan oleh diri sendiri.

Jika suatu perbuatan melibatkan makhluk lain, maka akan menghasilkan akibat bukan hanya diri sendiri tetapi makhluk yang terlibat di dalamnya. Jadi sederhananya, Pancasila mengingatkan agar tidak mempengaruhi/ melibatkan/ memaksa makhluk lain melakukan suatu perbuatan yang tercela.

Pelacur, sebagai sebuah pekerjaan tidak melanggar sila 3. Dengan syarat, dia tahu pelanggan tidak di bawah perlindungan orang tua (di bawah umur) dan atau belum berkeluarga (menikah). Melakukan hubungan intim tanpa paksaan/ ancaman.

Kalau begitu, berarti boleh jadi pelacur kalau diijinkan? Memangnya ada yang mau jadi pelacur?! Sama seperti orang tidak ingin jadi tukang becak atau tukang sampah!

Quote from: Indra
apakah ini termasuk pekerjaan seperti pelukis, penyanyi, dll?
Perhatikan baik2 quote yang anda ambil secara separuh, lalu hubungankan dengan pertanyaan anda tanyakan. Tidak ada pernyataan suatu profesi/ pekerjaan menyebabkan pelanggaran sila. Yang ada adalah perbuatan (bisa disebabkan profesi apa pun), mempunyai potensi pelanggaran sila jika sampai melibatkan/ mempengaruhi/ memaksa makhluk lain.

Apa penjelasan itu tidak cukup jelas sehingga perlu ditanyakan; apakah ini termasuk pekerjaan seperti pelukis, penyanyi, dll?
Dan jawaban saya; pelukis, penyanyi, dll juga termasuk profesi yang berpotensi melakukan pelanggaran sila.
Ini jawaban yang tepat untuk pertanyaan anda berdasarkan quote yang anda ambil secara separuh.

Dan anda seperti mengubah pertanyaan.
Quote from: Indra
bukan perbuatan plagiat/pencuriannya yg saya maksudkan? bagaimana dengan pelukis yg tidak melakukan perbuatan plagiat/pencurian tersebut dan tidak melukis dgn tujuan menipu?

ini sama seperti pertanyaan: apakah pembuat pisau melakukan pembunuhan?
Anda yang salah atau saya? Anda mengambil quote secara separuh dan memberikan pertanyaan singkat yang merujuk pada penjelasan di atas kan?
Atau berupa pertanyaan yang sama sekali baru? Jika begitu buat apa anda pakai quote (dan separuh lagi)?
Untuk pertanyaan ini, baca contoh pada pelacur sebagai pekerjaan. Apakah pelacur sebagai pekerjaan saya bilang melanggar sila ke-3? Kenapa saya hanya pakai contoh pelacur dengan hubungannya tehadap pelanggaran sila ke-3? Karena memang topiknya ini. Bukan pelukis, penyanyi, dll.

   
Quote from: Huiono
Persoalannya bukan bisnis menjadi sah atau tidak. Tetapi apakah melanggar sila ke-3 atau tidak.
    Apakah Buddha pernah menyarankan profesi apa pun selain samana?

Quote from: Indra
Apakah Samana adalah profesi?
Apakah kalimat itu menyatakan samana sebagai profesi? Sayangnya itu adalah kalimat ambigu. Bisa iya, bisa tidak. Dan jika menurut anda bukan, tolong sarankan pada pembuat KTP untuk menghilangkan informasi pekerjaan pada KTP para bhikkhu. Biasanya ditulis; Pekerjaan: Rohaniawan.
Apakah rohaniawan itu sudah pasti bhikkhu? Apakah bhikkhu itu pasti samana? Atau apa? Atau apa? Bukan itu kan yang penting?

10
Diskusi Umum / Re: sila ke 3
« on: 16 July 2011, 11:15:10 PM »
walaupun tidak pernah menyarankan suatu profesi tapi sebaliknya ada menjelaskan profesi yg sebaiknya dihindari.

argumen dari bro tuwino sudah mengantisipasi pelanggaran sila 3 ini, dengan pertanyaan yg diajukan oleh si pelacur, jadi dimanakah letak pelanggarannya?
Ya. Tentu tidak ada pelanggaran sila ke-3 jika kondisi yang mendukung pelanggaran tidak ada.
Mengenai bisnis, di beberapa negara pelacuran adalah suatu bisnis legal. Jadi, masalah penerimaan terhadap profesi tertentu lebih ditentukan oleh kesepakatan umum.

11
Diskusi Umum / Re: sila ke 3
« on: 16 July 2011, 10:52:35 PM »
kalau begitu, jika pelanggan lokalisasi diharuskan mengisi formulir yg berisi daftar pernyataan2 di atas, maka bisnis pelacuran menjadi sah menurut agama Buddha, begitukah?
Persoalannya bukan bisnis menjadi sah atau tidak. Tetap apakah melanggar sila ke-3 atau tidak.
Apakah Buddha pernah menyarankan profesi apa pun selain samana?

12
Diskusi Umum / Re: sila ke 3
« on: 16 July 2011, 10:47:34 PM »
apakah ini termasuk pekerjaan seperti pelukis, penyanyi, dll?

bukan perbuatan plagiat/pencuriannya yg saya maksudkan? bagaimana dengan pelukis yg tidak melakukan perbuatan plagiat/pencurian tersebut dan tidak melukis dgn tujuan menipu?

ini sama seperti pertanyaan: apakah pembuat pisau melakukan pembunuhan?
Oh.. Begitu. Pekerjaan tidak masalah. Termasuk pelukis dan penyanyi :D
Kan juga sudah saya jelaskan di awal juga. Hanya menggunakan contoh pelacur saja biar sesuai topik.
Sebagai pekerjaan (sebagian) profesi tidak melanggar sila. Tetapi (sebagian), sebagai profesi sudah melanggar sila.

13
Diskusi Umum / Re: sila ke 3
« on: 16 July 2011, 10:18:32 PM »
Bahkan seorang pelacur pun bisa mencapai Arahat. Begitu juga pemungut kotoran sampah. Seorang pembunuh paling kejam pun bisa.

Ketika seorang menciptakan lagu dengan ucapan/ lirik kasar, menghina, memfitnah, penuh kebohongan? Tidakkah itu berarti tidak melatih sila ke-4?
Ketika seseorang meniru lukisan (plagiat, ini kejahatan/ pencurian dalam hal intelek, budaya), membuat lukisan yang bertujuan menipu/ menfitnah, tidakkah juga tidak melatih sila ke-2 dan ke-4?

14
Diskusi Umum / Re: sila ke 3
« on: 16 July 2011, 10:00:13 PM »
benar sekali, sila memang menganjurkan demikian, tapi bukan menganjurkan agar tidak membuat lukisan atau tidak menciptakan lagu, jadi apakah membuat lukisan dan membuat lagu termasuk?
Saya jawab lagi; termasuk. Tidak semua pelukis/ pemusik bemoral. Bahkan pelukis/ pemusik yang bermoral masih bisa melakukan kesalahan.

15
Diskusi Umum / Re: sila ke 3
« on: 16 July 2011, 09:27:29 PM »
apakah ini termasuk pekerjaan seperti pelukis, penyanyi, dll?

Termasuk. Ada berbagai macam cara dalam menghadirkan/ membuat lukisan. Atau ada banyak lagu dan cara menyanyikannya. Apa membuat profesi itu jadi istimewa? Di samsara ini tidak ada jalan aman jika berpegang pada keduniawian.

** salah satu sila menganjurkan tidak mendengar musik dan melihat pertunjukan atau hal-hal yang memikat indria.


Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 33