//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: [ask] tiket ke avici  (Read 13430 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
[ask] tiket ke avici
« on: 18 July 2012, 04:55:27 PM »


tiket berlibur ke avici cuman akusala garuka kamma saja kah?

apa akumulasi akusala kamma (non garuka) yang terlalu banyak bisa dapet tiketnya gak?

 _/\_

Offline Liuthakngo

  • Sebelumnya: Liukacheng
  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 15
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • Semoga anakKanak buddhis sahabat sahabat buddhis semuanya selalu bahagia damai damai aja sehat aman terlindung dan dambaannya terwujud tercapaikan apa yg didambakn sadhu ..sadhu ..sadhu..
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #1 on: 18 July 2012, 05:30:08 PM »


tiket berlibur ke avici cuman akusala garuka kamma saja kah?

apa akumulasi akusala kamma (non garuka) yang terlalu banyak bisa dapet tiketnya gak?

 _/\_
itu yg tukng merebus siapa si
kena karma gak rebus orng gt
wkwk
Semoga anakKanak buddhis sahabat sahabat buddhis semuanya selalu bahagia damai damai aja sehat aman terlindung dan dambaannya terwujud tercapaikan apa yg didambakn sadhu ..sadhu ..sadhu..

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #2 on: 18 July 2012, 06:36:43 PM »
Cunda si penjagal babi juga nyemplung ke avici padahal tidak melakukan akusala garuka kamma

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #3 on: 18 July 2012, 06:49:23 PM »
klo melakukan suatu pembunuhan..berkali2... dan tidak menganggapnya adalah perbuatan salah ... apakah termasuk salah satu dari enam kejahatan berat yaitu pandagan salah ?
...

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #4 on: 18 July 2012, 07:17:53 PM »
pandangan salah tidak termasuk dalam akusala garuka.

AN 5.129 Parikuppa Sutta

"There are these five inhabitants of the states of deprivation, inhabitants of hell, who are in agony & incurable. Which five? One who has killed his/her mother, one who has killed his/her father, one who has killed an arahant, one who — with a corrupted mind — has caused the blood of a Tathagata to flow, and one who has caused a split in the Sangha. These are the five inhabitants of the states of deprivation, inhabitants of hell, who are in agony & incurable."

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #5 on: 18 July 2012, 07:41:06 PM »
Cunda si penjagal babi juga nyemplung ke avici padahal tidak melakukan akusala garuka kamma
terus yang menyebabkan cunda nyempung ke avici karena apa ? apakah karena menjagal babi (membunuh) ?
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #6 on: 18 July 2012, 07:44:01 PM »
terus yang menyebabkan cunda nyempung ke avici karena apa ? apakah karena menjagal babi (membunuh) ?

http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/cunda-si-pemotong-babi/

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #7 on: 18 July 2012, 07:44:56 PM »
Org2 yg masuk neraka Avici dlm teks2 Buddhis menurut DPPN tidak selalu melakukan lima akusala garuka kamma (pancanantariya kamma), yaitu:

    * Devadatta, karena melukai Sang Buddha dan memecah belah Sangha.
    * Cunda, si tukang jagal babi.
    * Ananda, yang memperkosa Therī Uppalavannā, seorang bhikkhuni Arahat.
    * Pertapa Jambuka, yang menghina seorang Arahat pd kehidupan sebelumnya.
    * Pembunuh Pacceka Buddha Sunetta;
    * Sīvalī, yang dlm kehidupan lampau memblokage sebuah kota selama tujuh hari
    * Suppabuddha, yang menghina Sang Buddha.
    * Mallikkā, karena ia berbuat asusila dg seekor anjing (ia di Avici hanya tujuh hari)
    * Ciñcā-Mānavikā, karena memfitnah Sang Buddha.
    * Kapila, saudara laki-laki Sodhana, karena mengumpat para bhikkhu yang baik.

http://www.palikanon.com/english/pali_names/ay/aviici.htm
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Wolvie

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 805
  • Reputasi: 25
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #8 on: 18 July 2012, 07:47:55 PM »
Melukai Buddha kan  termasuk salah satu Garuka Kamma ya?

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #9 on: 18 July 2012, 08:39:17 PM »
Melukai Buddha kan  termasuk salah satu Garuka Kamma ya?

memank
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #10 on: 18 July 2012, 08:52:07 PM »
Melukai Buddha kan  termasuk salah satu Garuka Kamma ya?

Pancanantariya kamma:
1. Membunuh ibu kandung
2. Membunuh ayah kandung
3. Membunuh Arahat
4. Memecah belah Sangha
5. Melukai seorang Buddha
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #11 on: 19 July 2012, 09:57:13 AM »
letaknya avici di bawah bumi atau bagaimana?
soalnya devadatta matinya ditelan bumi ya?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #12 on: 19 July 2012, 10:04:06 AM »
letaknya avici di bawah bumi atau bagaimana?
soalnya devadatta matinya ditelan bumi ya?

jasmaninya yg ditelan bumi, tapi itu tidak menunjukkan lokasi alam tujuan kelahiran kembalinya. seseorang yg baik bermoral kemungkinan besar akan terlahir kembali di alam surga dan mayatnya dikuburkan dalam tanah, tapi itu tidak menunjukkan bahwa alam surga berada di dalam tanah.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #13 on: 19 July 2012, 10:20:13 AM »
jasmaninya yg ditelan bumi, tapi itu tidak menunjukkan lokasi alam tujuan kelahiran kembalinya. seseorang yg baik bermoral kemungkinan besar akan terlahir kembali di alam surga dan mayatnya dikuburkan dalam tanah, tapi itu tidak menunjukkan bahwa alam surga berada di dalam tanah.
kalau pas gempa bumi trus ada orang yang ditelan bumi? :D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #14 on: 19 July 2012, 10:23:10 AM »
kalau pas gempa bumi trus ada orang yang ditelan bumi? :D

kalau mati maka mereka akan terlahir kembali di alam tujuan yg sesuai dengan perbuatan mereka. sama sekali tidak menunjukkan lokasi geografis dari neraka/surga

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #15 on: 19 July 2012, 10:27:25 AM »
Org2 yg masuk neraka Avici dlm teks2 Buddhis menurut DPPN tidak selalu melakukan lima akusala garuka kamma (pancanantariya kamma), yaitu:

    * Devadatta, karena melukai Sang Buddha dan memecah belah Sangha.
    * Cunda, si tukang jagal babi.
    * Ananda, yang memperkosa Therī Uppalavannā, seorang bhikkhuni Arahat.
    * Pertapa Jambuka, yang menghina seorang Arahat pd kehidupan sebelumnya.
    * Pembunuh Pacceka Buddha Sunetta;
    * Sīvalī, yang dlm kehidupan lampau memblokage sebuah kota selama tujuh hari
    * Suppabuddha, yang menghina Sang Buddha.
    * Mallikkā, karena ia berbuat asusila dg seekor anjing (ia di Avici hanya tujuh hari)

    * Ciñcā-Mānavikā, karena memfitnah Sang Buddha.
    * Kapila, saudara laki-laki Sodhana, karena mengumpat para bhikkhu yang baik.
Yg dibold kayaknya paling menarik,  sudah baca beberapa kali tapi tidak sedetail ini cerita ttg kesalahannya.
Bisa minta rujukannya yg memuat kisah detail ?
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #16 on: 19 July 2012, 10:29:27 AM »
Konon, Ratu Mallika juga ke Avici (selama 7 hari) karena perasaan bersalah membohongi Raja Pasenadi.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #17 on: 19 July 2012, 10:42:25 AM »
pada sutta diceritakan :
Pada hari ketujuh, kira-kira pada waktu makan, kuda kerajaan ketakutan dengan alasan yang tidak diketahui, dan mulai meringkik dengan keras serta menendang-nendang dengan sangat marah. Mendengar suara ringkikan dari kudanya, Raja merasa dia harus menangani kuda peliharaannya, dan ia melupakan semua pencegahan terhadap bahaya. Dia mulai menuju pintu. Pintu terbuka dengan sendirinya, tangga yang telah dipindahkan sebelumnya juga masih di tempatnya semula, pelayan lupa mencegahnya untuk tidak turun. Kemudian Raja menuruni tangga dan segera dia melangkah di atas bumi. Bumi terbuka dan menelannya serta menyeretnya ke alam neraka Avici (Avici Niraya).

apakah benar terjadi atau kiasan?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #18 on: 19 July 2012, 11:24:55 AM »
terima kasih atas masukannya.

jadi tarik kesimpulan, tiket ke avici bukan hanya melakukan akusala garuka kamma yang meliputi :
1. Membunuh ibu kandung
2. Membunuh ayah kandung
3. Membunuh Arahat
4. Memecah belah Sangha
5. Melukai seorang Buddha

karena melihat kasus Mallikha juga dapet tiket berkunjung dengan visa hanya 7 hari, Cunda juga dapet tiketnya meski tidak melakukan Pancanantariya kamma, juga ada Ananda, Sivali, dll

mungkin yang membedakan dapet visa 7 hari ato visa 1 kalpa.

begitukah?

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #19 on: 19 July 2012, 11:29:23 AM »
Bumi terbuka dan menelannya serta menyeretnya ke alam neraka Avici (Avici Niraya).

Seperti dalam film "Drag Me to the Hell"  ;D

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #20 on: 19 July 2012, 11:29:49 AM »
busyet, baru nyadar thread saya ini repost, sori all  ^:)^

sudah pernah ada yang bikin, ini : Tiket Ke Avici
judulnya hampir mirip pula, ckckckckck....

 [at]  mod, ap to yu saja. mau merger atau biarin atau gembok.  :-?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #21 on: 19 July 2012, 12:08:30 PM »
pada sutta diceritakan :
Pada hari ketujuh, kira-kira pada waktu makan, kuda kerajaan ketakutan dengan alasan yang tidak diketahui, dan mulai meringkik dengan keras serta menendang-nendang dengan sangat marah. Mendengar suara ringkikan dari kudanya, Raja merasa dia harus menangani kuda peliharaannya, dan ia melupakan semua pencegahan terhadap bahaya. Dia mulai menuju pintu. Pintu terbuka dengan sendirinya, tangga yang telah dipindahkan sebelumnya juga masih di tempatnya semula, pelayan lupa mencegahnya untuk tidak turun. Kemudian Raja menuruni tangga dan segera dia melangkah di atas bumi. Bumi terbuka dan menelannya serta menyeretnya ke alam neraka Avici (Avici Niraya).

apakah benar terjadi atau kiasan?

sutta apa?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #23 on: 19 July 2012, 12:15:52 PM »
setelah bagi2 GRP, sekarang mau bagi2 tiket ke avici. :-SS
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #24 on: 19 July 2012, 12:16:37 PM »
dari Dhp atthakatha bukan??

setelah bagi2 GRP, sekarang mau bagi2 tiket ke avici. :-SS
;D ;D
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #25 on: 19 July 2012, 01:28:50 PM »
Masih penasaran sama cerita RAtu Malikka maen sama anjing...   :-?
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #26 on: 19 July 2012, 01:38:09 PM »
buat panduan kalau mau tahu neraka seperti apa kata buddha :

130 Devaduta Sutta

Utusan Surgawi




1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika. Di sana Beliau memanggil para bhikkhu sebagai berikut: “Para bhikkhu.” – “Yang Mulia,” mereka menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:

2. “Para bhikkhu, misalkan terdapat dua rumah berpintu dan seseorang yang berpenglihatan baik berdiri di antara kedua rumah itu melihat orang-orang masuk dan keluar dan berlalu-lalang. Demikian pula, dengan mata dewa, yang murni dan melampaui manusia, Aku melihat makhluk-makhluk meninggal dunia dan muncul kembali, hina dan mulia, cantik dan buruk rupa, kaya dan miskin. Aku memahami bagaimana makhluk-makhluk berlanjut sesuai dengan perbuatan mereka: ‘Makhluk-makhluk ini, yang berperilaku baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran, bukan pencela para mulia, berpandangan benar, memberikan dampak pandangan benar dalam perbuatan mereka, ketika hancurnya jasmani, setelah kematian, telah muncul kembali di alam yang bahagia, bahkan di alam surga. Atau Makhluk-makhluk mulia ini, yang berperilaku baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran, bukan [179] pencela para mulia, berpandangan benar, memberikan dampak pandangan benar dalam perbuatan mereka, ketika hancurnya jasmani, setelah kematian, telah muncul kembali di alam manusia. Tetapi makhluk-makhluk ini yang berperilaku buruk dalam jasmani, ucapan, dan pikiran, pencela para mulia, keliru dalam pandangan, memberikan dampak pandangan salah dalam perbuatan mereka, ketika hancurnya jasmani, setelah kematian, telah muncul kembali di alam hantu. Atau makhluk-makhluk ini yang berperilaku buruk …  ketika hancurnya jasmani, setelah kematian, telah muncul kembali di alam binatang.  Atau makhluk-makhluk ini yang berperilaku buruk … ketika hancurnya jasmani, setelah kematian, telah muncul kembali dalam kondisi buruk, di alam rendah, dalam kehancuran, bahkan di dalam neraka.’

3. “Sekarang para penjaga neraka menangkap makhluk itu pada kedua lengannya dan membawanya ke hadapan Raja Yama,  dengan berkata: ‘Baginda, orang ini telah memperlakukan ibunya dengan buruk, memperlakukan ayahnya dengan buruk, memperlakukan para petapa dengan buruk, memperlakukan para brahmana dengan buruk; ia tidak menghormati para tetua sukunya. Silahkan Raja menjatuhkan hukuman.’

4. “Kemudian Raja Yama mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi pertama: ‘Tidak pernahkah engkau melihat utusan surgawi pertama muncul di dunia?’  ia berkata: ‘Tidak, Tuan.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah engkau melihat di dunia seorang bayi lembut yang berbaring telungkup, kotor dengan kotoran dan air kencingnya sendiri?’ Ia berkata: ‘Pernah, Tuan.’

“Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah terpikir olehmu – seorang manusia yang cerdas dan dewasa – “Aku juga tunduk pada kelahiran, aku tidak terbebas dari kelahiran: tentu saja aku lebih baik melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran”?’ Ia berkata: “Aku tidak mampu, Tuan, aku lalai.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Karena kelalaian maka engkau telah gagal melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran. Tentu saja mereka akan memperlakukanmu sesuai kelalaianmu. Tetapi perbuatan jahatmu ini bukan dilakukan oleh ibumu atau ayahmu, [180] atau oleh saudara laki-laki atau saudara perempuanmu, atau oleh teman-teman dan sahabatmu, atau oleh sanak saudara dan kerabatmu, atau oleh para petapa dan brahmana, atau oleh para dewa; perbuatan jahat ini dilakukan oleh dirimu, dan engkau sendiri yang akan mengalami akibatnya.’

5. “Kemudian, setelah mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi pertama, Raja Yama mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi ke dua: ‘Tidak pernahkah engkau melihat utusan surgawi ke dua muncul di dunia?’ ia berkata: ‘Tidak, Tuan.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah engkau melihat di dunia seorang laki-laki – atau seorang perempuan – berumur delapan puluh, Sembilan puluh, atau seratus tahun, tua, bungkuk seperti rusuk atap, terlipat dua, berjalan dengan ditopang oleh tongkat, terhuyung-huyung, lemah, tiada kemudaan, gigi tanggal, rambut memutih, rambut berguguran, botal, keriput, dengan bercak pada bagian-bagian tubuh?’ Ia berkata: ‘Pernah, Tuan.’

“Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah terpikir olehmu – seorang manusia yang cerdas dan dewasa – “Aku juga tunduk pada penuaan, aku tidak terbebas dari penuaan: tentu saja aku lebih baik melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran”?’ Ia berkata: “Aku tidak mampu, Tuan, aku lalai.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Karena kelalaian maka engkau telah gagal melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran. Tentu saja mereka akan memperlakukanmu sesuai kelalaianmu. Tetapi perbuatan jahatmu ini bukan dilakukan oleh ibumu … atau oleh para dewa; perbuatan jahat ini dilakukan oleh dirimu, dan engkau sendiri yang akan mengalami akibatnya.’

6. “Kemudian, setelah mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi ke dua, Raja Yama mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi ke tiga: [181] ‘Tidak pernahkah engkau melihat utusan surgawi ke tiga muncul di dunia?’ ia berkata: ‘Tidak, Tuan.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah engkau melihat di dunia seorang laki-laki – atau seorang perempuan – yang sakit, menderita, dan sakit parah, berbaring dengan dikotori oleh kotoran dan air kencingnya sendiri, diangkat oleh beberapa orang dan dibaringkan oleh beberapa orang lainnya?’ Ia berkata: ‘Pernah, Tuan.’


“Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah terpikir olehmu – seorang manusia yang cerdas dan dewasa – “Aku juga tunduk pada penyakit, aku tidak terbebas dari penyakit: tentu saja aku lebih baik melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran”?’ Ia berkata: “Aku tidak mampu, Tuan, aku lalai.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Karena kelalaian maka engkau telah gagal melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran. Tentu saja mereka akan memperlakukanmu sesuai kelalaianmu. Tetapi perbuatan jahatmu ini bukan dilakukan oleh ibumu … atau oleh para dewa; perbuatan jahat ini dilakukan oleh dirimu, dan engkau sendiri yang akan mengalami akibatnya.’

7. “Kemudian, setelah mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi ke tiga, Raja Yama mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi ke empat: ‘Tidak pernahkah engkau melihat utusan surgawi ke tiga muncul di dunia?’ ia berkata: ‘Tidak, Tuan.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah engkau melihat di dunia, ketika seorang penjahat perampok tertangkap, raja-raja menjatuhkan berbagai jenis hukuman padanya: setelah menderanya dengan cambukan ... (seperti Sutta 129, §4) ... dan kepala mereka dipenggal dengan pedang?’ Ia berkata: ‘Pernah, Tuan.’

“Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah terpikir olehmu – seorang manusia yang cerdas dan dewasa – “Mereka yang melakukan perbuatan jahat akan mengalami berbagai jenis siksaan di sini dan saat ini; [182] apa lagi setelah kematian? tentu saja aku lebih baik melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran”?’ Ia berkata: “Aku tidak mampu, Tuan, aku lalai.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Karena kelalaian maka engkau telah gagal melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran. Tentu saja mereka akan memperlakukanmu sesuai kelalaianmu. Tetapi perbuatan jahatmu ini bukan dilakukan oleh ibumu … atau oleh para dewa; perbuatan jahat ini dilakukan oleh dirimu, dan engkau sendiri yang akan mengalami akibatnya.’

8. “Kemudian, setelah mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi ke empat, Raja Yama mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi ke lima: ‘Tidak pernahkah engkau melihat utusan surgawi ke dua muncul di dunia?’ ia berkata: ‘Tidak, Tuan.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah engkau melihat di dunia seorang laki-laki – atau seorang perempuan – satu hari setelah mati, dua hari setelah mati, tiga hari setelah mati, membengkak, memucat, dan meneteskan cairan?’ Ia berkata: ‘Pernah, Tuan.’

“Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah terpikir olehmu – seorang manusia yang cerdas dan dewasa – “Aku juga tunduk pada lematian, aku tidak terbebas dari kematian: tentu saja aku lebih baik melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran”?’ Ia berkata: “Aku tidak mampu, Tuan, aku lalai.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Karena kelalaian maka engkau telah gagal melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran. Tentu saja mereka akan memperlakukanmu sesuai kelalaianmu. Tetapi perbuatan jahatmu ini bukan dilakukan oleh ibumu … atau oleh para dewa; perbuatan jahat ini dilakukan oleh dirimu, dan engkau sendiri yang akan mengalami akibatnya.’

9. “Kemudian, setelah mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi ke lima, Raja Yama berdiam diri.

10. “Kemudian para penjaga neraka [183] menyiksanya dengan lima tusukan.  Mereka menusukkan sebatang pancang besi membara menembus satu tangan, mereka menusukkan sebatang pancang besi membara menembus tangan lainnya, mereka menusukkan sebatang pancang besi membara menembus satu kakinya, mereka menusukkan sebatang pancang besi membara menembus kaki lainnya, mereka menusukkan sebatang pancang besi membara menembus perutnya. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

11. “Kemudian para penjaga neraka melemparnya ke bawah dan mengulitinya dengan kapak. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

12. “Kemudian para penjaga neraka menggantungnya dengan kaki di atas dan kepala di bawah dan mengulitinya dengan alat pengukir kayu. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

13. “Kemudian para penjaga neraka mengikatnya pada sebuah kereta dan menariknya kesana-kemari di atas tanah yang terbakar, menyala, dan berpijar. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

14. “Kemudian para penjaga neraka menyuruhnya memanjat naik dan turun di atas gundukan arang yang terbakar, menyala, dan berpijar. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

15. “Kemudian para penjaga neraka menggantungnya dengan kaki di atas dan kepala di bawah dan mencelupkannya ke dalam panci logam panas yang terbakar, menyala, dan berpijar. Ia direbus di sana di dalam pusaran buih. Dan ketika ia direbus di sana di dalam pusaran buih, ia kadang-kadang terhanyut ke atas, kadang-kadangn ke bawah, kadang-kadang ke sekeliling. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

16. “Kemudian para penjaga neraka melemparnya ke dalam Neraka Besar. Sekarang sehubungan dengan Neraka Besar, para bhikkhu:

   Neraka ini memiliki empat sudut dan dibangun
   Dengan empat pintu, satu di setiap sisinya,
   Berdinding ke atas dan ke sekeliling terbuat dari besi
   Dan ditutup dengan atap besi.
   Lantainya juga terbuat dari besi
   Dan dipanaskan dengan api hingga berpijar
   Luasnya seratus liga
   Yang mencakup seluruh wilayah itu.

17. “Sekarang lidah api yang menyambar dari tembok timur mengenai tembok barat. Lidah api yang menyambar dari tembok barat mengenai [184] tembok timur. Lidah api yang menyambar dari tembok utara mengenai tembok selatan. Lidah api yang menyambar dari tembok selatan mengenai tembok utara. Lidah api yang menyambar dari lantai mengenai atap. Lidah api yang menyambar dari atap mengenai lantai. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

18. Pada suatu saat, di akhir suatu masa yang lama, pintu timur Neraka Besar itu terbuka. Ia berlari menuju pintu itu, melangkah dengan cepat. Ketika berlari itu, kulit luarnya terbakar, kulit dalamnya terbakar, dagingnya terbakar, uratnya terbakar, tulangnya berasap; dan hal yang sama terjadi ketika kakinya diangkat. Ketika akhirnya ia mencapai pintu itu, pintu itu tertutup. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

“Pada suatu saat, di akhir suatu masa yang lama, pintu barat Neraka Besar itu terbuka ... pintu utara Neraka Besar itu terbuka ... pintu selatan Neraka Besar itu terbuka. Ia berlari menuju pintu itu, melangkah dengan cepat ... Ketika akhirnya ia mencapai pintu itu, pintu itu tertutup. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

19. “Pada suatu saat, di akhir suatu masa yang lama, pintu timur Neraka Besar itu terbuka. Ia berlari menuju pintu itu, melangkah dengan cepat. Ketika berlari itu, kulit luarnya terbakar, kulit dalamnya terbakar, dagingnya terbakar, uratnya terbakar, tulangnya berasap; dan hal yang sama terjadi ketika kakinya diangkat. Ia keluar melalui pintu itu.

20. “Persis di sebelah Neraka Besar [185] adalah Neraka Kotoran yang luas. Ia terjatuh ke dalam neraka itu. Di dalam Neraka Kotoran itu makhluk-makhluk bermulut jarum mengebor kulit luarnya dan mengebor kulit dalamnya dan mengebor dagingnya dan mengebor uratnya dan mengebor tulangnya dan melahap sumsumnya. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

21. “Persis di sebelah Neraka Kotoran adalah Neraka Bara Api Panas yang luas. Ia terjatuh di sana. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

22. “Persis di sebelah Neraka Bara Api Panas adalah Hutan Pepohonan Simbali yang luas, tingginya satu liga, berduri dengan duri-duri sepanjang enam belas lebar jari, yang terbakar, menyala, dan berpijar. Mereka menyuruhnya memanjat pepohonan itu naik dan turun. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

23. “Persis di sebelah Hutan Pepohonan Simbali adalah Hutan Daun-pedang yang luas. Ia masuk ke sana. Dedaunannya, digerakkan oleh angin, memotong tangannya dan memotong kakinya dan memotong tngan dan kakinya; memotong telinganya dan memotong hidungnya dan memotong telinga dan hidungnya. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

24. “Persis di sebelah Hutan Daun-pedang adalah sungai besar berair tajam. Ia terjatuh di sana. di sana ia tersapu mengikuti arus dan melawan arus dan mengikuti-sekaligus-melawan arus. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

25. “Kemudian para penjaga neraka menariknya dengan kail, [186] dan menaikkannya ke atas tanah, mereka bertanya kepadanya: ‘Apa yang engkau inginkan?’ Ia berkata: ‘Aku lapar, Tuan-tuan.’ Kemudian para penjaga neraka membuka paksa mulutnya dengan penjepit besi yang panas membara, yang terbakar, menyala, dan berpijar, dan mereka memasukkan bola besi yang panas membara, yang terbakar, menyala, dan berpijar ke dalam mulutnya, bola besi itu membakar tenggorokannya, membakar perutnya, dan menerobos keluar melalui bawah membawa usus besar dan usus kecilnya. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

26. “Kemudian para penjaga bertanya kepadanya: ‘Apa yang engkau inginkan?’ ia berkata: ‘Aku haus, Tuan-tuan.’ Kemudian para penjaga neraka membuka paksa mulutnya dengan penjepit besi yang panas membara, yang terbakar, menyala, dan berpijar, dan mereka menuangkan tembaga cair yang terbakar, menyala, dan berpijar ke dalam mulutnya. Tembaga itu membakar bibirnya, membakar mulutnya, membakar tenggorokannya, membakar perutnya, dan menerobos keluar melalui bawah membawa usus besar dan usus kecilnya. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

27. “Kemudian para penjaga neraka melemparnya kembali ke dalam Neraka Besar.

28. “Pernah Raja Yama berpikir: ‘Mereka yang di dunia melakukan perbuatan-perbuatan tidak bermanfaat sungguh akan mengalami berbagai jenis siksaan yang dijatuhkan pada mereka. Oh, Semoga aku terlahir kembali menjadi manusia, semoga seorang Tathāgata, yang sempurna dan tercerahkan sempurna, muncul di dunia, semoga aku dapat melayani Sang Bhagavā itu, semoga Sang Bhagavā mengajarkan Dhamma kepadaku, dan semoga aku memahami Dhamma Sang Bhagavā itu!”

29. “Para bhikkhu, Aku mengatakan hal ini kepada kalian bukan sebagai sesuatu yang Kudengar dari petapa atau brahmana lain. Aku mengatakan hal ini kepada kalian sesbagai sesuatu yang sebenarnya diketahui, dilihat, dan ditemukan olehKu sendiri.” [187]

30. Itu adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Setelah Yang Sempurna mengatakan itu, Sang Guru berkata lebih lanjut:

   “Walaupun diperingatkan oleh para utusan surgawi,
   Banyak yang lalai,
   Dan orang-orang sungguh akan berdukacita dalam waktu yang lama
   Begitu pergi ke alam rendah.
   Tetapi ketika oleh para utusan surgawi
   Orang-orang baik di sini dalam kehidupan ini teringat,
   Mereka tidak berdiam dalam kelalaian
   Namun mempraktikkan Dhamma mulia dengan baik.
   Dengan takut mereka melihat kemelekatan
   Karena dapat mengakibatkan kelahiran dan kematian;
   Dan melalui ketidak-melekatan mereka terbebas
   Dalam hancurnya kelahiran dan kematian.
   Mereka berdiam dalam kebahagiaan karena mereka aman
   Dan mencapai Nibbāna di sini dan saat ini.
   Mereka melampaui segala ketakutan dan kebencian;
   Mereka telah membebaskan diri dari segala penderitaan.

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #27 on: 19 July 2012, 09:36:12 PM »
pada sutta diceritakan :
Pada hari ketujuh, kira-kira pada waktu makan, kuda kerajaan ketakutan dengan alasan yang tidak diketahui, dan mulai meringkik dengan keras serta menendang-nendang dengan sangat marah. Mendengar suara ringkikan dari kudanya, Raja merasa dia harus menangani kuda peliharaannya, dan ia melupakan semua pencegahan terhadap bahaya. Dia mulai menuju pintu. Pintu terbuka dengan sendirinya, tangga yang telah dipindahkan sebelumnya juga masih di tempatnya semula, pelayan lupa mencegahnya untuk tidak turun. Kemudian Raja menuruni tangga dan segera dia melangkah di atas bumi. Bumi terbuka dan menelannya serta menyeretnya ke alam neraka Avici (Avici Niraya).

apakah benar terjadi atau kiasan?

karena fisik/badan nya tertelan bumi berarti sudah mati.
maksud kata yang di bold adalah karena perbuatan buruk terhadap Sang Buddha, Suppabudha terlahir neraka Avici.

IMO : benar terjadi
« Last Edit: 19 July 2012, 09:39:18 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #28 on: 20 July 2012, 10:42:51 AM »
Masih penasaran sama cerita RAtu Malikka maen sama anjing...   :-?

Akhirnya ketemu juga di samaggiphala ceritanya yg detail :

Kisah Ratu Mallika

Suatu hari, Mallika pergi ke kamar mandi mencuci wajah, kaki dan tangannya. Anjing peliharaannya juga masuk, ketika dia membungkuk untuk mencuci kakinya, anjing itu mencoba berhubungan kelamin dengannya, dan ratu merasa terhibur dan senang. Raja masuk melihat kejadian aneh lewat jendela kamarnya, ketika ratu masuk, dia berkata dengan marah, “Oh kamu wanita hina! Apa yang kamu lakukan dengan anjing itu di kamar mandi? Jangan menyangkal apa yang saya lihat dengan mataku sendiri.”

Ratu menjawab bahwa dia hanya mencuci muka, tangan dan kakinya, tidak melakukan kesalahan apapun. Kemudian dia melanjutkan, “Tetapi, ruangan itu sangat aneh, jika seseorang masuk ke ruangan itu, bagi orang yang melihat dari jendela ini akan muncul menjadi dua gambaran. Jika anda tidak mempercayaiku. Raja, silahkan masuk ke ruangan itu dan saya akan melihat lewat jendela.”

Raja pergi ke kamar mandi. Ketika dia keluar, Mallika bertanya kepada raja mengapa dia berlaku tidak pantas dengan seekor kambing betina di kamar itu. Raja menyangkal, tetapi ratu bersikeras bahwa dia melihat mereka dengan mata sendiri. Raja kebingungan tetapi seperti orang tolol dia menerima penjelasan dari ratu dan menyimpulkan bahwa kamar mandi itu benar-benar sangat aneh.

Sajak saat itu, ratu sangat menyesal karena telah berbohong pada raja dan telah kurang ajar menuduhnya atas kelakuannya yang tidak pantas dengan seekor kambing betina. Kelak, walaupun hampir meninggal dunia, dia melupakan kemurahan hati yang besar tiada bandingannya, yang telah diberikan kepada suaminya, dan hanya mengingat bahwa dia telah bersikap tidak jujur terhadap suaminya. Sebagai akibat dari perbuatannya, setelah meninggal dunia dia dilahirkan di alam neraka (niraya). Setelah pembakaran jenazahnya usai, raja bertanya kepada Sang Buddha, di mana dia dilahirkan kembali....


Yang gw masih kurang jelas di cerita itu:
-  Hanya disebut niraya (neraka) tapi tidak disebutkan apakah avici atau bukan?
-  Si anjing berhasil menyetubuhi ratu ataukah hanya mencoba saja tetapi ratu sudah merasa terhibur dan senang ? 
-  Adakah karma buruk yg dihasilkan dari kejadian dengan anjing itu, di luar yg membohongi raja soal kambing?  :) :-?
« Last Edit: 20 July 2012, 10:46:41 AM by sanjiva »
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline senbudha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 209
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #29 on: 20 July 2012, 01:42:20 PM »
Soal neraka,mungkin web ini berguna.  What-buddha-said.net/drops/IV/The_hell_destiny.html

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #30 on: 20 July 2012, 03:17:47 PM »
Raja Yama itu siapa?
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #31 on: 20 July 2012, 05:12:52 PM »
Raja Yama sering disebut juga Raja Kematian, Raja alam Deva Yama..
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #32 on: 20 July 2012, 06:24:39 PM »
Raja Yama sering disebut juga Raja Kematian, Raja alam Deva Yama..

Yama raja kematian beda dengan penguasa Alam Dewa Yama yg biasa disebut Raja Suyama (semoga tidak salah   ;D )
« Last Edit: 20 July 2012, 06:26:13 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #33 on: 20 July 2012, 06:29:33 PM »
Raja kematian yang berbentuk makhluk ya?
atau hanya kata kiasan saja? :)
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #34 on: 20 July 2012, 07:36:40 PM »
Akhirnya ketemu juga di samaggiphala ceritanya yg detail :

Kisah Ratu Mallika

Suatu hari, Mallika pergi ke kamar mandi mencuci wajah, kaki dan tangannya. Anjing peliharaannya juga masuk, ketika dia membungkuk untuk mencuci kakinya, anjing itu mencoba berhubungan kelamin dengannya, dan ratu merasa terhibur dan senang. Raja masuk melihat kejadian aneh lewat jendela kamarnya, ketika ratu masuk, dia berkata dengan marah, “Oh kamu wanita hina! Apa yang kamu lakukan dengan anjing itu di kamar mandi? Jangan menyangkal apa yang saya lihat dengan mataku sendiri.”

Ratu menjawab bahwa dia hanya mencuci muka, tangan dan kakinya, tidak melakukan kesalahan apapun. Kemudian dia melanjutkan, “Tetapi, ruangan itu sangat aneh, jika seseorang masuk ke ruangan itu, bagi orang yang melihat dari jendela ini akan muncul menjadi dua gambaran. Jika anda tidak mempercayaiku. Raja, silahkan masuk ke ruangan itu dan saya akan melihat lewat jendela.”

Raja pergi ke kamar mandi. Ketika dia keluar, Mallika bertanya kepada raja mengapa dia berlaku tidak pantas dengan seekor kambing betina di kamar itu. Raja menyangkal, tetapi ratu bersikeras bahwa dia melihat mereka dengan mata sendiri. Raja kebingungan tetapi seperti orang tolol dia menerima penjelasan dari ratu dan menyimpulkan bahwa kamar mandi itu benar-benar sangat aneh.

Sajak saat itu, ratu sangat menyesal karena telah berbohong pada raja dan telah kurang ajar menuduhnya atas kelakuannya yang tidak pantas dengan seekor kambing betina. Kelak, walaupun hampir meninggal dunia, dia melupakan kemurahan hati yang besar tiada bandingannya, yang telah diberikan kepada suaminya, dan hanya mengingat bahwa dia telah bersikap tidak jujur terhadap suaminya. Sebagai akibat dari perbuatannya, setelah meninggal dunia dia dilahirkan di alam neraka (niraya). Setelah pembakaran jenazahnya usai, raja bertanya kepada Sang Buddha, di mana dia dilahirkan kembali....


Yang gw masih kurang jelas di cerita itu:
-  Hanya disebut niraya (neraka) tapi tidak disebutkan apakah avici atau bukan?
-  Si anjing berhasil menyetubuhi ratu ataukah hanya mencoba saja tetapi ratu sudah merasa terhibur dan senang ? 
-  Adakah karma buruk yg dihasilkan dari kejadian dengan anjing itu, di luar yg membohongi raja soal kambing?  :) :-?

Menurut DPPN:

The Dhammapada Commentary (DhA.iii.119ff) relates a ridiculous story about her misbehaviour with a dog in the bath house. Pasenadi was a witness of this scene, but she was able to convince him that it was the fault of the lighting of the bath house. Nevertheless, it is said that at the moment of her death she recollected this misdeed, and, as a result, was reborn in Avīci.

Ratu Mallika benar2 melakukan perbuatan yg tidak pantas dg seekor anjing dan masuk neraka Avici krn memikirkan perbuatan salah tsb saat kematian. Tapi gak tau juga mana yg benar versi bhs Indonesia di atas atau bhs Inggris dr DPPN ini, harus di-crosscheck ke versi bhs Pali aslinya, tetapi gw gak ahli bahasa Pali dan tdk punya teks Pali Dhammapada Atthakatha tsb.....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #35 on: 20 July 2012, 08:09:31 PM »
Raja kematian yang berbentuk makhluk ya?
atau hanya kata kiasan saja? :)
kalau ini juga kurang tahu, soalnya ada juga yang agak janggal menurut saya..
dikatakan seorang yang meninggal biasanya langsung terlahir kembali di alam lain tanpa ada jeda waktu, tapi dalam teks ada juga cerita tentang seorang yang baru saja mati dan dihadapkan pada raja Yama untuk dihukum...
maybe cuma kiasan?

Yama raja kematian beda dengan penguasa Alam Dewa Yama yg biasa disebut Raja Suyama (semoga tidak salah   ;D )
hmm, sy malah baru tau... ;D
tunggu klarifikasi yang lain deh...
« Last Edit: 20 July 2012, 08:15:49 PM by will_i_am »
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #36 on: 21 July 2012, 07:45:10 AM »
kalau ini juga kurang tahu, soalnya ada juga yang agak janggal menurut saya..
dikatakan seorang yang meninggal biasanya langsung terlahir kembali di alam lain tanpa ada jeda waktu, tapi dalam teks ada juga cerita tentang seorang yang baru saja mati dan dihadapkan pada raja Yama untuk dihukum...
maybe cuma kiasan?
hmm, sy malah baru tau... ;D
tunggu klarifikasi yang lain deh...

Tentang Raja Yama ada dikisahkan Sang Buddha dalam Devaduta Sutta (MN 130)

Menurut saya, ada 2 penjelasan atas sutta ini:

1. Dalam sutta ini Sang Buddha menggunakan legenda/cerita rakyat India Kuno tentang Yama, raja neraka, untuk mengajarkan bahwa usia tua, sakit, dan kematian yang sering kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari tak lain adalah "utusan agung" (devaduta) dari dunia kematian untuk menyadarkan orang-orang untuk berbuat baik. Intinya dalam sutta ini melalui kisah tentang Yama, Buddha ingin mengingatkan kita untuk berbuat kebajikan sebelum usia tua, sakit, dan kematian menjemput kita.

2. Menurut komentar Buddhaghosa, neraka memang dijaga oleh empat Yama pada masing-masing keempat pintu gerbangnya. Yama tak lain adalah Vemānikapetarājā, yaitu makhluk yang merasakan penderitaan dan kebahagiaan di waktu lain sebagai akibat kamma masa lampaunya. Sebagai raja, ia bertindak dengan adil. Di sini Yama benar-benar menjadi raja neraka, namun perannya hanya sebagai pengawas neraka di mana ia mengatur para makhluk sesuai dengan perbuatannya. Sedangkan siksaan yang dialami walaupun berasal dari petugas neraka tetap merupakan manifestasi buah kamma buruk si pelaku.

Dalam DN 20 Mahasamaya Sutta disebutkan ada 2 makhluk kembar bernama Yama, tetapi ini tampaknya berbeda dengan Yama raja neraka. (Lihat di http://www.palikanon.com/english/pali_names/y/yama.htm)

Kalau alam surga yang disebut Yama itu tulisan Pali yg benar adalah Yāmā, raja para dewa di sana disebut Suyāmā.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #37 on: 21 July 2012, 08:30:11 AM »
 _/\_ terima kasih penjelasannya om kumara.
apakah raja neraka itu, Suyāmā, hanya satu untuk selamanya atau bisa berganti juga?
bagaimana dengan petugas neraka?
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #38 on: 21 July 2012, 10:18:38 AM »
_/\_ terima kasih penjelasannya om kumara.
apakah raja neraka itu, Suyāmā, hanya satu untuk selamanya atau bisa berganti juga?
bagaimana dengan petugas neraka?
Disinyalir seperti halnya Sakka, adalah nama jabatan.
Bisa berganti-ganti kalau yg lama mati.

Petugas neraka yg tukang siksa, ada yg menafsirkan 'karma buruk' mahkluk itulah yg menjadi penyiksa (membuat mereka tersiksa), ada juga yg mengatakan memang ada makhluk yg menyiksa penghuni2 neraka.  Gw belum dapat rujukan tertulisnya.  Ada yg bisa kasih keterangan lain?
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #39 on: 21 July 2012, 10:25:30 AM »
Udah baca Devaduta Sutta? Di sana dikatakan Yama raja neraka berkeinginan utk terlahir kembali di alam manusia agar bisa mendengarkan Dhamma. Jd Yama raja neraka itu msh tunduk pd kelahiran kembali spt halnya makhluk2 di 31 alam kehidupan....

Trus Suyama itu bkn raja neraka, tp raja para dewa di surga Yama (yg tulisannya pake tanda garis atas di huruf a nya, tdk sama dg Yama nama raja neraka). Tolong dibedakan....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #40 on: 22 July 2012, 08:07:57 PM »
 Kisah  Ratu  Malika

Suatu hari, Ratu Malika pergi kekamar mandi mencuci wajah, kaki dan tangannya.  Anjing  peliharaannya juga masuk, ketika dia membungkuk untuk mencuci kakinya, anjing itu mencoba berhubungan kelamin dengannya, dan ratu merasa terhibur dan senang.  Raja melihat kejadian aneh  lewat jendela kamarnya, ketika ratu masuk, dia berkata dengan marah, " Oh kamu wanita hina! Apa yang kamu lakukan dengan anjing itu di kamar mandi? Jangan menyangkal apa yang saya lihat dengan mataku sendiri."  Ratu menjawab bahwa dia hanya mencuci muka, tangan dan kakinya, tidak melakukan kesalahan apapun. Kemudian dia melanjutkan,  "Tetapi,  ruangan itu sangat aneh. Jika seseorang masuk ke ruang itu, bagi orang yang melihat dari jendela ini ia akan muncul menjadi dua gambaran. Jika anda tidak mempercayaiku, Raja, silahkan masuk keruangan itu dan saya akan melihat lewat jendela ini."

Raja pergi kekamar mandi. Ketika dia keluar, Malika bertanya kepada raja mengapa dia berlaku tidak pantas dengan seekor kambing betina di kamar itu.  Raja menyangkal, tetapi ratu bersihkeras bahwa ia melihat mereka dengan mata sendiri. Raja kebingungan tetapi seprti orang tolol dia menerima penjelasan dari ratu dan menyimpulkan bahwa kamar mandi itu benar-benar sangat aneh.

Sejak saat itu, ratu sangat menyesal karena telah berbohong pada raja dan telah kurang ajar menuduhnya atas kelakuannya yang tidak pantas dengan seekor kambing betina.  Kelak walaupun hampir meninggal dunia, dia melupakan kemurahan hati yang besar tiada bandingannya, yang telah di berikan kepada suaminya, dan hanya mengingat bahwa dia telah bersikap tidak jujur terhadap suaminya.  Sebagai akibat dari perbuatannya, setelah meninggal dunia dia dilahirkan di Alam Neraka  (Niraya). Setelah pembakaran jenazahnya usai, raja bertanya kepada Sang Buddha, dimana dia di lahirkan kembali. Sang Buddha ingin menunda perasaan raja, dan  juga tidak ingin raja berkurang keyakinannya terhadap Dhamma,. Beliau mengalihkan pertanyaan itu, bahwa tidak seharunya pertanyaan itu di tanyakan kepada Beliau sekarang ini sehingga Raja Pasenadi lupa bertanya pada Sang Buddha.

Setelah tujuh hari di Alam Neraka (Niraya), ratu di lahirkan kembali di surga Tusita, Pada saat itu, Sang Buddha pergi ke istana Raja Pasenadi untuk menerima dana makanan. Beliau berharap dapat beristrahat di bangsal  kereta tempat kereta kerajaan di simpan.  Setelah mempersembahkan dana makanan, raja bertanya kepada Sang Buddha, dimana Ratu Malika di lahirkan kembali, dan Sang Buddha menjawab, "Malika telah di lahirkan di surga Tusita."  Mendengar hal ini raja sangat gembira dan berkata, " Dimana lagi dia dapat di lahirkan ? Dia selalu berpikir tentang perbuatan baik, selalu berpikir apa yang akan di persembahkan kepada Sang Buddha besok hari. Bhante, sekarang ia telah pergi, saya, murid-Mu yang rendah ini, hampir tidak tahu apa yang harus di kerjakan."

Kepada raja Sang Buddha berkata, " Lihat pada kereta ayahmu dan kakekmu, semua ini tergeletak sia-sia, sama halnya seperti tubuhmu yang menjadi sasaran kematian dan kerusakan. Hanya  Dhamma yang mulia, yang tidak menjadi sasaran kehancuran."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair  151 berikut:

Kereta kerajaan yang indah sekalipun pasti akan lapuk, begitu pula tubuh ini akan menjadi tua. Tetapi 'Ajaran' (Dhamma) orang suci tidak akan lapuk. Sesungguhnya dengan cara inilah orang suci mengajarkan kebaikan.
(Dhammapada Atthakatha Bab XI:6, syair 151)

http://koleksikoin.blogspot.com/search?updated-min=2011-09-01T00:00:00%2B07:00&updated-max=2011-10-01T00:00:00%2B07:00&max-results=12

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #41 on: 22 July 2012, 09:30:07 PM »
masih tentang raja neraka.
apakah raja itu mendapatkan kondisi yang sama (siksaan) sama seperti para rakyatnya?
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: [ask] tiket ke avici
« Reply #42 on: 22 July 2012, 09:33:34 PM »
Kisah  Ratu  Malika

Suatu hari, Ratu Malika pergi kekamar mandi mencuci wajah, kaki dan tangannya.  Anjing  peliharaannya juga masuk, ketika dia membungkuk untuk mencuci kakinya, anjing itu mencoba berhubungan kelamin dengannya, dan ratu merasa terhibur dan senang.  Raja melihat kejadian aneh  lewat jendela kamarnya, ketika ratu masuk, dia berkata dengan marah, " Oh kamu wanita hina! Apa yang kamu lakukan dengan anjing itu di kamar mandi? Jangan menyangkal apa yang saya lihat dengan mataku sendiri."  Ratu menjawab bahwa dia hanya mencuci muka, tangan dan kakinya, tidak melakukan kesalahan apapun. Kemudian dia melanjutkan,  "Tetapi,  ruangan itu sangat aneh. Jika seseorang masuk ke ruang itu, bagi orang yang melihat dari jendela ini ia akan muncul menjadi dua gambaran. Jika anda tidak mempercayaiku, Raja, silahkan masuk keruangan itu dan saya akan melihat lewat jendela ini."

Raja pergi kekamar mandi. Ketika dia keluar, Malika bertanya kepada raja mengapa dia berlaku tidak pantas dengan seekor kambing betina di kamar itu.  Raja menyangkal, tetapi ratu bersihkeras bahwa ia melihat mereka dengan mata sendiri. Raja kebingungan tetapi seprti orang tolol dia menerima penjelasan dari ratu dan menyimpulkan bahwa kamar mandi itu benar-benar sangat aneh.

Sejak saat itu, ratu sangat menyesal karena telah berbohong pada raja dan telah kurang ajar menuduhnya atas kelakuannya yang tidak pantas dengan seekor kambing betina.  Kelak walaupun hampir meninggal dunia, dia melupakan kemurahan hati yang besar tiada bandingannya, yang telah di berikan kepada suaminya, dan hanya mengingat bahwa dia telah bersikap tidak jujur terhadap suaminya.  Sebagai akibat dari perbuatannya, setelah meninggal dunia dia dilahirkan di Alam Neraka  (Niraya). Setelah pembakaran jenazahnya usai, raja bertanya kepada Sang Buddha, dimana dia di lahirkan kembali. Sang Buddha ingin menunda perasaan raja, dan  juga tidak ingin raja berkurang keyakinannya terhadap Dhamma,. Beliau mengalihkan pertanyaan itu, bahwa tidak seharunya pertanyaan itu di tanyakan kepada Beliau sekarang ini sehingga Raja Pasenadi lupa bertanya pada Sang Buddha.

Setelah tujuh hari di Alam Neraka (Niraya), ratu di lahirkan kembali di surga Tusita, Pada saat itu, Sang Buddha pergi ke istana Raja Pasenadi untuk menerima dana makanan. Beliau berharap dapat beristrahat di bangsal  kereta tempat kereta kerajaan di simpan.  Setelah mempersembahkan dana makanan, raja bertanya kepada Sang Buddha, dimana Ratu Malika di lahirkan kembali, dan Sang Buddha menjawab, "Malika telah di lahirkan di surga Tusita."  Mendengar hal ini raja sangat gembira dan berkata, " Dimana lagi dia dapat di lahirkan ? Dia selalu berpikir tentang perbuatan baik, selalu berpikir apa yang akan di persembahkan kepada Sang Buddha besok hari. Bhante, sekarang ia telah pergi, saya, murid-Mu yang rendah ini, hampir tidak tahu apa yang harus di kerjakan."

Kepada raja Sang Buddha berkata, " Lihat pada kereta ayahmu dan kakekmu, semua ini tergeletak sia-sia, sama halnya seperti tubuhmu yang menjadi sasaran kematian dan kerusakan. Hanya  Dhamma yang mulia, yang tidak menjadi sasaran kehancuran."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair  151 berikut:

Kereta kerajaan yang indah sekalipun pasti akan lapuk, begitu pula tubuh ini akan menjadi tua. Tetapi 'Ajaran' (Dhamma) orang suci tidak akan lapuk. Sesungguhnya dengan cara inilah orang suci mengajarkan kebaikan.
(Dhammapada Atthakatha Bab XI:6, syair 151)

http://koleksikoin.blogspot.com/search?updated-min=2011-09-01T00:00:00%2B07:00&updated-max=2011-10-01T00:00:00%2B07:00&max-results=12
Koq deja vous  :whistle:
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »