hmm, tapi apakah berdana secara pilih2 itu bukanlah perbuatan yang benar??
karena menurut Sang Buddha seharusnya kita menjadi orang yang berdana kepada siapa saja (tidak peduli dia itu siapa)
mengingat banyak juga kisah Bodhisatta yang mengorbankan dirinya dan hartanya kepada orang lain yang bahkan tidak bermoral, apakah kita harus meneladani-Nya??
setelah saya pikir2, sepertinya memang tidak.
karna kalo masih pilih2, bisa saja masih melekat.
tergantung pilih2nya juga sih, kalo misalnya tidak memberi dengan alasan kalo diberi nanti si penerima menjadi malas dan terus2an menjadi pengemis, makanya saya tidak akan memberi uang, sebagai gantinya mungkin memberi yang lain, bisa memberi pekerjaan, memberi nasehat, nah itu dana juga kan, dana tidak selamanya harus dalam bentuk materi.
tapi kalo misalnya tidak memberi uang juga tidak memberi yang lain, artinya kehilangan kesempatan untuk berdana. terus nanti liat pengemis yang sama udah sukses misalnya, nanti ada yang bilang nah itu kan gara2 saya g ngasih uang ke dia jadinya dia bisa jadi orang sukses, coba kalo saya kasih pasti sampe sekarang masih jadi pengemis dia.
kira2 betull g ya kalo ada yang bilang begitu??
bodhisatva itukan adalah orang yang benar2 sudah bertekad dan sedang menyempurnakan parami untuk kelak menjadi seorang Samma Sambuddha. kita dan ia tentu saja berbeda, kecuali jika kita calon Samma Sambuddha, jadi mengesampingkan yang lain, dan fokus ke pengorbanannya. tapi bisa juga sih, dd wil mau begitu?