//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kebenaran Objektif  (Read 38460 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #60 on: 10 May 2011, 02:34:31 PM »
jika anda berpikir dengan logika pasti anda sudah dapat menjawab pertanyaan saya di atas tanpa mengeluarkan pernyataan atau statment karena logika adalah cara menjawab
bisa anda contohkan pertanyaan bagaimana yang memiliki argumentasi

ya terserah kepada anda saja. saya tidak akan berkomentar lebih banyak. sepertinya, belum waktunya saya membahas lebih jauh tentang logika. sebagaimana yang dinasihatkan oleh sang Buddha, dalam menyampaikan sesuatu harus berpegang kepada 5 prinsip. diantaranya, "harus benar, menyenangkan, masuk akal dan bertahap."

mari kita bicarakan hal-hal secara lebih bertahap lagi!

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #61 on: 10 May 2011, 02:51:01 PM »
benar bro. benar bahwa jika saya menganggap diri saya paling ahli dalam ilmu logika di dunia, wajar kalo saya menganggap pendapat saya adalah yang benar.

tetapi, bila saya hendak berbicara dengan anda, maka dasar ilmunya bukanlah "anggapan saya". tapi kembali kepada pertanyaan "apa tolak ukur" yang hendak kita gunakan ?

karena "anggapan saya" tidak atau belum dimufakati sebagai "tolak ukur" dari kebenaran yang kita diskusikan, maka hendaknya kita sama-sama abaikan saja apa yang menjadi anggapan saya. dalam arti kendatipun saya menganggap pendapat saya benar, tapi saya tidak berpikir "anda harus menganggap benar terhadap anggapan saya". karena saya tau, tolak ukur kebenarannya bukanlah "anggapan saya".

dari postingan anda di atas , bukankah anda yang mengangkat pembahasan mengenail logika? dan anda adalah orang yang ahli dalam logika oleh sebab itu saya bertanya
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #62 on: 10 May 2011, 03:24:50 PM »
dari postingan anda di atas , bukankah anda yang mengangkat pembahasan mengenail logika? dan anda adalah orang yang ahli dalam logika oleh sebab itu saya bertanya

YA. saya yang memulai pembicaraan tentang Logika. Mulanya saya berdiskusi dengan sdr. Upasaka. Tapi sekarang saya berdiskusi dengan Anda. Anda dengan sdr. Upasaka itu tidak sama dalam cara dan taraf berpikirnya. kita semua memiliki taraf berpikir yang berbeda-beda. saya sudah cukup mengenal karakteristik dan cara berpikir sdr. Upasaka. Jadi, setidaknya saya bisa lebih mengetahui materi pembahasan mana yang bisa saya angkat untuk didiskusikan dengan sdr. Upasaka. sedangkan untuk Anda, saya belum begitu mengenal karakteristik dan cara berpikir anda, oleh karenanya saya harus mundur selangkah untuk memahami terlebih dahulu, materi pembahasan seperti apa yang cocok untuk saya diskusikan dengan anda.

demikianlah!

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #63 on: 10 May 2011, 03:46:06 PM »
YA. saya yang memulai pembicaraan tentang Logika. Mulanya saya berdiskusi dengan sdr. Upasaka. Tapi sekarang saya berdiskusi dengan Anda. Anda dengan sdr. Upasaka itu tidak sama dalam cara dan taraf berpikirnya. kita semua memiliki taraf berpikir yang berbeda-beda. saya sudah cukup mengenal karakteristik dan cara berpikir sdr. Upasaka. Jadi, setidaknya saya bisa lebih mengetahui materi pembahasan mana yang bisa saya angkat untuk didiskusikan dengan sdr. Upasaka. sedangkan untuk Anda, saya belum begitu mengenal karakteristik dan cara berpikir anda, oleh karenanya saya harus mundur selangkah untuk memahami terlebih dahulu, materi pembahasan seperti apa yang cocok untuk saya diskusikan dengan anda.

demikianlah!
Sebagusnya dilanjutkan saja. Apakah kebenaran objektif dengan logika hanya bisa dipahami bro upasaka? Saya tertarik sekali ingin belajar.

Bagaimanakah barometer logika mengukur kebenaran tentang perkataan sang buddha bahwa jasmani dan batin bukan diri?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #64 on: 10 May 2011, 04:02:03 PM »
Sebagusnya dilanjutkan saja. Apakah kebenaran objektif dengan logika hanya bisa dipahami bro upasaka? Saya tertarik sekali ingin belajar.

Bagaimanakah barometer logika mengukur kebenaran tentang perkataan sang buddha bahwa jasmani dan batin bukan diri?

jika anda berniat baik, maka saya akan mencoba menjelaskannya secara bertahap.

pertama-tama, dalam Logika itu dikenal dengan 4 Bentuk keterangan mengurai.

Rumus Umum :

A. Setiap A adalah B
E. Setiap A bukan B
I. Sebagian A adalah B
O. Sebagian A adalah B

Bentuk A , Contoh : Setiap makhluk adalah calon Buddha
Bentuk E, Contoh : Setiap manusia tidak menginginkan kerugian bagi dirinya sendiri.
Bentuk I, contoh  : Sebagian manusia telah menjadi arahata
Bentuk O, contoh : Sebagian manusia tidak berdiskusi dengan cara beradab

Jika ingin belajar, maka kita harus mencamkan satu persatu dari bentuk-bentuk keterangan mengurai tersebut. Ini adalah awal dari memahami segala sesuatunya di dalam Logika.
« Last Edit: 10 May 2011, 04:11:47 PM by Satria »

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #65 on: 10 May 2011, 04:08:06 PM »
Sebagusnya dilanjutkan saja. Apakah kebenaran objektif dengan logika hanya bisa dipahami bro upasaka? Saya tertarik sekali ingin belajar.

Bagaimanakah barometer logika mengukur kebenaran tentang perkataan sang buddha bahwa jasmani dan batin bukan diri?

Adapun tentang mengukur kebenaran perkataan sang Buddha, maka silahkan dipilah-pilah dulu, setiap perkaaan sang Buddha itu masing-masing masuk ke dalam kategori mana saja.

untuk berlatih, silahkan pilah-pilah sabda sang Buddha berikut ke dalam bentuk-bentuk keterangan mengurai :

Quote
Kepada para bhikkhu tersebut, Sang Buddha menjawab, "Para bhikkhu, seorang brahmana sejati tidak akan memukul brahmana sejati lainnya; hanya orang biasa maupun brahmana biasa yang akan memukul seorang arahat dengan kemarahan dan itikad jahat. Itikad jahat ini akan dilenyapkan oleh seseorang yang telah mencapai tingkat kesucian anagami".

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #66 on: 10 May 2011, 04:43:09 PM »

Bagaimanakah barometer logika mengukur kebenaran tentang perkataan sang buddha bahwa jasmani dan batin bukan diri?
Saya ingin bro satria membantu menguraikan ini dengan logika yang bro sebut.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #67 on: 10 May 2011, 04:46:02 PM »
Ilmu Logika memang sangat membosankan, lebih membosankan dari belajar matematika dan meditasi. Inilah yang menjadi sebab, jarang orang mempelajarinya. Tentu saja, tidak semua orang seperti itu. seperti halnya, sebagian orang juga tekun dan tertarik dengan matematika dan meditasi.

Bagi sebagian orang, meditasi itu hanyalah membuang-buang waktu, menarik nafas begini, menarik nafas begitu, serta mengamati hal-hal detail secara bertele-tele. Berbeda lagi menurut sebagian orang, meditasi adalah berisi hal-hal menakjubkan, yang di dalamnya selalu terdapat alam misterius penuh keajaiban.

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #68 on: 10 May 2011, 04:52:52 PM »
Sebagusnya dilanjutkan saja. Apakah kebenaran objektif dengan logika hanya bisa dipahami bro upasaka? Saya tertarik sekali ingin belajar.

Bagaimanakah barometer logika mengukur kebenaran tentang perkataan sang buddha bahwa jasmani dan batin bukan diri?

dalam perkataan "Jasmani dan batin bukan diri" sebenarnya terdapat dua pernyataan.

Pertama : Jasmani adalah bukan diri.
Kedua : Batin adalah bukan diri.

Aturan pertama di dalam Logika, untuk bisa memahami segala sesuatu itu adalah melalui pengertian dari  masing-masing term.

di dalam kalimat yang pertama itu terdapat dua term, yaitu "Jasmani" dan "diri"

untuk menguji kebenaran kalimat pertama itu, penyelidikan yang pertama-tama harus dilakukan adalah menanyakan "apa itu jasmani" dan "apa itu diri", kecuali bila kita sudah memahami betul, apa itu jasmani dan apa itu diri, maka tidak perlu lagi mempertanyakannya.

Beginilah seharusnya kita berpikir "sang Buddha telah menyatakan bahwa Jasmani bukanlah diri, tetapi apakah sang Buddha telah mendefinisikan apa itu diri?"

setelah pengertian dari kedua terma tersebut , barulah kemudian kepada penyelidikan argumentasi.

Inilah pola berpikir logika.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #69 on: 10 May 2011, 05:04:42 PM »
dalam perkataan "Jasmani dan batin bukan diri" sebenarnya terdapat dua pernyataan.

Aturan pertama di dalam Logika, untuk bisa memahami segala sesuatu itu adalah melalui pengertian dari  masing-masing term.

di dalam kalimat yang pertama itu terdapat dua term, yaitu "Jasmani" dan "diri"
Dalam tahap ini, persepsi tiap orang sudah berbeda.

Quote
untuk menguji kebenaran kalimat pertama itu, penyelidikan yang pertama-tama harus dilakukan adalah menanyakan "apa itu jasmani" dan "apa itu diri", kecuali bila kita sudah memahami betul, apa itu jasmani dan apa itu diri, maka tidak perlu lagi mempertanyakannya.
Dengan siapa kita pertanyakan? Mencari informasi sendiri atau bagaimana?

Quote
Beginilah seharusnya kita berpikir "sang Buddha telah menyatakan bahwa Jasmani bukanlah diri, tetapi apakah sang Buddha telah mendefinisikan apa itu diri?"
Sepertinya tidak ada definisi khusus yang diuraikan sang buddha tentang:apa itu diri..

Quote
setelah pengertian dari kedua terma tersebut , barulah kemudian kepada penyelidikan argumentasi.

Inilah pola berpikir logika.
Jadi bagaimana langkah selanjutnya?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #70 on: 10 May 2011, 05:22:19 PM »
Dalam tahap ini, persepsi tiap orang sudah berbeda.

persepsi orang memang berbeda-beda. tapi kita bisa bermufakat dalam suatu aturan bahasa yang baku. seperti halnya dalam disiplin ilmu Bahasa Indonesia, dimana dimufakati oleh semuao orang bahwa setiap kalimat paling tidak harus memiliki 2 unsur, yaitu Subjek dan Predikat. Demikian pula dalam Logika. Kita akan merujuk pada suatu aturan berbahasa yang dimufakati bersama.

Quote
Dengan siapa kita pertanyakan? Mencari informasi sendiri atau bagaimana?

dengan berbagai cara yang mungkin, seperti mempertanyakan pada nara sumber, pada penafsir, mencari sendiri dari buku, atau memperkirakan sendiri artinya. Idealnya harus dari orang yang membuat pernyataan tersebut.

Quote
Sepertinya tidak ada definisi khusus yang diuraikan sang buddha tentang:apa itu diri..

kadang sang Buddha mendefinisikan sesuatu tapi tidak dengan istilah "definisi". atau beliau menjelaskan sesuatu dlam beberapa keterangan, lalu kita bisa menyimpulkannya sebagai definisi.

Quote
Jadi bagaimana langkah selanjutnya?

masih dalam langkah pertama, kita masih menyempurnakan pengertian dari masing-masing term dengan mempertanyakan quantisnya.

di dalam term "jasmani" dan "diri" terdapat quantitas yang tidak disebutkan.

ini juga harus dipertanyakan. yang dimaksud jasmani itu adalah "seluruh jasmani" atau "sebagian jasmani" dan yang dimaksud diri itu adalah "sebagian diri" atau "seluruh diri"

mana yang benar menurut anda :

1. sebagian jasmani bukan diri, atau
2. seluruh jasmani bukan diri

????

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #71 on: 10 May 2011, 05:33:58 PM »
terima kasih telah berdiskusi dengan saya.

sudah waktunya bagi saya untuk pulang kerja.

sampai jumpa kembali di lain waktu.

semoga anda bahagia!

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #72 on: 10 May 2011, 06:09:39 PM »
persepsi orang memang berbeda-beda. tapi kita bisa bermufakat dalam suatu aturan bahasa yang baku. seperti halnya dalam disiplin ilmu Bahasa Indonesia, dimana dimufakati oleh semuao orang bahwa setiap kalimat paling tidak harus memiliki 2 unsur, yaitu Subjek dan Predikat. Demikian pula dalam Logika. Kita akan merujuk pada suatu aturan berbahasa yang dimufakati bersama.

dengan berbagai cara yang mungkin, seperti mempertanyakan pada nara sumber, pada penafsir, mencari sendiri dari buku, atau memperkirakan sendiri artinya. Idealnya harus dari orang yang membuat pernyataan tersebut.

kadang sang Buddha mendefinisikan sesuatu tapi tidak dengan istilah "definisi". atau beliau menjelaskan sesuatu dlam beberapa keterangan, lalu kita bisa menyimpulkannya sebagai definisi.

masih dalam langkah pertama, kita masih menyempurnakan pengertian dari masing-masing term dengan mempertanyakan quantisnya.

di dalam term "jasmani" dan "diri" terdapat quantitas yang tidak disebutkan.

ini juga harus dipertanyakan. yang dimaksud jasmani itu adalah "seluruh jasmani" atau "sebagian jasmani" dan yang dimaksud diri itu adalah "sebagian diri" atau "seluruh diri"

mana yang benar menurut anda :

1. sebagian jasmani bukan diri, atau
2. seluruh jasmani bukan diri

????
Bukankah memang seperti yang bro terangkan diatas ini, yang dilakukan oleh peserta diskusi di forum ini?
Yang saya perhatikan cuma karena perbedaan persepsi dalam mengartikan sesuatu makanya terjadi beda pendapat.

Dan yang membuat persepsi berbeda salah satu penyebabnya karena faktor pengetahuan, pengalaman, tingkat intelektual, memori dll.

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #73 on: 11 May 2011, 08:23:45 AM »
Bukankah memang seperti yang bro terangkan diatas ini, yang dilakukan oleh peserta diskusi di forum ini?
Yang saya perhatikan cuma karena perbedaan persepsi dalam mengartikan sesuatu makanya terjadi beda pendapat.

Dan yang membuat persepsi berbeda salah satu penyebabnya karena faktor pengetahuan, pengalaman, tingkat intelektual, memori dll.



para pakar Logika berkata bahwa Logika adalah bahasa ibu. artinya, tanpa belajar logika sekalipun seseorang dapat berpikir logis.

seperti halnya perbuatan baik, pada dasarnya berbuat baik sudah merupakan sifat sejati dari seorang manusia. tanpa belajar kitab apapun, dan tidak diajari oleh siapapun, seseorang bisa mengerti dan bisa melakukan kebaikan.

Tapi, kecenderungan-kecenderungan jahat kadang muncul di dalam diri seseorang. Ketika kecenderungan jahat ini muncul sifat alaminya akan terkontaminasi, dan ia terdoronga melakukan hal yang menyimpang di dalam perbuatan maupun pikirannya. celakanya, karena norma alami itu tidak ditegakan di dalam bentuk undang-undang, orang jahat menjadi bebas berbuat jahat. terlebih lagi ketika orang jahat ini tidak menyadari bahwa pikiran dan perbuatannya telah menyimpang dari kebenaran. Seperti itu pula alasan mengapa aturan-aturan berpikir harus diwujudkan di dalam undang-undang tertulis, agar ketika manusia menjadi "lupa diri" hukum akan berlaku atasnya dan orang-orang baik tetap terlindungi.

secara alami, di forum ini orang-orang menggunakan logika. Kendatipun ia tidak pernah mengikuti kursus ilmu logika ataupun tidak pernah membaca buku-buku logika. Tetapi, ketika ego berkembang dalam suatu diskusi, seringkali pemikiran pada pendiskusi ini menyimpang dari kebiasaan berpikirnya yang semula logis, lalu menjadi tidak logis. celakanya, mereka tidak menyadari bahwa pikirannya telah menyimpang. dan salah satu yang menyebabkan penyimpangan pikiran itu adalah kemelekatan terhadap konsepsi. Dalam keadaan seperti ini, bila saya mengajukan beberapa pertanyaan logis, maka tidak satupun yang bisa menjawab. misalnya :

Setiap emas adalah logam
Setiap besi adalah logam

maka bagaiamana kesimpulannya?

di forum ini, atau di berbagai forum lainnya, seringkali saya mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar dalam bidang ilmu logika seprti itu. tapi faktanya sungguh memprihatinkan, 95 % dari penjawab tidak ada yang bisa menjawab dengan benar.

Seandainya kedua belah pihak sama-sama menggunakan logika dengan benar, maka suatu diskusi pasti akan selalu sampai pada "Titik Temu" yang menggembirakan.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #74 on: 11 May 2011, 08:39:14 AM »
wah ilmu tingkat tinggi, intelektual gw masih rendah... nonton aja deh  :-?
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma