//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kebenaran Objektif  (Read 38461 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #45 on: 09 May 2011, 04:48:15 PM »
Kembali ke Alat Ukur nya, Bro.

Kalo kita hendak menjadikan Sutta sebagai alat ukur kebenarannya, maka yang benar adalah "Seorang arahatapun masih bisa salah" Dan JIka benar seorang arahata sudah tidak memiliki kebodohan batin, maka salah bahwa seseorang yang sudah tidak memiliki kebodohan batin sudah tidak memunculkan teori yang salah lagi.

dan bila yang menjadi alat ukurnya adalah keyakinan kita masing-masing, maka yang benar adalah menurut pendapat kita masing-masing.

tetapi, di atas sutta dan diatas keyakinan kita masing-masing, ada kebenaran yang lebih universal, yaitu realitas. masalahnya, saya belumlah sampai pada kedudukan arahata, sehingga tidak dapat memastikan bagaimana sesungguhnya dari kondisi suatu arahata itu.

yang tertinggal sekarang, dari keseluruhan alat ukur adalah kebenaran logika, di mana premis-premisnya merupakan realitas-realitas yang bisa kita lihat secara langsung saat ini di sini, sebelum kita menjadi seorang arahata. artinya, untuk memahami bagaimana kondisi seorang arahata itu bisa dengan cara lain selain dengan langsung menjadi arahata itu sendiri. dengan cara apa? yaitu dengan logika akan hal-hal realistis. sesungguhnya dari logika itulah munculnya keyakinan saya.

tapi, masalahnya lagi. Logika adalah alat ukur kebenaran yang belum kita mufakati. Dengan demikian, pembahasan mengenai bagaimana sesungguhnya kondisi seorang arahata secara logika tidak akan dan tidak perlu saya bahas lebih lanjut. Bila, alat ukurnya belum dimufakati, maka nantinya akan muncul kebenaran-kebenaran yang berkesan "sangat subjektif".

Saya hanya akan menjawab soal "logika" di atas. Karena saya sudah menjawab separuh di postingan sebelumnya... Menjadikan ilmu terapan logika sebagai satuan penguji kebenaran teori tidak selalu tepat. Karena logika sendiri merupakan ilmu terapan antar premis yang meletakkan premis-premisnya ke dalam substansi lingual. Jika kebenaran yang diuji adalah hal yang di luar substansi lingual, maka hasil penerapan ilmu logika tidak bisa disahkan.

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #46 on: 09 May 2011, 04:57:29 PM »
Saya hanya akan menjawab soal "logika" di atas. Karena saya sudah menjawab separuh di postingan sebelumnya... Menjadikan ilmu terapan logika sebagai satuan penguji kebenaran teori tidak selalu tepat. Karena logika sendiri merupakan ilmu terapan antar premis yang meletakkan premis-premisnya ke dalam substansi lingual. Jika kebenaran yang diuji adalah hal yang di luar substansi lingual, maka hasil penerapan ilmu logika tidak bisa disahkan.

benar bro.

benar bahwa "Menjadikan ilmu terapan logika sebagai satuan penguji kebenaran teori tidak selalu tepat". tapi persoalan-persoalan logika selalu tepat diukur dengan ilmu terapan logika.

di dunia ini, banyak sekali persoalan yang harus diatasi dengan berbagai disiplin ilmu. jika kita tidak dapat menyelesaikannya secara bersamaan, maka kita harus menyelesaikannya satu persatu.

kebenaran sejati tentang bagaimana sesungguhnya dari suatu kondisi arahat, sudah tentu tidak akan dapat diketahui secara pasti kecuali oleh orang yang mencapai kearahatan itu sendiri. tetapi, kebenaran logika dapat diketahui secara pasti oleh orang yang menggunakan logika. selama logika hanya digunakan untuk menguji kebenaran logic, dan bukan untuk menguji kebenaran sejati, maka ilmu terapan logika selalu tepat untuk digunakan sebagai alat uji kebenaran pernyataan-pernyataan logic.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #47 on: 09 May 2011, 05:02:07 PM »
benar bro.

benar bahwa "Menjadikan ilmu terapan logika sebagai satuan penguji kebenaran teori tidak selalu tepat". tapi persoalan-persoalan logika selalu tepat diukur dengan ilmu terapan logika.

di dunia ini, banyak sekali persoalan yang harus diatasi dengan berbagai disiplin ilmu. jika kita tidak dapat menyelesaikannya secara bersamaan, maka kita harus menyelesaikannya satu persatu.

kebenaran sejati tentang bagaimana sesungguhnya dari suatu kondisi arahat, sudah tentu tidak akan dapat diketahui secara pasti kecuali oleh orang yang mencapai kearahatan itu sendiri. tetapi, kebenaran logika dapat diketahui secara pasti oleh orang yang menggunakan logika. selama logika hanya digunakan untuk menguji kebenaran logic, dan bukan untuk menguji kebenaran sejati, maka ilmu terapan logika selalu tepat untuk digunakan sebagai alat uji kebenaran pernyataan-pernyataan logic.

Secara praktis, seharusnya ilmu logika memang bisa menjadi satuan yang akurat untuk hal-hal dalam tataran lingual. Namun pada praktiknya, ilmu logika hanyalah sebuah alat (metode); sedangkan yang melakukan pengukuran atau pengujian adalah orang. Setiap orang bisa memiliki premisnya masing-masing. Kalau sudah terjadi begini, ini namanya "cape deh". ;D

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #48 on: 09 May 2011, 05:21:28 PM »
Secara praktis, seharusnya ilmu logika memang bisa menjadi satuan yang akurat untuk hal-hal dalam tataran lingual. Namun pada praktiknya, ilmu logika hanyalah sebuah alat (metode); sedangkan yang melakukan pengukuran atau pengujian adalah orang. Setiap orang bisa memiliki premisnya masing-masing. Kalau sudah terjadi begini, ini namanya "cape deh". ;D

logika adalah alat pengukur kebenaran logic seperti halnya meteran yang digunakan untuk mengukur panjang. sebagaimana satuan menter, logika juga bertaraf internasional tetapi tidak terdaftar di dalam satuan ukur baku SI.

Masalahnya, pada saat ini, Logika masih merupakan "peralatan yang mahal dan langka". oleh karena itu, masih terlalu sulit menggunakan logika sebagai alat ukur. Jadi, bukan karena orang memiliki premi yang berbeda-beda yang menyebabkan "cape deh", tapi karena langka nya ilmu ini di dunia saat ini, utamanya di Indonesia.

banyak orang yang mengaku memiliki alat ukur logika, tetapi kebanyak palsu. Ini menjadi tambahan masalah. sudah langka, sekalinya ditemukan, palsu lagi. maka selanjutnya, yang saya tawarkan adalah "alat ukur logika" yang saya miliki dan yang saya klaim asli. Silahkan anda mencoba!

tetapi, saya akui bahwa menggunakan alat ukur logika untuk menguraikan kebenaran-kebenaran logic, kendatipun merupakan alat ukur logika yang asli, itu akan membawa orang pada praktik berpikir yang melelahkan. Logika akan mengajak seseorang untuk berpikir sangat detail, seperti detailnya kita mengamati segala sesuatu di dalam vippassana. oleh karena itu, alat ukur logika ini mustahil dapat digunakan oleh orang yang berkemampun mental rendah, melainkan mensyarakat sesorang yang memiliki kemampuan mental yang cukup tinggi, setidaknya memiliki ketenangan, kejernihan pikiran, kejujuran, serta kemampuan mengingat keterkaitan satu hal dengan hal lainnya.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #49 on: 09 May 2011, 05:29:18 PM »
logika adalah alat pengukur kebenaran logic seperti halnya meteran yang digunakan untuk mengukur panjang. sebagaimana satuan menter, logika juga bertaraf internasional tetapi tidak terdaftar di dalam satuan ukur baku SI.

Masalahnya, pada saat ini, Logika masih merupakan "peralatan yang mahal dan langka". oleh karena itu, masih terlalu sulit menggunakan logika sebagai alat ukur. Jadi, bukan karena orang memiliki premi yang berbeda-beda yang menyebabkan "cape deh", tapi karena langka nya ilmu ini di dunia saat ini, utamanya di Indonesia.

banyak orang yang mengaku memiliki alat ukur logika, tetapi kebanyak palsu. Ini menjadi tambahan masalah. sudah langka, sekalinya ditemukan, palsu lagi. maka selanjutnya, yang saya tawarkan adalah "alat ukur logika" yang saya miliki dan yang saya klaim asli. Silahkan anda mencoba!

tetapi, saya akui bahwa menggunakan alat ukur logika untuk menguraikan kebenaran-kebenaran logic, kendatipun merupakan alat ukur logika yang asli, itu akan membawa orang pada praktik berpikir yang melelahkan. Logika akan mengajak seseorang untuk berpikir sangat detail, seperti detailnya kita mengamati segala sesuatu di dalam vippassana. oleh karena itu, alat ukur logika ini mustahil dapat digunakan oleh orang yang berkemampun mental rendah, melainkan mensyarakat sesorang yang memiliki kemampuan mental yang cukup tinggi, setidaknya memiliki ketenangan, kejernihan pikiran, kejujuran, serta kemampuan mengingat keterkaitan satu hal dengan hal lainnya.

Logika adalah ilmu (metode). Ada yang ahli menggunakannya, ada yang tidak. Tingkat keahlian tiap orang dalam menggunakan ilmu logika pun berbeda-beda. Karenanya, kesimpulan logika yang didapat tiap orang juga bisa berbeda. Contohnya: Jika Anda menganggap diri Anda paling ahli menggunakan ilmu logika di dunia ini, wajar kalau ngotot pendapat Anda adalah yang benar. Begitu loh, Bro.

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #50 on: 09 May 2011, 05:37:52 PM »
Logika adalah ilmu (metode). Ada yang ahli menggunakannya, ada yang tidak. Tingkat keahlian tiap orang dalam menggunakan ilmu logika pun berbeda-beda. Karenanya, kesimpulan logika yang didapat tiap orang juga bisa berbeda. Contohnya: Jika Anda menganggap diri Anda paling ahli menggunakan ilmu logika di dunia ini, wajar kalau ngotot pendapat Anda adalah yang benar. Begitu loh, Bro.

benar bro. benar bahwa jika saya menganggap diri saya paling ahli dalam ilmu logika di dunia, wajar kalo saya menganggap pendapat saya adalah yang benar.

tetapi, bila saya hendak berbicara dengan anda, maka dasar ilmunya bukanlah "anggapan saya". tapi kembali kepada pertanyaan "apa tolak ukur" yang hendak kita gunakan ?

karena "anggapan saya" tidak atau belum dimufakati sebagai "tolak ukur" dari kebenaran yang kita diskusikan, maka hendaknya kita sama-sama abaikan saja apa yang menjadi anggapan saya. dalam arti kendatipun saya menganggap pendapat saya benar, tapi saya tidak berpikir "anda harus menganggap benar terhadap anggapan saya". karena saya tau, tolak ukur kebenarannya bukanlah "anggapan saya".

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #51 on: 09 May 2011, 05:46:12 PM »
benar bro. benar bahwa jika saya menganggap diri saya paling ahli dalam ilmu logika di dunia, wajar kalo saya menganggap pendapat saya adalah yang benar.

tetapi, bila saya hendak berbicara dengan anda, maka dasar ilmunya bukanlah "anggapan saya". tapi kembali kepada pertanyaan "apa tolak ukur" yang hendak kita gunakan ?

karena "anggapan saya" tidak atau belum dimufakati sebagai "tolak ukur" dari kebenaran yang kita diskusikan, maka hendaknya kita sama-sama abaikan saja apa yang menjadi anggapan saya. dalam arti kendatipun saya menganggap pendapat saya benar, tapi saya tidak berpikir "anda harus menganggap benar terhadap anggapan saya". karena saya tau, tolak ukur kebenarannya bukanlah "anggapan saya".

Yup, benar begitu.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #52 on: 09 May 2011, 06:08:59 PM »
[at] satria
Hal-hal apa sajakah yang bisa diukur dengan logika?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #53 on: 09 May 2011, 06:59:35 PM »
logika adalah alat pengukur kebenaran logic seperti halnya meteran yang digunakan untuk mengukur panjang. sebagaimana satuan menter, logika juga bertaraf internasional tetapi tidak terdaftar di dalam satuan ukur baku SI.

Masalahnya, pada saat ini, Logika masih merupakan "peralatan yang mahal dan langka". oleh karena itu, masih terlalu sulit menggunakan logika sebagai alat ukur. Jadi, bukan karena orang memiliki premi yang berbeda-beda yang menyebabkan "cape deh", tapi karena langka nya ilmu ini di dunia saat ini, utamanya di Indonesia.

banyak orang yang mengaku memiliki alat ukur logika, tetapi kebanyak palsu. Ini menjadi tambahan masalah. sudah langka, sekalinya ditemukan, palsu lagi. maka selanjutnya, yang saya tawarkan adalah "alat ukur logika" yang saya miliki dan yang saya klaim asli. Silahkan anda mencoba!

tetapi, saya akui bahwa menggunakan alat ukur logika untuk menguraikan kebenaran-kebenaran logic, kendatipun merupakan alat ukur logika yang asli, itu akan membawa orang pada praktik berpikir yang melelahkan. Logika akan mengajak seseorang untuk berpikir sangat detail, seperti detailnya kita mengamati segala sesuatu di dalam vippassana. oleh karena itu, alat ukur logika ini mustahil dapat digunakan oleh orang yang berkemampun mental rendah, melainkan mensyarakat sesorang yang memiliki kemampuan mental yang cukup tinggi, setidaknya memiliki ketenangan, kejernihan pikiran, kejujuran, serta kemampuan mengingat keterkaitan satu hal dengan hal lainnya.

IMO logika bukan lah sebagai alat ukur, tapi cara untuk membantu mencari jawaban yang bagi individual (pikiran kita) dapat di terima, dan logika tidak dapat dikatakan benar, jika logika dapat di gunakan sebagai patokan kebenaran, seorang yang berkemampuan bermental rendah pun dapat menggunakan.
dan logika bukan hanya untuk orang yang memiliki kemampuan dan mental yang cukup tinggi, karena setiap orang mempunyai cara berpikir dengan logika.

jika memang logika dapat di gunakan sebagai alat ukur tolong jawab pertanyaan ini:

sehabis makan nasi pasti kenyang  , menurut anda apakah penyataan ini benar?  _/\_
« Last Edit: 09 May 2011, 07:01:40 PM by wang ai lie »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #54 on: 10 May 2011, 06:18:06 AM »
kalau sudah ke tahap ini, sptnya sudah harus ke dokter

harus lebih jelas ke dokter mana ?  :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #55 on: 10 May 2011, 10:35:23 AM »
IMO logika bukan lah sebagai alat ukur, tapi cara untuk membantu mencari jawaban yang bagi individual (pikiran kita) dapat di terima, dan logika tidak dapat dikatakan benar, jika logika dapat di gunakan sebagai patokan kebenaran, seorang yang berkemampuan bermental rendah pun dapat menggunakan.
dan logika bukan hanya untuk orang yang memiliki kemampuan dan mental yang cukup tinggi, karena setiap orang mempunyai cara berpikir dengan logika.

jika memang logika dapat di gunakan sebagai alat ukur tolong jawab pertanyaan ini:

sehabis makan nasi pasti kenyang  , menurut anda apakah penyataan ini benar?  _/\_

menurut Logika, pernyataan tersebut tidak bernilai benar maupun salah. karena untuk bisa memiliki nilai benar atau salah, sebuah pernyataan harus memiliki argumentasi. tanpa argumentasi, outputny = "tidak bernilai apapun".

jadi, jika dikatakan "sehabis makan nasi pasti kenyang". lha, argumentasinya apa?

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #56 on: 10 May 2011, 11:04:47 AM »
[at] satria
Hal-hal apa sajakah yang bisa diukur dengan logika?

semua pernyataan filsafat bisa diukur dengan Logika.

adapun pernyataan filsafat itu adalah pernyataan-pernyataan yang argumentatif, yang dibedakan dari pernyataan-pernyataan ilmiah.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #57 on: 10 May 2011, 01:34:49 PM »
menurut Logika, pernyataan tersebut tidak bernilai benar maupun salah. karena untuk bisa memiliki nilai benar atau salah, sebuah pernyataan harus memiliki argumentasi. tanpa argumentasi, outputny = "tidak bernilai apapun".

jadi, jika dikatakan "sehabis makan nasi pasti kenyang". lha, argumentasinya apa?
jika anda berpikir dengan logika pasti anda sudah dapat menjawab pertanyaan saya di atas tanpa mengeluarkan pernyataan atau statment karena logika adalah cara menjawab
bisa anda contohkan pertanyaan bagaimana yang memiliki argumentasi
« Last Edit: 10 May 2011, 01:37:42 PM by wang ai lie »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #58 on: 10 May 2011, 01:37:42 PM »
menurut Logika, pernyataan tersebut tidak bernilai benar maupun salah. karena untuk bisa memiliki nilai benar atau salah, sebuah pernyataan harus memiliki argumentasi. tanpa argumentasi, outputny = "tidak bernilai apapun".

jadi, jika dikatakan "sehabis makan nasi pasti kenyang". lha, argumentasinya apa?

gak juga a..tergantung nasinya berapa banyak..klo sebutir... dimakan sama manusia yah gak kenyang.... , klo ama seekor semut mungkin kenyang kale...
...

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kebenaran Objektif
« Reply #59 on: 10 May 2011, 02:32:13 PM »
gak juga a..tergantung nasinya berapa banyak..klo sebutir... dimakan sama manusia yah gak kenyang.... , klo ama seekor semut mungkin kenyang kale...

maka dari itu, tergantung dari argumentasinya. nasinya sebutir, atau seekor semut yang memakannya, itu adalah argumentasi. setelah itu, barulah nilai
"benar" atau "salah" akan muncul.

tapi sebaiknya, kita tidak melanjutkan pembicaraan mengenai logika ini. lebih baik, kita diskusikan persoalan lain "yang lebih sederhana" dan lebih cocok untuk konsumsi publik.

membicarakan logika, malah akan memusingkan umat awam. dan membicarakan hal-hal yang sangat sulit difahami orang lain, itu termasuk sesuatu yang menyakiti perasaan orang lain. dan karena saya tidak berharap akan menyakiti perasaan orang lain, semoga anda semua berkenan untuk menghentikan pembahasan mengenai logika ini atau menurunkan level materi pembahasannya agar tidak membahas hal-hal yang terlalu rumit untuk umum.

 

anything