//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: fanatik  (Read 12795 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline aryaputra

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 155
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #30 on: 20 April 2012, 08:42:15 AM »
Menurut saya Fanatik dapat diumpamakan: seperti sikap seorang anak kelas 1 SD yg mengetahui bahwa 400 = 20 x 20. Dia sangat percaya hal itu, maka jika anak lain bilang 400 = 10 x 40, dia akan mengatakan salah. Dia melekat pada apa yg diketahuinya karena kemampuan untuk menganalisisnya belum sampai sehingga pengetahuannya sempit, karena itu dia tidak mau menerima pendapat anak lain.

Keyakinan dapat diumpamakan sikap anak itu yg telah tumbuh menjadi anak kelas 6 SD. Dia sudah mengetahui bahwa nilai 400 didapat dengan berbagai cara. Jika anak lain mengatakan bahwa 400 = 10 x 40 atau 400 = 350 + 50, maka dia akan menerimanya. Karena kemampuan menganalisisnya sudah berkembang sehingga pengetahuannya mulai luas.

Tetapi keyakinanpun masih ada tingkatan. Jika dikatakan 400 = akar 160.000 anak itu belum mengerti, tetapi dia sudah mulai bijaksana dengan mengatakan belum mengerti, tidak mengatakan salah. Setelah anak itu lulus kuliah, dia akan semakin mengerti bahwa nilai 400 adalah nilai yg didapat dr banyak cara. Saat itu keyakinannya telah berkembang membuatnya menjadi bijaksana.  _/\_
agak sulit untuk memahami bagaimana dunia ini ada tanpa suatu sebab pertama. TETAPI JAUH LEBIH SULIT UNTUK MEMAHAMI BAGAIMANA MUNGKIN SEBAB PERTAMA ITU BISA ADA PADA AWALNYA

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: fanatik
« Reply #31 on: 20 April 2012, 03:13:45 PM »
waktu mencari contoh tadi saya udah mengantisipasi pendapat seperti di atas, hanya saja saya gak ketemu contoh yg lebih baik  :))

dalam contoh anda, memang benar, semuanya subjektif dan tergantung selera masing2.
Sebetulnya waktu saya lagi pikir2 tentang 'fanatik', cari contoh, makin lama makin berkembang sampai saya juga bingung sendiri sehingga berkesimpulan memang susah cari definisi pastinya, dan jadinya subjektif. ;D


Quote
namun yang saya maksudkan di sini, apabila ada titik referensi (pihak ketiga) yang dapat melihat kedua sudut pandang secara netral, maka objektifitas terhadap titik referensi itu bisa ditentukan (relatif kepada titik itu). misalnya dalam menilai agama2, maka sains ataupun atheisme bisa menjadi titik referensi untuk menilai agama2 yang ada. dalam hal ini agama A mengaku dirinya paling mutakhir dan agama B mengaku dirinya paling masuk akal. dengan memakai referensi sains, maka bisa ditentukan kedua klaim itu tidak benar dan kedua2nya sama2 kepercayaan belaka yang tidak terbukti alias dua2nya sama2 fanatik...
OK, ini untuk 'fanatik' yang internal, tampaknya memang harus ada semacam 'kontrol' yang netral (sains), untuk bisa mengukur (secara terbatas) benar atau salahnya satu kepercayaan. Jika sesuatu tidak bisa dibuktikan, atau bahkan dibuktikan sebagai salah, namun tetap dianggap kebenaran mutlak, rasanya kita bisa setuju orang ini fanatik. Kalau 'preference' itu belum bisa dibilang fanatik sebab tidak ada tolok ukur benar/salah secara objektif. Tapi kalau ada suatu tolok ukur objektif, atau sudah bisa dibuktikan benar/salah, jika tetap memegang satu kepercayaan (yang sudah terbukti salah) sebagai benar, secara membuta, mungkin kita bisa sepakat ini adalah fanatik.

Tapi fanatik internal itu belum tentu tampak dari luar, jadi bisa saja orang menganggap bumi berbentuk trapesium dan fanatik pada kepercayaan itu. Namun di kelas sains, mengikuti aturan main, tetap jawab bulat. Juga kalau ngobrol tidak bawa2 kepercayaannya, maka orang tersebut secara eksternal tidak bisa dibilang 'fanatik'. Sebaliknya biarpun seorang ilmuwan tahu persis bumi itu bulat, kalau dia memaksakan pengetahuannya itu ke orang lain (misalnya si fanatik 'bumi = trapesium' itu), maka ia bisa disebut fanatik oleh orang lain.


Quote
penentuan titik referensi ini juga berbeda2 dan sering menjadi perdebatan.

ahli kitab A menaruh titik referensi pada isi kitab A (yg jelas subjektif bagi orang lain).
ahli kitab B menaruh titik referensi pada isi kitab B (yg jelas subjektif bagi orang lain).
filsuf menaruh titik referensi pada argumen2nya.
meditator menaruh titik referensi pada pengalaman meditasi dan isi batinnya.
saintis menaruh titik referensi pada dalil2 sains saat ini.

walaupun tidak sempurna, saya merasa titik referensi yang terakhir itu paling netral dan objektif...
setuju, tapi saya menggolongkan kedua2nya sebagai fanatisme.
Iya, saya juga katakan patokan sains yang paling utama bisa dipegang, walaupun yang lainnya juga bisa, tergantung kondisi.


Quote
ini yg di awal2 saya bilang fanatisme ke dalam akan merugikan diri sendiri sedangkan fanatisme ke luar akan merugikan orang lain.

fanatisme ke dalam, walaupun tidak mengganggu orang lain, si penganut mengalami kerugian karena kehilangan kesempatan untuk menukar pandangan dan pengertiannya kepada pengertian yang lebih tinggi.

fanatisme ke luar, jelas merugikan dan meresahkan masyarakat lingkungannya seperti yang anda tulis di atas.
kurang lebih senada dengan quote kedua di post ini. kalo gak salah anda pake contoh kepercayaan batman.
Kepercayaan Batman yang beda versi yah? Merk sama2 Batman, tapi di mata Schumacher, Burton, dan Nolan, bisa jadi persona sangat berbeda. ;D

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: fanatik
« Reply #32 on: 20 April 2012, 05:03:22 PM »
[at] adi lim
tidak fanatik masi bisa mencapai pencerahan dengan uraian di atas. tidak sesuai dengan pandangan kamu.  :)) :)) :))

didunia ini banyak manusia yang tidak fanatik arti fanatik yang sesuai dengan definisi KBBI
dan ternyata mereka yang tidak fanatik bukan orang suci dan juga banyak yang non buddhis lagi
jadi ?
« Last Edit: 20 April 2012, 05:07:43 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Master

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 20
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #33 on: 20 April 2012, 07:05:44 PM »
didunia ini banyak manusia yang tidak fanatik arti fanatik yang sesuai dengan definisi KBBI
dan ternyata mereka yang tidak fanatik bukan orang suci dan juga banyak yang non buddhis lagi
jadi ?
saya cenderung setuju dengan sdr morpheus
fanatik ibarat gelas yang penuh tidak dapat diisi kembali
tidak fanatik ibarat gelas yang masi ada ruang kosong yang bisa diisi

kalo memang pake difinisi lain diskusi mengalami kebuntuan. kesimpulan tidak perlu dilanjutkan

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: fanatik
« Reply #34 on: 20 April 2012, 09:32:14 PM »
Kepercayaan Batman yang beda versi yah? Merk sama2 Batman, tapi di mata Schumacher, Burton, dan Nolan, bisa jadi persona sangat berbeda. ;D
tul juga ya  ;D
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: fanatik
« Reply #35 on: 21 April 2012, 02:54:58 PM »
kalau keyakinan yang sudah dibuktikan (direalisasikan) tidak dapat dikatakan fanatik
tetapi yang lebih tepat sadda
dengan 3 landasan

hahaha.... itu kan hanya katanya umat buddha ;D. katanya umat lain kan umat buddha itu fanatik karena yang benar adalah pembuktian dengan cara mereka ;D. begitu juga sebaliknya umat buddha mengatakan umat lain fanatik, umat buddha lah yang saddha ;D.

fanatik artinya adalah keyakinan yang kuat atau tidak tergoyahkan dalam artian netral ;D. dan itu sudah cukup, tidak perlu ditambah-tambahkan negatif atau positif lagi ;D. dengan begitukan umat buddha kan ngak perlu panik atau tersinggung ketika dibilangin fanatik sama umat lain begitu pula sebaliknya ;D.

kalo fanatik tidak akan ada para arahat. pertama kali Sang Buddha akan membabarkan Dhamma d Taman Rusa kepada 5 pertapa. apa pandangan 5 pertapa kepada Sang Buddha cuman mencibir dan menjelek2kan Sang Buddha sudah melenceng dari ajaran. kalo 5 pertapa memiliki fanatikisme maka omong Sang Buddha apapun akan dimentahkannya kembali. tapi buktinya 5 pertapa mau menerima ajaran Sang Buddha yang berbeda dengan ajaran yang diterima oleh 5 pertapa sebelumnya (ini bukti bahwa tidak ada sifat fanatik).
keyakinan yang kuat bukan kefanatikan karena sudah pembuktian ajaran Sang Buddha (ehipasiko). karena terbukti kebenaran ajaran Sang Buddha maka terciptalah keyakinan yang kuat bukan fanatik.

hahaha.. sepertinya salah ngasih contoh nih ;D. 5 pertapa adalah 5 pertapa, 5 pertapa bukannya 5 arahat ;D. yang lebih tepat itu 5 pertapa adalah mahkluk-mahkluk yang memiliki 'sedikit debu di matanya' ;D. silahkan artikan sendiri deh apa itu yang memiliki sedikit debu di matanya ;D. bandingkan dengan kisah lain di tipitaka, saya lupa kisahnya di mana, tap inti ceritanya ada seorang guru yang tetap teguh sama keyakinannya sendiri walaupun banyak pengikutnya yang menjadi pengikut sang buddha ;D.

coba bandingkan keyakinan yang teguh para arahat pada buddha, dhamma dan sangha dengan guru agama dari kisah itu ;D. sama-sama keyakinan yang tidak tergoyahkan, bukan? ;D

Offline khiong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 478
  • Reputasi: 29
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #36 on: 21 April 2012, 06:47:01 PM »
mantap semua pandangan para suhu2 ;D.. saya sudah bisa ambil kesimpulan sendiri ..famatik tidak fanatik,termasuk kekotoran batin.. fanatik(agama) itu keterikatan batin yg dalam.. tidak fanatik(agama) kebimbangan batin pada ajaran.. bagaimana.??? bisa diterima tidak..??? ^:)^

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: fanatik
« Reply #37 on: 21 April 2012, 08:50:23 PM »
hehehehe... lucu  :))

gini aja perbandingannya:

dosa = kebencian, adalah kekotoran batin
a-dosa = tidak membenci ===> bukan kekotoran batin

fanatik (kata sifat) = sifat fanatik, memiliki unsur subjektifitas (aku-isme), buta dan irasional, adalah kekotoran batin
a-fanatik = tidak fanatik ===> bukan kekotoran batin
« Last Edit: 21 April 2012, 08:52:38 PM by morpheus »
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: fanatik
« Reply #38 on: 22 April 2012, 06:29:56 AM »
bagi umat yang fanatik dan tidak fanatik masih ada kekotoran batin.
bagi mahluk arahat, batin sudah bersih, murni, bebas dari noda LDM _/\_
« Last Edit: 22 April 2012, 06:31:37 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: fanatik
« Reply #39 on: 23 April 2012, 04:53:19 AM »
menurut saya, fanatik adalah sifat yang berakar dari keakuan.
mereka yang menyadari bahwa segalanya bukanlah diri, akan lenyap fanatiknya.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Master

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 20
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #40 on: 23 April 2012, 09:35:53 PM »
hahaha.. sepertinya salah ngasih contoh nih ;D. 5 pertapa adalah 5 pertapa, 5 pertapa bukannya 5 arahat ;D. yang lebih tepat itu 5 pertapa adalah mahkluk-mahkluk yang memiliki 'sedikit debu di matanya' ;D. silahkan artikan sendiri deh apa itu yang memiliki sedikit debu di matanya ;D. bandingkan dengan kisah lain di tipitaka, saya lupa kisahnya di mana, tap inti ceritanya ada seorang guru yang tetap teguh sama keyakinannya sendiri walaupun banyak pengikutnya yang menjadi pengikut sang buddha ;D.

coba bandingkan keyakinan yang teguh para arahat pada buddha, dhamma dan sangha dengan guru agama dari kisah itu ;D. sama-sama keyakinan yang tidak tergoyahkan, bukan? ;D
[/quote]

hahaha.... dalam cerita Sang Buddha 5 pertapa semua menjadi Arahat. cerita yang pindah2 pengikut ingat tapi cerita awal Sang Buddha membabarkan Dhamma pertama kali di Taman Rusa kepada 5 pertapa sudah lupa. lupa apa keblinger....

Offline Master

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 20
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #41 on: 23 April 2012, 09:40:00 PM »
bagi umat yang fanatik dan tidak fanatik masih ada kekotoran batin.
bagi mahluk arahat, batin sudah bersih, murni, bebas dari noda LDM _/\_
Jangan lihat sudah jadinya tapi proses menjadi Arahat itu yang jadi persoalan.
Fanatik dan Tidak Fanatik ini akan menentukan proses menjadi seorang Arahat atau tidak. Jangan lihat langsung Arahatnya.