//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: fanatik  (Read 12796 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: fanatik
« Reply #15 on: 19 April 2012, 11:22:15 AM »
melarang anak pindah keyakinan sehingga mengeluarkan kata2 menjelekan,sudah pasti fanatik,kekotoran batin,karma buruk kah..?? atau kita sebagai orangtua harus diam 1000kata..? ;D

menjelek-jelekan itu namanya bukanlah fanatik tapi sarkasme ;D.

bagaimana dengan para arahat yang sudah membuktikan kebenaran ajaran buddha, apakah keyakinan yang kuat (kefanatikan) para arahat kepada buddha adalah bentuk kekotoran batin? ;D

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: fanatik
« Reply #16 on: 19 April 2012, 11:36:36 AM »
dari KBBI:


fa·na·tik a teramat kuat kepercayaan (keyakinan) thd ajaran (politik, agama, dsb): tokoh partai itu berada di tengah-tengah pengikutnya yg --;
mem·fa·na·tiki v meyakini (ajaran, kepercayaan, dsb) dng teramat kuat: segelintir orang cenderung mendukung, membela, dan ~ ajaran sesat yg dibawa oleh pendatang baru itu;
ke·fa·na·tik·an n perihal fanatik


Jadi apa salahnya fanatik?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: fanatik
« Reply #17 on: 19 April 2012, 03:44:53 PM »
Nah, kalo menurutu KBBI, fanatik itu cenderung netral, belum tentu jelek/bagus. Kalau diterapkan dalam dhamma juga, maka boleh dibilang ciri Sotapanna adalah 'fanatik pada Buddha-Dhamma-Sangha'. Jadi tergantung definisi fanatik masing2.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: fanatik
« Reply #18 on: 19 April 2012, 04:05:46 PM »
imo, unsur dari fanatik adalah membuta atau tanpa-alasan.
seseorang yg fanatik akan kehilangan kekritisan dan objektifitasnya.

ke dalam, fanatisme merugikan diri sendiri. ke luar, fanatisme merugikan orang lain.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: fanatik
« Reply #19 on: 19 April 2012, 04:14:10 PM »
imo, unsur dari fanatik adalah membuta atau tanpa-alasan.
seseorang yg fanatik akan kehilangan kekritisan dan objektifitasnya.

ke dalam, fanatisme merugikan diri sendiri. ke luar, fanatisme merugikan orang lain.


itu adalah definisi tambahan dari anda sendiri, karena tidak ada unsur yg anda sebutkan dalam definisi KBBI di atas.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: fanatik
« Reply #20 on: 19 April 2012, 04:32:35 PM »
itu adalah definisi tambahan dari anda sendiri, karena tidak ada unsur yg anda sebutkan dalam definisi KBBI di atas.
imo, sebenarnya definisi di atas sangat jelas tanpa memerlukan definisi resmi...

definisi fanatic dari berbagai website:

dictionary.com
a person with an extreme and uncritical enthusiasm or zeal, as in religion or politics.

The American Heritage® Dictionary of the English Language, Fourth Edition
A person marked or motivated by an extreme, unreasoning enthusiasm, as for a cause.

Thesaurus - WordNet 3.0, Farlex clipart collection. © 2003-2011 Princeton University, Farlex Inc
fanatic - a person motivated by irrational enthusiasm (as for a cause); "A fanatic is one who can't change his mind and won't change the subject"--Winston Churchill
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #21 on: 19 April 2012, 04:33:25 PM »
menjelek-jelekan itu namanya bukanlah fanatik tapi sarkasme ;D.

bagaimana dengan para arahat yang sudah membuktikan kebenaran ajaran buddha, apakah keyakinan yang kuat (kefanatikan) para arahat kepada buddha adalah bentuk kekotoran batin? ;D
kalau keyakinan yang sudah dibuktikan (direalisasikan) tidak dapat dikatakan fanatik
tetapi yang lebih tepat sadda
dengan 3 landasan

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: fanatik
« Reply #22 on: 19 April 2012, 04:38:43 PM »
yg bs kesimpulan di atas...

fanatik yg bs dikatakan sebagai saddha didalam buddhist, mempunyai manfaat yg baik selama fanatik tanpa didasari oleh kekotoran bathin.

fanatik bs dikatakan tidak baik dan tidak ada manfaat nya, jika seseorang tidak dapat memahami dan melihat suatu kebenaran sebagaimana mesti nya serta ke-fanatikan nya terhadap sesuatu dilandasi oleh kekotoran bathin. karena dilandasi oleh kekotoran bathin (kebodohan) menimbulkan rasa tidak suka kepada hal lain diluar apa yg ia yakini (kebencian)

namun jk orang tua melarang anak nya pindah agama, blum tentu bs dikatakan fanatik.  misalkan orang tua itu adalah kita. tentu nya kita inginkan hal yg terbaik untuk anak kita dan beranggapan bahwa apa yg diajarkan adalah baik dan dapat bermanfaat, sehingga kita menginginkan anak kita juga belajar hal yg baik dan bermanfaat itu, bkn malah sebaliknya, kemunduran dan tidak bermanfaat (pendapat pribadi)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: fanatik
« Reply #23 on: 19 April 2012, 04:38:46 PM »
imo, unsur dari fanatik adalah membuta atau tanpa-alasan.
seseorang yg fanatik akan kehilangan kekritisan dan objektifitasnya.

ke dalam, fanatisme merugikan diri sendiri. ke luar, fanatisme merugikan orang lain.

Itu mungkin yang biasa disebut "fanatik-buta" kali yah, di mana memang tidak pakai akal sehat dan pertimbangan rasional lagi. Kalau ke tahap ini, sudah pasti tidak baik karena faktor pencerahan membutuhkan penyelidikan sebagai fondasinya.

Tapi fanatik belum tentu merugikan orang lain. Misalnya jika orang fanatik-buta pada satu ajaran entah apa yang mengharuskan dia berdana jumlah tertentu pada orang miskin, walaupun dia tidak mengerti mengapa harus melakukan itu, mungkin juga tidak senang (karena merasa terpaksa) dengan keharusan tersebut, tapi tetap menguntungkan bagi orang lain.


Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: fanatik
« Reply #24 on: 19 April 2012, 04:57:23 PM »
Itu mungkin yang biasa disebut "fanatik-buta" kali yah, di mana memang tidak pakai akal sehat dan pertimbangan rasional lagi. Kalau ke tahap ini, sudah pasti tidak baik karena faktor pencerahan membutuhkan penyelidikan sebagai fondasinya.
bagi saya, fanatik itu selalu buta dan irasional.

kalo saya fanatik pada merk "toshiba", maka saya menutup mata pada keunggulan dan kekompetitifan merk2 lain. kefanatikan saya pada merk "toshiba" membuat "toshiba" selalu terlihat unggul di mata saya tanpa alasan yang jelas.

tidak ada fanatik tanpa irasionalitas.
fanatik dengan alasan yg jelas itu bukan fanatik namanya.

apabila saya membeli merk "toshiba" karena merk ini menawarkan feature yang lebih, kualitas yang lebih handal dan harga yang kompetitif maka itu artinya saya tidak fanatik, melainkan tahu merk ini memang lebih bagus. bedanya jelas, yang satu berdasarkan pengetahuan / penerangan, yg satu gelap. bagi saya, fanatik itu lahir dari kebodohan / kegelapan batin.


Tapi fanatik belum tentu merugikan orang lain. Misalnya jika orang fanatik-buta pada satu ajaran entah apa yang mengharuskan dia berdana jumlah tertentu pada orang miskin, walaupun dia tidak mengerti mengapa harus melakukan itu, mungkin juga tidak senang (karena merasa terpaksa) dengan keharusan tersebut, tapi tetap menguntungkan bagi orang lain.
setuju. yah ini balik lagi pada diskusi kita yang lampau mengenai kepercayaan dan pandangan yang salah, di mana menurut saya batas2 kepercayaan salah yang membuat kita turut campur adalah mengganggu orang lain.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: fanatik
« Reply #25 on: 19 April 2012, 06:50:58 PM »
bagi saya, fanatik itu selalu buta dan irasional.

kalo saya fanatik pada merk "toshiba", maka saya menutup mata pada keunggulan dan kekompetitifan merk2 lain. kefanatikan saya pada merk "toshiba" membuat "toshiba" selalu terlihat unggul di mata saya tanpa alasan yang jelas.

tidak ada fanatik tanpa irasionalitas.
fanatik dengan alasan yg jelas itu bukan fanatik namanya.

apabila saya membeli merk "toshiba" karena merk ini menawarkan feature yang lebih, kualitas yang lebih handal dan harga yang kompetitif maka itu artinya saya tidak fanatik, melainkan tahu merk ini memang lebih bagus. bedanya jelas, yang satu berdasarkan pengetahuan / penerangan, yg satu gelap. bagi saya, fanatik itu lahir dari kebodohan / kegelapan batin.
Iya, memang masuk akal juga. Tapi saya pikir2 lagi memang batasan itu agak rumit yah. Biasanya dalam penilaian secara personal itu memang semua bersifat subjektif. Jadi misalnya yang milih "Toshib*" itu, mungkin dia tahu fitur lain canggih, tapi dia punya 'kemelekatan' tersendiri pada merk tersebut -entah karena pengalaman apanya-, jadi tetap memilihnya. Kalau dilihat secara mendasar, sebetulnya penilaian subjektif ini tidak ada bedanya dengan "saya suka kopi, dia suka teh", sama2 karena kemelekatan dan kecenderungan masing-masing, juga tidak bisa dijelaskan dengan rasio. Bedanya hanya kalau perbedaannya dapat diterima dan dianggap wajar, maka tidak muncul persepsi 'fanatik' tersebut.

Kalau saya lihat kecenderungan yang biasa timbul itu, 'fanatik' itu dilabeli ke orang yang mencoba mempengaruhi orang lain akan kemelekatannya itu, dan menimbulkan ketidak-nyamanan bagi orang lain. Jadi misalnya saya sangat melekat pada agama A, saya ibadah tidak mengganggu orang, tidak memaksa orang melakukan dengan cara saya, tidak menunjukkan 'keagamaannya' saya, tidak akan menimbulkan persepsi fanatik. Sebaliknya kalau misalnya saya mulai menyalahkan agama lain, lalu dalam bergaul semua harus ikut aturan main agama saya, membuat batasan dengan kriteria agama, ngomong ke umat beda dikit2 pakai prinsip agama sendiri, maka sikap itu akan sangat mungkin disebut fanatik. Jadi kemelekatannya sama, tapi sikapnya berbeda, baru timbullah persepsi 'fanatisisme' itu. Gimana menurut bro morph?


Quote
setuju. yah ini balik lagi pada diskusi kita yang lampau mengenai kepercayaan dan pandangan yang salah, di mana menurut saya batas2 kepercayaan salah yang membuat kita turut campur adalah mengganggu orang lain.
Terus terang saya lupa bahasannya tentang apa dan bagaimana, bisa diperinci lagi? ;D

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #26 on: 19 April 2012, 07:08:48 PM »
bagi saya, fanatik itu selalu buta dan irasional.

kalo saya fanatik pada merk "toshiba", maka saya menutup mata pada keunggulan dan kekompetitifan merk2 lain. kefanatikan saya pada merk "toshiba" membuat "toshiba" selalu terlihat unggul di mata saya tanpa alasan yang jelas.

tidak ada fanatik tanpa irasionalitas.
fanatik dengan alasan yg jelas itu bukan fanatik namanya.

apabila saya membeli merk "toshiba" karena merk ini menawarkan feature yang lebih, kualitas yang lebih handal dan harga yang kompetitif maka itu artinya saya tidak fanatik, melainkan tahu merk ini memang lebih bagus. bedanya jelas, yang satu berdasarkan pengetahuan / penerangan, yg satu gelap. bagi saya, fanatik itu lahir dari kebodohan / kegelapan batin.


dijelaskan dengan baik
anumodana

Offline Master

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 20
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #27 on: 19 April 2012, 07:27:32 PM »
menjelek-jelekan itu namanya bukanlah fanatik tapi sarkasme ;D.

bagaimana dengan para arahat yang sudah membuktikan kebenaran ajaran buddha, apakah keyakinan yang kuat (kefanatikan) para arahat kepada buddha adalah bentuk kekotoran batin? ;D

kalo fanatik tidak akan ada para arahat. pertama kali Sang Buddha akan membabarkan Dhamma d Taman Rusa kepada 5 pertapa. apa pandangan 5 pertapa kepada Sang Buddha cuman mencibir dan menjelek2kan Sang Buddha sudah melenceng dari ajaran. kalo 5 pertapa memiliki fanatikisme maka omong Sang Buddha apapun akan dimentahkannya kembali. tapi buktinya 5 pertapa mau menerima ajaran Sang Buddha yang berbeda dengan ajaran yang diterima oleh 5 pertapa sebelumnya (ini bukti bahwa tidak ada sifat fanatik).
keyakinan yang kuat bukan kefanatikan karena sudah pembuktian ajaran Sang Buddha (ehipasiko). karena terbukti kebenaran ajaran Sang Buddha maka terciptalah keyakinan yang kuat bukan fanatik.

 [at] adi lim
tidak fanatik masi bisa mencapai pencerahan dengan uraian di atas. tidak sesuai dengan pandangan kamu.  :)) :)) :))

Offline aryaputra

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 155
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #28 on: 19 April 2012, 08:29:07 PM »
'fanatik' itu dilabeli ke orang yang mencoba mempengaruhi orang lain akan kemelekatannya itu, dan menimbulkan ketidak-nyamanan bagi orang lain. Jadi misalnya saya sangat melekat pada agama A, saya ibadah tidak mengganggu orang, tidak memaksa orang melakukan dengan cara saya, tidak menunjukkan 'keagamaannya' saya, tidak akan menimbulkan persepsi fanatik. Sebaliknya kalau misalnya saya mulai menyalahkan agama lain, lalu dalam bergaul semua harus ikut aturan main agama saya, membuat batasan dengan kriteria agama, ngomong ke umat beda dikit2 pakai prinsip agama sendiri, maka sikap itu akan sangat mungkin disebut fanatik. Jadi kemelekatannya sama, tapi sikapnya berbeda, baru timbullah persepsi 'fanatisisme' itu.
fanatik bs dikatakan tidak baik dan tidak ada manfaat nya, jika seseorang tidak dapat memahami dan melihat suatu kebenaran sebagaimana mesti nya serta ke-fanatikan nya terhadap sesuatu dilandasi oleh kekotoran bathin. karena dilandasi oleh kekotoran bathin (kebodohan) menimbulkan rasa tidak suka kepada hal lain diluar apa yg ia yakini (kebencian)
namun jk orang tua melarang anak nya pindah agama, blum tentu bs dikatakan fanatik.  misalkan orang tua itu adalah kita. tentu nya kita inginkan hal yg terbaik untuk anak kita dan beranggapan bahwa apa yg diajarkan adalah baik dan dapat bermanfaat, sehingga kita menginginkan anak kita juga belajar hal yg baik dan bermanfaat itu, bkn malah sebaliknya, kemunduran dan tidak bermanfaat (pendapat pribadi)
fanatik itu selalu buta dan irasional.
kalo saya fanatik pada merk "toshiba", maka saya menutup mata pada keunggulan dan kekompetitifan merk2 lain. kefanatikan saya pada merk "toshiba" membuat "toshiba" selalu terlihat unggul di mata saya tanpa alasan yang jelas.
tidak ada fanatik tanpa irasionalitas.
fanatik dengan alasan yg jelas itu bukan fanatik namanya.
apabila saya membeli merk "toshiba" karena merk ini menawarkan feature yang lebih, kualitas yang lebih handal dan harga yang kompetitif maka itu artinya saya tidak fanatik, melainkan tahu merk ini memang lebih bagus. bedanya jelas, yang satu berdasarkan pengetahuan / penerangan, yg satu gelap. bagi saya, fanatik itu lahir dari kebodohan / kegelapan batin.
Pendapat2 yg menurut saya bagus.
Menurut saya seorang mempunyai keyakinan (saddha) adalah apabila sudah menelaah dan mempelajari ajaran secara teliti, baik dan buruknya, dan akhirnya telah mendapat suatu kesimpulan berdasarkan. Pandangannya telah jernih, sehingga dia juga bisa melihat kebaikan dr ajaran lain.
Kalau fanatik adalah seseorang yg percaya terhadap sesuatu tanpa mempelajari sesuatu secara teliti dan seksama, dia percaya buta bahwa ajaran yg dia punyai  adalah yg terbaik (kemelekatan), bahwa ajaran lain salah tanpa dipelajari secara teliti. Sering kali dalam hal ajaran agama, fanatik berhubungan dengan ajaran yg mengharuskan untuk percaya, tanpa mempelajari secara kritis, atau karena unsur keegoannya, bahwa punyanya yg terbaik.
Mungkin ini tidak sesuai dengan definisi fanatik dalam kamus bahasa Indonesia, tetapi lebih kepada pengertian fanatik di kalangan masyarakat awam.
agak sulit untuk memahami bagaimana dunia ini ada tanpa suatu sebab pertama. TETAPI JAUH LEBIH SULIT UNTUK MEMAHAMI BAGAIMANA MUNGKIN SEBAB PERTAMA ITU BISA ADA PADA AWALNYA

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: fanatik
« Reply #29 on: 19 April 2012, 09:18:12 PM »
Iya, memang masuk akal juga. Tapi saya pikir2 lagi memang batasan itu agak rumit yah. Biasanya dalam penilaian secara personal itu memang semua bersifat subjektif. Jadi misalnya yang milih "Toshib*" itu, mungkin dia tahu fitur lain canggih, tapi dia punya 'kemelekatan' tersendiri pada merk tersebut -entah karena pengalaman apanya-, jadi tetap memilihnya. Kalau dilihat secara mendasar, sebetulnya penilaian subjektif ini tidak ada bedanya dengan "saya suka kopi, dia suka teh", sama2 karena kemelekatan dan kecenderungan masing-masing, juga tidak bisa dijelaskan dengan rasio. Bedanya hanya kalau perbedaannya dapat diterima dan dianggap wajar, maka tidak muncul persepsi 'fanatik' tersebut.
waktu mencari contoh tadi saya udah mengantisipasi pendapat seperti di atas, hanya saja saya gak ketemu contoh yg lebih baik  :))

dalam contoh anda, memang benar, semuanya subjektif dan tergantung selera masing2.

namun yang saya maksudkan di sini, apabila ada titik referensi (pihak ketiga) yang dapat melihat kedua sudut pandang secara netral, maka objektifitas terhadap titik referensi itu bisa ditentukan (relatif kepada titik itu). misalnya dalam menilai agama2, maka sains ataupun atheisme bisa menjadi titik referensi untuk menilai agama2 yang ada. dalam hal ini agama A mengaku dirinya paling mutakhir dan agama B mengaku dirinya paling masuk akal. dengan memakai referensi sains, maka bisa ditentukan kedua klaim itu tidak benar dan kedua2nya sama2 kepercayaan belaka yang tidak terbukti alias dua2nya sama2 fanatik...

penentuan titik referensi ini juga berbeda2 dan sering menjadi perdebatan.

ahli kitab A menaruh titik referensi pada isi kitab A (yg jelas subjektif bagi orang lain).
ahli kitab B menaruh titik referensi pada isi kitab B (yg jelas subjektif bagi orang lain).
filsuf menaruh titik referensi pada argumen2nya.
meditator menaruh titik referensi pada pengalaman meditasi dan isi batinnya.
saintis menaruh titik referensi pada dalil2 sains saat ini.

walaupun tidak sempurna, saya merasa titik referensi yang terakhir itu paling netral dan objektif...

Kalau saya lihat kecenderungan yang biasa timbul itu, 'fanatik' itu dilabeli ke orang yang mencoba mempengaruhi orang lain akan kemelekatannya itu, dan menimbulkan ketidak-nyamanan bagi orang lain. Jadi misalnya saya sangat melekat pada agama A, saya ibadah tidak mengganggu orang, tidak memaksa orang melakukan dengan cara saya, tidak menunjukkan 'keagamaannya' saya, tidak akan menimbulkan persepsi fanatik. Sebaliknya kalau misalnya saya mulai menyalahkan agama lain, lalu dalam bergaul semua harus ikut aturan main agama saya, membuat batasan dengan kriteria agama, ngomong ke umat beda dikit2 pakai prinsip agama sendiri, maka sikap itu akan sangat mungkin disebut fanatik. Jadi kemelekatannya sama, tapi sikapnya berbeda, baru timbullah persepsi 'fanatisisme' itu. Gimana menurut bro morph?
setuju, tapi saya menggolongkan kedua2nya sebagai fanatisme.

ini yg di awal2 saya bilang fanatisme ke dalam akan merugikan diri sendiri sedangkan fanatisme ke luar akan merugikan orang lain.

fanatisme ke dalam, walaupun tidak mengganggu orang lain, si penganut mengalami kerugian karena kehilangan kesempatan untuk menukar pandangan dan pengertiannya kepada pengertian yang lebih tinggi.

fanatisme ke luar, jelas merugikan dan meresahkan masyarakat lingkungannya seperti yang anda tulis di atas.

Terus terang saya lupa bahasannya tentang apa dan bagaimana, bisa diperinci lagi? ;D
kurang lebih senada dengan quote kedua di post ini. kalo gak salah anda pake contoh kepercayaan batman.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path