//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: fanatik  (Read 12793 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline khiong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 478
  • Reputasi: 29
  • Semoga semua mahluk berbahagia
fanatik
« on: 16 April 2012, 07:05:04 AM »
fanatik pada suatu ajaran agama,apakah itu termasuk kekotoran batin..??? ^:)^

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: fanatik
« Reply #1 on: 16 April 2012, 11:23:17 AM »
fa·na·tik a teramat kuat kepercayaan (keyakinan) thd ajaran (politik, agama, dsb): tokoh partai itu berada di tengah-tengah pengikutnya yg --;
-------

keyakinan yang sangat kuat adalah salah satu faktor pencerahan yang dimiliki oleh sotāpanna dan juga arahat ;D.

keyakinan = saddhā = Conviction, faith = A confidence in the Buddha that gives one the willingness to put his teachings into practice. Conviction becomes unshakeable upon the attainment of stream-entry


Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #2 on: 16 April 2012, 12:06:51 PM »
fanatik pada suatu ajaran agama,apakah itu termasuk kekotoran batin..??? ^:)^

ya termasuk kotoran bathin yang berlandaskan moha

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: fanatik
« Reply #3 on: 16 April 2012, 03:51:16 PM »
fanatik pada suatu ajaran agama,apakah itu termasuk kekotoran batin..??? ^:)^
ya termasuk kotoran bathin yang berlandaskan moha

tidak fanatik juga masih punya kotoran batin kok   ^-^
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline khiong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 478
  • Reputasi: 29
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #4 on: 18 April 2012, 01:15:40 PM »
melarang anak pindah keyakinan sehingga mengeluarkan kata2 menjelekan,sudah pasti fanatik,kekotoran batin,karma buruk kah..?? atau kita sebagai orangtua harus diam 1000kata..? ;D

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #5 on: 18 April 2012, 02:10:35 PM »
melarang anak pindah keyakinan sehingga mengeluarkan kata2 menjelekan,sudah pasti fanatik,kekotoran batin,karma buruk kah..?? atau kita sebagai orangtua harus diam 1000kata..? ;D

jika anak pindah agama :
teorinya, orang tua harus memberikan pandangan dan pengertian yang benar.
prakteknya, hapus dari daftar warisan.

 >:D

karmanya ya tanggung sendiri  :D

Offline Master

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 20
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #6 on: 18 April 2012, 07:20:15 PM »
fanatik adalah kepercayaan yang membabi buta ibarat gelas yang sudah penuh yang takkan bisa terisi air lagi, yang selaras itu benar yang tidak selaras itu salah. apapun itu.
kepercayaan yang tidak fanatik ibarat seperti gelas yang masi ada ruang yang kosong. akan terus terisi selaras dengan naiknya kebijaksanaan kita.

kesimpulan fanatik adalah salah satu bentuk kekotoran batin

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: fanatik
« Reply #7 on: 18 April 2012, 08:01:10 PM »
fanatik adalah kepercayaan yang membabi buta ibarat gelas yang sudah penuh yang takkan bisa terisi air lagi, yang selaras itu benar yang tidak selaras itu salah. apapun itu.
kepercayaan yang tidak fanatik ibarat seperti gelas yang masi ada ruang yang kosong. akan terus terisi selaras dengan naiknya kebijaksanaan kita.

kesimpulan fanatik adalah salah satu bentuk kekotoran batin

tidak fanatik juga masih ada kekotoran batin
jadi kekotoran batin bukan diukur dengan fanatik dan tidak fanatik
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline aryaputra

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 155
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #8 on: 18 April 2012, 08:14:09 PM »
ya termasuk kotoran bathin yang berlandaskan moha
Setuju, juga termasuk kemelekatan.
agak sulit untuk memahami bagaimana dunia ini ada tanpa suatu sebab pertama. TETAPI JAUH LEBIH SULIT UNTUK MEMAHAMI BAGAIMANA MUNGKIN SEBAB PERTAMA ITU BISA ADA PADA AWALNYA

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #9 on: 18 April 2012, 09:46:40 PM »
Setuju, juga termasuk kemelekatan.

setuju juga dengan kemelekatan atas ajaran

Offline Master

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 20
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #10 on: 19 April 2012, 03:50:22 AM »
tidak fanatik juga masih ada kekotoran batin
jadi kekotoran batin bukan diukur dengan fanatik dan tidak fanatik
memang betul bukan tolak ukur kekotoran batin tapi tidak fanatik kita masi bisa lepas dari kekotoran batin, kalo fanatik selamanya kita melekat pada kekotoran batin (menganggap diri sendiri benar orang lain salah).

semoga dimengerti

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: fanatik
« Reply #11 on: 19 April 2012, 05:28:40 AM »
memang betul bukan tolak ukur kekotoran batin tapi tidak fanatik kita masi bisa lepas dari kekotoran batin, kalo fanatik selamanya kita melekat pada kekotoran batin (menganggap diri sendiri benar orang lain salah).

semoga dimengerti

kalo tidak fanatik juga bisa selamanya kita melekat pada kekotoran batin. semoga dimengerti juga
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline khiong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 478
  • Reputasi: 29
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #12 on: 19 April 2012, 07:35:25 AM »
kalo tidak fanatik juga bisa selamanya kita melekat pada kekotoran batin. semoga dimengerti juga
kekotoran batin memang beragam, tidak fanatik pada ajaran agama jg termasuk kekotoran batin..?? bisa kasih contoh yg ringan2 k..!!! ^:)^ ;D

Offline aryaputra

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 155
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #13 on: 19 April 2012, 07:48:06 AM »
kekotoran batin memang beragam,
Setuju.
Pada topik pertanyaan:
fanatik pada suatu ajaran agama,apakah itu termasuk kekotoran batin..??? ^:)^

Menurut saya jawabannya: ya.
« Last Edit: 19 April 2012, 08:15:36 AM by aryaputra »
agak sulit untuk memahami bagaimana dunia ini ada tanpa suatu sebab pertama. TETAPI JAUH LEBIH SULIT UNTUK MEMAHAMI BAGAIMANA MUNGKIN SEBAB PERTAMA ITU BISA ADA PADA AWALNYA

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: fanatik
« Reply #14 on: 19 April 2012, 08:46:57 AM »
fanatik pada suatu ajaran agama,apakah itu termasuk kekotoran batin..??? ^:)^
Harus didefiniskan dulu fanatik itu apa, dan bentuk kefanatikannya bagaimana?

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: fanatik
« Reply #15 on: 19 April 2012, 11:22:15 AM »
melarang anak pindah keyakinan sehingga mengeluarkan kata2 menjelekan,sudah pasti fanatik,kekotoran batin,karma buruk kah..?? atau kita sebagai orangtua harus diam 1000kata..? ;D

menjelek-jelekan itu namanya bukanlah fanatik tapi sarkasme ;D.

bagaimana dengan para arahat yang sudah membuktikan kebenaran ajaran buddha, apakah keyakinan yang kuat (kefanatikan) para arahat kepada buddha adalah bentuk kekotoran batin? ;D

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: fanatik
« Reply #16 on: 19 April 2012, 11:36:36 AM »
dari KBBI:


fa·na·tik a teramat kuat kepercayaan (keyakinan) thd ajaran (politik, agama, dsb): tokoh partai itu berada di tengah-tengah pengikutnya yg --;
mem·fa·na·tiki v meyakini (ajaran, kepercayaan, dsb) dng teramat kuat: segelintir orang cenderung mendukung, membela, dan ~ ajaran sesat yg dibawa oleh pendatang baru itu;
ke·fa·na·tik·an n perihal fanatik


Jadi apa salahnya fanatik?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: fanatik
« Reply #17 on: 19 April 2012, 03:44:53 PM »
Nah, kalo menurutu KBBI, fanatik itu cenderung netral, belum tentu jelek/bagus. Kalau diterapkan dalam dhamma juga, maka boleh dibilang ciri Sotapanna adalah 'fanatik pada Buddha-Dhamma-Sangha'. Jadi tergantung definisi fanatik masing2.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: fanatik
« Reply #18 on: 19 April 2012, 04:05:46 PM »
imo, unsur dari fanatik adalah membuta atau tanpa-alasan.
seseorang yg fanatik akan kehilangan kekritisan dan objektifitasnya.

ke dalam, fanatisme merugikan diri sendiri. ke luar, fanatisme merugikan orang lain.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: fanatik
« Reply #19 on: 19 April 2012, 04:14:10 PM »
imo, unsur dari fanatik adalah membuta atau tanpa-alasan.
seseorang yg fanatik akan kehilangan kekritisan dan objektifitasnya.

ke dalam, fanatisme merugikan diri sendiri. ke luar, fanatisme merugikan orang lain.


itu adalah definisi tambahan dari anda sendiri, karena tidak ada unsur yg anda sebutkan dalam definisi KBBI di atas.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: fanatik
« Reply #20 on: 19 April 2012, 04:32:35 PM »
itu adalah definisi tambahan dari anda sendiri, karena tidak ada unsur yg anda sebutkan dalam definisi KBBI di atas.
imo, sebenarnya definisi di atas sangat jelas tanpa memerlukan definisi resmi...

definisi fanatic dari berbagai website:

dictionary.com
a person with an extreme and uncritical enthusiasm or zeal, as in religion or politics.

The American Heritage® Dictionary of the English Language, Fourth Edition
A person marked or motivated by an extreme, unreasoning enthusiasm, as for a cause.

Thesaurus - WordNet 3.0, Farlex clipart collection. © 2003-2011 Princeton University, Farlex Inc
fanatic - a person motivated by irrational enthusiasm (as for a cause); "A fanatic is one who can't change his mind and won't change the subject"--Winston Churchill
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #21 on: 19 April 2012, 04:33:25 PM »
menjelek-jelekan itu namanya bukanlah fanatik tapi sarkasme ;D.

bagaimana dengan para arahat yang sudah membuktikan kebenaran ajaran buddha, apakah keyakinan yang kuat (kefanatikan) para arahat kepada buddha adalah bentuk kekotoran batin? ;D
kalau keyakinan yang sudah dibuktikan (direalisasikan) tidak dapat dikatakan fanatik
tetapi yang lebih tepat sadda
dengan 3 landasan

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: fanatik
« Reply #22 on: 19 April 2012, 04:38:43 PM »
yg bs kesimpulan di atas...

fanatik yg bs dikatakan sebagai saddha didalam buddhist, mempunyai manfaat yg baik selama fanatik tanpa didasari oleh kekotoran bathin.

fanatik bs dikatakan tidak baik dan tidak ada manfaat nya, jika seseorang tidak dapat memahami dan melihat suatu kebenaran sebagaimana mesti nya serta ke-fanatikan nya terhadap sesuatu dilandasi oleh kekotoran bathin. karena dilandasi oleh kekotoran bathin (kebodohan) menimbulkan rasa tidak suka kepada hal lain diluar apa yg ia yakini (kebencian)

namun jk orang tua melarang anak nya pindah agama, blum tentu bs dikatakan fanatik.  misalkan orang tua itu adalah kita. tentu nya kita inginkan hal yg terbaik untuk anak kita dan beranggapan bahwa apa yg diajarkan adalah baik dan dapat bermanfaat, sehingga kita menginginkan anak kita juga belajar hal yg baik dan bermanfaat itu, bkn malah sebaliknya, kemunduran dan tidak bermanfaat (pendapat pribadi)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: fanatik
« Reply #23 on: 19 April 2012, 04:38:46 PM »
imo, unsur dari fanatik adalah membuta atau tanpa-alasan.
seseorang yg fanatik akan kehilangan kekritisan dan objektifitasnya.

ke dalam, fanatisme merugikan diri sendiri. ke luar, fanatisme merugikan orang lain.

Itu mungkin yang biasa disebut "fanatik-buta" kali yah, di mana memang tidak pakai akal sehat dan pertimbangan rasional lagi. Kalau ke tahap ini, sudah pasti tidak baik karena faktor pencerahan membutuhkan penyelidikan sebagai fondasinya.

Tapi fanatik belum tentu merugikan orang lain. Misalnya jika orang fanatik-buta pada satu ajaran entah apa yang mengharuskan dia berdana jumlah tertentu pada orang miskin, walaupun dia tidak mengerti mengapa harus melakukan itu, mungkin juga tidak senang (karena merasa terpaksa) dengan keharusan tersebut, tapi tetap menguntungkan bagi orang lain.


Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: fanatik
« Reply #24 on: 19 April 2012, 04:57:23 PM »
Itu mungkin yang biasa disebut "fanatik-buta" kali yah, di mana memang tidak pakai akal sehat dan pertimbangan rasional lagi. Kalau ke tahap ini, sudah pasti tidak baik karena faktor pencerahan membutuhkan penyelidikan sebagai fondasinya.
bagi saya, fanatik itu selalu buta dan irasional.

kalo saya fanatik pada merk "toshiba", maka saya menutup mata pada keunggulan dan kekompetitifan merk2 lain. kefanatikan saya pada merk "toshiba" membuat "toshiba" selalu terlihat unggul di mata saya tanpa alasan yang jelas.

tidak ada fanatik tanpa irasionalitas.
fanatik dengan alasan yg jelas itu bukan fanatik namanya.

apabila saya membeli merk "toshiba" karena merk ini menawarkan feature yang lebih, kualitas yang lebih handal dan harga yang kompetitif maka itu artinya saya tidak fanatik, melainkan tahu merk ini memang lebih bagus. bedanya jelas, yang satu berdasarkan pengetahuan / penerangan, yg satu gelap. bagi saya, fanatik itu lahir dari kebodohan / kegelapan batin.


Tapi fanatik belum tentu merugikan orang lain. Misalnya jika orang fanatik-buta pada satu ajaran entah apa yang mengharuskan dia berdana jumlah tertentu pada orang miskin, walaupun dia tidak mengerti mengapa harus melakukan itu, mungkin juga tidak senang (karena merasa terpaksa) dengan keharusan tersebut, tapi tetap menguntungkan bagi orang lain.
setuju. yah ini balik lagi pada diskusi kita yang lampau mengenai kepercayaan dan pandangan yang salah, di mana menurut saya batas2 kepercayaan salah yang membuat kita turut campur adalah mengganggu orang lain.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: fanatik
« Reply #25 on: 19 April 2012, 06:50:58 PM »
bagi saya, fanatik itu selalu buta dan irasional.

kalo saya fanatik pada merk "toshiba", maka saya menutup mata pada keunggulan dan kekompetitifan merk2 lain. kefanatikan saya pada merk "toshiba" membuat "toshiba" selalu terlihat unggul di mata saya tanpa alasan yang jelas.

tidak ada fanatik tanpa irasionalitas.
fanatik dengan alasan yg jelas itu bukan fanatik namanya.

apabila saya membeli merk "toshiba" karena merk ini menawarkan feature yang lebih, kualitas yang lebih handal dan harga yang kompetitif maka itu artinya saya tidak fanatik, melainkan tahu merk ini memang lebih bagus. bedanya jelas, yang satu berdasarkan pengetahuan / penerangan, yg satu gelap. bagi saya, fanatik itu lahir dari kebodohan / kegelapan batin.
Iya, memang masuk akal juga. Tapi saya pikir2 lagi memang batasan itu agak rumit yah. Biasanya dalam penilaian secara personal itu memang semua bersifat subjektif. Jadi misalnya yang milih "Toshib*" itu, mungkin dia tahu fitur lain canggih, tapi dia punya 'kemelekatan' tersendiri pada merk tersebut -entah karena pengalaman apanya-, jadi tetap memilihnya. Kalau dilihat secara mendasar, sebetulnya penilaian subjektif ini tidak ada bedanya dengan "saya suka kopi, dia suka teh", sama2 karena kemelekatan dan kecenderungan masing-masing, juga tidak bisa dijelaskan dengan rasio. Bedanya hanya kalau perbedaannya dapat diterima dan dianggap wajar, maka tidak muncul persepsi 'fanatik' tersebut.

Kalau saya lihat kecenderungan yang biasa timbul itu, 'fanatik' itu dilabeli ke orang yang mencoba mempengaruhi orang lain akan kemelekatannya itu, dan menimbulkan ketidak-nyamanan bagi orang lain. Jadi misalnya saya sangat melekat pada agama A, saya ibadah tidak mengganggu orang, tidak memaksa orang melakukan dengan cara saya, tidak menunjukkan 'keagamaannya' saya, tidak akan menimbulkan persepsi fanatik. Sebaliknya kalau misalnya saya mulai menyalahkan agama lain, lalu dalam bergaul semua harus ikut aturan main agama saya, membuat batasan dengan kriteria agama, ngomong ke umat beda dikit2 pakai prinsip agama sendiri, maka sikap itu akan sangat mungkin disebut fanatik. Jadi kemelekatannya sama, tapi sikapnya berbeda, baru timbullah persepsi 'fanatisisme' itu. Gimana menurut bro morph?


Quote
setuju. yah ini balik lagi pada diskusi kita yang lampau mengenai kepercayaan dan pandangan yang salah, di mana menurut saya batas2 kepercayaan salah yang membuat kita turut campur adalah mengganggu orang lain.
Terus terang saya lupa bahasannya tentang apa dan bagaimana, bisa diperinci lagi? ;D

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #26 on: 19 April 2012, 07:08:48 PM »
bagi saya, fanatik itu selalu buta dan irasional.

kalo saya fanatik pada merk "toshiba", maka saya menutup mata pada keunggulan dan kekompetitifan merk2 lain. kefanatikan saya pada merk "toshiba" membuat "toshiba" selalu terlihat unggul di mata saya tanpa alasan yang jelas.

tidak ada fanatik tanpa irasionalitas.
fanatik dengan alasan yg jelas itu bukan fanatik namanya.

apabila saya membeli merk "toshiba" karena merk ini menawarkan feature yang lebih, kualitas yang lebih handal dan harga yang kompetitif maka itu artinya saya tidak fanatik, melainkan tahu merk ini memang lebih bagus. bedanya jelas, yang satu berdasarkan pengetahuan / penerangan, yg satu gelap. bagi saya, fanatik itu lahir dari kebodohan / kegelapan batin.


dijelaskan dengan baik
anumodana

Offline Master

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 20
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #27 on: 19 April 2012, 07:27:32 PM »
menjelek-jelekan itu namanya bukanlah fanatik tapi sarkasme ;D.

bagaimana dengan para arahat yang sudah membuktikan kebenaran ajaran buddha, apakah keyakinan yang kuat (kefanatikan) para arahat kepada buddha adalah bentuk kekotoran batin? ;D

kalo fanatik tidak akan ada para arahat. pertama kali Sang Buddha akan membabarkan Dhamma d Taman Rusa kepada 5 pertapa. apa pandangan 5 pertapa kepada Sang Buddha cuman mencibir dan menjelek2kan Sang Buddha sudah melenceng dari ajaran. kalo 5 pertapa memiliki fanatikisme maka omong Sang Buddha apapun akan dimentahkannya kembali. tapi buktinya 5 pertapa mau menerima ajaran Sang Buddha yang berbeda dengan ajaran yang diterima oleh 5 pertapa sebelumnya (ini bukti bahwa tidak ada sifat fanatik).
keyakinan yang kuat bukan kefanatikan karena sudah pembuktian ajaran Sang Buddha (ehipasiko). karena terbukti kebenaran ajaran Sang Buddha maka terciptalah keyakinan yang kuat bukan fanatik.

 [at] adi lim
tidak fanatik masi bisa mencapai pencerahan dengan uraian di atas. tidak sesuai dengan pandangan kamu.  :)) :)) :))

Offline aryaputra

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 155
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #28 on: 19 April 2012, 08:29:07 PM »
'fanatik' itu dilabeli ke orang yang mencoba mempengaruhi orang lain akan kemelekatannya itu, dan menimbulkan ketidak-nyamanan bagi orang lain. Jadi misalnya saya sangat melekat pada agama A, saya ibadah tidak mengganggu orang, tidak memaksa orang melakukan dengan cara saya, tidak menunjukkan 'keagamaannya' saya, tidak akan menimbulkan persepsi fanatik. Sebaliknya kalau misalnya saya mulai menyalahkan agama lain, lalu dalam bergaul semua harus ikut aturan main agama saya, membuat batasan dengan kriteria agama, ngomong ke umat beda dikit2 pakai prinsip agama sendiri, maka sikap itu akan sangat mungkin disebut fanatik. Jadi kemelekatannya sama, tapi sikapnya berbeda, baru timbullah persepsi 'fanatisisme' itu.
fanatik bs dikatakan tidak baik dan tidak ada manfaat nya, jika seseorang tidak dapat memahami dan melihat suatu kebenaran sebagaimana mesti nya serta ke-fanatikan nya terhadap sesuatu dilandasi oleh kekotoran bathin. karena dilandasi oleh kekotoran bathin (kebodohan) menimbulkan rasa tidak suka kepada hal lain diluar apa yg ia yakini (kebencian)
namun jk orang tua melarang anak nya pindah agama, blum tentu bs dikatakan fanatik.  misalkan orang tua itu adalah kita. tentu nya kita inginkan hal yg terbaik untuk anak kita dan beranggapan bahwa apa yg diajarkan adalah baik dan dapat bermanfaat, sehingga kita menginginkan anak kita juga belajar hal yg baik dan bermanfaat itu, bkn malah sebaliknya, kemunduran dan tidak bermanfaat (pendapat pribadi)
fanatik itu selalu buta dan irasional.
kalo saya fanatik pada merk "toshiba", maka saya menutup mata pada keunggulan dan kekompetitifan merk2 lain. kefanatikan saya pada merk "toshiba" membuat "toshiba" selalu terlihat unggul di mata saya tanpa alasan yang jelas.
tidak ada fanatik tanpa irasionalitas.
fanatik dengan alasan yg jelas itu bukan fanatik namanya.
apabila saya membeli merk "toshiba" karena merk ini menawarkan feature yang lebih, kualitas yang lebih handal dan harga yang kompetitif maka itu artinya saya tidak fanatik, melainkan tahu merk ini memang lebih bagus. bedanya jelas, yang satu berdasarkan pengetahuan / penerangan, yg satu gelap. bagi saya, fanatik itu lahir dari kebodohan / kegelapan batin.
Pendapat2 yg menurut saya bagus.
Menurut saya seorang mempunyai keyakinan (saddha) adalah apabila sudah menelaah dan mempelajari ajaran secara teliti, baik dan buruknya, dan akhirnya telah mendapat suatu kesimpulan berdasarkan. Pandangannya telah jernih, sehingga dia juga bisa melihat kebaikan dr ajaran lain.
Kalau fanatik adalah seseorang yg percaya terhadap sesuatu tanpa mempelajari sesuatu secara teliti dan seksama, dia percaya buta bahwa ajaran yg dia punyai  adalah yg terbaik (kemelekatan), bahwa ajaran lain salah tanpa dipelajari secara teliti. Sering kali dalam hal ajaran agama, fanatik berhubungan dengan ajaran yg mengharuskan untuk percaya, tanpa mempelajari secara kritis, atau karena unsur keegoannya, bahwa punyanya yg terbaik.
Mungkin ini tidak sesuai dengan definisi fanatik dalam kamus bahasa Indonesia, tetapi lebih kepada pengertian fanatik di kalangan masyarakat awam.
agak sulit untuk memahami bagaimana dunia ini ada tanpa suatu sebab pertama. TETAPI JAUH LEBIH SULIT UNTUK MEMAHAMI BAGAIMANA MUNGKIN SEBAB PERTAMA ITU BISA ADA PADA AWALNYA

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: fanatik
« Reply #29 on: 19 April 2012, 09:18:12 PM »
Iya, memang masuk akal juga. Tapi saya pikir2 lagi memang batasan itu agak rumit yah. Biasanya dalam penilaian secara personal itu memang semua bersifat subjektif. Jadi misalnya yang milih "Toshib*" itu, mungkin dia tahu fitur lain canggih, tapi dia punya 'kemelekatan' tersendiri pada merk tersebut -entah karena pengalaman apanya-, jadi tetap memilihnya. Kalau dilihat secara mendasar, sebetulnya penilaian subjektif ini tidak ada bedanya dengan "saya suka kopi, dia suka teh", sama2 karena kemelekatan dan kecenderungan masing-masing, juga tidak bisa dijelaskan dengan rasio. Bedanya hanya kalau perbedaannya dapat diterima dan dianggap wajar, maka tidak muncul persepsi 'fanatik' tersebut.
waktu mencari contoh tadi saya udah mengantisipasi pendapat seperti di atas, hanya saja saya gak ketemu contoh yg lebih baik  :))

dalam contoh anda, memang benar, semuanya subjektif dan tergantung selera masing2.

namun yang saya maksudkan di sini, apabila ada titik referensi (pihak ketiga) yang dapat melihat kedua sudut pandang secara netral, maka objektifitas terhadap titik referensi itu bisa ditentukan (relatif kepada titik itu). misalnya dalam menilai agama2, maka sains ataupun atheisme bisa menjadi titik referensi untuk menilai agama2 yang ada. dalam hal ini agama A mengaku dirinya paling mutakhir dan agama B mengaku dirinya paling masuk akal. dengan memakai referensi sains, maka bisa ditentukan kedua klaim itu tidak benar dan kedua2nya sama2 kepercayaan belaka yang tidak terbukti alias dua2nya sama2 fanatik...

penentuan titik referensi ini juga berbeda2 dan sering menjadi perdebatan.

ahli kitab A menaruh titik referensi pada isi kitab A (yg jelas subjektif bagi orang lain).
ahli kitab B menaruh titik referensi pada isi kitab B (yg jelas subjektif bagi orang lain).
filsuf menaruh titik referensi pada argumen2nya.
meditator menaruh titik referensi pada pengalaman meditasi dan isi batinnya.
saintis menaruh titik referensi pada dalil2 sains saat ini.

walaupun tidak sempurna, saya merasa titik referensi yang terakhir itu paling netral dan objektif...

Kalau saya lihat kecenderungan yang biasa timbul itu, 'fanatik' itu dilabeli ke orang yang mencoba mempengaruhi orang lain akan kemelekatannya itu, dan menimbulkan ketidak-nyamanan bagi orang lain. Jadi misalnya saya sangat melekat pada agama A, saya ibadah tidak mengganggu orang, tidak memaksa orang melakukan dengan cara saya, tidak menunjukkan 'keagamaannya' saya, tidak akan menimbulkan persepsi fanatik. Sebaliknya kalau misalnya saya mulai menyalahkan agama lain, lalu dalam bergaul semua harus ikut aturan main agama saya, membuat batasan dengan kriteria agama, ngomong ke umat beda dikit2 pakai prinsip agama sendiri, maka sikap itu akan sangat mungkin disebut fanatik. Jadi kemelekatannya sama, tapi sikapnya berbeda, baru timbullah persepsi 'fanatisisme' itu. Gimana menurut bro morph?
setuju, tapi saya menggolongkan kedua2nya sebagai fanatisme.

ini yg di awal2 saya bilang fanatisme ke dalam akan merugikan diri sendiri sedangkan fanatisme ke luar akan merugikan orang lain.

fanatisme ke dalam, walaupun tidak mengganggu orang lain, si penganut mengalami kerugian karena kehilangan kesempatan untuk menukar pandangan dan pengertiannya kepada pengertian yang lebih tinggi.

fanatisme ke luar, jelas merugikan dan meresahkan masyarakat lingkungannya seperti yang anda tulis di atas.

Terus terang saya lupa bahasannya tentang apa dan bagaimana, bisa diperinci lagi? ;D
kurang lebih senada dengan quote kedua di post ini. kalo gak salah anda pake contoh kepercayaan batman.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline aryaputra

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 155
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #30 on: 20 April 2012, 08:42:15 AM »
Menurut saya Fanatik dapat diumpamakan: seperti sikap seorang anak kelas 1 SD yg mengetahui bahwa 400 = 20 x 20. Dia sangat percaya hal itu, maka jika anak lain bilang 400 = 10 x 40, dia akan mengatakan salah. Dia melekat pada apa yg diketahuinya karena kemampuan untuk menganalisisnya belum sampai sehingga pengetahuannya sempit, karena itu dia tidak mau menerima pendapat anak lain.

Keyakinan dapat diumpamakan sikap anak itu yg telah tumbuh menjadi anak kelas 6 SD. Dia sudah mengetahui bahwa nilai 400 didapat dengan berbagai cara. Jika anak lain mengatakan bahwa 400 = 10 x 40 atau 400 = 350 + 50, maka dia akan menerimanya. Karena kemampuan menganalisisnya sudah berkembang sehingga pengetahuannya mulai luas.

Tetapi keyakinanpun masih ada tingkatan. Jika dikatakan 400 = akar 160.000 anak itu belum mengerti, tetapi dia sudah mulai bijaksana dengan mengatakan belum mengerti, tidak mengatakan salah. Setelah anak itu lulus kuliah, dia akan semakin mengerti bahwa nilai 400 adalah nilai yg didapat dr banyak cara. Saat itu keyakinannya telah berkembang membuatnya menjadi bijaksana.  _/\_
agak sulit untuk memahami bagaimana dunia ini ada tanpa suatu sebab pertama. TETAPI JAUH LEBIH SULIT UNTUK MEMAHAMI BAGAIMANA MUNGKIN SEBAB PERTAMA ITU BISA ADA PADA AWALNYA

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: fanatik
« Reply #31 on: 20 April 2012, 03:13:45 PM »
waktu mencari contoh tadi saya udah mengantisipasi pendapat seperti di atas, hanya saja saya gak ketemu contoh yg lebih baik  :))

dalam contoh anda, memang benar, semuanya subjektif dan tergantung selera masing2.
Sebetulnya waktu saya lagi pikir2 tentang 'fanatik', cari contoh, makin lama makin berkembang sampai saya juga bingung sendiri sehingga berkesimpulan memang susah cari definisi pastinya, dan jadinya subjektif. ;D


Quote
namun yang saya maksudkan di sini, apabila ada titik referensi (pihak ketiga) yang dapat melihat kedua sudut pandang secara netral, maka objektifitas terhadap titik referensi itu bisa ditentukan (relatif kepada titik itu). misalnya dalam menilai agama2, maka sains ataupun atheisme bisa menjadi titik referensi untuk menilai agama2 yang ada. dalam hal ini agama A mengaku dirinya paling mutakhir dan agama B mengaku dirinya paling masuk akal. dengan memakai referensi sains, maka bisa ditentukan kedua klaim itu tidak benar dan kedua2nya sama2 kepercayaan belaka yang tidak terbukti alias dua2nya sama2 fanatik...
OK, ini untuk 'fanatik' yang internal, tampaknya memang harus ada semacam 'kontrol' yang netral (sains), untuk bisa mengukur (secara terbatas) benar atau salahnya satu kepercayaan. Jika sesuatu tidak bisa dibuktikan, atau bahkan dibuktikan sebagai salah, namun tetap dianggap kebenaran mutlak, rasanya kita bisa setuju orang ini fanatik. Kalau 'preference' itu belum bisa dibilang fanatik sebab tidak ada tolok ukur benar/salah secara objektif. Tapi kalau ada suatu tolok ukur objektif, atau sudah bisa dibuktikan benar/salah, jika tetap memegang satu kepercayaan (yang sudah terbukti salah) sebagai benar, secara membuta, mungkin kita bisa sepakat ini adalah fanatik.

Tapi fanatik internal itu belum tentu tampak dari luar, jadi bisa saja orang menganggap bumi berbentuk trapesium dan fanatik pada kepercayaan itu. Namun di kelas sains, mengikuti aturan main, tetap jawab bulat. Juga kalau ngobrol tidak bawa2 kepercayaannya, maka orang tersebut secara eksternal tidak bisa dibilang 'fanatik'. Sebaliknya biarpun seorang ilmuwan tahu persis bumi itu bulat, kalau dia memaksakan pengetahuannya itu ke orang lain (misalnya si fanatik 'bumi = trapesium' itu), maka ia bisa disebut fanatik oleh orang lain.


Quote
penentuan titik referensi ini juga berbeda2 dan sering menjadi perdebatan.

ahli kitab A menaruh titik referensi pada isi kitab A (yg jelas subjektif bagi orang lain).
ahli kitab B menaruh titik referensi pada isi kitab B (yg jelas subjektif bagi orang lain).
filsuf menaruh titik referensi pada argumen2nya.
meditator menaruh titik referensi pada pengalaman meditasi dan isi batinnya.
saintis menaruh titik referensi pada dalil2 sains saat ini.

walaupun tidak sempurna, saya merasa titik referensi yang terakhir itu paling netral dan objektif...
setuju, tapi saya menggolongkan kedua2nya sebagai fanatisme.
Iya, saya juga katakan patokan sains yang paling utama bisa dipegang, walaupun yang lainnya juga bisa, tergantung kondisi.


Quote
ini yg di awal2 saya bilang fanatisme ke dalam akan merugikan diri sendiri sedangkan fanatisme ke luar akan merugikan orang lain.

fanatisme ke dalam, walaupun tidak mengganggu orang lain, si penganut mengalami kerugian karena kehilangan kesempatan untuk menukar pandangan dan pengertiannya kepada pengertian yang lebih tinggi.

fanatisme ke luar, jelas merugikan dan meresahkan masyarakat lingkungannya seperti yang anda tulis di atas.
kurang lebih senada dengan quote kedua di post ini. kalo gak salah anda pake contoh kepercayaan batman.
Kepercayaan Batman yang beda versi yah? Merk sama2 Batman, tapi di mata Schumacher, Burton, dan Nolan, bisa jadi persona sangat berbeda. ;D

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: fanatik
« Reply #32 on: 20 April 2012, 05:03:22 PM »
[at] adi lim
tidak fanatik masi bisa mencapai pencerahan dengan uraian di atas. tidak sesuai dengan pandangan kamu.  :)) :)) :))

didunia ini banyak manusia yang tidak fanatik arti fanatik yang sesuai dengan definisi KBBI
dan ternyata mereka yang tidak fanatik bukan orang suci dan juga banyak yang non buddhis lagi
jadi ?
« Last Edit: 20 April 2012, 05:07:43 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Master

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 20
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #33 on: 20 April 2012, 07:05:44 PM »
didunia ini banyak manusia yang tidak fanatik arti fanatik yang sesuai dengan definisi KBBI
dan ternyata mereka yang tidak fanatik bukan orang suci dan juga banyak yang non buddhis lagi
jadi ?
saya cenderung setuju dengan sdr morpheus
fanatik ibarat gelas yang penuh tidak dapat diisi kembali
tidak fanatik ibarat gelas yang masi ada ruang kosong yang bisa diisi

kalo memang pake difinisi lain diskusi mengalami kebuntuan. kesimpulan tidak perlu dilanjutkan

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: fanatik
« Reply #34 on: 20 April 2012, 09:32:14 PM »
Kepercayaan Batman yang beda versi yah? Merk sama2 Batman, tapi di mata Schumacher, Burton, dan Nolan, bisa jadi persona sangat berbeda. ;D
tul juga ya  ;D
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: fanatik
« Reply #35 on: 21 April 2012, 02:54:58 PM »
kalau keyakinan yang sudah dibuktikan (direalisasikan) tidak dapat dikatakan fanatik
tetapi yang lebih tepat sadda
dengan 3 landasan

hahaha.... itu kan hanya katanya umat buddha ;D. katanya umat lain kan umat buddha itu fanatik karena yang benar adalah pembuktian dengan cara mereka ;D. begitu juga sebaliknya umat buddha mengatakan umat lain fanatik, umat buddha lah yang saddha ;D.

fanatik artinya adalah keyakinan yang kuat atau tidak tergoyahkan dalam artian netral ;D. dan itu sudah cukup, tidak perlu ditambah-tambahkan negatif atau positif lagi ;D. dengan begitukan umat buddha kan ngak perlu panik atau tersinggung ketika dibilangin fanatik sama umat lain begitu pula sebaliknya ;D.

kalo fanatik tidak akan ada para arahat. pertama kali Sang Buddha akan membabarkan Dhamma d Taman Rusa kepada 5 pertapa. apa pandangan 5 pertapa kepada Sang Buddha cuman mencibir dan menjelek2kan Sang Buddha sudah melenceng dari ajaran. kalo 5 pertapa memiliki fanatikisme maka omong Sang Buddha apapun akan dimentahkannya kembali. tapi buktinya 5 pertapa mau menerima ajaran Sang Buddha yang berbeda dengan ajaran yang diterima oleh 5 pertapa sebelumnya (ini bukti bahwa tidak ada sifat fanatik).
keyakinan yang kuat bukan kefanatikan karena sudah pembuktian ajaran Sang Buddha (ehipasiko). karena terbukti kebenaran ajaran Sang Buddha maka terciptalah keyakinan yang kuat bukan fanatik.

hahaha.. sepertinya salah ngasih contoh nih ;D. 5 pertapa adalah 5 pertapa, 5 pertapa bukannya 5 arahat ;D. yang lebih tepat itu 5 pertapa adalah mahkluk-mahkluk yang memiliki 'sedikit debu di matanya' ;D. silahkan artikan sendiri deh apa itu yang memiliki sedikit debu di matanya ;D. bandingkan dengan kisah lain di tipitaka, saya lupa kisahnya di mana, tap inti ceritanya ada seorang guru yang tetap teguh sama keyakinannya sendiri walaupun banyak pengikutnya yang menjadi pengikut sang buddha ;D.

coba bandingkan keyakinan yang teguh para arahat pada buddha, dhamma dan sangha dengan guru agama dari kisah itu ;D. sama-sama keyakinan yang tidak tergoyahkan, bukan? ;D

Offline khiong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 478
  • Reputasi: 29
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #36 on: 21 April 2012, 06:47:01 PM »
mantap semua pandangan para suhu2 ;D.. saya sudah bisa ambil kesimpulan sendiri ..famatik tidak fanatik,termasuk kekotoran batin.. fanatik(agama) itu keterikatan batin yg dalam.. tidak fanatik(agama) kebimbangan batin pada ajaran.. bagaimana.??? bisa diterima tidak..??? ^:)^

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: fanatik
« Reply #37 on: 21 April 2012, 08:50:23 PM »
hehehehe... lucu  :))

gini aja perbandingannya:

dosa = kebencian, adalah kekotoran batin
a-dosa = tidak membenci ===> bukan kekotoran batin

fanatik (kata sifat) = sifat fanatik, memiliki unsur subjektifitas (aku-isme), buta dan irasional, adalah kekotoran batin
a-fanatik = tidak fanatik ===> bukan kekotoran batin
« Last Edit: 21 April 2012, 08:52:38 PM by morpheus »
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: fanatik
« Reply #38 on: 22 April 2012, 06:29:56 AM »
bagi umat yang fanatik dan tidak fanatik masih ada kekotoran batin.
bagi mahluk arahat, batin sudah bersih, murni, bebas dari noda LDM _/\_
« Last Edit: 22 April 2012, 06:31:37 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: fanatik
« Reply #39 on: 23 April 2012, 04:53:19 AM »
menurut saya, fanatik adalah sifat yang berakar dari keakuan.
mereka yang menyadari bahwa segalanya bukanlah diri, akan lenyap fanatiknya.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Master

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 20
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #40 on: 23 April 2012, 09:35:53 PM »
hahaha.. sepertinya salah ngasih contoh nih ;D. 5 pertapa adalah 5 pertapa, 5 pertapa bukannya 5 arahat ;D. yang lebih tepat itu 5 pertapa adalah mahkluk-mahkluk yang memiliki 'sedikit debu di matanya' ;D. silahkan artikan sendiri deh apa itu yang memiliki sedikit debu di matanya ;D. bandingkan dengan kisah lain di tipitaka, saya lupa kisahnya di mana, tap inti ceritanya ada seorang guru yang tetap teguh sama keyakinannya sendiri walaupun banyak pengikutnya yang menjadi pengikut sang buddha ;D.

coba bandingkan keyakinan yang teguh para arahat pada buddha, dhamma dan sangha dengan guru agama dari kisah itu ;D. sama-sama keyakinan yang tidak tergoyahkan, bukan? ;D
[/quote]

hahaha.... dalam cerita Sang Buddha 5 pertapa semua menjadi Arahat. cerita yang pindah2 pengikut ingat tapi cerita awal Sang Buddha membabarkan Dhamma pertama kali di Taman Rusa kepada 5 pertapa sudah lupa. lupa apa keblinger....

Offline Master

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 20
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: fanatik
« Reply #41 on: 23 April 2012, 09:40:00 PM »
bagi umat yang fanatik dan tidak fanatik masih ada kekotoran batin.
bagi mahluk arahat, batin sudah bersih, murni, bebas dari noda LDM _/\_
Jangan lihat sudah jadinya tapi proses menjadi Arahat itu yang jadi persoalan.
Fanatik dan Tidak Fanatik ini akan menentukan proses menjadi seorang Arahat atau tidak. Jangan lihat langsung Arahatnya.

 

anything