//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: vedana bukan diri?  (Read 6533 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
vedana bukan diri?
« on: 12 April 2012, 01:32:12 AM »
Saya mau bertanya
dikatakan, bahwa vedana bukanlah diri

vedana terbagi 3
-menyenangkan
-tidak menyenangkan
-netral.

umumnya yg plg mencolok ialah menyenangkan dan tidak menyenangkan,
nah apabila vedana bukanlah diri,
maka kenapa saya merasakan kalau ini sakit
kalau ini menyenangkan

dan kalau sakit/menyenangkan maka hal tersebut sangat terasa, katakanlah tersayat pisau, maka hal itu sakit ...
bila vdana bukanlah diri, bukankah saya tidak akan merasakan sakit walau teriris pisau?

mohon komentar kawan2. thx
Samma Vayama

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: vedana bukan diri?
« Reply #1 on: 12 April 2012, 05:33:20 AM »
karena kita tidak bisa mengontrol vedana yang 'menyenangkan' terus bertahan, begitu juga yang 'tidak menyenangkan'.
« Last Edit: 12 April 2012, 05:36:10 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: vedana bukan diri?
« Reply #2 on: 12 April 2012, 07:20:48 AM »
sewaktu anda di elus cewek bening mulus, dan anda merasa senang, bisakah anda mempertahankan perasaan senang itu terus menerus selama satu jam, sehari penuh, seminggu penuh, sebulan penuh, setahun penuh, sepuluh tahun penuh sehingga perasaan itu tidak hilang?

Sewaktu anda tersayat pisau dan merasakan sakit, bisakah anda langsung mengenyahkan perasaan sakit itu sesegera mungkin "Hei rasa sakit, enyahlah engkau sekarang!"

Kalau anda bisa melakukan 2 yang di atas, maka anda boleh mengklaim perasaan itu adalah 'diri' anda.
Kalau anda tidak bisa melakukan 2 yang di atas, maka perasaan itu bukan lah 'diri'.
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline Ms. Q

  • Teman
  • **
  • Posts: 67
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: vedana bukan diri?
« Reply #3 on: 12 April 2012, 08:18:29 AM »
Saya mau bertanya
dikatakan, bahwa vedana bukanlah diri

vedana terbagi 3
-menyenangkan
-tidak menyenangkan
-netral.

umumnya yg plg mencolok ialah menyenangkan dan tidak menyenangkan,
nah apabila vedana bukanlah diri,
maka kenapa saya merasakan kalau ini sakit
kalau ini menyenangkan

dan kalau sakit/menyenangkan maka hal tersebut sangat terasa, katakanlah tersayat pisau, maka hal itu sakit ...
bila vdana bukanlah diri, bukankah saya tidak akan merasakan sakit walau teriris pisau?

mohon komentar kawan2. thx

tersayat pisau tu yg kena khan fisik, kakak. klo disakiti pacar baru tu yang kena vedana... :p trus kenapa kita ngerasain sakit? yah krn kemelekatan terhadap vedana khanda tersebut. cmiiw.

Offline khiong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 478
  • Reputasi: 29
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: vedana bukan diri?
« Reply #4 on: 12 April 2012, 08:36:36 AM »
tersayat pisau tu yg kena khan fisik, kakak. klo disakiti pacar baru tu yang kena vedana... :p trus kenapa kita ngerasain sakit? yah krn kemelekatan terhadap vedana khanda tersebut. cmiiw.
jelas sudah..bunuh diri karena putus cinta itu karna vedana... ;D

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: vedana bukan diri?
« Reply #5 on: 12 April 2012, 08:44:07 AM »
Menurut saya maksudnya vedana bukan diri adalah sensasi yg bs diatur misalnya saya ingin sensasi menyenangkan ini bertahan selamanya atau saya ingin sensasi tdk menyenangkan ini segera berlalu atau saya tdk perlu merasakannya.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: vedana bukan diri?
« Reply #6 on: 12 April 2012, 10:01:00 AM »
SN 22.59 Anattalakkhana Sutta
--------------------------------

Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang berdiam di Bārāṇasī di Taman Rusa di Isipatana.[1] Di sana Sang Bhagavā berkata kepada Kelompok Lima Bhikkhu: “Para bhikkhu!”

“Yang Mulia!” para bhikkhu itu menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:

“Para bhikkhu, bentuk adalah bukan-diri. Karena jika, para bhikkhu, bentuk adalah diri, maka bentuk tidak akan menyebabkan penderitaan, dan adalah mungkin untuk mengatakan sehubungan dengan bentuk: ‘biarlah bentukku seperti ini; biarlah bentukku tidak seperti ini.’ Tetapi karena bentuk adalah bukan-diri, maka bentuk menyebabkan penderitaan, dan adalah tidak mungkin mengatakan sehubungan dengan bentuk: ‘biarlah bentukku seperti ini; biarlah bentukku tidak seperti ini.’[2]

“Perasaan adalah bukan-diri.... [67] ... Persepsi adalah bukan-diri.... Bentukan-bentukan kehendak adalah bukan-diri.... Kesadaran adalah bukan diri. Karena jika, para bhikkhu, kesadaran adalah diri, maka kesadaran tidak akan menyebabkan penderitaan, dan adalah mungkin untuk mengatakan sehubungan dengan kesadaran: ‘biarlah kesadaranku seperti ini; biarlah kesadaranku tidak seperti ini.’ tetapi karena kesadaran adalah bukan-diri, maka kesadaran menyebabkan penderitaan, dan adalah tidak mungkin mengatakan sehubungan dengan kesadaran: ‘biarlah kesadaranku seperti ini; biarlah kesadaranku tidak seperti ini.’

“Bagaimana menurut kalian, para bhikkhu, apakah bentuk adalah kekal atau tidak kekal?” – “Tidak kekal, Yang Mulia.” – “Apakah yang tidak kekal adalah penderitaan atau kebahagiaan?” – “Penderitaan, Yang Mulia.” – “Apakah apa yang tidak kekal, penderitaan, dan mengalami perubahan layak dianggap sebagai: ‘ini milikku, ini aku, ini diriku’?” – “Tidak, Yang Mulia.”

“Apakah perasaan adalah kekal atau tidak kekal?... Apakah persepsi adalah kekal atau tidak kekal?... Apakah bentukan-bentukan kehendak adalah kekal atau tidak kekal?... Apakah kesadaran adalah kekal atau tidak kekal?” – “Tidak kekal, Yang Mulia.” – “Apakah yang tidak kekal adalah penderitaan atau kebahagiaan?” – [68] “Penderitaan, Yang Mulia.” – “Apakah apa yang tidak kekal, penderitaan, dan mengalami perubahan layak dianggap sebagai: ‘ini milikku, ini aku, ini diriku’?” – “Tidak, Yang Mulia.”

“Oleh karena itu, para bhikkhu, bentuk apa pun juga, apakah di masa lalu, di masa depan, atau di masa sekarang, internal atau eksternal, kasar atau halus, hina atau mulia, jauh atau dekat, segala bentuk harus dilihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar sebagai: ‘ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’

“Perasaan apa pun juga ... Persepsi apa pun juga … Bentukan-bentukan kehendak apa pun juga ... Kesadaran apa pun juga, apakah di masa lalu, di masa depan, atau di masa sekarang, internal atau eksternal, kasar atau halus, hina atau mulia, jauh atau dekat, segala bentuk harus dilihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar sebagai: ‘ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’

“Melihat demikian, para bhikkhu, siswa mulia yang terlatih mengalami kejijikan terhadap bentuk, kejijikan terhadap perasaan, kejijikan terhadap persepsi, kejijikan terhadap bentukan-bentukan kehendak, kejijikan terhadap kesadaran. Dengan mengalami kejijikan, ia menjadi bosan. Melalui kebosanan maka [batinnya] terbebaskan. Ketika terbebaskan muncullah pengetahuan: ‘Terbebaskan.’ Ia memahami: ‘kelahiran telah dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak ada lagi kondisi bagi makhluk ini.’”

Demikianlah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Para bhikkhu itu gembira mendengar kata-kata Sang Bhagavā. Dan ketika khotbah ini sedang dibabarkan, batin para bhikkhu dari Kelompok Lima itu terbebaskan dari noda-noda melalui ketidakmelekatan.


Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: vedana bukan diri?
« Reply #7 on: 12 April 2012, 11:15:35 AM »
setiap kontak emg menimbulkan perasaan, entah itu menyenangkan, netral, tidak menyenangkan.

bukan diri, krn itu semua cuma rantai proses setelah terjadi kontak. tak ada diri di sana. perasaan muncul dan hilang, silih berganti sesuai dg kondisi sebelumnya. yaitu kontak.

kalau sakit fisik bagi pada umumnya yidak menyenangkan. diri itu kemelekatan thd yg menyenangkan, menolak yg tidak menyenangkan. tp krn perasaan bukan diri, maka tidak bisa diatur. dia bergantung pd kondisi sebelumnya yaitu kontak. kalau bs diatur maka perasaan yg muncul akan menyenangkan terus.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: vedana bukan diri?
« Reply #8 on: 12 April 2012, 12:03:45 PM »
Udah bnyk yg kasih jawaban yg bgs2. Jd saya menambahkan saja, terutama pd bgn kenapa sakit fisik itu termasuk perasaan:

Secara umum perasaan itu dibedakan menjadi 3 jenis: perasaan menyenangkan, tdk menyenangkan & netral (bukan menyenangkan maupun bukan tdk menyenangkan). Utk perasaan menyenangkan & tdk menyenangkan dpt berasal dr sensasi fisik (terluka, dielus, dst) atau mental (merasa bahagia, sakit hati, dst). Perasaan netral cuma dr mental. Jd ada 5 jenis perasaan smuanya....

Btw ada yg menyangka marah, benci, jatuh dan emosi2 lainnya termasuk perasaan, padahal bukan. Memang dlm bhs sehari2 emosi2 tsb termasuk perasaan. Tetapi perasaan dlm Buddhis hanya sensasi menyenangkan, tdk menyenangkan, netral yg timbul dr kontak indera dg objeknya. Sedangkan emosi2 tsb termasuk bentuk2 pikiran (sankhara). Just info.... :)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline khiong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 478
  • Reputasi: 29
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: vedana bukan diri?
« Reply #9 on: 12 April 2012, 04:03:59 PM »
Udah bnyk yg kasih jawaban yg bgs2. Jd saya menambahkan saja, terutama pd bgn kenapa sakit fisik itu termasuk perasaan:

Secara umum perasaan itu dibedakan menjadi 3 jenis: perasaan menyenangkan, tdk menyenangkan & netral (bukan menyenangkan maupun bukan tdk menyenangkan). Utk perasaan menyenangkan & tdk menyenangkan dpt berasal dr sensasi fisik (terluka, dielus, dst) atau mental (merasa bahagia, sakit hati, dst). Perasaan netral cuma dr mental. Jd ada 5 jenis perasaan smuanya....

Btw ada yg menyangka marah, benci, jatuh dan emosi2 lainnya termasuk perasaan, padahal bukan. Memang dlm bhs sehari2 emosi2 tsb termasuk perasaan. Tetapi perasaan dlm Buddhis hanya sensasi menyenangkan, tdk menyenangkan, netral yg timbul dr kontak indera dg objeknya. Sedangkan emosi2 tsb termasuk bentuk2 pikiran (sankhara). Just info.... :)
o..gitu ya.... _/\_ kamcia Bro..

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: vedana bukan diri?
« Reply #10 on: 12 April 2012, 04:43:24 PM »
Udah bnyk yg kasih jawaban yg bgs2. Jd saya menambahkan saja, terutama pd bgn kenapa sakit fisik itu termasuk perasaan:

Secara umum perasaan itu dibedakan menjadi 3 jenis: perasaan menyenangkan, tdk menyenangkan & netral (bukan menyenangkan maupun bukan tdk menyenangkan). Utk perasaan menyenangkan & tdk menyenangkan dpt berasal dr sensasi fisik (terluka, dielus, dst) atau mental (merasa bahagia, sakit hati, dst). Perasaan netral cuma dr mental. Jd ada 5 jenis perasaan smuanya....

Btw ada yg menyangka marah, benci, jatuh dan emosi2 lainnya termasuk perasaan, padahal bukan. Memang dlm bhs sehari2 emosi2 tsb termasuk perasaan. Tetapi perasaan dlm Buddhis hanya sensasi menyenangkan, tdk menyenangkan, netral yg timbul dr kontak indera dg objeknya. Sedangkan emosi2 tsb termasuk bentuk2 pikiran (sankhara). Just info.... :)

kalau emosi/marah merupakan bentuk-bentuk pikiran apa asalnya
marah/emosi itu output atau input

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: vedana bukan diri?
« Reply #11 on: 12 April 2012, 07:56:20 PM »
kalau emosi/marah merupakan bentuk-bentuk pikiran apa asalnya
marah/emosi itu output atau input

Menurut anda, apakah emosi itu? Apakah perasaan atau bentuk2 pikiran atau yang lainnya?
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: vedana bukan diri?
« Reply #12 on: 12 April 2012, 10:33:45 PM »
thx atas komentarnya kawan2,
dan betul YM indranyana akan anatalakhanasuttanya,
yg menjadi dasar kebingungan saya ialah, darimana munculnya labeling ini sakit, ini tidak sakit, ini enak, ini tdk enak. thx
Samma Vayama

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: vedana bukan diri?
« Reply #13 on: 12 April 2012, 10:42:48 PM »
Menurut anda, apakah emosi itu? Apakah perasaan atau bentuk2 pikiran atau yang lainnya?

berarti ini menjadi ulangan pertanyaan :P

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: vedana bukan diri?
« Reply #14 on: 13 April 2012, 10:59:58 PM »
thx atas komentarnya kawan2,
dan betul YM indranyana akan anatalakhanasuttanya,
yg menjadi dasar kebingungan saya ialah, darimana munculnya labeling ini sakit, ini tidak sakit, ini enak, ini tdk enak. thx
ada yg dapat menjawab dasar dari kegundahan saya?
Samma Vayama

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: vedana bukan diri?
« Reply #15 on: 13 April 2012, 11:40:32 PM »
ada yg dapat menjawab dasar dari kegundahan saya?
Dari memory/ingatan yang tersimpan berdasarkan pengalaman yang lalu.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: vedana bukan diri?
« Reply #16 on: 14 April 2012, 12:06:39 PM »
Quote
yg menjadi dasar kebingungan saya ialah, darimana munculnya labeling ini sakit, ini tidak sakit, ini enak, ini tdk enak. thx
ada yg dapat menjawab dasar dari kegundahan saya?
Perasaan jasmani (yang terkondisi oleh indriah fisik mata, telinga, hidung, lidah, tubuh), muncul bergantung pada objek indriah dan organ indria kita sendiri.
Contoh sederhana:
1. Objek minuman panas yang sama, terkena lidah orang yang biasa makan/minum panas, rasanya netral atau menyenangkan, tapi terkena orang yang tidak terbiasa, bisa jadi tidak menyenangkan (melepuh).
2. Suara keras terhadap orang yang agak tuli tidak mengganggu di telinga, sedangkan pada yang sensitif, rasanya sungguh tidak menyenangkan.

Perasaan bathin (yang terkondisi oleh pikiran), muncul bersamaan dengan kontak bentukan pikiran/ide/gagasan dengan indera pikiran. Ketika bathin masih dilekati oleh Lobha, Dosa, Moha, maka perasaan itu terus timbul.
Contoh sederhana:
1. Umat Buddha yang melekati agamanya, melekati gagasan 'agamaku paling baik', ketika mendengar agamanya disinggung, muncul suatu penolakan, akhirnya membawa pada kebencian/kemarahan, sedangkan kalau dipuji, merasa senang dan bangga.
2. Melihat sosok wanita yang super cantik, maka timbul perasaan menyenangkan. Kemudian jika diberi keterangan bahwa itu adalah transexual dari Thailand, maka perasaan menyenangkan itu bisa menguap hilang. Itu karena pikiran kita masih terkondisi pada kemelekatan seksual, maka timbul konsep yang menyenangkan dan tidak menyenangkan secara seksual, walaupun objek yang dipersepsi mata adalah sama (netral).

Secara singkat, perasaan jasmani timbul bergantung pada keterkondisian jasmani (tidak dilabeli), sedangkan perasaan bathin timbul bergantung pada keterkondisian kekotoran bathin kita ('dilabeli' oleh Lobha-Dosa-Moha).

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: vedana bukan diri?
« Reply #17 on: 15 April 2012, 12:32:39 AM »
ada yg dapat menjawab dasar dari kegundahan saya?

Perasaan jasmani (yang terkondisi oleh indriah fisik mata, telinga, hidung, lidah, tubuh), muncul bergantung pada objek indriah dan organ indria kita sendiri.
Contoh sederhana:
1. Objek minuman panas yang sama, terkena lidah orang yang biasa makan/minum panas, rasanya netral atau menyenangkan, tapi terkena orang yang tidak terbiasa, bisa jadi tidak menyenangkan (melepuh).
2. Suara keras terhadap orang yang agak tuli tidak mengganggu di telinga, sedangkan pada yang sensitif, rasanya sungguh tidak menyenangkan.

Perasaan bathin (yang terkondisi oleh pikiran), muncul bersamaan dengan kontak bentukan pikiran/ide/gagasan dengan indera pikiran. Ketika bathin masih dilekati oleh Lobha, Dosa, Moha, maka perasaan itu terus timbul.
Contoh sederhana:
1. Umat Buddha yang melekati agamanya, melekati gagasan 'agamaku paling baik', ketika mendengar agamanya disinggung, muncul suatu penolakan, akhirnya membawa pada kebencian/kemarahan, sedangkan kalau dipuji, merasa senang dan bangga.
2. Melihat sosok wanita yang super cantik, maka timbul perasaan menyenangkan. Kemudian jika diberi keterangan bahwa itu adalah transexual dari Thailand, maka perasaan menyenangkan itu bisa menguap hilang. Itu karena pikiran kita masih terkondisi pada kemelekatan seksual, maka timbul konsep yang menyenangkan dan tidak menyenangkan secara seksual, walaupun objek yang dipersepsi mata adalah sama (netral).

Secara singkat, perasaan jasmani timbul bergantung pada keterkondisian jasmani (tidak dilabeli), sedangkan perasaan bathin timbul bergantung pada keterkondisian kekotoran bathin kita ('dilabeli' oleh Lobha-Dosa-Moha).

sadhu....

jadi idealnya apakah keterkondisian jasmani ini harus dalam keadaan apa? (normal/sensitif/kurang sensitif)
ketika manusia normal tersayat pisau muncul "rasa sakit" (berarti di sini batin sudah bermain ya bro ?)
atau idealnya
ketika tersayat pisau , ia hanya mengetahui ada luka yg disebabkan oleh sayatan pisau dan mengeluarkan darah.

jadi jasmani dan batin ini saling kait mengaitkah?

mohon komentarnya
Samma Vayama

Offline asunn

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 212
  • Reputasi: 13
Re: vedana bukan diri?
« Reply #18 on: 15 April 2012, 01:54:03 PM »
pada saat anak kecil berbaris dan masing2 akan di suntik vaccine... reaksi mereka berbeda2 terhadap jarum suntik, ada yg meringis, ada yg sudah nangis duluan sebelom jarum nyenggol, ada yg histeris dsb. terlihat bahwa dalam kondisi bathin yg kurang clear/terkondisi maka proses yg diterima sudah tidak murni lagi tetapi jika pengalaman ini yang di landasi oleh pengamatan yg "direct" rasa sakit itu juga tetap ada tetapi yg "sewajar"nya. Jadi misalnya impact sakit dgn nilai normal 3, ada anak yang bisa melipatgandakan rasa sakit tsb menjadi 7 bahkan 15, yg pasti nilai sakitnya ga bisa di bawah 3 hehehhe sekian opini saya bro
« Last Edit: 15 April 2012, 01:56:38 PM by asunn »

Offline asunn

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 212
  • Reputasi: 13
Re: vedana bukan diri?
« Reply #19 on: 15 April 2012, 01:54:44 PM »
btw just curious... ente baru tersayat pisau andry? hihi

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: vedana bukan diri?
« Reply #20 on: 15 April 2012, 02:47:31 PM »
btw just curious... ente baru tersayat pisau andry? hihi
hehe...kaga.
Samma Vayama

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: vedana bukan diri?
« Reply #21 on: 16 April 2012, 12:12:28 PM »
sadhu....

jadi idealnya apakah keterkondisian jasmani ini harus dalam keadaan apa? (normal/sensitif/kurang sensitif)
ketika manusia normal tersayat pisau muncul "rasa sakit" (berarti di sini batin sudah bermain ya bro ?)
atau idealnya
ketika tersayat pisau , ia hanya mengetahui ada luka yg disebabkan oleh sayatan pisau dan mengeluarkan darah.

jadi jasmani dan batin ini saling kait mengaitkah?

mohon komentarnya
Keterkondisian jasmani itu adalah hal yang lahiriah, bisa juga seperti sensitifitas (seperti kulit wanita lebih sensitif pada sentuhan), ketahanan sakit (wanita juga lebih tahan sakit), pengaruh obat (anestesi/analgesic).

Umumnya, setiap perasaan jasmani muncul, hampir selalu perasaan bathin pun ikut muncul. Pengendalian pikiran itu diaplikasikan agar ketika perasaan sakit jasmani muncul, kita tidak tambahkan lagi dengan perasaan sakit bathin. Jadi seperti waktu Buddha Gotama kakinya kena serpihan batu, secara jasmani sakit, tapi karena pikiran seimbang, tidak ada perasaan bathin menderita.

Jadi ketika kita tersayat pisau, apakah pikiran kita melabeli atau tidak, secara jasmani memang kita merasakan sakit. Kemudian pikiran bisa melabeli dengan berbagai cara, misalnya yang paling umum dan unik, orang masokis bisa merasa nikmat secara bathin walaupun tubuhnya merasakan sakit.

Perasaan jasmani dan bathin bisa sangat berkaitan dan saling mempengaruhi, tergantung individual.
Perasaan fisik mempengaruhi perasaan bathin, seperti contohnya bro asunn itu, bagi anak yang takut pada jarum suntik, walaupun 'penderitaan' secara jasmaninya relatif sama, tapi penderitaan bathinnya jauh lebih besar dibanding dengan yang tidak takut jarum. Makin sakit jasmaninya, terlebih lagi bathinnya menderita.

Sebaliknya perasaan bathin mempengaruhi perasaan jasmani juga mungkin, sebab perasaan sakit jasmani ditentukan oleh persepsi sakit di otak, yang kerjanya pun dipengaruhi oleh 'sikap bathin' kita. Misalnya jika kita tenang, mempengaruhi neurotransmitter di otak yang meredakan sakit.

Menurut saya begitu. :)



 

anything