//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - thres

Pages: [1] 2 3 4
1
terima kasih banyak bro Mokau  :)

Beberapa hal akan coba saya aplikasikan...


Mengenai SOP, selama ini sudah saya susun detail. Saya juga sudah tuangkan semua ilmu saya, sehingga bisa mereka manfaatkan dan tidak perlu belajar dari nol. Tapi saya lihat, mereka pun kurang mau mempelajarinya, hanya dilihat sekilas.  :hammer: Mungkin malas baca yang panjang-panjang.


Tentang Excel, sebetulnya dipakainya kasus per kasus, jadi tidak bisa pakai macro.


tapi akan saya coba pelajari dan terapkan apa yang mungkin bisa membuat keadaan menjadi lebih baik. Terima kasih sekali lagi.

2
Studi Sutta/Sutra / Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« on: 14 July 2013, 12:07:10 PM »
Thanks untuk klarifikasinya.  :)

Menariknya, belakangan saya ada baca-baca tentang kosmologi Hindu (yang juga dipakai dalam kosmologi Buddhis) bahwa memang dianggap udara menopang air, lalu atas air ada daratan. Dalam kosmologi Buddhis, Gunung Mahameru dianggap sebagai pusat dunia, yang kemudian di kelilingi oleh pegunungan Himava (Himalaya) dan di bawahnya ada empat benua di setiap arah mata angin yang berbatasan dengan samudra. Di ujung samudra ada 'tembok' yang menahan airnya (disebut cakkavalasila). Ini jelas bahwa penggambaran bumi adalah datar melingkar (maka disebut cakkavala/pegunungan melingkar), dan memang dianggap daratan berada di atas air, dan kemudian air berada di atas udara.

Maka dengan demikian saya update pendapat saya bahwa sutta ini jelas tidak sesuai sains.

Apa masih ada kemungkinan bahwa kalimat palinya disalahartikan? Sulit dipercaya, jika sang Buddha menyatakan sesuatu yang salah.

Saya pernah baca di sebuah artikel, yang menulis bahwa Dalai Lama berkata:

if modern science presents good evidence that a Buddhist idea is wrong, he will accept the modern science (he gives the example of the Earth moving around the sun, which runs counter to Buddhist scripture)

Link Artikelnya


Saya mau tanya, di sutta apa yang menuliskan bahwa bumi tidak mengelilingi matahari? apa memang ada, atau Dalai Lama salah? Bagaimana persisnya kata-kata di sutta itu?

Saya setuju dengan Dalai Lama, untuk tidak membuta meyakini sesuatu. Tapi saya masih tidak yakin bahwa seorang sammasambuddha bisa salah. Dan saya ingin memiliki Guru yang sempurna.

3
 Bro Mokau, saya dilema mau resign atau belum saatnya. Keadaannya begini:

1. Saya adalah staf internal audit, dimana job desc kami selama ini adalah stock-opname ke seluruh cabang.

2. Stock-opname (SO) bukan sesuatu yang mudah di sini. Jenis barang yang mencapai ribuan dan part-part kecilnya, membuat kami sangat membutuhkan ketelitian dan kerja sama auditee (pihak yang diaudit).

3. Ketelitian ini yang sulit saya harapkan dari teman-teman satu divisi saya. Seringkali saya temukan ketidakakuratan hasil SO karena salahnya penghitungan barang atau pengenalan jenis barang.

4. Kedua, harusnya kesalahan ini bisa dikoreksi oleh auditee karena mereka juga menemani kami saat SO. Tapi kenyataannya, mereka biasanya kurang semangat sehingga kurang memperhatikan.

5. Anehnya, jika hasil SO tidak akurat, kamilah yang disalahkan. Dan manager retail malah memihak auditee.
 
6. Pekerjaan ini benar-benar mengasah emosi saya.

7. Divisi ini memiliki tingkat turn-over yang tinggi, dan selama sekitar 2 bulan, kami tidak memiliki pimpinan karena ia resign.

8. Saya merasakan sekali bahwa skill teman-teman saya kurang. Misalnya rumus-rumus excel yang dibutuhkan untuk mengolah data, saya yang ajari. Dan strategi atau inisiatif yang harus ditempuh, saya yang harus berpikir lebih. Misalnya, apa yang harus dicek, kenapa harus dicek, dan ceknya bagaimana, itu saya yang mencari tahu. Kadang saya juga tidak sempurna, dan saya juga butuh masukan. Dan terus menjadi tumpuan, adalah beban tersendiri bagi saya.  Saya hanya bisa berharap HRD bisa merekrut orang yang lebih baik.

9. Dan karena turn over yang tinggi, maka setiap staf baru yang direkrut, artinya belajar dari nol. Pengetahuan yang minim ini bisa diatasi dengan semangat belajar yang tinggi, tapi sayangnya jarang orang memilikinya, bahkan teman-teman saya sendiri yang sudah lumayan lama.

10. Dalam 2 bulan ini, saya memutuskan untuk merapikan Gudang cabang. Teman-teman saya setuju-setuju saja. Sebetulnya ini bukan tugas auditor, tapi mau tidak mau ini harus dilakukan. Pertama, orang cabang malas merapikan gudangnya sendiri. Kalau disuruh pun, mereka hanya rapikan ala kadarnya. Kedua, jika Gudang tidak rapi dan bersinergi dengan ketidaktelitian tim SO, hasilnya tentu tidak akurat. Saya hanya bisa melihat kedepannya kami mungkin akan terus begini.

11. Akhirnya datanglah pimpinan audit baru. Sudah satu bulan tapi sepertinya kurang bisa mengayomi, dan mengambil inisiatif. Ia juga cenderung pasif, dan skillnya kurang.


menurut bro Mokau, apakah pekerjaan ini pantas dipertahankan? Pekerjaan saya tidak mungkin sempurna, apalagi yang membutuhkan kerjasama tim seperti ini.

 

4
Jurnal Pribadi / Re: Curhat DeNova pada Dunia
« on: 06 July 2013, 09:17:26 AM »
Dari sutta2 yg pernah saya baca, saya belum pernah ketemu bahwa sang Buddha membahas mekanisme yg Denova maksudkan. CMIIW. Utk hal2 yg bisa diselidiki manusia, kita ikuti saja perkembangan penyelidikan para ilmuwan

5
Tolong ! / Re: Buang sial
« on: 17 April 2013, 01:12:43 PM »
menurut saya, membangun panti jompo perlu perencanaan matang. Orang-orang tua di panti jompo itu juga nantinya perlu diperhatikan kesejahteraan dan kebahagiaannya, bukan sekedar tempat tidur, makan dan buang air.

Ada sebuah panti jompo yang beberapa kali saya datangi. Saya lihat, orang tua di sana banyak yang tidak diperhatikan kesehatan, kebersihan, dan kebahagiaannya (ada yang tubuh atau tempat tidurnya dikerubungi lalat).

Menurut saya, kalau rasanya sudah mantap, baru dijalanin. Untuk sementara, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman, ada baiknya juga untuk sering-sering ke panti jompo, berinteraksi sama orang tua, pahami apa yang mereka butuhkan, bagaimana cara merawat mereka, dst.

Kalau sudah ada pengalaman, kita jadi tau hal-hal sederhana seperti: "jenis lantai kamar mandi yang tidak licin dan aman bagi orang tua", "gelas yang digunakan adalah gelas plastik, agar tidak mudah pecah", "apakah perlu shower karena beberapa orang tua tidak begitu kuat ngangkat gayung", "obat-obatan apa yang harus siap sedia", "apakah perlu disiapkan kursi roda karena sebagian orang tua tidak kuat berjalan", dst.

6
Sutta Vinaya / Re: [ASK] About Vinaya
« on: 17 April 2013, 12:53:17 PM »
Saya tidak tau thread yang sesuai, jadi saya bertanya di sini saja. Ada yang mengerti 4 poin berikut?


II. Tentang peraturan makan (Bhojanapatisamyuti)

6. Saya akan makan dana makanan dengan perhatian pada mangkuk; ini adalah latihan untuk dilaksanakan. (perhatian pada mangkuk, maksudnya apa?)

9. Saya tidak akan makan makanan dengan mengambilnya dari atas ke bawah; ini adalah latihan untuk dilaksanakan. Maksudnya? apakah "atas" maksudnya bagian makanan di mangkuk kita, yang jauh dari tubuh?

18. Saya tidak makan dengan berulang-ulang menyuapkan potongan makanan yang sama (kecuali beberapa buah-buahan dan lain-lain; ini adalah latihan untuk dilaksanakan). Contohnya? apakah seperti kalau orang makan es krim batangan?

19. Saya tidak akan makan dengan menceraikan suatu suapan menjadi pecah-pecahan (kecuali beberapa buah-buahan dan lain-lain); ini adalah latihan untuk dilaksanakan). Contohnya?

http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/227-sila-patimokkha/

7
Tibetan / Re: Lagi-lagi foto yang tidak pantas...
« on: 14 April 2013, 09:26:40 AM »
Baca di buku RAPB buku 2 - mulai dari halaman 1553, Bikkhu Sudinna.

link-nya:

PDF: Riwayat Agung Para Buddha, buku 2

8
Buddhisme untuk Pemula / Re: Sekilas Mengenai Berbagai Jenis Dana
« on: 14 April 2013, 08:13:26 AM »
di sutta apa ya, yang ada dibahas tentang "memberi makan anjing"? saya baca postingan ariyakumara dan link dari Candra Taruna, tapi tidak disebutkan tentang "memberi makan anjing".

9
Rita, hal ini sudah sering dibahas hingga terasa membosankan ;D
Buddhisme tidak mengakui sosok pencipta, atau sosok yang mengontrol alam semesta beserta isinya.

Kalau Rita ingin berdiskusi tentang asal-mula alam semesta, lebih baik kita berdiskusi menurut sains. Buddhisme tidak membahas topik ini.

10
Theravada / Re: upasaka-upasaki
« on: 12 February 2013, 12:59:00 PM »
upasaka dan upasika, umat awam* yang berlindung kepada Sang Tiratana, kehidupan sehari-hari wajib berlatih mempraktekkan 5 Sila dan pada hari Uposatha wajib berlatih Atthasila.
 _/\_

*nikah dan tidak nikah

Saya baca dari artikel ini: Bagaimanakah Yang disebut Upasaka Upasika itu?

Jadi, tidak ada kewajiban menjalani atthasila.

11
sumana si penjual bunga yah, kalo g salah. :)

benar :)

Juga lihat dulu wangi2an untuk ruangan atau wangi-wangian untuk dikenakan? Kalau wangi2an yang seperti dupa atau bunga untuk ruangan, tentu ga apa, beda sama parfum atau bunganya diselipkan di telinga atau dibikin kalung.

dari sutta yang saya kutip di atas, sang Buddha mengatakan tentang berdana kalung bunga kok. Berarti dana parfum juga sebenarnya tidak masalah? Kenapa Sang Buddha mengatakan hal itu? bukankah hal-hal demikian tidak akan digunakan oleh si penerima? bahkan jika digunakan, malah dapat terjadi pelanggaran?

pertanyaan boleh atau tidak boleh paralel dengan apakah pelanggaran atau bukan pelanggaran, sedangkan pertanyaan apakah bermanfaat atau tidak, ini adalah pertanyaan lain lagi dengan jawaban yang lain pula.

tidak.

kita bisa saja memberikan benda yang bermnafaat bagi bhikkhu, misalnya pisau cukur, dan tidak ada pelanggaran di sini. Tapi kemudian oleh bhikkhu itu pisau cukur itu digunakan untuk menyembelih ayam, ini adalah pelanggaran di pihak bhikkhu, tapi tidak ada imbas apa pun di pihak si pemberi pisau cukur.

Jika seseorang berdana, tanpa mempertimbangkan bahwa benda itu sebenarnya tidak akan dimanfaatkan oleh penerima. Bahkan jika si penerima memanfaatkan, malah terjadi pelanggaran. Apakah masih dapat dikatakan bahwa berdana seperti itu, adalah suatu bentuk jasa?

Menurut sutta yang saya kutip, jawabannya adalah Ya. Tapi saya kurang paham. Dan jika umat mendengar khotbah Buddha ini, lalu berlomba-lomba mendanakan kereta/mobil, kalung bunga, wangi-wangian, bukankah lama-kelamaan dapat menjadi godaan tersendiri bagi para petapa untuk menggunakannya?

12
Maksud saya, kereta tersebut didanakan (untuk dimiliki). Lalu bagaimana dengan wangi-wangian dan kalung bunga?

eh, saya baru teringat tentang seorang umat awam yang memberikan bunga dengan cara menaburkannya ke arah Buddha. Katanya, berkat kebajikan itu, beliau mendapatkan kebahagiaan untuk waktu yang lama.

Sepertinya, tidak masalah.

Nah kalo dana wangi-wangian?

13
pakai pesawat terbang aja boleh    :)

Maksud saya, kereta tersebut didanakan (untuk dimiliki). Lalu bagaimana dengan wangi-wangian dan kalung bunga?

14
Quote
14. “Tetapi di sini, murid, seorang laki-laki atau perempuan memberikan makanan, minuman, pakaian, kereta, kalung bunga, wangi-wangian, salep, tempat tidur, tempat tinggal,dan pelita kepada para petapa atau para brahmana. Karena melakukan dan menjalankan perbuatan-perbuatan demikian … ia muncul kembali di alam bahagia …

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,21311.0/message,379522.html

petapa/brahmana apakah sama dengan bhikkhu? bukannya mereka tidak menggunakan kereta, kalung bunga, wangi-wangian, dan salep? kecuali salep = obat.

sori kalau OOT.

15
Sedikit percapakan tentang pelimpahan jasa:

Bhante: sekarang bhante ajarkan... setiap kali kamu selesai makan, lakukan pelimpahan jasa. Setelah makan, rasa laparmu hilang dan kamu merasa puas. Nah, ucapkanlah (dalam hati) semoga kebajikan ini dapat bermanfaat juga untuk almarhum atau makhluk-makhluk lain.

Thres: Saya kira, pelimpahan jasa dilakukan setelah kita melakukan kebajikan. Saya baru tau kalo setelah makan juga bisa.

Bhante: Lho, makan juga adalah kebajikan. Setelah minum, juga bisa. Atau di kantor, misalnya kamu memberi permen ke bawahan kamu, kamu bisa juga melakukan pelimpahan jasa. Pelimpahan jasa bertujuan melatih sila dan melatih rasa hormat.

Thres: melatih rasa hormat itu, maksudnya rasa hormat ke almarhum ya, bhante?

Bhante: iya.

Thres: kalo melatih sila, maksudnya bagaimana?

Bhante: rasa hormat itu, ya sila. Sila itu luas. Pelimpahan jasa juga sama dengan dana. Orangtua kamu masih hidup?

Thres: papa sudah meninggal, bhante.

Bhante: Nah, itu ladang kebajikan yang bagus sekali itu... Jadi, sehabis makan, lakukan pelimpahan jasa. Dengan sering-sering melakukannya, maka akan menjadi kebiasaan yang baik, membentuk kecenderungan yang baik dalam dirimu. Jangan lupa juga untuk terus menjaga sila karena semakin baik sila-mu, pelimpahan jasa juga semakin bermanfaat untukmu dan almarhum.

Thres: Saya pernah lihat foto, banyak orbs di suatu pesta. Mungkin menunggu pelimpahan jasa ya, bhante?

Bhante: ya, ndak bisa. Mereka tidak bisa mendapatkan apa-apa kalau tidak kita upacarakan.

Thres: Upacara bagaimana, bhante?

Bhante: Upacara itu bukan ritual baca paritta, bukan ritual atau acara di vihara . Tapi ya itu tadi, sebutkan dalam hati “semoga kebajikan ini bermanfaat bagi siapa...”. Itu maksud bhante dengan upacara.


Pages: [1] 2 3 4